Kate sungguh teramat kesal dengan ucapan sistem konyolnya. Dia berkacak pinggang dengan terus menggerakkan salah satu kakinya. “Baiklah, alasan konyolmu itu aku maafkan. Tapi— apa kamu tidak mau memberiku penjelasan sedikit tentang kehidupanku yang sekarang?”
“Aku hampir mati dipatuk ular gara-gara kamu tidak beri aku informasi yang berguna… Aho-bakayaro!”
Anda sungguh bermulut manis Tuanku, baiklah… Aku akan menceritakan sedikit tentang—
Sistem menjawab keluhan Kate dengan santai, sistem juga menceritakan sedikit tentang apa yang terjadi dikehidupan saat ini. Tak lama, sebuah bola jade bulat sebesar kelereng berwarna hijau melayang dihadapan Kate. Bola itu berputar beberapa saat dengan teratur dan perlahan berubah bentuk menjadi sebuah gantungan kunci yang indah.
“Benda apa ini?” Kate meraih benda yang menghampirinya, sejenak dia terpesona dengan kecantikan bola ajaib itu.
Ini adalah ruang dimensi sistem, jangan pernah teledor dengan menghilangkannya dengan alasan apapun.
Sistem mulai memberikan penjelasan membuat Kate merespon dengan anggukan berkali-kali seolah mengerti.
Tidak hanya itu, Tuan juga tidak diperkenankan memberitahukan siapapun, kepada siapapun, sekalipun orang yang anda percaya. Karena, dengan bola ini Tuan bisa masuk dan keluar dimensi dan bertemu dengan sistem.
Dengan bantuan bola ini juga, sistem menyediakan berbagai macam sumber daya yang dibutuhkan dan diinginkan dengan syarat menyelesaikan setiap misi yang memiliki hadiah poin untuk menebus sumber daya yang dibutuhkan tersebut.
“Owh… Sugoooi!” Kate memekik heboh dan membuat kedua matanya berbinar.
Sebagai informasi tambahan, sistem masih mengalami kerusakan, itu artinya anda masih tetap terjebak di waktu yang sudah dipilihkan sistem. Untuk memperbaharuinya, anda harus menyelesaikan misi tersembunyi.
Kate yang tengah girang seketika mengerutkan keningnya, dia harus berhati-hati pada sistem bodohnya itu. Beberapa panel canggih berbentuk hologram mulai berterbangan memunculkan dirinya di hadapan Kate.
“Aku pikir semua yang aku baca di komik itu hanya khayalan belaka… Ternyata—” Kate menyeringai senang, dia tengah memilih sumber daya apa saja yang memungkinkan untuk digunakannya kelak. Hanya saja, tanpa di duga, Kate kembali keluar dari sistem dimensi dan berada di dunia nyata.
“Kate!” pekik Richard membuat tatapan kosong Kate kini mengarah menatapnya. “Apa kamu baik-baik saja? Kamu takut?”
‘Sistem bakayaroooo!’ maki Kate dalam benaknya.
“Kate?” Richard mendadak gelisah, ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Oh, ya— aku baik-baik saja!” Kate mendorong tubuh Richard yang menopang tubuhnya saat terkejut sebelumnya. “Barusan ada ular dibawah sana, aku sungguh sial!” umpat Kate lirih. Dia mundur beberapa langkah dihadapan Richard dan menghormat sebagai tanda permintaan maaf.
“Maafkan saya, Tuan… Barusan saya tidak sopan!”
Richard semakin terhenyak tidak percaya dengan perubahan sikap Kate yang makin kesini makin sulit ditebak.
Kate terdiam sejenak, sebelumnya sistem memberitahukan sedikit informasi terakhir mengenai kehidupannya saat ini. “Aku— aku setuju dengan pembatalan pernikahan kita. Jadi, semua hal yang terjadi di rumah, semua tentu agar Tante menilaiku buruk seperti yang kita rencanakan.”
Richard semakin kagum, dia bahkan tidak bisa merangkai kata dan mengeluarkan suara. Tatapan Kate seolah bukan Kate yang dikenalnya. ‘Dia— aku tidak pernah melihat tatapan ini, seperti bukan dirinya!’
“Selanjutnya— kita tidak akan pernah lagi saling bertemu, masalah Mami, serahkan saja padaku…” Kate menunjukan senyum lembut dan tulusnya. Dia kembali membungkuk dan berbalik badan meninggalkan Richard yang termangu disana.
Richard menatap lekat punggung wanita yang beberapa bulan terakhir sangat mengganggunya. “Apa ini trik kotormu lagi, Kate?” gumam Richard lirih, atensinya berubah saat ponselnya berdering. “Ck…”
***
Kate menatap langit-langit kamar, dia memperhatikan bola jade miliknya. Pikirannya sungguh kacau sekarang, selain itu— tubuhnya sangat lelah. Tiba-tiba bunyi bel pintu rumah membuyarkan lamunan Kate. Perlahan Kate bangkit dan menyimpan kembali barang berharganya. Dia berjalan dengan perlahan sambil menerka, siapa yang mendatanginya selarut ini.
Kate membuka pintu unit apartemennya, dia terpaku di tempat, sedangkan pria itu tengah mengeraskan rahang seolah terlihat kesal.
“Apa ada yang bisa saya banting?” seloroh Kate membuat Richard terpana. “Maaf Tuan, apa anda tidak punya jam? Ini sudah larut… Mohon tinggalkan pesan dan silahkan pergi dari sini!”
Braaak!
Richard membuka mulutnya lebar, Kate sungguh menjejal batas kesabarannya. Pria itu mengetuk pintu dengan arogan membuat Kate ikut sama kesalnya.
“Kamu sungguh tidak sopan!” maki Richard arogan dan mendorong tubuh Kate.
Pria itu memasuki rumah tanpa persetujuan si pemilik rumah. “Hei!”
“Aku tidak mengizinkanmu masuk ke rumah, kamu yang lancang!” pekik Kate kesal.
Richard menaikan sudut bibirnya, ada rasa menyenangkan saat mendengar ocehan Kate yang baru kali ini berani membuat onar yang berbeda di depannya. “Kamu jangan pura-pura lupa Kate!”
Kate mengernyit, dia bersiap merutuki sistem bakayaro-nya. “Lupa apa?”
“Kamu yang selalu memohon untuk kita bisa berduaan saja. Aku semakin penasaran, siapa dirimu sebenarnya, Katerinna?”
Deg!
Seperti tengah ketahuan saat ini juga, Kate menelan saliva dengan tubuh yang kaku di tempat. ‘Sistem sialan itu mengatakan dia tidak menyukaiku? Kenapa sekarang terkesan dia paling tahu kelakuanku? Aihh— shibaaal!’
“Cie— cieee… Sok perhatian nich yeee—” Kate memutar otak agar bisa mengelabui pria di hadapan saat ini. “Bukankah kamu bilang gak ingin aku ganggu? Giliran aku mundur malah sok peduli…”
“Heh—” Richard terkekeh seolah mengerti sesuatu. “Jadi— aku benar? Semua ini hanya siasatmu saja!” Richard mendekat dengan wajah mengintimidasinya.
Kate menganga takjub, lantas demi efisiensi waktu Kate mengiyakan saja. “So— anda kesini mau apa?”
Kate bersedekap tangan menatap kesal pria yang sudah menganggap rumahnya seperti rumah sendiri.
Richard duduk di sofa, dia mengedarkan pandangan. Sejujurnya ini kali pertama dia masuk ke apartemen Kate. Biasanya dia tidak ingin menginjakan kaki di sana takut terjadi kesalahpahaman yang jauh lebih besar. Hanya saja, kali ini ada rasa yang menggebu yang membuat dia ingin mengenal jauh Katerinna yang kini terlihat berubah.
“Apa anda mau main gaple disini?” tanya Kate mengada-ngada.
“Boleh,” jawab Richard datar membuat Kate terbelalak.
“Hiiishh! Anda mau minum apa, Om?” tanya Kate lagi membuat Richard kesal.
“Om?”
“Kan anda terlihat seperti om-om…” seloroh Kate menyeringai berhasil membuat pria di depannya kesal.
“Sembarangan kalau ngomong!”
“Hihi!”
Kate berbalik badan menuju mini barnya, dia mencari sesuatu yang bisa di hidang untuk tamu tak diundangnya. Inginnya dia menyiapkan bensin atau racun sianida, sayangnya, disana tidak tersedia. Bahkan, jika pun ada, Kate jelas tidak akan kembali pulang ke dunianya karena misinya failed.
Richard merasa benar-benar tidak melihat Kate yang dulu yang selalu membuatnya sebal. Kate yang ada di depannya saat ini terasa seperti wanita normal pada umumnya. ‘Dia bahkan terlihat begitu manis tanpa make up tebalnya. Tapi—’
Selalu ada keraguan di diri Richard, dia merasa Kate sedang memanfaatkan kebaikan ibunya hanya karena mereka dari salah satu keluarga terpandang disana.
“Aku belum belanja, jadi terima saja apa yang aku sediakan…” Kate sudah membawa satu nampan berisi satu cangkir teh hangat di depan Richard yang terus menatapnya.
“Ck, aku kesini cuma mau ingetin… Mami terus meminta kamu telepon dia sekarang!”
“Oh—”
Kate mengangguk mengerti, namun, Kate menatap jam di dinding ruangan. “Tapi— ini sudah malam, dan aku sungguh lelah hari ini. Besok aku janji akan menemuinya…”
Richard menatapnya sangsi, Kate mengerucutkan bibirnya, dia menangkup kedua tangan di hadapan pria berumur itu. “Pleaseee!”
Deg!
Richard membulatkan matanya. ‘Apa-apaan ini! Mengapa dia terlihat kawaii sekali!!’
Pria berumur itu menelan ludah, rasanya selalu ada yang salah. Dia jadi ingat dengan perkataan sekretarisnya yang mengatakan bahwa Kate penuh siasat untuk menggodanya. ‘Apa mungkin hal seperti ini juga siasatnya?’
“B-baiklah…” sahut Richard ingin mengetahui respon Kate selanjutnya.
“Benarkah? Horeee!” Kate bangkit dan berjingkrak senang.
Tak lama perasaan Kate menjadi lega dan segera menarik tangan Richard, tanpa upaya keras Richard seolah tersihir dengan mengikuti setiap instruksi yang diminta Kate, pria itu tidak menyangka bahwa gadis di hadapannya justru tengah mengusirnya dari rumahnya.
“Kalau begitu, selamat malam, Om!”
Braak!
Richard kembali terbelalak, dia membuka mulutnya lebar, tidak ada orang yang berani menghina dirinya seperti Kate barusan. “Ahh, shiiibaaal!”
“Kamu sungguh lancang, aku tidak ingin lagi peduli!” Dengan menahan rasa kesal yang mendalam, Richard memilih keluar dari mansion milik Kate. Pria itu tidak ingin berurusan lagi dengan calon istri pilihan ibunya itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Septi Verawati
teman kagak berakhlak emang🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2022-10-18
1