Melawan Restu

Melawan Restu

MR Bab 1 : Pertemuan

Sejak beberapa hari yang lalu, Anneta terus di sibukkan dengan persiapan untuk acara pameran tunggalnya. Setelah perjuangan selama  dua tahun, akhirnya Anne bisa menggelar pameran tunggalnya sendiri. Sejak pagi, Anne sudah sibuk bersiap-siap karena hari ini, adalah hari yang spesial dan bersejarah bagi karirnya di masa depan. Di mana ia akan menyajikan semua hasil karyanya selama dua tahun pada para penikmat seni.

Sebelum acara pembukaan di mulai, Anne menyempatkan diri untuk mengecek semua karyanya terlebih dahulu. Apakah sudah terpasang semua atau belum?

Melihat jarum jam yang sudah hampir berada di angka sembilan, membuat Prisillia berjalan menghampiri Anne.

" Anne, apakah sudah bisa di mulai acara pembukaannya?" tanya Prisillia selaku manager Anne.

Anne tersenyum, lalu mengangguk. Menandakan bahwa ia sudah siap untuk membuka acara pameran tunggalnya hari ini.

"Kalau begitu, ayo kita ke tempat acara pembukaan, " ajak Sila.

Anne mengangguk, lalu mengikuti langkah Sila menuju tempat pembukaan.

Di tempat pembukaan, sudah ada Mama Dira dan Papa Ken beserta rekan bisnisnya. Anne hanya bisa menyapa orang tuanya secara formal karena status mereka di tempat ini hanya sebagai tamu undangan VVIP.

Di karenakan tak ingin dikenal oleh khalayak luas serta tak ingin di anggap bisa terkenal karena status kedua orang tuanya, membuat Anne semakin menutup identitasnya sebagai putri ahli waris keluarga Fabio yang sah di mata hukum dan agama. Karena ia ingin di kenal sebagai pelukis berbakat yang memulai karirnya dari nol.

Setelah acara pembukaan dan potong pita selesai, semua tamu undangan segera memasuki ruangan pameran untuk menikmati karya seni yang ada di sana.

Seusai semua orang pergi, Mama Dira dan Papa Ken segera menghampiri Anne untuk memberikan selamat.

" Selamat sayang, semoga impian dan karirmu bisa berjalan dengan baik," ucap Mama Dira seraya memeluk Anne.

" Makasih, Ma." Anne ikut membalas pelukan hangat yang di berikan oleh Mamanya.

Setelah itu, giliran Papa Ken yang memberikan selamat pada putri kesayangannya. Sampai saat ini, Papa Ken masih belum percaya jika putrinya sudah bisa mengadakan pameran tunggalnya sendiri. Perasaan, baru kemarin Anne masih belajar berjalan, bisa berbicara, tapi kini dia sudah menjadi gadis dewas dengan keahliannya.

" Papa bangga sama Anne, tapi jangan pernah merasa mudah puas dengan apa yang kamu dapatkan hari ini. Terus berusaha menjadi pelukis yang lebih hebat lagi."

Anne mengangguk. " Terimakasih karena Papa selalu mendukung apa yang Anne inginkan," ucap Anne di sela pelukan mereka. Anne benar-benar bersyukur karena memiliki orang tua yang selalu mendukung penuh bakatnya, bukan orang tua yang suka mendikte anaknya untuk menjadi apa.

Jika papanya orang tua toxic, mungkin tidak akan ada Anne yang sekarang. Selama ini, Papa Ken selalu mendukung apa yang ingin di lakukan Anne tanpa membeda-bedakan dirinya dengan kedua kakak kembarnya. Anne memang berbeda, dia tidak genius dan sehebat kedua kakak kembarnya. Namun, dia lebih ke orang yang punya imajinasi dan kreatifitas yang cukup tinggi.

Begitulah manusia yang tak sama, Ia pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri sehingga jangan pernah menjudge dengan mengatakannya bodoh atau membanding-bandingkannya dengan orang lain. Daripada membandingkan, lebih baik lihat apa keunggulan lain yang dimilikinya.

Tak berselang lama, Kakak sulungnya Keane datang bersama istri dan juga ketiga anak kembarnya. Kean dan Dinda memberikan selamat atas pameran tunggal Anne.

" Selamat atas pameran tunggalnya adikku yang manja dan juga ceroboh!" ujar Kean sembari memeluk Anne.

Wajah Anne justru terlihat cemberut ketika mendengar Kean masih saja menyebutnya manja dan juga ceroboh. Meski itu kenyataannya, tetap saja Anne tak suka.

Kini, giliran Dinda sang Kakak ipar yang memberikan selamat sekaligus buket bunga pada Anne.

" Makasih atas bunganya yang sangat cantik ya, Kakak iparku yang cantik," ucap Anne penuh penekanan.

" Kok makasihnya cuma sama Kak Dinda saja, sama Kakak tidak?" ujar Kean yang merasa iri karena Anne tidak mengucapkan terima kasih padanya.

" Memangnya Kakak ngasih apa? "tanya Anne.

" Em ... " Kean bergumam seakan memikirkan apa yang ia kasih pada adiknya.

" Gak ngasih apa-apa, kok mau di ucapin terimakasih! "lanjut Anne dengan memutar bola matanya malas.

" Yakin? Padahal Kakak mau memberikan sesuatu loh! " Kean mencoba memancing sang adik yang sangat suka sekali dengan sesuatu yang bernama 'hadiah' tapi siapa sih wanita yang tak suka di kasih hadiah?

Anne yang awalnya sedikit jutek, tiba-tiba mendekati Kean untuk menanyakan hadiah apa yang akan dia berikan.

" Kakak beneran mau memberikan aku hadiah?" tanya Anne seraya menakutkan kedua alisnya.

Kean sang pria dingin, tiba-tiba tak sanggup menahan tawanya ketika melihat tingkah menggemaskan adiknya itu.

" Memangnya kamu ingin hadiah apa sih, hem?" ujar Kean sembari mengusap lembut puncak kepala Anne.

" Bukannya Kakak tadi bilang sudah punya? Kok masih nanya!" kesal Anne.

Kean justru mencubit pipi Anne yang mengembang karena menahan kesal akibat di permainan oleh sang kakak.

" Iya ... Iya ... Jangan ngambek dong, nanti cantik dan kharismanya hilang! Nanti akan kakak kasih ketika sudah sampai rumah. "

Anne seakan tak memperdulikan ucapan Kean, Ia justru beralih menatap kearah ketiga keponakan yang masih tertidur pulas di strollernya.

" Kalian itu ya, memang jagonya tidur," ucap Anne gemas sembari menciumi keponakannya secara bergantian.

" Oh, ya. Lean sama Nala kok belum datang?" tanya Mama Dira yang belum melihat kedatangan Lean dan juga Nala.

" Mungkin masih di jalan, Ma," sahut Kean.

Karena tak kunjung melihat kedatang Lean dan Nala, membuat mereka semua memutuskan untuk memasuki ruang pameran saja.

...☘️☘️☘️...

Di tempat parkiran gedung pameran, terlihat seorang pria tampan baru saja keluar dari sebuah mobil. Di tangannya, terdapat sebuket bunga yang akan ia berikan untuk seseorang.

Tubuh atletis serta penampilan yang sangat keren bak model hollywood, membuat beberapa wanita melirik ke arahnya. Namun, ia tak menghiraukannya dan terus melangkahkan kedua kakinya berjalan menuju tempat pameran berada.

"Bisa perlihatkan kartu undangannya?" tanya seorang penjaga di depan pintu masuk ruangan pameran.

Hari ini, pameran memang masih di buka untuk tamu yang mendapatkan undangan saja. Besok, baru di buka untuk umum asalkan memiliki tiket masuk ruang pameran.

Brian mengeluarkan kartu undangan yang ia punya, lalu sang scurity pun mempersilahkan ia masuk ke dalam setelah melihat bahwa Brian mempunya kartu undangan VVIP.

Pria itu sesekali menetralkan rasa gugupnya karena sebentar lagi, ia akan bertemu dengan wanita yang sudah sangat di rindukannya.

Derap langkah kaki itu terus berjalan memasuki ruang pameran yang terlihat tidak tidak terlalu ramai karena memang hanya para undangan khusus yang berada di ruangan ini.

Di balik kaca mata hitam yang bertengger, sepasang mata itu terus mencari di mana sang gadis itu berada. Namun, tatapannya tiba-tiba terhenti pada sebuah lukisan yang seketika mencuri perhatiannya. Kini, langkahnya beralih mengarah untuk mendekati lukisan itu.

Saat menyadari bahwa ada seorang pria yang berdiri cukup lama di depan lukisan yang sejak tadi tak ada peminatnya, membuat Anne berjalan menghampirinya.

" Apakah anda menyukainya?" tanya Anne yang seketika membuat lamunan pria itu buyar.

" Em," jawabnya singkat seraya menoleh sebentar ke arah samping. Ketika melihat siapa yang berada di sampingnya saat ini, membuat detak jantungnya semakin cepat.

" Apa anda tahu makna dari lukisan ini?" tanya Anne pada pria asing itu.

" Sangat tahu, apakah ini di jual?"

Anne tersenyum, " Sepertinya anda harus melepaskan kaca mata hitam itu dulu agar bisa membaca dengan jelas tag di atas pigura lukisan itu," jelas Anne sembari memperlihatkan papan kecil di atas lukisan itu. " Not sale" yanga artinya bahwa lukisan itu tidak dijual.

" Sayang sekali, padahal saya sangat ingin membelinya," ujar Brian.

" Sayang sekali, tapi sepertinya anda kurang beruntung karena karya ini tidak untuk dijual. Jika anda mau, masih banyak karya yang bisa anda beli," tawar Anne.

Brian menggeleng. "Saya hanya ingin membeli karya ini, meski dengan harga tinggi sekalipun."

Anne memicingkan matanya tatkala mendengar jawaban dari pria di sampingnya itu. Padahal, sejak tadi tidak ada pengunjung yang tertarik dengan karya ini. Tapi, kenapa pria di depannya ini sangat ingin sekali membelinya? Bahkan sampai menawarkan harga tertinggi. Siapa sebenarnya dia?

...****************...

Halo reader kesayangan ... Dikarenakan ada masalah internal, sehingga membuat novel ini author ubah judul dan akan ada perubahan sedikit cerita. Jadi, kalian baca dari awal lagi ya? Yang penting, cerita ini bisa lanjut lagi biar kalian tidak penasaran dengan novel Anne yang sempat menggantung sebelumnya dan jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like, komen, vote dan hadiahnya yang banyak ya... biar author semangat untuk menulis kisah mereka sampai habis. Oke.

Salam sayang buat kalian semua love you all 💞💞💞

Terpopuler

Comments

αrѕhα

αrѕhα

semoga selalu sukses ke dapannya Anne

2022-09-26

1

🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ〈⎳Alexa Kᵝ⃟ᴸ ❣️

🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ〈⎳Alexa Kᵝ⃟ᴸ ❣️

Chie mampir teh😤

2022-09-16

1

FIERSHA B

FIERSHA B

aku hadir ka
aku pernah baca karya ka Novi
cuma karena masih awam dan lama ga buka novel baru ketemu lagi

2022-08-29

1

lihat semua
Episodes
1 MR Bab 1 : Pertemuan
2 MR Bab 2 : Menepati janji
3 MR Bab 3 : Malam perayaan
4 MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5 MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6 MR Bab 6 : Ku kira lupa
7 MR Bab 7 : Tampang pembohong
8 MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9 MR Bab 9 : Bukan Egois
10 MR Bab 10 : Karma?
11 MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12 MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13 MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14 MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15 MR Bab 15 : Toleransi
16 MR Bab 16 : Introgasi
17 MR Bab 17 : Liburan berdua
18 MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19 MR Bab 19 : Jenuh?
20 MR Bab 20 : Ajakan party
21 MR Bab 21: Tatapan menusuk
22 MR Bab 22 : Gugup!
23 MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24 MR Bab 24 : Bertunangan?
25 MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26 MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27 MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28 MR Bab 28 : Penolakan Brian
29 MR Bab 29 : Berandal kecil!
30 MR Bab 30 : Cemburu
31 MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32 MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33 MR Bab 33: saling merindukan
34 MR Bab 34 : Terjebak
35 MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36 MR Bab 36 : Di tolak?
37 MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38 MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39 MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40 MR Bab 40 : Magang Cinta
41 MR Bab 41 : Suka yang berisi
42 MR Bab 42 : Terkejut
43 MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44 MR Bab 44 : Tak di restui?
45 MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46 MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47 MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48 MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49 MR Bab 49 : See you again
50 MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51 MR Bab 51 : Anne sakit
52 MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53 MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54 MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55 Pengumuman
56 MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57 MR Bab 56 : saling iri
58 MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59 MR Bab 58 : Doakan saja
60 MR Bab 59 : Aman?
61 MR Bab 60 : Komitmen?
62 MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63 MR Bab 62 : Pria yang pasti
64 MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65 MR Bab 64 : Maafkan aku
66 MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67 MR Bab 66 : Keponakan baru
68 MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69 MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70 MR Bab 69 : Dimana Brian?
71 MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72 MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73 MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74 MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75 MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76 MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77 MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78 MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79 MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80 MR Bab 79 : Anne mana?
81 MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82 MR Bab 81 : Lunch bertiga
83 MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84 MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85 MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86 MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87 MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88 MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89 MR Bab 88 : Melamar?
90 MR Bab 89 : Introgasi
91 MR Bab 90 : One step Closer
92 MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93 MR Bab 92 : Kean menghilang
94 MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95 MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96 MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97 MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98 MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99 MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100 Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101 MR Bab 100 : Meminta restu
102 MR Bab 101 : Mendapat restu?
103 Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104 MR Bab 103 : Brian Pergi
105 MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106 MR Bab 105 : Surat dari Brian
107 MR Bab 106 : Melawan Restu
108 Pengumuman dan promo novel
Episodes

Updated 108 Episodes

1
MR Bab 1 : Pertemuan
2
MR Bab 2 : Menepati janji
3
MR Bab 3 : Malam perayaan
4
MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5
MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6
MR Bab 6 : Ku kira lupa
7
MR Bab 7 : Tampang pembohong
8
MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9
MR Bab 9 : Bukan Egois
10
MR Bab 10 : Karma?
11
MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12
MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13
MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14
MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15
MR Bab 15 : Toleransi
16
MR Bab 16 : Introgasi
17
MR Bab 17 : Liburan berdua
18
MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19
MR Bab 19 : Jenuh?
20
MR Bab 20 : Ajakan party
21
MR Bab 21: Tatapan menusuk
22
MR Bab 22 : Gugup!
23
MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24
MR Bab 24 : Bertunangan?
25
MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26
MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27
MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28
MR Bab 28 : Penolakan Brian
29
MR Bab 29 : Berandal kecil!
30
MR Bab 30 : Cemburu
31
MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32
MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33
MR Bab 33: saling merindukan
34
MR Bab 34 : Terjebak
35
MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36
MR Bab 36 : Di tolak?
37
MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38
MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39
MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40
MR Bab 40 : Magang Cinta
41
MR Bab 41 : Suka yang berisi
42
MR Bab 42 : Terkejut
43
MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44
MR Bab 44 : Tak di restui?
45
MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46
MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47
MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48
MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49
MR Bab 49 : See you again
50
MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51
MR Bab 51 : Anne sakit
52
MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53
MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54
MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55
Pengumuman
56
MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57
MR Bab 56 : saling iri
58
MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59
MR Bab 58 : Doakan saja
60
MR Bab 59 : Aman?
61
MR Bab 60 : Komitmen?
62
MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63
MR Bab 62 : Pria yang pasti
64
MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65
MR Bab 64 : Maafkan aku
66
MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67
MR Bab 66 : Keponakan baru
68
MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69
MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70
MR Bab 69 : Dimana Brian?
71
MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72
MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73
MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74
MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75
MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76
MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77
MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78
MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79
MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80
MR Bab 79 : Anne mana?
81
MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82
MR Bab 81 : Lunch bertiga
83
MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84
MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85
MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86
MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87
MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88
MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89
MR Bab 88 : Melamar?
90
MR Bab 89 : Introgasi
91
MR Bab 90 : One step Closer
92
MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93
MR Bab 92 : Kean menghilang
94
MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95
MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96
MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97
MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98
MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99
MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100
Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101
MR Bab 100 : Meminta restu
102
MR Bab 101 : Mendapat restu?
103
Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104
MR Bab 103 : Brian Pergi
105
MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106
MR Bab 105 : Surat dari Brian
107
MR Bab 106 : Melawan Restu
108
Pengumuman dan promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!