MR Bab 3 : Malam perayaan

"Brian ...," seru seorang wanita paruh baya yang menyadari bahwa putranya datang.

Mama Dira segera memeluk Brian dengan erat guna meluapkan rasa rindu di hatinya. Sejak dua tahun yang lalu, mereka sudah jarang bertemu lagi. Padahal, sejak Brian kecil mereka tak pernah berpisah selama ini. Paling lama hanya dua minggu, itupun karena Mama Dira harus menemani Samuel pergi dinas. Kalau tidak, mereka selalu hidup bersama sampai membuat Brian tak pernah mau jauh-jauh dari Mamanya. Namun, takdir berkata lain. Dua tahun yang lalu, Ia harus merelakan mamanya kembali ke keluarga aslinya yang telah berpisah selama enam belas tahun.

"Mommy Rindu, Bri," ucap Mama Dira.

" Brian juga sangat rindu sama Mommy," balas Brian yang juga mengeratkan pelukannya. Jujur, Brian juga sangat rindu dengan pelukan hangat dari seorang wanita yang telah merawatnya sejak kecil. Kehadiran Mama Dira, benar-benar membuat Brian tak pernah merasa kehilangan sosok seorang ibu karena ia sangat menyayanginya dengan sepenuh hati. Layaknya seorang ibu kandung yang sangat menyayangi putranya.

" Ma ...," panggil Papa Ken tatkala melihat istrinya yang tak kunjung melepaskan pelukannya pada Brian.

Menyadari tatapan kurang suka dari Papa Ken, membuat Brian segera mengurai pelukannya. Brian mencoba mengusap air mata yang jatuh membasahi wajah cantik Mommynya.

" Katanya Anne, kamu tidak bisa datang! Tapi kenapa ..."

" Surprise, Mom," sahut Brian dengan tersenyum.

Mama Dira tersenyum, lalu mencoba melihat kondisi putranya itu. " Kamu sepertinya sudah kembali seperti sedia kala, Brian yang mempunyai tubuh atletis! "puji Mama Dira yang seketika membuat pipi Brian memerah.

Ya, selama dua tahun ini Brian terus menjaga pola hidupnya dengan terus berolahraga dan menjaga makanan yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Bukan hanya itu saja, Brian juga masih rutin memeriksakan dirinya karena Dokter mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa sel kanker itu akan muncul lagi.

Jadi, untuk antisipasi dia harus rutin memeriksakan diri agar bisa tahu lebih cepat jika memang ada bibit sel kanker baru.

Setelah itu, Brian menyapa Papa Ken.

" Bagaimana kabarmu, Bri?" tanya Papa Ken basa-basi.

Brian tersenyum tatkala melihat sikap Papa Ken yang masih terlihat canggung padanya.

" Seperti yang Om lihat, saya baik dan sehat," ucap Brian dengan memperlihatkan tubuhnya yang memang terlihat bugar dari sebelumnya.

" Baguslah! " ucap Papa Ken dengan menepuk pundak Brian. Entah kenapa, Papa Ken masih begitu canggung jika mengingat kembali siapa Brian. Tapi, ia tetap mencoba bersikap baik karena sang istri sangat menyayangi Brian.

Ketika melihat Brian mendekat, Kean segera memeluk ala pria padanya. Kurang lebih setahun yang lalu mereka berdua sudah pernah bertemu kembali, dan saat itu Brian bersikap sangat baik padanya layaknya sosok seorang adik pada Kakaknya.

" Selamat datang kembali di Indonesia, Bri," ucap Kean di sela pelukannya.

" Terimakasih, Kak."

Sedangkan Dinda, mereka hanya saling menyapa dengan menundukkan kepala.

" Apakah ini triplet?" tanya Brian tatkala melihat tiga bayi kembar di dalam stroller.

" Ya ... Ini ABC, " jawab Kean yang memperkenalkan nama panggilan ketiga anaknya.

" Mereka sangat lucu dan menggemaskan!" ucap Brian dengan tersenyum menatap ketiga bayi itu.

***

Selesai acara pameran, semua orang berkumpul bersama di kediaman Fabio untuk merayakan kesuksesan acara pembukaan pameran tunggal Anne.

Melihat kebersamaan ini, membuat Mama Dira merasa lengkap seakan berada di masa depan dimana Anne sudah memiliki pasangan juga.

"Kenapa aku merasa Anne terlihat cocok dengan, Bri? Astagfirullah ... kenapa aku bisa berpikiran seperti itu, sih!" gumam Mama Dira yang mencoba menepis pikiran anehnya.

Tapi, jika memang mereka bisa bersama pun tidak masalah. Toh, mereka tidak ada ikatan darah atau saudara yang haram menikah. Hanya ... Berbeda keyakinan saja.

" Makan yang banyak!" Brian memberikan lauk ke piring Anne dengan tersenyum. Sedangkan Anne tercengang melihat Brian memberikan begitu banyak lauk padanya.

" Apa Kakak mau membuat aku gemuk?" ketus Anne.

" Tidak, asalkan kamu kurangi porsi karbohidrat pasti tidak akan gemuk, " ujar Brian yang membuat Anne seketika cemberut.

" Oh ... jadi Kakak mau bilang kalau asupan karbohidratku itu kebanyakan, gitu?" ucap Anne dengan menyuapkan potongan daging ke dalam mulutnya dengan tatapan kesal.

Beginilah kalau berurusan dengan makhluk yang namanya wanita, sangat sensitif dan mudah sekali tersinggung. Apalagi soal berat badan atau makanan.

Brian hanya tersenyum melihat tingkah Anne yang menurutnya cukup menggemaskan. Rasanya dia ingin mencubit pipi yang sudah mengembang itu, namun Brian sadar ia ada di mana. Rasa rindu yang selama ini ia pendam, akhirnya bisa terobati. Melihat Anne secara langsung seperti ini sudah mampu membuat Brian merasa sangat bahagia.

Tanpa sengaja, Lean melihat interaksi mereka yang menurutnya sedikit aneh. Brian dan Anne memang duduk bersebelahan karena semua orang duduk di dekat pasangannya masing-masing.

"Kenapa tatapan Brian terlihat berbeda? Apa dia menyukai Anne?" batin Lean yang sangat peka terhadap hal seperti ini. Ia mencoba mengamati tatapan Brian pada adiknya untuk memastikan kalau duga nya benar atau tidak.

" Bee ... minta tolong ambilin iga asam manisnya, dong. " Pinta Nala dengan menyenggol lengan Lean.

" Ah, iya Bee ... mau apa?" tanya Lean yang sedikit bingung karena dia tadi sedang tidak fokus.

" Mau iga manis bee ...," ulang Nala dengan nada manja sembari menunjuk pring iga manis yang tak jauh dari Lean. Dengan sigap, Lean segera mengambilkan lauk yang di inginkan oleh istrinya.

Sejak hamil, Nala memang lebih manja yang sudah seperti bayi gede. Apa-apa minta di layani, dan semakin mudah bergairah. Lalu, apakah Lean senang atau kewalahan dengan perubahan Nala? Tentu saja senang karena Lean sudah sangat menanti- nanti waktu di mana ia akan menjadi seorang suami siaga dan calon ayah.

Saat ini kehamilan Nala masih baru memasuki trimester kedua karena dia baru siap hamil setelah pernikahan mereka berumur setahun lebih.

Selesai makan malam bersama, mereka berkumpul di ruang keluarga. Bercanda, serta bercerita bersama.

" Masya Allah ... aku kenapa jadi gemes gini lihat perutmu yang semakin besar dan pipi bakpao ini," ucap Anne sembari mengelus perut Nala, lalu mencubit pipi sahabat sekaligus kakak iparnya itu.

" Anne ... Kalau gemes gapapa, tapi jangan nyubit pipi bakpaonya bumil, nanti dia sakit gimana? " ujar Lean sembari mengusap pipi Nala bekas cubitan Anne.

Anne melongo melihat Kakaknya yang begitu posesif serta bermesraan dengan istrinya di depannya.

Anne mencebik. " Memang ya... berurusan dengan suami bucin plus over protektif itu sangat menyebalkan! Lagian, aku nyubitnya juga nggak keras, kok! Iya 'kan, Nal?" tanya Anne yang diangguki oleh Nala.

" Panggil Kakak!" tukas Lean yang tak suka mendengar Anne masih memanggil Nala masih sama seperti dulu, tanpa ada embel-embel kakak.

" Astagfirullah ... kenapa Kakak yang protes, Nala aja yang di panggil fine ... fine aja! Iya, 'kan Nak? " cetus Anne dengan melempar tatapan ke Nala.

" Ya__"

"Sudah ... sudah ... kalian berdua itu sudah pada dewasa masih saja ribut dengan masalah kecil. Lagian, aku lebih enak di panggil Nala daripada Kakak, biar tidak terlihat tua!" tutur Nala yang mencoba menengahi percekcokan kakak beradik itu.

Wajah Lean berubah masam tatkala mendengar istrinya lebih membela adik iparnya daripada suami sendiri. Sedangkan, Nala dan Anne tergelak bersama melihat perubahan raut wajah Lean yang terlihat lucu.

Merasa hanya menjadi bahan becandaan istri dan adiknya, membuat Lean beranjak pergi bergabung dengan gerombolan para pria.

" Mau kemana, Bee?" tanya Nala saat melihat Lean beranjak bangun dari duduknya.

" Ngumpul sama para pria!" jawab Lean ketus.

" Seharusnya dari tadi," sindir Anne yang membuat Lean semakin kesal.

" Oh, ya Anne ... kamu kapan mau menikah? Masak aku saja sudah mau jadi seorang Ibu kamu pacaran aja belum?" tanya Nala yang membuat Anne seketika terdiam.

...****************...

Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya ya guys...

Kalian juga bisa follow akun author : Novi_Rahajeng08 jika ingin lihat spill kisah Anne dan Brian.

Terpopuler

Comments

αrѕhα

αrѕhα

jadi bingung kan. karna sulit dipersatukan dengan perbedaan keyakinan

2022-09-28

0

αrѕhα

αrѕhα

setuju Nala. aku juga nggak suka dipanggil kak. kayak kita rasanya sdh tua sekali

2022-09-28

0

αrѕhα

αrѕhα

perbedaan keyakinan yg menjadi penghalang untuk bersama

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 MR Bab 1 : Pertemuan
2 MR Bab 2 : Menepati janji
3 MR Bab 3 : Malam perayaan
4 MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5 MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6 MR Bab 6 : Ku kira lupa
7 MR Bab 7 : Tampang pembohong
8 MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9 MR Bab 9 : Bukan Egois
10 MR Bab 10 : Karma?
11 MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12 MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13 MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14 MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15 MR Bab 15 : Toleransi
16 MR Bab 16 : Introgasi
17 MR Bab 17 : Liburan berdua
18 MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19 MR Bab 19 : Jenuh?
20 MR Bab 20 : Ajakan party
21 MR Bab 21: Tatapan menusuk
22 MR Bab 22 : Gugup!
23 MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24 MR Bab 24 : Bertunangan?
25 MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26 MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27 MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28 MR Bab 28 : Penolakan Brian
29 MR Bab 29 : Berandal kecil!
30 MR Bab 30 : Cemburu
31 MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32 MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33 MR Bab 33: saling merindukan
34 MR Bab 34 : Terjebak
35 MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36 MR Bab 36 : Di tolak?
37 MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38 MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39 MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40 MR Bab 40 : Magang Cinta
41 MR Bab 41 : Suka yang berisi
42 MR Bab 42 : Terkejut
43 MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44 MR Bab 44 : Tak di restui?
45 MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46 MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47 MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48 MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49 MR Bab 49 : See you again
50 MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51 MR Bab 51 : Anne sakit
52 MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53 MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54 MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55 Pengumuman
56 MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57 MR Bab 56 : saling iri
58 MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59 MR Bab 58 : Doakan saja
60 MR Bab 59 : Aman?
61 MR Bab 60 : Komitmen?
62 MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63 MR Bab 62 : Pria yang pasti
64 MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65 MR Bab 64 : Maafkan aku
66 MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67 MR Bab 66 : Keponakan baru
68 MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69 MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70 MR Bab 69 : Dimana Brian?
71 MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72 MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73 MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74 MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75 MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76 MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77 MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78 MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79 MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80 MR Bab 79 : Anne mana?
81 MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82 MR Bab 81 : Lunch bertiga
83 MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84 MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85 MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86 MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87 MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88 MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89 MR Bab 88 : Melamar?
90 MR Bab 89 : Introgasi
91 MR Bab 90 : One step Closer
92 MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93 MR Bab 92 : Kean menghilang
94 MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95 MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96 MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97 MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98 MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99 MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100 Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101 MR Bab 100 : Meminta restu
102 MR Bab 101 : Mendapat restu?
103 Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104 MR Bab 103 : Brian Pergi
105 MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106 MR Bab 105 : Surat dari Brian
107 MR Bab 106 : Melawan Restu
108 Pengumuman dan promo novel
Episodes

Updated 108 Episodes

1
MR Bab 1 : Pertemuan
2
MR Bab 2 : Menepati janji
3
MR Bab 3 : Malam perayaan
4
MR Bab 4 : Tak tahu apa itu jatuh cinta?
5
MR Bab 5 : Kecerobohan di pagi hari
6
MR Bab 6 : Ku kira lupa
7
MR Bab 7 : Tampang pembohong
8
MR Bab 8 : Masuk ke dalam lubang buaya
9
MR Bab 9 : Bukan Egois
10
MR Bab 10 : Karma?
11
MR Bab 11 : Sikap manis Brian
12
MR Bab 12 : Cinta dalam diam
13
MR Bab 13 : Keberangkatan ke New York
14
MR Bab 14 : Kejutan untuk Anne
15
MR Bab 15 : Toleransi
16
MR Bab 16 : Introgasi
17
MR Bab 17 : Liburan berdua
18
MR Bab 18 : Apa yang terjadi?
19
MR Bab 19 : Jenuh?
20
MR Bab 20 : Ajakan party
21
MR Bab 21: Tatapan menusuk
22
MR Bab 22 : Gugup!
23
MR Bab 23 : Permintaan Maaf, berbalas terima kasih.
24
MR Bab 24 : Bertunangan?
25
MR Bab 25 : Berpura-pura baik-baik saja
26
MR Bab 26 : Ada apa dengan Anne?
27
MR Bab 27 : Kalau tidak tahu, tempe saja
28
MR Bab 28 : Penolakan Brian
29
MR Bab 29 : Berandal kecil!
30
MR Bab 30 : Cemburu
31
MR Bab 31: Bahagia itu sederhana
32
MR Bab 32 : Pacar atau Suami?
33
MR Bab 33: saling merindukan
34
MR Bab 34 : Terjebak
35
MR Bab 35 : Bangunlah, Kak
36
MR Bab 36 : Di tolak?
37
MR Bab 37 : Saling diam satu sama lain
38
MR Bab 38 : Cinta itu rumit?
39
MR Bab 39 : Izinkan aku untuk bersamamu
40
MR Bab 40 : Magang Cinta
41
MR Bab 41 : Suka yang berisi
42
MR Bab 42 : Terkejut
43
MR Bab 43 : Kecerobohan Anne.
44
MR Bab 44 : Tak di restui?
45
MR Bab 45 : Jatuh cinta itu tak salah
46
MR Bab 46: Perdebatan antara Anak dan Papa
47
MR Bab 47 : Berpura-pura baik-baik saja
48
MR Bab 48 : Berat untuk pergi
49
MR Bab 49 : See you again
50
MR Bab 50 : Ada obat tidur?
51
MR Bab 51 : Anne sakit
52
MR Bab 52 : Lain di mulut, lain di hati
53
MR Bab 53 : Nyanyian pengantar tidur
54
MR Bab 54 : Malas sarapan bersama
55
Pengumuman
56
MR Bab 55 : Perdebatan keluarga
57
MR Bab 56 : saling iri
58
MR Bab 57 : Kapan ke Indonesia?
59
MR Bab 58 : Doakan saja
60
MR Bab 59 : Aman?
61
MR Bab 60 : Komitmen?
62
MR Bab 61 : Kemarahan Papa Ken
63
MR Bab 62 : Pria yang pasti
64
MR Bab 63: Apa aku di campakkan?
65
MR Bab 64 : Maafkan aku
66
MR Bab 65 : Bisa jadi obat?
67
MR Bab 66 : Keponakan baru
68
MR Bab 67 : Menyibukkan diri
69
MR Bab 68 : Jangan beritahu Anne!
70
MR Bab 69 : Dimana Brian?
71
MR Bab 70 : Demi lukisan in memories
72
MR Bab 71 : Belum bisa melupakan
73
MR Bab 72 : Menemukan titik terang
74
MR Bab 73 : Apa anda akan membunuh saya?
75
MR Bab 74 : Apa kita bisa bertemu?
76
MR Bab 75 : Kalau jadi calon istri aja, gimana?
77
MR Bab 76 : Bertemu dengan pemilik hati ( Abi)
78
MR Bab 77 : Kenapa tak bisa?
79
MR Bab 78 : Aunty dapat Jackpot?
80
MR Bab 79 : Anne mana?
81
MR Bab 80 : Ternyata hanya rekaman
82
MR Bab 81 : Lunch bertiga
83
MR Bab 82 : Bagaimana jika aku menyerah?
84
MR Bab 83 : Bertemu dia lagi?
85
MR Bab 84 : Secangkir Teh Chamomile
86
MR Bab 85 : Ternyata kamu masih mencintaiku
87
MR Bab 86 : Aku menyukaimu
88
MR Bab 87 : Tukang ghosting!
89
MR Bab 88 : Melamar?
90
MR Bab 89 : Introgasi
91
MR Bab 90 : One step Closer
92
MR Bab 91 : Bawa Anne pergi
93
MR Bab 92 : Kean menghilang
94
MR Bab 93 : Menghilangkan jejak
95
MR Bab 94 : Mimpi atau nyata?
96
MR Bab 95 : Bolehkah aku egois?
97
MR Bab 96 : Ayo kita menikah
98
MR Bab 97 : Mari akhiri ini semua
99
MR Bab 98 : Pindah ke Mansion
100
Bab 99 : Dua kalimat syahadat
101
MR Bab 100 : Meminta restu
102
MR Bab 101 : Mendapat restu?
103
Bab 102 : Bukan cerita pengantin Pengganti
104
MR Bab 103 : Brian Pergi
105
MR Bab 104 : Pelukan terakhir kalinya
106
MR Bab 105 : Surat dari Brian
107
MR Bab 106 : Melawan Restu
108
Pengumuman dan promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!