Omku Suamiku
"Gimana? Siap ketemu orang tuaku?" tanya Ryan sembari menyetir mobil.
Kalara tersenyum simpul, "Sebenarnya nervous, perutku dari tadi bergejolak gak karuan. lebih ke nahan buang angin."
Ryan tertawa lebar. "Mau ke kamar mandi dulu Ara? masa kesan pertama kedua orang tuaku kamu buang angin?"
"Enggak kak. Ara cuma butuh nenangin pikiran aja." Ara tersenyum ke arah Ryan.
"Everything gonna be okay. (semuanya baik baik saja)" Ryan berkata seraya menggenggam tangan Kalara.
Mobil Ryan sudah memasuki halaman rumah kedua orang tuanya. Sebuah rumah besar bergaya Victorian yang didominasi warna putih gading dan emas. Setelah mematikan mesin mobil, Ryan bergegas keluar dari mobil. Berjalan ke arah kiri mobil, dan membukakan pintu mobil untuk Kalara. Ryan menggandeng tangan Kalara menuju pintu kayu bercat coklat keemasan.
Tok
Tok
Tok
Pintu terbuka Seorang wanita paruh bayar dengan dandanan anggun membukakan pintu. "Ryan." Wanita tersebut segera memeluk Ryan.
"Iya ma, Ryan datang sama calon istri." Ryan membalas pelukan mama nya, kemudian berkata, "kenalin ma, nama nya Kalara Sinta."
Ryan menuntun lengan sang mama mendekat ke arah Kalara.
"Selamat malam tante, saya Kalara Sinta." Kalara tersenyum manis. Mengulurkan tangan ke arah Lisa, mama nya Ryan.
Lisa meraih tangan Kalara kemudian memeluk Kalara. Sejurus kemudian Lisa melerai pelukan. "Aih, manis dan cantik ya calonmu yan. Siapa namanya tadi? Kalara?"
"Iya tante, Kalara Sinta."
"Panggil mama Lisa ya."
"Iya ma."
"Ayo masuk ke dalam, papa dan kakak kakak Ryan sudah menunggu."
Lisa menggandeng Ryan dan Kalara masuk menuju ruang keluarga. Disana telah hadir papa dan kedua kakak Ryan beserta pasangan mereka masing masing. Mereka kemudian berdiri menyambut mama, Ryan dan Kalara.
"Kalara, ini Willem papanya Ryan. Kalau cowok hitam manis ini kakaknya Ryan yang nomor satu, Jamie. Ini istrinya, Marinka. Naah, kalau yang ini kakak perempuan Ryan, Mano namanya. Dan ini suami Mano, Edy.
Dengan senyum terkembang, Kalara menyalami satu persatu anggota keluarga Ryan. Setelah perkenalan, mereka me langkah ke ruang makan. Disana telah tersedia aneka hidangan yang menggugah selera. Semua orang larut menikmati hidangan yang tersaji sambil sesekali bicara santai.
" Kalara asli mana?"
"Kalau lahir dan besar di Bandung ma."
"Mojang bandung dong." seloroh Mano.
Kalara tersenyum simpul.
"Kalau Ryan bujang lapuk." Jamie dengan santai menyela. Ryan mendelik galak pada kakaknya. "Yang penting udah laku." Balas Ryan sombong.
"Emang yakin Kalara mau? Lo kan kaku, pendiam, garing lagi. Cewek yang hidup sama elo bakalan bosen." Jamie bicara sambil tersenyum miring.
"Ara cinta kok sama gue. Iya kan, Ra?"
Kalara mengangguk malu.
Lisa menggeleng pelan. "Maklumin aja ya Ra. Jamie sama Ryan kalo ketemu memang gitu. sering ledek ledekkan."
"Iya ma."
"Kalara sudah berapa tahun kerja sebagai manajer marketing di rumah sakit Medical?" Willem mulai bersuara.
"Alhamdulillah sudah empat tahun om."
Willem mengerutkan keningnya. "Kalara muslim?"
"Iya, om."
Willem melirik sekilas Lisa, istrinya. Suasana sekejab berganti hening. Ryan menghela nafas perlahan.
"Pa, Ma..."
Willem mengangkat telapak tangan nya. "Kita bicara nanti di ruang keluarga yan."
Semua orang di ruang makan segera mengakhiri sesi makan malam. Mereka berpindah ke ruang keluarga.
Kalara menarik dan menghembuskan nafas berkali kali dengan perlahan. please Kalo, situasi lagi horor, jangan jadi rusuh gara gara lo kentut. Perasaan cemas, takut atau tidak nyaman kerap membuat perut Kalara mendadak mulas. Kalau sudah begini, Kalara sering melepaskan gas perutnya secara otomatis. Inilah kelemahan Kalara. Pernah satu saat Kalara yang merasa gugup saat wawancara pekerjaan, tanpa aba aba kentut di ruangan. Para peserta wawancara menutupi hidung mereka. Sementara Manager dan staf HRD saat itu beranjak keluar ruangan dan menyatakan wawancara ditunda esok hari.
"Ra, percaya aku ya?" perkataan Ryan yang disertai remasan di tangan membuyarkan lamunan kotor Kalara.
"Iya kak."
Willem berdehem. "maaf jika kami menyinggungmu Kalara. Tapi kami sungguh tidak tahu jika calon istri Ryan berbeda keyakinan. Jadi, bagaimana mungkin kalian akan menikah?"
"Maaf pa, Ryan berencana mengikuti keyakinan Kalara. Ryan yakin semua agama baik. Meskipun nanti kita beda keyakinan, kita tetap keluarga kan?" Ryan menatap wajah keluarga nya satu persatu.
"Papa yakin semua agama baik. Tapi papa membesarkan kamu sebagai penganut kristiani. kenapa gak cari calon istri yang seiman?"
"Ryan cinta Kalara, pa. Kalara gak pernah nyuruh Ryan untuk pindah keyakinan. Tadinya Kalara mau putus karena kita beda keyakinan. Tapi Ryan ga bisa pa. Ryan pengen hidup sama Kalara. Jadi papa dan mama harus.." Ryan merasa telapak tangannya diremas kuat Kalara.
"Saya setuju om. Keyakinan memang soal hubungan masing masing orang dengan Tuhan yang diyakininya. Namun, ridho orang tua jadi bagian ridho Sang Pencipta." Kata kata yang diucapkan Kalara membuat Ryan menatap tajam ke arah nya.
Willem terkejut. Dia berpikir, Kalara akan menentangnya. "Kalara mendukung om? Itu arti nya kalian gak bisa bersama lagi? Kalara gak tersinggung?"
"Saya mengerti dan menerima om. Maaf jika kehadiran Kal membuat om dan keluarga bersitegang." Kalara berdiri dan mengucapkan pamit.
Di dalam mobil
Ryan mencengkram setir mobil untuk menyalurkan kemarahannya. Setelah beberapa saat mobil bergerak menjauh dari rumah orang tua Ryan, pria berbadan tegap itu menghentikan laju mobil nya. "Kenapa kamu mengambil keputusan sendiri Ra? Kamu gak percaya dengan ketulusanku? Aku akan memperjuangkan kamu agar di terima keluargaku Ra. Kedua orang tua dan kakak kakakku ber pikiran terbuka. Lambat laun mereka pasti mengerti keputusanku Ra. Belum mulai kamu sudah menyerah dan membuangku."
Kalara mengusap lengan Ryan. Dengan cepat, Ryan mengibaskan lengan nya. Senyum getir Kalara terbit.
"Kita bisa mendebat mama dan papa. Ngambek atau memaksa agar orang tuaku dan orang tuaku menerima keputusan kita. Sebagai orang tua, mereka pasti akan mengalah untuk kita kak. Tapi, apa cinta yang kita punya harus diperjuangkan dengan cara membuat orang tua kita sedih atau sakit hati? enggak kak. Kita sudah menunjukkan niat baik kita. Yang harus dilakukan sekarang berharap jika memang kita berjodoh sebagai suami istri, kak.". Kalara terisak. Siapa pun pasti termehek mehek ketika harus putus saat sedang cinta cinta nya.
Ryan memeluk kekasihnya. Membenamkan wajahnya di pucuk kepala Kalara. " Aku ga mau putus Ra."
"Kita disuruh saba kak."
"Sampai kapan Ra?"
"Sampai yang diatas ngeluarin takdirnya kak."
"Kamu enak banget ngomong nya. Sebenarnya kamu cinta gak sih sama aku?"
Kalara tergelak. "Cinta banget kak. Justru karena aku cinta kakak, aku pengen kakak tetap akur sama mama papa dan keluarga kakak. Aku di terima dengan tangan terbuka oleh keluarga kakak. Kakak juga disambut dengan baik oleh keluargaku. I Love You, kak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sabar Ra dan Ryan..kalo memang jodoh ya tak kemana..
2023-03-07
0
mama fia
haloo dukung terus karyaku ya...
2022-08-23
1