Lanjut flashback
Aku yang mengetahui hal tersebut pun langsung menghampiri Ayah untuk meminta penjelasan darinya. Nampak Ayah tengah duduk diruang kerjanya tanpa kata permisi Aku mendobrak pintu ruangan kerjanya
Brack...!!
sontak hal tersebut membuat ayah kaget dan berkata "Rania apa-apaan ini" pekik Ayah yang setengah kaget. "Ayah apa maksud semua ini apa benar kau melakukan bisnis haram di balik bisnis kau jalani selama ini" pekik ku langsung dengan emosi.
Ayah yang mendengar tersebut terduduk nampak tenang sambil menungkan kembali minuman alkohol digelasnya "ternyata Kau sudah mengetahuinya ha...ha...ha...ha "
"Rania Kau sungguh manusia munafik padahal didalam darahmu mengalir nafkah haram dari uangku.... Lantas apa yang akan Kau lakukan setelah ini, perlu Aku ingatkan jangan sekali-kali kau bertindak bodoh untuk membongkar kegiatan ini kepada orang lain apalagi kepada polisi karna itu tidak akan ada gunanya, sebab sangat banyak orang-orangku yang ada diantara mereka" ujar Ayah dengan nada penuh intimidasi
Kemudian Ia melanjutkan perkataannya "Namun jika Kau masih tetap akan melakukannya dengan terpaksa, Aku akan membunuhmu saat ini juga meskipun Kau sudah kuanggap sebagai Anakku".
Diriku yang mendengar perkataannya tersebut seketika terduduk lemas tidak percaya bahwa selama ini orang yang kuanggap sebagai malaikat penyelamatku ternyata mempunyai sifat melebihi iblis. Seketika tanpa permisi butiran bening jatuh dari kedua mataku
Karena Diriku telah mengetahui realitas yang seharusnya tidak boleh Aku ketahui. Kecewa, Dendam yang sangat besar dari dalam diriku yang saat ini tengah kurasakan, Diriku kembali menjadi korban manipulasi rekayasa kehidupan, yang selama lebih dari separuh hidupku masuk dalam sekenario jahat makhluk malaikat berhati iblis tersebut.
Dengan nanar kutatap, dengan penuh ketidak percayaan kepadanya, berharap bahwa dia tersadar dan kembali ke jalan yang benar. namun seketika paman long datang ternyata apa yang kulakukan tidak akan ada gunanya menghampiri ayah.
Ayah yang melihat kedatangan Long beserta anak buahnya memberikan perintah, "Long kurung Dia di kamarnya sampai Dia sadar akan perbuatannya" ujar ayah dengan nada tegas.
Diriku yang mendengar kata-katanya semakin merasakan sesak didadaku, dibuat tidak menyangka ternyata ayah tega melakukan ini semua terhadapku.
Disisi paman long yang mendengar perintah dari Ayah lansung mendekat menghampiri ku, "Mohon maaf Nona muda" ujarnya sambil menundukkan pandangannya, Diriku yang langsung tersadar dari tangisan ku berdiri
"Tidak perlu kalian menyentuhku Aku bisa berjalan sendiri" Diriku berkata dengan penuh rasa amarah untuk yang terakhir kalinya Aku melihat Ayahku itu.
Sesampaiku didalam kamar Diriku berniat untuk membenarkan apa yang sedari dari awal memang salah, tidak pernah sedikitpun Aku berniat untuk membenarkan tindakan yang salah.
Diriku memutuskan untuk kabur dari mansion ini dengan cepat aku membawa perlengkapanku beserta bukti yang sudah aku kumpulkan selama hampir 2 tahun ini, sebetulnya sudah lama Aku menginjakkan kaki di Indonesia namun tidak ada satupun orang yang mengetahui hal tersebut termasuk Ayah sendiri.
Diriku lari dengan menipu para pengawal yang menjaga kedua pintu kamar dengan alasan minta dibawakan makanan, yang tanpa mereka sadari diriku sudah siap untuk menyambut mereka
Ceklek
Begitu pintu kamar terbuka dengan langkah cepat Diriku langsung melumpuhkan kedua pengawal tanpa memberikan kesempatan mereka untuk melawan.
Ketika Diriku sudah agak jauh dari mansion, Diriku masih melanjutkan pelarian sampai pada akhirnya kekota ini, namun jaringan bisnis pria tua bangka itu sangatlah besar, akhirnya Aku menjadi buronan para anak buahnya diseluruh penjuru negeri hidup ataupun mati.
Flashback Off
.
Ghali yang sedari awal mendengar cerita dari Rania menyimaknya dengan seksama bahkan tidak jarang ketika Ghali melihat Rania tengah terisak sembari melanjutkan ceritanya tadi.
Sesekali Dia mengusap pipi Rania dengan penuh kelembutan, bahkan Ia sempat memeluknya untuk meredam kesedihan yang dialaminya.
Kini keduanya saling menatap, disisi Rania yang sudah selesai meluapkan kesedihannya hanya diam terpaku menunggu pria yang ada didepannya ini membuka suara.
Ketika momen saling tatap mereka teralihkan dengan dering ponsel Ghali yang nampak disana terlihat nama Tristan yang tengah menelponnya.
Ghali pun langsung mengangkat teleponnya sambil berjalan menjauh dari rania terdengar sayup-sayup percakapan di telepon anatara mereka berdua.
Sebenarnya Tristan memberitahu bahwa Dia sudah membereskan tugas yang diberikan ghali sebelumnya, kemudian Ghali memerintahkan mereka untuk kembali ke apartemen dengan dijemput oleh Kori yang sebelumnya dia hubungi untuk menjemput tristan dan tigh menggunakan mobilnya.
Setelah menutup teleponnya Ghali kembali menghampiri rania yang terlihat belum beranjak dari tempat semulanya sembari menatap rania dari ujung kaki sampai ujung kepala. Nampak terlihatnya kesempurnaan makhluk ciptaan tuhan dihadapannya
Ghali yang tidak ingin berlarut-larut dengan pikiran liarnya tersebut kemudian berbicara kepada Rania "Kak Rania... bagaimana kalau kakak Aku tawarkan pekerjaan menjadi asistant pribadiku untuk mengurusi dan mengawasi perusahaanku, yang memang saat ini hanya ada satu perusahaan saja tetapi kedepannya akan aku pastikan bakalan terus bertambah" ujar Ghali tanpa berbasa basi terlebih dahulu
Belum sempat Rania menjawab "Untuk masalah kakak Aku akan mencarikan jalan keluarnya nanti, Kakak jangan mengkhawatirkan untuk masalah keamanan Kakak sendiri nantinya ada tristan yang akan selalu mendampingi kakak dimanapun Kakak berpergian" lanjut Ghali, kini dirinya diam sembari menunggu jawaban dari Rania
Rania keemudian membuka suaranya "Tuan muda apakah tidak masalah Aku berada disini ?, tentunya Aku tidak mau kehadiranku akan membawa masalah bagimu" ujar rania
"Kau tidak perlu khawatir dengan keselamatanku , sebab kalaupun ragu dengan keselamatanku sudah dari awal Diriku tidak akan menolongmu" ujar Ghali dengan penuh keyakinan sembari memegang pundak Rania untuk meyakinkannya.
Melihat hal tersebut "Baiklah Tuan muda, Aku bersedia menjadi asistant mu, anggap saja ini bentuk rasa terima kasihku kepadamu" ujar rania sembari tersenyum
[DING] 'Misi menjadikan Rania asistant pribadi tuan berhasil '
'Selamat Tuan Mendapatkan hadiah 1 mobil mercedes S-Class Guard 600 ' -mobil telah berada di parkiran apartemen-
'Selamat Tuan Mendapatkan 1 Buah Kotak Perak '
'Hadiah telah dikirim kedalam inventory sistem '
Reflek saja Ghali yang kegirangan karena misi yang diberikan dari sistem tanpa dia sadari dirinya tengah memeluk rania dengan erat.
"Tuan....Tuan" ujar rania sambil memukul-mukul bahu Ghali. Ghali seketika tersadar melepaskan pelukannya.
"Maaf Kak... Maafkan Aku yang terlalu bahagia ini" ujar Ghali sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya.
Hal tersebut berhasil membuat pipi Rania memerah bagaikan kepiting rebus, sangat tampak sekali diwajahnya yang putih.
Ghali yang melihat perubahan wajah Rania nampak khawatir "Kak Rania... Wajahmu kenapa ?" sambil meletakkkan kedua tangan dipipi Rania seketika Ghali merasakan panas dari tubuh wanita tersebut.
Kini disisi Rania, Dirinya semakin tertegun tidak berdaya kini bukan pipinya saja yang memerah, melainkan jantungnya pun ikut berdebar kencang.
Bahkan Rania yang sedari awal adalah seorang yang mahir bela diri seketika kemampuannya tidak berguna dihadapan Ghali yang kini Dirinya tengah merasakan genderang cinta pertamanya.
"Tu...Tuan" ujar Rania dengan suara yang terbata-bata sembari menepis tangan Ghali dari pipinya.
"Aku izin kekamar sebentar untuk mengurus sesuatu" tanpa menunggu jawaban dari Ghali, Dirinya pun segera menuju kekamarnya namun tangan Rania dicekal dari Ghali "Kak Rania... mulai sekarang selain dari urusan pekerjaan cukup panggil aku Ghali" ujar Ghali kemudian dibalas Rania dengan anggukan.
Semua perkataan Ghali selalu dituruti dari Rania apapun itu Dia serasa tidak punya kekuatan untuk membantahnya. Bagaikan seekor kerbau yang dicucuk hidungnya.
Setelah ditinggal Rania pergi kemudian Ghali mengirimkan pesan kepada Ibu Ratna bahwa hari ini dirinya akan menginap dirumah Hendri (sahabatnya) untuk belajar kelompok diesok pagi.
Setelahnya Ghali memanggil sistem 'Patriot'
[DING] 'Ada apa Tuan'
'Bisakah Kau membuatkan identitas baru untuk Rania'
[DING] 'Mudah saja Tuan, namun sistem menyarankan untuk tuan membeli silicon face yang tersedia di shop sistem untuk merubah penampilan Rania'
'Baiklah Patriot lakukan hal tersebut'
[DING] 'Memproses permintaan'.......
[DING] '1.000.000 Poin sistem telah dikurangi '
[DING] 'Permintaan selesai, Tuan identitas Rania beserta dokumen pendukung lainnya dan silikon face sudah diletakkan di nakas kamar Tuan '
'Alamakkkkk..... poin ku yang berharga apakah Kau sedang mengerjai ku patriot'
[DING] 'Tidak Tuan itu memang sudah ketetapan sistem (>@<)'
'Huft.... apa boleh buat' gumam Ghali nampak pasrah, kemudian dirinya menuju lantai atas kamarnya dan mengambil dokumen yang sebelumnya di buat oleh sistem.
Ghali kemudian mengecek satu persatu dokumen tersebut mulai dari Kartu Penduduk, SIM berbagai Tingkatan, buku rekening sampai dengan dokumen penting lainnya.
Kemudian Ghali mengecek benda yang nampak terbungkus dalam plastik bening, benda transfaran yang membentuk struktur wajah manusia 'Hanya benda seperti ini saja hampir membangkrutkanku.... Heeeeeee '
[DING] 'Tuan jangan terlalu pelit jadi orang'
Sulut sistem memprovokasi. Ghali pun yang mendengar sistem hanya bisa pasrah. Kemudian dirinya membawa benda-benda tersebut menuju kamar rania.
Tok...tok...tok
"Kak apakah kamu sudah tidur" sahut Ghali dari luar. Seketika pintu kamar terbuka kini dirinya hanya memakai celana pendek yang menampilkan kemulusan bak bidadari, Ghali yang tengah tertegun pun kemudian.
Glek...!
Hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar melihat penampilan rania yang sangat menggoda tersebut.
"Ghali... Ghali" panggil Rania sembari melambaikan tangannya didepan Ghali.
Ghali yang sudah tersadarpun kemudian menjelaskan tujuannya "Ahh.... Maaf kak ini Aku hanya ingin memberikan ini kepada kakak, ini adalah identitas baru kakak" ujar Ghali sembari senyum yang nampak dipaksakan itu.
Rania kemudian duduk di sofa dalam kamarnya tersebut sembari mengecek barang-barang yang dibawakan Ghali "Isel Triastika" ujar Rania dengan tiba-tiba Ghali yang mendengarnya pun kemudian menghampiri Rania.
"Itu adalah identitas baru Kakak mulai sekarang Aku akan memanggil Kakak dengan nama kak Isel" ujar ghali yang terlihat sudah duduk disamping Rania.
Rania yang mendengar hal tersebut seketika matanya berbinar bahagia kemudian membuka bungkusan silicon face tersebut sambil memegangnya "Lalu Ghali.... Ini apa?" tanya Rania.
"Itu pakai saja kak" jawab ghali, rania langsung bergegas menuju didepan kaca di ruangan wardrobe nya, ghali hanya mengikutinya dari belakang
Pada saat Rania memasangkan silicon face kewajahnya, seketika cahaya menyinari wajahnya selama beberapa detik kemudian cahaya tersebut menghilang seketika wajah Rania berubah, bahkan ia sendiri pun tidak mengenalinya
"Ghali.... Ini, apakah ini sihir" ujar rania seketika kembali terkejut bahwa suaranya pun ikut berubah rania seketika membulatkan mulutnya
"O.... h my... Ghali" seketika Rania berlari memeluk ghali seperti anak koala "Aku tidak percaya hal ini seakan-akan aku mendapatkan pertolongan disaat yang tepat".
Ghali yang tengah diperlakukan oleh bidadari yang tengah mendekapnya pun tertegun, kemudian jantungnya nampak berdegup dengan sangat cepat
Diluar kesadarannya tangannya sudah menopang tubuh Rania dengan memegang pinggul Rania dan pundak Rania yang tengah memeluknya yang terlihat belum menunjukkan tanda-tanda akan turun.
Sontak Ghali yang baru pertama kali diperlakukan oleh lawan jenis seperti ini seketika darah panasnya berdesir.
Nampak bagian bawahnya bereaksi, bagaikan sedang terjadinya aksi pemberontakan untuk menumbangkan rezim kepolosan Ghali.
"Kak Isel" panggil Ghali dengan suara berat, Isel yang tengah memeluk Ghali bak anak koala pun langsung tersadar kini sepasang netra keduanya saling bertatap-tatapan.
Namun Isel yang kini sudar Tersadar akan perlakuannya saat ini kini mencoba menjaga akal sehatnya agar tetap bekerja dengan suara gugup.
"Ga... Ghali, Aku tadi tidak seng...." belum selesai Isel melanjutkan perkataannya hal tersebut sudah dihentikan oleh Ghali yang sudah mel**at bibir tipisnya itu.
Lirih suara isel yang terdengar seperti gumaman, dirinya mencoba memukul-mukul bahu Ghali untuk melepaskan ci**an panas mereka, namun Ghali nampak sudah tidak peduli dengan hal itu dirinya sudah dibutakan oleh tindakannya sendiri.
Ghali yang tengah memikul Isel tanpa melepaskan pagut**nya kemudian menyandarkan Isel ke dinding di kamar itu terdengar deru nafas mereka memburu.
Dengan nafas tersengal "Kak Isel, Kau harus bertanggung jawab karena membangunkan macan tidur" ujar Ghali sembari menatap Isel.
Isel yang mendengar kata-kata Ghali pun tersentak kaget kemudian dirinya kembali mendapatkan lu**tan dari ghali.
Isel yang awalnya menolak kini sudah mulai merasakan nikmat karena lu**tan yang lebih dalam dari sebelumnya, Ghali pun kemudian membawa Isel tanpa melepaskan pagutannya, dan memebaringkannya diatas ranjang satu demi satu pakaian mereka dilepaskan hingga akhirnya kedua insan tersebut telah polos tanpa pakaian sehelaipun yang melekat dibadan mereka.
Ghali yang tengah menatap Isel pun kemudian melayangkan ciumannya ke leher jenjang Isel dan tak jarang Isel tanpa sadar mengeluarkan suaranya yang khas sarat akan kenikmatan dunia.
Isel yang sudah semakin dalam terbuai dalam mahligai cinta, kink dirinya sudah tidak sabar lagi menginginkan penyatuan dengan menunjukkan wajah manjanya kepada Ghali.
Seketika Isel merasakan tongkat sakti Ghali mendobrak pertahanannya untuk yang pertama kalinya dengan lirih dia berkata "Ghali.... aku mohon pelan-pelan ini pertama kalinya bagi Diriku" sambil menatap sayup Ghali, seketika cairan kemerahan merembes keluar dari bagian sensitif Isel.
Setiap inci tubuh Isel itu tidak luput mendapatkan absenan dari Ghali, kegiatan mereka masih terus berlanjut bahkan kini keduanya semakin terbuai dalam alunan kenikmatan, sesekali racau Isel semakin membuat Ghali semakin menjadi, memperlakukan Isel dengan kasar.
Butir bening jatuh dari kedua pelupuk mata Isel yang sudah hampir 3 jam berlangsung Ghali belum juga berhenti, Dirinya sudah hampir kehilangan seluruh tenaganya akibat sudah mengalami beberapa kali pelepasan.
Ghali yang melihat hal tersebut kemudian mengelus pucuk kepala Isel dan dengan mengecup pelan bibir nya itu "Sayang... Aku mohon tahan sedikit lagi Aku akan sampai sebentar lagi" sembari mengusap air mata Isel, kemudian Ghali semakin mempercepat lajunya itu, Isel yang melihat hal tersebut pun semakin mempererat pelukannya dan pada akhirnya Ghali pun mencapai pelepasannya.
Ghali kemudian merebahkan dirinya disebelah Isel nampak dibawah sana terlihat cairan tersebut merembes keluar karena terlalu banyak sehingga tidak dapat lagi tertampung.... Ghali kemudian mengusap-usap wajah Isel, kemudian Ghali mengajak Isel terlelap kedalam pelukannya.
Namun Ghali yang telah melakukan hal tersebut nampak khawatir bahwa Dirinya tadi memuntahkan cairannya didalam punya Isel.
Wajar saja Ghali khawatir mengingat dirinya yang masih pelajar meskipun kelulusannya tinggal berapa bulan lagi, 'Mulai sekarang Aku akan menjagamu dan menyayangimu' gumam Ghali kemudian dilanjutkan dengan kecupan singkat ke pucuk kepala Isel yang terlihat sudah terlelap karena kelelahan.
Disisi lain apartemen yang tanpa mereka sedari bahwa kegiatan mereka didalam kamar tadi terdengar keseluruh penjuru ruangan apartemen.
Akibat pintu kamar yang lupa mereka tutup itu bahkan Tristan dan Tigh yang sudah datangpun nampak merasa terganggu, yang mengakibatkan kedua orang tersebut tidak bisa berhibernasi.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dora Emon
diriku terus
2022-12-01
1
putra
21 like
2022-11-17
0
Bocah tua nakal™
anisa gimana nih...
2022-09-28
1