MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari

Di ruangan keluarga, terlihat Anne dan Nala masih saja asyik bercerita karena mereka memang jarang bertemu. Jadi, sekalinya bertemu akan bercerita sampai lupa waktu.

" Bee ... Ayo tidur, " ajak Lean yang kini sudah duduk di samping istrinya dengan meletakkan dagunya di pundak Nala.

" Kak ..., malam ini biarkan Nala tidur denganku, ya?" izin Anne dengan wajah memohon.

" Tidak! Mana ada seperti itu," tolak Lean mentah-mentah. Mana bisa tidur dia jika tidak memeluk dan mencumbu istrinya lebih dulu.

" Astagfirullah ... pelit amat!" gerutu Anne.

" Iya, Bee ... Semalam saja, biarkan aku tidur sama Anne, ya?" Nala ikutan membujuk Lean. Namun, Lean tetap pada pendiriannya, sekalinya tidak ya tidak.

Karena tak mau mendengar rengekan dari kedua wanita itu, Lean segera menggendong Nala pergi menuju kamarnya. Sedangkan Anne hanya bisa cemberut menatap kepergian meraka.

"Dasar, Kakak pelit, menyebalkan, over posesif, bucin akut lagi!" gerutu Anne Sepeninggal Nala dan Lean. Dikarenakan ia tinggal sendiri, membuat Anne ikut beranjak pergi dari tempat duduknya, dan berjalan menuju kamarnya.

Selesai membersihkan diri, dan siap untuk tidur. Tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk.

Brian

[ Anne, apakah sudah tidur?]

Anne

[ Belum, masih mau tidur. Memangnya ada apa, Kak?]

Brian

[ Oh, tidak ada. Hanya bertanya saja, kalau begitu selamat tidur dan mimpi indah]

Melihat balasan Brian yang hanya begitu saja, membuat Anne merasa bingung.

"Ada apa dengan orang ini? Masak iya menghubungiku hanya untuk menanyakan sudah tidur apa belum? Ah, tapi sudahlah ... Lagian Aku juga sudah sangat mengantuk dan besok harus ke tempat pameran lagi!"

Anne segera meletakkan ponselnya di atas nakas, lalu berbaring serta memejamkan matanya menuju alam mimpi.

...☘️☘️☘️...

Di ruangan lain, terlihat seorang pria tampan masih terjaga sembari terus menatap layar ponselnya. Di mana, ada foto terbaru Anne yang ia dapatkan saat masih berada di tempat pameran. Brian merasa sangat bahagia, akhirnya dia bisa bertemu dengan Anne kembali.

"Semoga, kamu bisa terus tersenyum dan hidup bahagia seperti ini Anne..." Brian bermonolog sambil menatap lurus ke arah layar ponselnya.

Di karenakan tak kunjung bisa tertidur, Brian mencoba untuk membaca buku. Siapa tahu, Ia akan segera mengantuk karena biasanya dia akan cepat tertidur dengan membaca.

Setelah membaca beberapa lembah, barulah Brian merasa mengantuk dan akhirnya tertidur juga.

...☘️☘️☘️...

Kini, pagi telah kembali menyapa. Lembaran baru juga sudah siap untuk menuliskan sebuah kisah hari ini. Anne sudah selesai bersiap-siap, saat membuka ponselnya. Ternyata ada sebuah email masuk dari semalam, namun ia belum membukanya.

Mata Anne membulat sempurna saat membaca apa isi dari email itu. Anne menutup mulutnya yang menganga dengan telapak tangan akibat terkejut sekaligus tidak percaya bahwa ia bisa mendapatkan hal itu.

" Ini serius, bukan mimpi atau halusinasi belaka, 'kan?" Anne bermonolog sembari mencubit pipinya agar dia tersadar jika ini bukan mimpi, dan ternyata apa yang ia lihat adalah nyata.

Saking senang dan terharunya, Anne sampai meneteskan air matanya. Dia segera berlari keluar kamar menuju meja makan untuk memberikan kabar bahagia ini pada keluarganya.

" Mama ... Papa ...," seru Anne seraya berlari kecil menuruni anak tangga. Karena kurang hati-hati, membuat Anne tersandung dan ...

Aaa ...

Brian yang baru saja keluar dari kamarnya, ikut terkejut saat melihat Anne hampir jatuh dari anak tangga. Ia segera mempercepat langkahnya menuruni anak tangga, namun sayang ia tetap kalah cepat dan Anne pun sudah terjatuh lebih dulu.

" Kamu gapapa, Anne?" tanya Brian cemas sembari membantu Anne untuk bangun.

Semua orang yang ada di meja makan pun ikut berlari tatkala melihat Anne terjatuh. Jujur, rasa sakit akibat jatuh tidak terlalu besar dibandingkan rasa malu yang Anne rasakan saat ini. Dalam hati, Anne merutuki dirinya sendiri yang begitu ceroboh dan tidak hati-hati sampai membuatnya jatuh seperti sekarang. Andai bisa, ia ingin menenggelamkan wajahnya ke dasar laut saja agar tidak menanggung rasa malu ini.

Tanpa berpikir panjang, Kean langsung menggendong Anne dan membawanya kembali ke kamarnya. Sedangkan yang lainnya mengikuti di belakang.

Setelah meletakkan Anne di atas ranjang, giliran Lean yang memeriksa kondisi Kaki Anne.

" Au!" rintih Anne ketika Lean mencoba menggerakkan pergelangan kakinya.

"Sepertinya keseleo! Makanya kalau jalan itu hati-hati, jangan lari-lari kayak anak sd. Gini 'kan jadinya?" nasehat Lean yang terdengar seperti omelan.

" Bisa nggak sih, gak usah ngomel kayak emak-emak," gumam Anne lirih. Namun, masih terdengar oleh indra pendengaran Lean.

" Au! " Anne kembali merintih saat Lean menggerakkan kakinya.

" Ada apa Lean? Apakah lukanya parah?" tanya Mama Dira dan Papa Ken yang terlihat sangat cemas tatkala mendengar Anne terus merintih kesakinya.

" Hanya keseleo, Ma, Pa," jawab Lean santai.

" Keseleo!" seru serentak semua orang.

" Keseleo kok hanya sih, bee!"protes Nala ketika mendengar suaminya yang terlihat begitu menyepelekan kondisi Anne.

" Ya ... setidaknya bukan patah tulang! "

" Lean ... "seru semua orang tak suka dengan ucapan yang Lean lontarkan.

Mama Dira juga ikutan duduk di sisi lain ranjang guna melihat kondisi Anne.

" Apakah sangat sakit sayang? "

Anne hanya menjawab dengan wajah memeles.

" Kasihan sekali, " Mama Dira mengusap puncak kepala putrinya. "Apa perlu kita bawa ke rumah sakit?" tawar Mama Dira yang masih sangat cemas dengan kondisi putrinya.

" Gak perlu, di gift sama kasih obat saja sudah cukup. Lagian, bukankah sudah ada dokter hebat yang menangani?" pungkas Lean yanb merasa seperti tak dianggap bisa mengobati luka Anne.

" Iya ... Iya ... Mama percaya kok sama Dokter Leanne. "

" Dasar! Dokter narsis!" gumam Anne dalam hati.

Selesai mengobati luka Anne, Lean segera pamit pergi karena ia ada shif pagi di rumah sakit. Sedangkan Kean dan yang lainnya juga harus kembali melanjutkan sarapan yang tertunda dan lanjut berangkat kerja. Hanya tinggal Mama Dira saja yang ada di kamar Anne.

"Mama keluar ikut lanjut sarapan saja, Anne sendirian aja gapapa."

" Kamu yakin?"

Anne mengangguk.

" Iya, Ma. Lagian, Papa pasti nungguin Mama turun untuk pamitan pergi kerja," ujar Anne yang tahu kebiasaan sang papa yang tak enak jika pergi kerja tak pamitan dengan istrinya.

" Yaudah, habis ini Mama akan suruh maid untuk anterin sarapan untuk kamu, oke!"

Anne mengangguk. Setelahnya, Mama Dira pun ikut pergi keluar dari kamar Anne. Sepeninggal Mama Dira, Anne langsung menghembuskan nafas panjangnya. Sebenarnya, sejak tadi Anne menahan rasa malu akibat kecerobohonnya sendiri.

" Ya Allah ... Kenapa malah jadi seperti ini? Niatnya mau memberikan berita bahagia, tapi kenapa justru jadi mala petaka seperti ini!" gerutu Anne dengan wajah cemberut.

...☘️☘️☘️...

Di meja makan, hanya tersisa Papa Ken dan Brian saja yang belum pergi. Sedangkan Kean sudah pergi duluan karena ia ada urusan.

" Loh Mom, kok sudah ke sini?terus Anne sama siapa? " tanya Brian yang masih terlihat cemas dengan kondisi Anne.

" Sendiri."

" Memangnya Anne sudah tidak apa-apa sayang?" Papa Ken ikut bertanya.

" Katanya sih sudah lebih baik, dan Mama pergi juga karena di suruh sama dia. "

" Oh, syukurlah kalau begitu."

Selepas menyelesaikan sarapannya Papa Ken segera pamit pergi ke kantor.

" Sayang ...," panggil Papa Ken.

"Iya, Mas."

" Mas, pamit berangkat ke kantor dulu, ya." Papa Ken berdiri mendekati Mama Dira, lalu mencium keningnya seperti biasanya.

" Oh ... Iya. Kalau gitu ati-hati di jalan, ya ..." Mama Dira mencium tangan Papa Ken.

" Bri, Kamu mau berangkat bareng? "tawar Papa Ken.

" Em..., " Brian terlihat bingung harus menjawab apa. Jujur, dia masih saja merasa canggung jika harus berduaan saja dengan Papa Ken tanpa ada teman.

" Sudah, berangkat bareng aja. Lagian tujuannya sama 'kan? "saran Mama Dira.

Di karenakan tak enak jika harus menolak tawaran baik di depan mommynya, terpaksa Brian mengiyakan. Setelahnya, kedua pria itu berangkat ke kantor bersama.

...****************...

Terpopuler

Comments

Aisyah

Aisyah

mana rela bininya tidur diluar kamarnya, kakakmu dh tegang gitu ne 🤣🤣🤣🥴
yasallam Annee blm pernah rasain sih 🙈😆

2022-09-22

1

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

nih kakaknya malah mendoakan adiknya patah tulang😁

2022-09-22

1

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤

kan terlalu bersemangat mendapatka kabar bagahia

2022-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 MR Bab 1 : Pertemuan
2 MR Bab 2 : Menepati janji
3 MR Bab 3 : Malam perayaan
4 MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5 MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6 MR Bab 6 : Ku kira lupa
7 MR Bab 7 : Tampang pembohong
8 MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9 MR Bab 9 : Bukan Egois
10 MR Bab 10 : Karma?
11 MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12 MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13 MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14 MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15 MR Bab 15 : Toleransi
16 MR Bab 16 : Introgasi
17 MR Bab 17 : Liburan berdua
18 MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19 MR Bab 19 : Jenuh?
20 MR Bab 20 : Ajakan party
21 MR Bab 21: Tatapan menusuk
22 MR Bab 22 : Gugup!
23 MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24 MR Bab 24 : Bertunangan?
25 MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26 MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27 MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28 MR Bab 28 : Penolakan Brian
29 MR Bab 29 : Berandal kecil!
30 MR Bab 30 : Cemburu
31 MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32 MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33 MR Bab 33: saling merindukan
34 MR Bab 34 : Terjebak
35 MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36 MR Bab 36 : Di tolak?
37 MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38 MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39 MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40 MR Bab 40 : Magang Cinta
41 MR Bab 41 : Suka yang berisi
42 MR Bab 42 : Terkejut
43 MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44 MR Bab 44 : Tak di restui?
45 MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46 MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47 MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48 MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49 MR Bab 49 : See you again
50 MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51 MR Bab 51 : Anne sakit
52 MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53 MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54 MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55 Pengumuman
56 MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57 MR Bab 56 : saling iri
58 MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59 MR Bab 58 : Doakan saja
60 MR Bab 59 : Aman?
61 MR Bab 60 : Komitmen?
62 MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63 MR Bab 62 : Pria yang pasti
64 MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65 MR Bab 64 : Maafkan aku
66 MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67 MR Bab 66 : Keponakan baru
68 MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69 MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70 MR Bab 69 : Dimana Brian?
71 MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72 MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73 MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74 MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75 MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76 MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77 MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78 MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79 MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80 MR Bab 79 : Anne mana?
81 MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82 MR Bab 81 : Lunch bertiga
83 MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84 MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85 MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86 MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87 MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88 MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89 MR Bab 88 : Melamar?
90 MR Bab 89 : Introgasi
91 MR Bab 90 : One step Closer
92 MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93 MR Bab 92 : Kean menghilang
94 MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95 MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96 MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97 MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98 MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99 MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100 Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101 MR Bab 100 : Meminta restu
102 MR Bab 101 : Mendapat restu?
103 Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104 MR Bab 103 : Brian Pergi
105 MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106 MR Bab 105 : Surat dari Brian
107 MR Bab 106 : Melawan Restu
108 Pengumuman dan promo novel
Episodes

Updated 108 Episodes

1
MR Bab 1 : Pertemuan
2
MR Bab 2 : Menepati janji
3
MR Bab 3 : Malam perayaan
4
MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5
MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6
MR Bab 6 : Ku kira lupa
7
MR Bab 7 : Tampang pembohong
8
MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9
MR Bab 9 : Bukan Egois
10
MR Bab 10 : Karma?
11
MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12
MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13
MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14
MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15
MR Bab 15 : Toleransi
16
MR Bab 16 : Introgasi
17
MR Bab 17 : Liburan berdua
18
MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19
MR Bab 19 : Jenuh?
20
MR Bab 20 : Ajakan party
21
MR Bab 21: Tatapan menusuk
22
MR Bab 22 : Gugup!
23
MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24
MR Bab 24 : Bertunangan?
25
MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26
MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27
MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28
MR Bab 28 : Penolakan Brian
29
MR Bab 29 : Berandal kecil!
30
MR Bab 30 : Cemburu
31
MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32
MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33
MR Bab 33: saling merindukan
34
MR Bab 34 : Terjebak
35
MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36
MR Bab 36 : Di tolak?
37
MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38
MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39
MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40
MR Bab 40 : Magang Cinta
41
MR Bab 41 : Suka yang berisi
42
MR Bab 42 : Terkejut
43
MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44
MR Bab 44 : Tak di restui?
45
MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46
MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47
MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48
MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49
MR Bab 49 : See you again
50
MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51
MR Bab 51 : Anne sakit
52
MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53
MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54
MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55
Pengumuman
56
MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57
MR Bab 56 : saling iri
58
MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59
MR Bab 58 : Doakan saja
60
MR Bab 59 : Aman?
61
MR Bab 60 : Komitmen?
62
MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63
MR Bab 62 : Pria yang pasti
64
MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65
MR Bab 64 : Maafkan aku
66
MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67
MR Bab 66 : Keponakan baru
68
MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69
MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70
MR Bab 69 : Dimana Brian?
71
MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72
MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73
MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74
MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75
MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76
MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77
MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78
MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79
MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80
MR Bab 79 : Anne mana?
81
MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82
MR Bab 81 : Lunch bertiga
83
MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84
MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85
MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86
MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87
MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88
MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89
MR Bab 88 : Melamar?
90
MR Bab 89 : Introgasi
91
MR Bab 90 : One step Closer
92
MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93
MR Bab 92 : Kean menghilang
94
MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95
MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96
MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97
MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98
MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99
MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100
Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101
MR Bab 100 : Meminta restu
102
MR Bab 101 : Mendapat restu?
103
Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104
MR Bab 103 : Brian Pergi
105
MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106
MR Bab 105 : Surat dari Brian
107
MR Bab 106 : Melawan Restu
108
Pengumuman dan promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!