Tristan yang tengah mengemudikan mobil keluar dari apartemen bertanya kepada Ghali "Tuan kemana tujuan Kita saat ini".
"Kita akan ke mall untuk membeli peralatan penunjang kalian" saut Ghali yang tengah duduk dibelakang.
'Patriot apakah mereka memiliki identitas penduduk dan dokumen pendukung lainnya untuk mereka ?'
[DING] 'Tidak Tuan'
'Apakah Kamu bisa membuatkannya untuk mereka'
[DING] 'Bisa Tuan'
Memproses Permintaan ..........
[DING] 'Selesai, barang sudah dikirim kedalam inventory sistem'
'Baiklah Patriot letekan barangnya di kursi sebelahku'
[DING]
Seketika muncul dokumen yang menjelaskan identitas kedua asistant robotnya, Ghali yang mempersiapkan hal tersebut telah mimikirkan rencana jangka panjang kedepan yang akan dilakukannya.
Dia tidak mau kedepannya rencana yang telah Ia susun, menjadi berantakan tanpa persiapan yang mapan.
Sesampainya mereka di Mall Tigh bergegas dengan setelan pengawalnya membuka pintu belakang mobil memberikan akses untuk Ghali.
Mereka pun berjalan-jalan di Mall sambil membeli perlengkapan terlihat mereka lebih banyak membeli pakaian untuk mereka bertiga.
Namun pada saat tengah berjalan mereka bertiga pun menjadi pusat perhatian layaknya seperti seorang selebritis bahkan tanpa rasa malunya sekelompok wanita disana berteriak.
"Akhhh..... kencani Aku dong babang tamvan" ujar wanita tersebut sembari berteriak.
Wajar saja mereka bertiga mendapat perlakuan seperti itu, karena wajah mereka yang tampan dan berwibawa itu membuat siapa saja lawan jenis yang meliriknya pun menjadi terpesona.
"Haaaaa..... Aku tidak menyangka kegiatan ku ini tidak akan tenang seperti biasanya" ujar Ghali dengan nada malas.
Kemudian Tigh mendekat "Tuan.... Apa perlu, Aku membereskan mereka ?" tanya Tigh dengan nada dingin.
"Jangan bertindak konyol Tigh, berusahalah untuk beradaptasi dengan baik" ujar Ghali.
Ternyata Ghali semakin tahu bahwa sebenarnya terdapat perbedaan Diantara kedua asistant robotnya, meskipun tidak signifikan akan tetapi Tigh lebih kaku dalam membaur di lingkungan sosial.
Saat tengah berjalan Ghali menyadari sesuatu yang aneh dengan Tigh 'Benda apa itu ?' gumamnya dalam hati.
"Tigh apa yang menonjol dipinggang dibalik jas mu itu" tanya Ghali. " ini pistol Tuan, Saya membawanya karena bertugas mengawal anda" ujar Tigh, Sontak saja hal tersebut membuat Ghali terkaget-kaget.
"Tigh.... Apakah Kamu tau aturan di negara ini bahwa semua orang dilarang memiliki senjata api kecuali mereka yang mempunyai izin" ujar Ghali seperti bapak guru itu.
Tigh tersenyum sambil berkata "Tuan jangan khawatir semuanya sudah sesuai prosedur". "Syukurlah kalau begitu" ujar Ghali bernafas lega.
Mereka pun terlihat mampir ditoko ponsel berlogo buah, Ghali sengaja mampir kesana guna membelikan mereka masing-masing ponsel untuk menunjang tugas mereka kedepannya.
[ting] 'Debit dana sebesar Rp 70.000.000 Dari akun bank anda bernomor 88725xxxx -Berhasil-'
[DING] 'Saldo terpotong Rp 70.000.000 Sisa saldo Rp 700.000.000 '
Nampak sudah tidak berbelanja lagi kemudian Ghali berjalan menuju tempat makan "Kalian berdua, taruh saja barang belanjaannya di mobil dan tunggulah Aku disana, Aku pengen makan sebentar" ujar Ghali yang sembari menunjuk salah satu restoran yang berada di Mall tersebut.
"Tuan apakah tidak apa Kami tinggal" ujar Tigh. "Ini perintah" ujar Ghali langsung dibalas anggukan oleh mereka berdua dan pergi meninggalkan Ghali.
[ting] 'Debit dana sebesar Rp 275.000 Dari akun bank anda bernomor 88725xxxx -Berhasil-'
[DING] 'Saldo terpotong Rp 275.000 Sisa saldo Rp 699.725.000 '
Ghali yang sedang menikmati makanan direstoran tersebut dikagetkan dengan suara sistem.
[DING] 'Misi terpicu selamatkan seorang gadis di lantai basement mall ' [Waktu : 9 Menit : 58 Detik]
'Hadiah : 10.000.000 Poin, Uang Rp 20.000.000.000, dan skill book menembak'
'Hukuman : saldo yang ada -50%'
Ukhuk.... Ukhuk
Ghali yang nampak tersedak dengan suara sistem yang tiba-tiba ditambah, hukuman yang akan diterima Dirinya.
Ghali juga terkejut dengan hadiah dan hukuman yang akan diterimanya dari misi kali ini.
'Patriot tunjukan arahnya'
[DING]
Ghali langsung bergegas mengikuti petunjuk dari sistem, sesampainya di basement Ghali mendengar suara teriakan seorang wanita "Dasar brengsek kalian Aku akan membunuh kalian semua, dan membongkar kejahatan pria tua bangka itu" teriak wanita itu sambil menahan luka disekujur tubuhnya tersebut akibat sayatan dan pukulan.
Ghali yang melihat 20 Pria yang tengah mengelilingi satu orang wanita itu pun langsung menerjang kearah mereka.
Seketika Ghali meloncat sambil menendang salah satu pria disana
Bugh..
Tidak sampai disitu saja Ghali langsung melawan ke 19 pria lainnya
Bugh... bugh... bugh...
Bugh... bugh... bugh...
Slash...slash...slash...
Bugh... bugh... bugh...
Krack..krack..krack..
Seketika para pria disana terkapar, Ghali pun mengalami luka sayatan di bagian lengan sebelah kirinya namun tidak terlalu dalam, Dirinya menghampiri wanita tersebut.
Pada saat tengah berjongkok didepan wanita tersebut, nampak dari belakang Ghali salah seorang pria tengah akan menikam Ghali dari belakang.
Dor...dor...dor
Suara tembakan terdengar dan seketika pria tersebut mati ditempat. Terlihat disana bahwa tembakan tersebut dilesatkan oleh Tigh.
Tigh dan Tristan menghampiri Ghali "Maafkan saya Tuan karena tidak bisa melindungi Tuan" ujar Tigh sambil menundukan kepalanya, "Sudahlah tidak apa-apa Aku baik-baik saja" ujar Ghali kepada Tigh.
[DING] 'Misi berhasil '
'Selamat Tuan Mendapatkan 10.000.000 Poin'
'Selamat Tuan MendapatkanUang Rp 20.000.000.000 '
'Selamat Tuan Mendapatkan skill menembak'
Ghali kembali memperhatikan wanita tersebut sembari mengambil 2 Buah pil yang sebelumnya Ia beli dari shop sistem.
[DING] 'Poin dikurangi 20.000, sisa poin 10.071.000 '
Sambil memberikan pil dengan wanita yang tengah terduduk lemah itu Ghali kemudian berkata "Telanlah pil ini akan menyembuhkan luka mu".
Sontak wajah keraguan timbul dari wanita tersebut, melihat hal tersebut kemudian Ghali menelan satu pilnya guna menghilangkan keraguan sang wanita.
Dengan cepat hanya dalam hitungan detik luka sayatan ditangan Ghali tertutup dengan sempurna.
Kemudian, hal tersebut diikuti oleh wanita itu, ia sendiri kaget melihat luka-luka disekujur tubuhnya tertutup seperti nampak tidak menimbulkan bekas luka tidak sampai disitu saja, bahkan Ia merasakan tulang rusuk yang sebelumnya nampak retak kini seperti tersusun ulang seperti semula. 'Pil apa ini sebenarnya' gumam sang wanita dengan terkejut sembari menatap Ghali.
Kemudian wanita itu berkata "Tuan terima kasih telah membantu saya perkenalkan nama saya Rania Salavenko" sambil menyodorkan tangannya.
Ghali menyambut tangan wanita tersebut dan menjawab dengan singkat "Ghali", kemudian Ghali memapah wanita itu untuk berdiri.
"Rania ntah apa masalah yang tengah Kamu hadapi, tapi sekarang Kau sudah bebas silahkan Kamu pergi sejauh mungkin sehingga orang-orang tadi, tidak lagi mengejarmu" ujar Ghali.
[DING] 'Misi terpicu : selamatkan Rania salavenko dan jadikan ia sebagai asistant pribadi Tuan'
'Hadiah : 1 buah mobil Mercedes S-Class Guard 600, 1x Kotak Perak '
Ghali yang nampak tertegun kemudian melihat kearah Rania, 'Aktifkan scanner' gumam Ghali Seketika netra mata Ghali berhubah menjadi biru terang.
Ghali panik seketika melihat pemandangan yang seharusnya tidak Dia lihat itu, peluh membasahi pelipisnya.
Glek!
Ghali menelan kasar salivanya, Rania yang melihat Ghali seperti itupun nampak keheranan ntah apa yang tengah dipikirkan oleh lelaki tampan dihadapannya itu.
Tanpa Ia sadari lelaki tersebut sedang melakukan hal mesum terhadap Dirinya, tidak ingin terbuai dengan hal tersebut kemudian, Ghali mengalihkan pandangannya kearah panel status yang tampil Diatas kepala Rania
-Status Target-
Nama : Rania Salavenko
pekerjaaan : Assassin, Anak angkat Dominic Fernandez pimpinan kartel narkoba El-Nino
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Keahlian : Mahir Bela Diri Judo dan Karate,
ahli dalam management bisnis
Loyalitas : 100%
Setelah melihat hal tersebut kemudian Ghali menonaktifkan scanner, Dirinya menatap dengan seribu tanya kepada Rania "Bisa kah untuk saat ini Kau ikut ketempatku saja" ujar Ghali, kemudian Ghali melanjutkan perkataannya "Aku ingin Kau menjelaskan tentang hubunganmu dengan kartel narkoba El-Nino itu"
Degh !!
Seketika jantung Rania berdetak kencang "Tuansiapa sebenarnya dirimu" sambil memundurkan langkahnya menjauhi Ghali.
Melihat reaksi tersebut Ghali yang sambil melambaikan tangan kanannya "Tidak usah khawatir Rania, Aku berniat ingin menolongmu. Namun sebelum itu, Aku ingin mengetahui ceritamu namun tidak disini."
Rania yang mendengar hal tersebut, melihat ekspresi dari Ghali tanpa menunjukan keraguan sama sekali, kemudian Ia memutuskan mencoba mempercayainya, "baiklah Tuan Aku akan ikut denganmu."
Mendengar jawaban Rania kemuDian Ghali memerintahkan Tristan dan Tigh "kalian berdua segera bereskan kekacauan ini tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, Aku tidak mau untuk sementara waktu kejadian ini diketahui oleh pihak manapun"
"Baik Tuan akan Kami laksanakan" jawab Tigh dan Tristan serentak.
Ghali dan Rania pergi menuju mobilnya dan melajukan mobilnya menuju apartemennya, Sesampainya mereka di apartemen mereka berdua pun memasuki apartemen Ghali.
Mereka berdua duduk diruangan tengah "Untuk sementara Kau bersihkan dulu dirimu di lantai atas Aku akan memesankan beberapa makanan terlebih dahulu " ujar Ghali.
Perkataan Ghali dibalas dengan anggukan oleh Rania, Ia pun langsung menuju salah satu kamar dilantai atas sembari menenteng tasnya.
30 menit berlalu
Rania yang sudah berganti pakaian santai tengah mengeringkan rambutnya yang panjang menggunakan handuknya sembari menghampiri Ghali menuju ruang tengah, pada saat baru duduk Dirinya disodorkan makanan oleh Ghali "Pulihkanlah tenagamu terlebih dahulu" ujar Ghali.
Rania yang memang dari tadi menahan lapar tanpa berpikir panjang langsung membuka makanan dan melahapnya tidak terasa waktu telah berputar selama 20 Menit dan jam pun menunjukan pukul 19.00 WIB.
Ghali yang sudah membereskan makanan Diatas meja ruang tengah kemudian duduk kembali sembari menatap Rania.
"Bisa Kamu jelaskan sekarang ?" tanya Ghali kepada Rania
Huuuuufh....
Rania sambil menghembuskan nafasnya "kejadian ini bermula ketika Aku direkrut dari kartel narkoba El-Nino yang dipimpin oleh Dominic Fernandez Salavenko biasa dipanggil dengan sebutan Paman Dom"
.
Flashback On
Saat itu umurku masih 5 tahun Aku adalah anak yang dibuang oleh kedua orang tua ku bahkan sampai sekarang pun, Aku tidak mengetahui siapa, dan dimana kedua orang tua ku berada.
Mulai disana Aku selalu hidup menggelandang di jalanan Ibu Kota. Kerasnya kehidupan Ibu Kota memaksaku yang masih anak-anak, ikut merasakan kekejamannya.
Dimana para manusia jalanan tidak ada lagi harganya, bahkan untuk memperoleh hak dasar kemanusiaan pun seolah-olah dunia tidak mengizinkan.
Namun pada saat Aku tengah berjalanan sambil terisak meratapi tangis, tiba-tiba pada saat itu pria sekitar umur 30an menghampiri ku, Ia berjongkok didepan ku sambil mengusap air mata yang membasahi pipiku.
"Ada apa gadis manis apa yang membuat dirimu menangis" ujar pria itu kepadaku. Aku yang menatapnya kemudian berbicara dengan nada yang tengah terisak "Aku....hiks...hiks.... diterlantarkan orang tua ku" kemudian tangisan tidak dapat lagi ku bendung dari dalam Diriku.
Melihat Diriku yang tengah menangis demikian seketika paman itu memeluk hangat Diriku, dengan hangat tanpa kusadari Diriku tertidur karena kelelahan menangis dalam dekapannya.
Seketika Diriku terbangun ditempat yang sangat asing bagiku, kemudian Aku berusaha membuka kedua mataku "Dimana ini", Aku berbicara dengan lirih.
Tangan sang paman tersebut mengusap-usap pucuk kepalaku "Tenanglah anak manis Kau sekarang berada dirumah ku, Kau sekarang aman bersamaku mulai sekarang Kau tidak perlu lagi memikirkan nasibmu, segala kebutuhanmu akan Aku tanggung dan mulai sekarang Aku akan menjadi Ayahmu, dan Kau juga bisa memanggilku dengan sebutan Ayah" ujar Dominic.
Aku yang semenjak dilahirkan didunia ini untuk pertama kalinya diriku mendengar kata-kata terindah sepanjang hidupku seketika diriku kembali terisak.
Hiks...hiks...hiks
Seketika paman tersebut kembali mendekapku sambil mengusap pucuk kepalaku agar membuat diriku tenang.
Perlakuan sang paman seketika bagaikan candu bagiku, yang hanya seorang anak kecil yang haus akan kasih sayang orang Tuanya.
"Sudah anak manis nangisnya udahan ya, lebih baik Kita turun kebawah yukkk.... Saatnya makan" ujar sang paman sembari menggendongku.
Diriku pertama kalinya merasakan manisnya kasih sayang orang tua, "Ayah" ucapku pertama kali pada saat selesai makan dengan mata yang berbinar sang malaikat penyelamatku pun memelukku dengan hangat, kemudian melepaskan pelukannya dan mengusap pipiku dengan kedua tangannya "mulai sekarang Aku akan memberikanmu nama, mulai saat ini namamu adalah Rania Salavenko"
Aku hanya menjawabnya dengan anggukan, kemudian terlihat kepala pelayan menghampiri Aku dan Ayah lalu "Mulai sekarang Kau bertanggung jawab mengurus Rania" ujar sang Ayah kepada kepala pelayan.
Kemudian ia menoleh kearahku "Anak manis silahkan ikut Ibu Giorgia ya... karena Ayah sedang ada urusan pekerjaan" ujar Ayah kepadaku kemudian Akupun mengikuti perintahnya.
Hari demi hari Aku jalani kehidupanku dalam lindungan Dominic Fernandez Salavenko hingga pada suatu waktu, Aku dilatih dengan keterampilan bela diri yang dibimbing langsung oleh guru Long, kepala pengawal Ayah.
Umurku yang pada saat itu terbilang masih sangat kecil, tetapi diriku sudah Diajarkan ilmu beladiri sampai dengan umurku menginjak 17 Tahun, tidak hanya sekedar ilmu beladiri saja bahkan kemampuan khusus seperti peretasan, ilmu management pun juga ikut Diajarkan kepadaku.
Itulah keseharian ku selama itu, hingga sampai pada akhirnya Aku menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana ku dibidang ilmu management bisnis di kelas international salah satu universitas ternama di Amerika.
Pada saat itu umurku masih tergolong termuda Diangkatan kuliahku yang baru menginjak umur 20 tahun.
Dua tahun setengah Aku tinggal di Amerika kemudian Aku memutuskan pulang menemui sang Ayah, namun kejadian tak terduga terjadi seketika Aku pulang dari Amerika diriku pertama kalinya mengetahui bisnis haram Ayahku yang selama ini Aku tidak mengetahuinya.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
putra
18 like
2022-11-16
2
Panggil Saya Boss
entah kenapa jadi inget dominic Toretto
2022-09-23
2
Jimmy Avolution
Seru....
2022-09-15
2