"Brian ...," seru seorang wanita paruh baya yang menyadari bahwa putranya datang.
Mama Dira segera memeluk Brian dengan erat guna meluapkan rasa rindu di hatinya. Sejak dua tahun yang lalu, mereka sudah jarang bertemu lagi. Padahal, sejak Brian kecil mereka tak pernah berpisah selama ini. Paling lama hanya dua minggu, itupun karena Mama Dira harus menemani Samuel pergi dinas. Kalau tidak, mereka selalu hidup bersama sampai membuat Brian tak pernah mau jauh-jauh dari Mamanya. Namun, takdir berkata lain. Dua tahun yang lalu, Ia harus merelakan mamanya kembali ke keluarga aslinya yang telah berpisah selama enam belas tahun.
"Mommy Rindu, Bri," ucap Mama Dira.
" Brian juga sangat rindu sama Mommy," balas Brian yang juga mengeratkan pelukannya. Jujur, Brian juga sangat rindu dengan pelukan hangat dari seorang wanita yang telah merawatnya sejak kecil. Kehadiran Mama Dira, benar-benar membuat Brian tak pernah merasa kehilangan sosok seorang ibu karena ia sangat menyayanginya dengan sepenuh hati. Layaknya seorang ibu kandung yang sangat menyayangi putranya.
" Ma ...," panggil Papa Ken tatkala melihat istrinya yang tak kunjung melepaskan pelukannya pada Brian.
Menyadari tatapan kurang suka dari Papa Ken, membuat Brian segera mengurai pelukannya. Brian mencoba mengusap air mata yang jatuh membasahi wajah cantik Mommynya.
" Katanya Anne, kamu tidak bisa datang! Tapi kenapa ..."
" Surprise, Mom," sahut Brian dengan tersenyum.
Mama Dira tersenyum, lalu mencoba melihat kondisi putranya itu. " Kamu sepertinya sudah kembali seperti sedia kala, Brian yang mempunyai tubuh atletis! "puji Mama Dira yang seketika membuat pipi Brian memerah.
Ya, selama dua tahun ini Brian terus menjaga pola hidupnya dengan terus berolahraga dan menjaga makanan yang akan masuk ke dalam tubuhnya. Bukan hanya itu saja, Brian juga masih rutin memeriksakan dirinya karena Dokter mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa sel kanker itu akan muncul lagi.
Jadi, untuk antisipasi dia harus rutin memeriksakan diri agar bisa tahu lebih cepat jika memang ada bibit sel kanker baru.
Setelah itu, Brian menyapa Papa Ken.
" Bagaimana kabarmu, Bri?" tanya Papa Ken basa-basi.
Brian tersenyum tatkala melihat sikap Papa Ken yang masih terlihat canggung padanya.
" Seperti yang Om lihat, saya baik dan sehat," ucap Brian dengan memperlihatkan tubuhnya yang memang terlihat bugar dari sebelumnya.
" Baguslah! " ucap Papa Ken dengan menepuk pundak Brian. Entah kenapa, Papa Ken masih begitu canggung jika mengingat kembali siapa Brian. Tapi, ia tetap mencoba bersikap baik karena sang istri sangat menyayangi Brian.
Ketika melihat Brian mendekat, Kean segera memeluk ala pria padanya. Kurang lebih setahun yang lalu mereka berdua sudah pernah bertemu kembali, dan saat itu Brian bersikap sangat baik padanya layaknya sosok seorang adik pada Kakaknya.
" Selamat datang kembali di Indonesia, Bri," ucap Kean di sela pelukannya.
" Terimakasih, Kak."
Sedangkan Dinda, mereka hanya saling menyapa dengan menundukkan kepala.
" Apakah ini triplet?" tanya Brian tatkala melihat tiga bayi kembar di dalam stroller.
" Ya ... Ini ABC, " jawab Kean yang memperkenalkan nama panggilan ketiga anaknya.
" Mereka sangat lucu dan menggemaskan!" ucap Brian dengan tersenyum menatap ketiga bayi itu.
***
Selesai acara pameran, semua orang berkumpul bersama di kediaman Fabio untuk merayakan kesuksesan acara pembukaan pameran tunggal Anne.
Melihat kebersamaan ini, membuat Mama Dira merasa lengkap seakan berada di masa depan dimana Anne sudah memiliki pasangan juga.
"Kenapa aku merasa Anne terlihat cocok dengan, Bri? Astagfirullah ... kenapa aku bisa berpikiran seperti itu, sih!" gumam Mama Dira yang mencoba menepis pikiran anehnya.
Tapi, jika memang mereka bisa bersama pun tidak masalah. Toh, mereka tidak ada ikatan darah atau saudara yang haram menikah. Hanya ... Berbeda keyakinan saja.
" Makan yang banyak!" Brian memberikan lauk ke piring Anne dengan tersenyum. Sedangkan Anne tercengang melihat Brian memberikan begitu banyak lauk padanya.
" Apa Kakak mau membuat aku gemuk?" ketus Anne.
" Tidak, asalkan kamu kurangi porsi karbohidrat pasti tidak akan gemuk, " ujar Brian yang membuat Anne seketika cemberut.
" Oh ... jadi Kakak mau bilang kalau asupan karbohidratku itu kebanyakan, gitu?" ucap Anne dengan menyuapkan potongan daging ke dalam mulutnya dengan tatapan kesal.
Beginilah kalau berurusan dengan makhluk yang namanya wanita, sangat sensitif dan mudah sekali tersinggung. Apalagi soal berat badan atau makanan.
Brian hanya tersenyum melihat tingkah Anne yang menurutnya cukup menggemaskan. Rasanya dia ingin mencubit pipi yang sudah mengembang itu, namun Brian sadar ia ada di mana. Rasa rindu yang selama ini ia pendam, akhirnya bisa terobati. Melihat Anne secara langsung seperti ini sudah mampu membuat Brian merasa sangat bahagia.
Tanpa sengaja, Lean melihat interaksi mereka yang menurutnya sedikit aneh. Brian dan Anne memang duduk bersebelahan karena semua orang duduk di dekat pasangannya masing-masing.
"Kenapa tatapan Brian terlihat berbeda? Apa dia menyukai Anne?" batin Lean yang sangat peka terhadap hal seperti ini. Ia mencoba mengamati tatapan Brian pada adiknya untuk memastikan kalau duga nya benar atau tidak.
" Bee ... minta tolong ambilin iga asam manisnya, dong. " Pinta Nala dengan menyenggol lengan Lean.
" Ah, iya Bee ... mau apa?" tanya Lean yang sedikit bingung karena dia tadi sedang tidak fokus.
" Mau iga manis bee ...," ulang Nala dengan nada manja sembari menunjuk pring iga manis yang tak jauh dari Lean. Dengan sigap, Lean segera mengambilkan lauk yang di inginkan oleh istrinya.
Sejak hamil, Nala memang lebih manja yang sudah seperti bayi gede. Apa-apa minta di layani, dan semakin mudah bergairah. Lalu, apakah Lean senang atau kewalahan dengan perubahan Nala? Tentu saja senang karena Lean sudah sangat menanti- nanti waktu di mana ia akan menjadi seorang suami siaga dan calon ayah.
Saat ini kehamilan Nala masih baru memasuki trimester kedua karena dia baru siap hamil setelah pernikahan mereka berumur setahun lebih.
Selesai makan malam bersama, mereka berkumpul di ruang keluarga. Bercanda, serta bercerita bersama.
" Masya Allah ... aku kenapa jadi gemes gini lihat perutmu yang semakin besar dan pipi bakpao ini," ucap Anne sembari mengelus perut Nala, lalu mencubit pipi sahabat sekaligus kakak iparnya itu.
" Anne ... Kalau gemes gapapa, tapi jangan nyubit pipi bakpaonya bumil, nanti dia sakit gimana? " ujar Lean sembari mengusap pipi Nala bekas cubitan Anne.
Anne melongo melihat Kakaknya yang begitu posesif serta bermesraan dengan istrinya di depannya.
Anne mencebik. " Memang ya... berurusan dengan suami bucin plus over protektif itu sangat menyebalkan! Lagian, aku nyubitnya juga nggak keras, kok! Iya 'kan, Nal?" tanya Anne yang diangguki oleh Nala.
" Panggil Kakak!" tukas Lean yang tak suka mendengar Anne masih memanggil Nala masih sama seperti dulu, tanpa ada embel-embel kakak.
" Astagfirullah ... kenapa Kakak yang protes, Nala aja yang di panggil fine ... fine aja! Iya, 'kan Nak? " cetus Anne dengan melempar tatapan ke Nala.
" Ya__"
"Sudah ... sudah ... kalian berdua itu sudah pada dewasa masih saja ribut dengan masalah kecil. Lagian, aku lebih enak di panggil Nala daripada Kakak, biar tidak terlihat tua!" tutur Nala yang mencoba menengahi percekcokan kakak beradik itu.
Wajah Lean berubah masam tatkala mendengar istrinya lebih membela adik iparnya daripada suami sendiri. Sedangkan, Nala dan Anne tergelak bersama melihat perubahan raut wajah Lean yang terlihat lucu.
Merasa hanya menjadi bahan becandaan istri dan adiknya, membuat Lean beranjak pergi bergabung dengan gerombolan para pria.
" Mau kemana, Bee?" tanya Nala saat melihat Lean beranjak bangun dari duduknya.
" Ngumpul sama para pria!" jawab Lean ketus.
" Seharusnya dari tadi," sindir Anne yang membuat Lean semakin kesal.
" Oh, ya Anne ... kamu kapan mau menikah? Masak aku saja sudah mau jadi seorang Ibu kamu pacaran aja belum?" tanya Nala yang membuat Anne seketika terdiam.
...****************...
Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya ya guys...
Kalian juga bisa follow akun author : Novi_Rahajeng08 jika ingin lihat spill kisah Anne dan Brian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
αrѕhα
jadi bingung kan. karna sulit dipersatukan dengan perbedaan keyakinan
2022-09-28
0
αrѕhα
setuju Nala. aku juga nggak suka dipanggil kak. kayak kita rasanya sdh tua sekali
2022-09-28
0
αrѕhα
perbedaan keyakinan yg menjadi penghalang untuk bersama
2022-09-28
0