MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?

"Oh, ya Anne ... kamu kapan mau menikah? Masak aku saja sudah mau jadi seorang Ibu kamu pacaran aja belum?" tanya Nala yang membuat Anne seketika terdiam.

Pertanyaan seperti ini, sungguh membuat Anne merasa kurang nyaman. 

"Em ... nanti kalau sudah waktunya juga pasti aku akan menikah, kok! Tenang saja, lagian umurku juga masih sangat muda untuk menikah," jelas Anne dengan memaksa untuk tersenyum. 

Nala memicingkan matanya. " Jika kamu yang sudah hampir dua puluh tahun masih sangat muda untuk menikah. Lalu apa kabar dengan diriku yang masih delapan belas tahun sudah mau menjadi seorang Ibu, huh? " ujar Nala dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Anne tersenyum." Kalau kamu ... 'kan beda konteks cerita say ..." balas Anne dengan menaik turunkan kedua alisnya. Sedangkan Nala hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

Kondisi Nala memang jauh berbeda dengan Anne, dia sudah mengagumi seorang pria sejak kecil. Sedangkan Anne, sampai saat ini Nala tak pernah mendengar cerita bahwa gadis itu jatuh cinta pada seorang pria.

"Anne ...," panggil Nala sembari memegang tangan adik iparnya itu.

"Hmmm."

"Kamu yakin, belum pernah jatuh cinta pada seorang pria?" tanya Nala yang sangat penasaran.

Anne menggeleng.

" Serius?" tanya Nala lagi yang terlihat tak percaya.

" Emm, emangnya kenapa sih?"

Nala terlihat mencoba merilekskan kondisinya yang masih setengah terkejut mendengar penuturan Anne. Ia benar-benar tak percaya saat mendengar Anne mengatakan bahwa ia belum pernah jatuh cinta.

Apakah di dunia ini masih ada orang yang seperti Anne? Belum jatuh cinta, di usia yang bisa di bilang cukup untuk mengerti apa itu arti cinta. Bahkan, zaman sekarang anak smp saja sudah banyak yang pacaran, tapi Anne?

Apa jangan-jangan Anne tidak normal? Atau, Nala saja yang terlalu cspat jatuh cintanya?

Nala segera menggelengkan kepalanya, guna menepis pikiran aneh itu.

" Woy, Nal. Kamu kenapa?" tanya Anne yang terlihat bingung dengan sikap sahabat sekaligus kakak iparnya itu.

" Gapapa, gue hanya heran saja. Kok ada ya, orang udah segede ini, belum pernah jatuh cinta sama pria. Jangan-jangan... Kamu sukanya sama cewek lagi, "ujar Nala yang langsung mendapatkan sentilan dari Anne.

" Au, sakit Anne! Gak sopan banget sama Kakak ipar, "gerutu Nala sambil mengusap dahinya yang di sentil oleh Anne.

" Ya, lagian siapa suruh ngatain kalau aku suka sama cewek. Lagian, ya ... Aku tuh masih normal kok! Masih suka sama cowok, hanya ... " Anne menggantung ucapannya, membuat Nala jadi penasaran.

" Hanya apa?" desak Nala yang sudah sangat ingin tahu apa lanjutan dari perkataan Anne.

" Hanya tidak tahu seperti apa rasanya orang jatuh cinta itu!" ungkap Anne jujur.

Hahahaha

Gelak tawa seketika memenuhi ruang tengah. Melihat Nala yang tertawa begitu keras, membuat Anne langsung membekap mulutnya. Dia tak mau kalau sampai ada orang lain yang mendengar obrolan mereka, apalagi kalau sampai Lean yang dengar. Bisa jadi bulan-bulanan ejekan kakaknya yang jahil itu.

" Jangan keras-keras kalau ketawa!"

Nala mengangguk, membuat Anne langsung melepaskan bekapannya karena tak tega juga jika membekap mulut Nala terlalu lama.

" Kamu serius tidak tahu?" Nala terlihat memastikan kembali.

Anne hanya mengangguk, dan terus menyandarkan kepalanya di bahu sang kakak ipar.

Tiba-tiba Nala menyingkirkan kepala Anne yang bersandar pada pundaknya, lalu menatap adik iparnya itu dengan seksama.

" Anne, aku benar-benar ingin kamu jujur, jangan ada yang di tutup-tutupi. Kamu seriusan tidak pernah merasakannya?"

Anne kembali mengangguk, membuat dahi Nala berkerut.

" Apa kamu tidak pernah menyukai seorang pria?"

" Apakah rasa suka bisa di katakan jatuh cinta? " bukannya menjawab, Anne justru melempar sebuah pertanyaan kembali.

" Ya... Nggak juga sih, tapi kan___"

"Sudah ya, jangan bahas itu lagi. Lebih baik kita membahas kuliah atau yang lainnya. Jangan lagi membahas soal cinta," pungkas Anne yang memang tak terlalu menyukainya.

Jika sudah seperti ini, Nala hanya bisa menurut karena ucapan serta raut wajah Anne sudah memperlihatkan bahwa ia tak suka membahas soal cinta, pacaran dan teman sebangsanya.

...☘️☘️☘️...

Di waktu yang sama, Lean baru saja sampai di tempat ketiga pria beda usia berkumpul. Di mana ada Papa Ken, Kean dan Brian.

" Wajahmu kenapa di tekuk begitu, Le?" tanya Papa Ken tatkala melihat wajah murung putranya yang terlihat seperti angry bird.

" Iya, apa sudah tidak asik menempel sama istri?" sindir Kean dengan menahan tawanya.

"Nggak usah ngajak ribut, deh ...."

"Siapa yang ngajak ribut, orang aku ngajak ngobrol sambil ngopi," elak Kean yang membuat Papa Ken dan Brian tergelak mendengarnya.

"Kenapa sekarang kamu pindah haluan menjadi pria yang menyebalkan!" ketus Lean.

"Sudah-sudah ...," lerai Papa Ken. "Kalian itu dari kecil sampai sudah jadi ayah dan calon ayah, masih saja berdebat kalau lagi bersama."

" Habisnya ... Kak Kean__" Lean tidak melanjutkan ucapannya tatkala mendengar teguran Papa Ken yang memanggil namanya dengan tatapan tajam.

" Apa kalian tidak malu berdebat di depan, Brian? Dia sampai melongo melihat kalian berdebat!" tukas Papa Ken.

" Ya ... Dia melongo karena tidak tahu bahasa kita, Pa." Lean masih saja terus menjawab jika di beritahu, sedangkan Brian hanya tersenyum mendengarnya. Dia memang belum terlalu lancar berbahasa Indonesia, namun cukup paham dengan apa yang Kean dan Lean perdebatkan.

Setelahnya, ketiga pria beda usia itu kembali melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat tertunda karena kehadiran Lean.

" Oh, ya. Kalian sejak tadi membicarakan apa?" tanya Lean yang kurang paham dengan pembicaraan mereka.

" Pekerjaan," sahut Brian dan Kean.

" Pekerjaan?" ulang Lean yang tidak mengerti dengan jalan pikiran ketiga pria di depannya saat ini, dalam kondisi santai begini masih saja pekerjaan yang di bahas?

Benar-benar para workaholic!

" Kenapa wajahmu terlihat seperti terkejut, Kak?" tanya Brian.

" Aku bukan terkejut, tapi sepertinya salah tempat lagi!" gumam Lean dengan wajah lesunya.

Ketiga pria beda usia itu justru tergelak melihat ekspresi Lean saat ini. Dari keempat pria itu, memang hanya Lean yang bukan dari kalangan pebisnis sehingga dia kurang nyambung jika di ajak bicara.

Selain menepati janjinya pada Anne, kedatangan Brian ke Indonesia juga karena ada urusan bisnis bersama perusahaan Fabio mewakili Daddynya. Jadi, apa yang mereka bicarakan sejak tadi ya tidak jauh dari tentang kerja sama mereka.

***

Saat melihat jarum jam di jam tangannya sudah berada pada angka setengah sepuluh malam, membuat Lean segera pamit undur diri. Ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama istrinya di kamar daripada mendengar pembicaraan yang tak ia pahami sama sekali. Dari kecil, Lean memang lebih tertarik dengan dunia kedokteran. Makanya, dia bisa menjadi dokter bedah yang sangat hebat. Sedangkan Kean, awalnya ia tak suka saat di minta menjadi pengganti Papa Ken untuk memimpin perusahaan. Tapi, seiring berjalannya waktu, Ia mulai menyukai dunia bisnis.

Melihat Lean pergi, membuat kedua pria beristri itu ikut melihat jam di tangan mereka.

" Sepertinya kita lanjutkan besok saja obrolannya, karena sudah waktunya untuk tidur." Papa Ken mencoba mengakhiri pembicaraan mereka.

Brian juga ikut melihat jam yang melingkar di tangannya. " Apakah kalian sudah tidur di jam segini?" tanya Brian yang cukup heran karena tidur di jam setengah sepuluh bisa di katakan cukup dini bagi seorang workaholic.

Kean menepuk pundak Brian. " Nanti ... jika sudah menikah, kamu pasti akan tahu kenapa para pria beristri itu tidur lebih cepat dari pria singel!" pungkas Kean sebelum pergi.

...****************...

Terpopuler

Comments

αrѕhα

αrѕhα

sesak kan jadinya Anne...pacaran beda keyakinan

2022-09-28

0

🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻

🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻

mereka bekerja keras dan bercocok tanam spy memiliki hasil yg baik ehh 🤣🤣🤣🚴🏼‍♂️🚴🏼‍♂️🚴🏼‍♂️🚴🏼‍♂️🚴🏼‍♂️

2022-09-22

1

🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻

🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻

di kamar emang lebih enak n nyaman ya kan Lean 🤣🤣🤣🤣
omegad apasih ini 😆🙈

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 MR Bab 1 : Pertemuan
2 MR Bab 2 : Menepati janji
3 MR Bab 3 : Malam perayaan
4 MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5 MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6 MR Bab 6 : Ku kira lupa
7 MR Bab 7 : Tampang pembohong
8 MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9 MR Bab 9 : Bukan Egois
10 MR Bab 10 : Karma?
11 MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12 MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13 MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14 MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15 MR Bab 15 : Toleransi
16 MR Bab 16 : Introgasi
17 MR Bab 17 : Liburan berdua
18 MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19 MR Bab 19 : Jenuh?
20 MR Bab 20 : Ajakan party
21 MR Bab 21: Tatapan menusuk
22 MR Bab 22 : Gugup!
23 MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24 MR Bab 24 : Bertunangan?
25 MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26 MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27 MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28 MR Bab 28 : Penolakan Brian
29 MR Bab 29 : Berandal kecil!
30 MR Bab 30 : Cemburu
31 MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32 MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33 MR Bab 33: saling merindukan
34 MR Bab 34 : Terjebak
35 MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36 MR Bab 36 : Di tolak?
37 MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38 MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39 MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40 MR Bab 40 : Magang Cinta
41 MR Bab 41 : Suka yang berisi
42 MR Bab 42 : Terkejut
43 MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44 MR Bab 44 : Tak di restui?
45 MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46 MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47 MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48 MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49 MR Bab 49 : See you again
50 MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51 MR Bab 51 : Anne sakit
52 MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53 MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54 MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55 Pengumuman
56 MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57 MR Bab 56 : saling iri
58 MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59 MR Bab 58 : Doakan saja
60 MR Bab 59 : Aman?
61 MR Bab 60 : Komitmen?
62 MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63 MR Bab 62 : Pria yang pasti
64 MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65 MR Bab 64 : Maafkan aku
66 MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67 MR Bab 66 : Keponakan baru
68 MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69 MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70 MR Bab 69 : Dimana Brian?
71 MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72 MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73 MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74 MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75 MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76 MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77 MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78 MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79 MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80 MR Bab 79 : Anne mana?
81 MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82 MR Bab 81 : Lunch bertiga
83 MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84 MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85 MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86 MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87 MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88 MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89 MR Bab 88 : Melamar?
90 MR Bab 89 : Introgasi
91 MR Bab 90 : One step Closer
92 MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93 MR Bab 92 : Kean menghilang
94 MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95 MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96 MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97 MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98 MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99 MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100 Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101 MR Bab 100 : Meminta restu
102 MR Bab 101 : Mendapat restu?
103 Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104 MR Bab 103 : Brian Pergi
105 MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106 MR Bab 105 : Surat dari Brian
107 MR Bab 106 : Melawan Restu
108 Pengumuman dan promo novel
Episodes

Updated 108 Episodes

1
MR Bab 1 : Pertemuan
2
MR Bab 2 : Menepati janji
3
MR Bab 3 : Malam perayaan
4
MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5
MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6
MR Bab 6 : Ku kira lupa
7
MR Bab 7 : Tampang pembohong
8
MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9
MR Bab 9 : Bukan Egois
10
MR Bab 10 : Karma?
11
MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12
MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13
MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14
MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15
MR Bab 15 : Toleransi
16
MR Bab 16 : Introgasi
17
MR Bab 17 : Liburan berdua
18
MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19
MR Bab 19 : Jenuh?
20
MR Bab 20 : Ajakan party
21
MR Bab 21: Tatapan menusuk
22
MR Bab 22 : Gugup!
23
MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24
MR Bab 24 : Bertunangan?
25
MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26
MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27
MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28
MR Bab 28 : Penolakan Brian
29
MR Bab 29 : Berandal kecil!
30
MR Bab 30 : Cemburu
31
MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32
MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33
MR Bab 33: saling merindukan
34
MR Bab 34 : Terjebak
35
MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36
MR Bab 36 : Di tolak?
37
MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38
MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39
MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40
MR Bab 40 : Magang Cinta
41
MR Bab 41 : Suka yang berisi
42
MR Bab 42 : Terkejut
43
MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44
MR Bab 44 : Tak di restui?
45
MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46
MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47
MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48
MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49
MR Bab 49 : See you again
50
MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51
MR Bab 51 : Anne sakit
52
MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53
MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54
MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55
Pengumuman
56
MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57
MR Bab 56 : saling iri
58
MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59
MR Bab 58 : Doakan saja
60
MR Bab 59 : Aman?
61
MR Bab 60 : Komitmen?
62
MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63
MR Bab 62 : Pria yang pasti
64
MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65
MR Bab 64 : Maafkan aku
66
MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67
MR Bab 66 : Keponakan baru
68
MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69
MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70
MR Bab 69 : Dimana Brian?
71
MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72
MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73
MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74
MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75
MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76
MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77
MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78
MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79
MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80
MR Bab 79 : Anne mana?
81
MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82
MR Bab 81 : Lunch bertiga
83
MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84
MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85
MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86
MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87
MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88
MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89
MR Bab 88 : Melamar?
90
MR Bab 89 : Introgasi
91
MR Bab 90 : One step Closer
92
MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93
MR Bab 92 : Kean menghilang
94
MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95
MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96
MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97
MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98
MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99
MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100
Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101
MR Bab 100 : Meminta restu
102
MR Bab 101 : Mendapat restu?
103
Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104
MR Bab 103 : Brian Pergi
105
MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106
MR Bab 105 : Surat dari Brian
107
MR Bab 106 : Melawan Restu
108
Pengumuman dan promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!