" Hello." pria itu menggoyangkan tangannya di depan wajah Anne yang tengah terdiam membisu.
" Oh, ya sorry!" Anne mencoba kembali fokus ke topik pembicaraannya bersama orang asing itu.
" Kamu kenapa?"
Anne menggeleng. " Saya tidak apa-apa, tapi Mr Saya tetap tidak akan menjualnya," pungkas Anne yang ikut kekeh tidak mau menjual lukisan itu karena lukisan ini khusus ia buat untuk seseorang.
" Kenapa?"
Anne kembali terdiam ketika sepasang netranya bersitatap dengan netra berwarna hazel itu. Jika di amati dengan seksama, Anne merasa seperti tak asing dengan pria di depannya ini.
"Kenapa ... Suaranya terdengar seperti Kak Brian? Tapi, dia 'kan sudah bilang kalau tidak bisa datang karena ada urusan penting. Dan ... Postur tubuhnya juga sepertinya lebih besar pria ini." Batin Anne sembari menelisik pria bertubuh atletis di depannya dengan kaca mata hitam dan juga masker yang menutup sebagian wajahnga sehingga membuat Anne tak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang ada di hadapannya saat ini.
" Sebenarnya siapa anda?" tanya Anne yang tiba-tiba teringat jika tamu undangan hari ini hanya orang-orang tertentu saja, bukan untuk umum.
" Apa Kamu tidak mengingatku, Anne?" Bukannya menjawab pertanyaan Anne, pria itu justru bertanya kembali. Wajah Anne seketika berubah menjadi bingung, dan semakin penasaran siapa pria ini?
Di karenakan sudah tak tega lagi melihat wajah kebingungan Anne, pria itu terpaksa membuka kaca mata serta maskernya.
Sepasang bola mata berwarna abu itu seketika membulat sempurna, kedua tangannya pun langsung menutup mulutnya yang sedikit menganga karena terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini.
" Kak Bri ...," lirih Anne saat tahu ternyata pria itu adalah Brian kakak angkatnya. Anne benar-benar tidak pernah mengira bahwa pria yang ia harapkan, sekarang sudah berdiri tegap di hadapannya. Waktu seakan berhenti sejenak, dunia terasa bagaikan mimpi belaka tatkala melihat Brian datang ke acara pameran tunggalnya.
" Hai Anne, apa kabar?" tanya Brian menggunakan bahasa Indonesia dengan logat asingnya.
Bukannya menjawab, Anne justru reflek mencubit lengan Brian.
" Au, sakit, Anne!" keluh Brian seraya mengusap bekas cubitan Anne yang cukup kuat.
" Biarin! Siapa suruh kakak bohong sama aku, katanya gak bisa datang karena sibuk, tapi ini apa?" Anne terlihat memberengut dengan mata yang sudah mengemban karena terharu bercampur kesal.
Melihat ekspresi Anne yang seperti ini, membuat Brian merasa gemas dan ingin mencubit pipi Anne. Namun, gadis itu langsung menghindar sehingga membuat Brian jadi canggung.
Demi menutupi rasa canggung itu, Brian mengalihkannya dengan memberikan buket bunga yang telah ia siapkan untuk Anne.
" Selamat atas pameran pertamanya gadis kecil," ucap Brian sembari mengusap puncak kepala Anne dengan sebuah senyuman manis menghias di wajahnya .
"Aku bukan gadis kecil! Lagian, perkataan Kakak sudah seperti pria tua saja. Padahal, jarak usia kita hanya tiga tahun, " pungkas anne yang tidak terima di panggil dengan sebutan gadis kecil karena sebentar lagi usianya akan menginjak 20 tahun.
Brian tersenyum, ia semakin gemas tatkala mendengar Anne yang tidak berubah sedikitpun, masih suka mengoceh dan protes.
" Baiklah, kamu mau di panggil apa?" tanya Brian yang masih menatap Anne dengan lekat.
Di tatap seintens ini oleh pria tampan, membuat jantung Anne tiba-tiba berdetak semakin kencang. Setelah dua tahun tidak bersua, Brian terlihat makin tampan dan juga gagah. Mungkin karena dua tahun lalu dia terlalu kurus dan pucat sehingga membuat kadar ketampanannya berkufang, tapi sekarang dia benar-benar bagaikan seorang model internasional yang sangat tampan.
"Andai kamu bukan kakakku ..." Anne segera menepis pikiran yang tidak-tidak dari dirinya.
Ia harus sadar bahwa Brian itu adalah Kakak angkatnya. Meskipun, bukan sedarah tapi dia tetap anak yang sudah di urus mamanya selama bertahun-tahun dan sudah di anggap seperti anak sendiri. Dan itu artinya, dia adalah kakaknya juga.
" Ternyata Kamu menepati janjimu, Kak, " ujar Anne guna mengalihkan perasaan aneh itu.
" Tentu saja karena aku tak pernah lupa dengan janjiku padamu, Anne. "
Brian memang tak pernah melupakan janjinya yang akan datang di acara pameran tunggal Anne, bahkan pria tampan itu selalu menantikan kapan waktu itu tiba. Dimana ia akan kembali bertemu dengan gadis cantik yang telah menjadi langit serta penyemangat untuk bertahan hidup lebih lama lagi.
Anne mengangguk, mengerti. Setelahnya, mereka kembali membahas tentang lukisan.
" Oh, ya Anne. Sekarang, apakah bisa kamu menjual lukisan ini padaku?" Brian maaih saja ingin membeli lukisan yang telah mampu menarik perhatiannya.
Anne menggeleng, membuat Brian jadi kecewa. Awalnya, Ia mengira bahwa Anne akan memberikan lukisan itu ketika tahu siapa pria misterius yang tertarik ingin membeli lukisannya.
"Sekali tidak ya tidak, lagian kenapa Kakak begitu tertarik sekali dengan lukisan ini? Bukankah masih banyak lukisan yang lain?"
" Ketika seseorang ingin membeli sebuah karya sampai rela menawarkan harga tinggi, itu menandakan bahwa Ia sangat menyukai karya itu. Dari awal aku datang, lukisan ini sudah membuatku tertarik padanya. Kisah di dalam lukisan ini, bisa di bilang cukup menyedihkan. "
" Oh, ya? "
Brian mengangguk." Darimana kamu mendapatkan inspirasi seperti ini? "tanya Brian penasaran.
" Ada deh! "ujar Anne yang tak mau mengaku.
" Kamu ya ... "
" Bri ..., " panggil seseorang dari kejauhan yang membuat Brian tak jadi menyentil dahi Anne.
Menyadari tak ada yang terjadi, membuat Anne mencoba membuka matanya yang tertutup gara-gara ingin di sentil.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
αrѕhα
Anne dan brian bertemu koq yang ikut deg-deg ser yah. mukaku bersemu merah😀
2022-09-26
0
Chie📴
aku mau nya di peyuk bukan di sentil🤣
2022-09-21
0
FIERSHA B
Anne sama brian yang muncul aku yang deg deg an
2022-08-29
1