The Killers

Deretan mobil mewah terparkir didepan sebuah rumah bergaya klasik. Rumah besar berupa mansion berdinding putih dengan halaman luas yang banyak di tumbuhi pohon-pohon besar yang rimbun.

Sekeliling rumah itu dipagari dinding yang sangat tinggi dengan pagar besi tajam dan kamera keamanan canggih di banyak sudut.

Di depan pintu masuknya yang berukuran terlalu besar dan tampak kokoh, seorang pria paruh baya berkulit coklat tembaga dengan stelan serba hitam tampak berdiri diam menjaga pintu dengan tenang.

Diliriknya dengan tajam para sopir yang berada dikursi kemudi mobil-mobil itu yang tampak dian dan tak bersuara.

Tugas pria berusia empat puluhan itu penting. Yakni menjaga dan memastikan aktivitas apapun yang dilakukan para penumpang mobil dan penghuni rumah besar itu, tak diketahui oleh siapapun termasuk oleh para sopir pribadi mereka sendiri.

Sebelah tangan si penjaga berada dibelakang punggungnya. Menggenggam erat senjata berperedam suara yang siap ditembakkan kapan saja.

Para sopir yang sepertinya sudah paham peraturannya, tetap diam dikursi kemudinya masing-masing.

Mereka seolah telah sadar bahaya apa yang akan terjadi jika mereka kalah oleh rasa penasaran yang mereka miliki.

--------00-------

Di dalam rumah besar yang mewah namun terkesan dingin itu tampak sepuluh orang duduk mengeliling dimeja pertemuan mewah dengan seorang pria lanjut usia berwajah dingin duduk diujung sebagai pemimpin pertemuan.

Pria tua itu berwajah tirus dengan rambut putih tipis dan tubuh kurus dan tampak rapuh.

Tapi jika diamati dengan seksama,tampilan ringkih itu tak sesuai dengan kilat dingin nan bengis yang terpancar dimata tuanya

Mereka yang hadir diam dengan wajah masam dan datar yang hampir serupa.

Tanpa suara dan hanya sekilas saling liring dan saling tatap dengan pandangan curiga dan saling mengintimidasi.

Mereka semua lima bersaudara, putra-putra dari sang pria tua yang kini duduk sebagai dikursi tengah dan tampak layaknya pemimpin mereka.

Di samping mereka duduk keturunan terbaik mereka masing-masing yang siap bersaing untuk mencapai kursi tertinggi disebelah sang pemimpin sebagai penerus utama dan mungkin pemimpin selanjutnya

Lima orang bersaudara itu kini saling menatap tajam satu sama lain.

Aura persaingan di antara para putranya yang berasal dari lima wanita berbeda itu membuat si pemimpin tua menyunggingkan senyum keji penuh kesenangan.

"Abraham! Bagaimana targetmu?" tanya si pria tua dengan ramah tapi menatap putra pertamanya dengan tajam.

"Tak pernah gagal, Master. Putraku Alden melakukan tugasnya sebersih dan sesempurna biasanya," jawab Abraham sambil menatap sekilas kearah pria muda tampan disebelahnya dan tak menyembunyikan nada bangganya.

Pemimpin tua bernama Cardian Zenoz itu menyunggingkan senyum tipis ke arah pemuda yang disebut Alden itu.

Empat saudaranya yang lain menatap tak suka kearah Abraham dan Alden.

Keturunan mereka memang belum sesempurna Alden dalam bertugas.

Apalagi dua dari lima bersaudara itu mempunyai keturunan seorang wanita yang tentu saja memiliki nurani meski bisa tergolong sedikit.

Alden menyunggingkan senyum sinis kearah sepupu-sepupunya yang menatapnya penuh kebencian dan rasa persaingan yang tampak kuat

Dia lantas menatap balik sepupunya satu persatu dengan tatapan yang sama bencinya.

 

ZENOZ

Nama besar yang tak asing di dunia hitam. Keluarga kaya lama yang misterius dan legendaris, yang terkenal dengan kepiawaiannya membunuh secara rapi dan rahasia.

Keluarga yang zaman dahulu kala dikenal sebagai klan pembunuh yang kerap disewa oleh para penguasa dan bangsawan-bangsawan di Eropa. Dan tentu saja masih tetap berlangsung hingga sekarang.

Banyak nama-nama terkenal yang telah menjadi target operasi mereka.

Namun karena keahlian dan pengaruh yang kuat, keberadaan mereka tak pernah diketahui wujudnya. Hanya gaung nama besar mereka saja yang begitu santer di kalangan pemakai jasa tersembunyi itu. Hingga akhirnya masyarakat awam menganggap keberadaan mereka sudah hanya sebatas legenda lama saja.

Tanpa tahu bahwa keluarga mengerikan itu benar-benar ada diantara mereka.

Tentu saja hanya para perantara terpilih saja yang bisa dijumpai oleh orang yang membutuhkan jasa mereka.

Para penghubung pilihan yang sangat setia hingga rela mati demi menjaga rahasia identitas klan pembunuh itu

Zenoz yang berkumpul saat ini adalah generasi ketiga. Pimpinan utamanya adalah Master Cardian Zenoz yang berusia hampir 74 tahun.

Seorang lanjut usia yang justru terkenal sebagai milyarder super dermawan dihadapan publik dunia.

Dia berperan sebagai seorang James Collin Marco yang terkenal sebagai pendiri salah satu yayasan peduli kanker terbesar di benua Amerika. Dan pendiri beberapa rumah sakit amal di banyak tempat di dunia.

Hampir tak ada seorang pun yang akan menduga bahwa seorang kakek yang selalu tersenyum hangat di depan publik itu adalah otak dan penggerak utama dari puluhan orang pembunuh yang terkenal kejam dan misterius disisi dunia yang lainnya.

Master Cardian memiliki lima orang putra dari lima wanita yang berbeda. Tak ada yang dinikahi satupun

Karena fungsi wanita bagi master cardian cukup sebagai pemberi satu keturunan.

Dan puteranya  adalah Abraham, Randall, Cain, Marco dan Daniel.

Dan hari ini masing-masing membawa keturunan terbaik mereka kehadapan sang master tua.

Sejak dulu, semua wanita yang dianggap telah menyelesaikan tugasnya melahirkan keturunan ZENOS akan dibuang ke tempat yang jauh dari bayi yang mereka lahirkan tepat enam bulan setelahnya. Bahkan salah satu wanita itu dulu terbunuh karena menolak menyerahkan anaknya untuk dibesarkan sebagai pembunuh.

Semua anak yang mereka lahirkan tak boleh dilihat lagi seumur hidup. Dan anak-anak yang lahir pun tak diperbolehkan untuk bertanya tentang asal usul ibunya.

Begitu juga yang kini dilakukan putera-puteranya pada keturunan mereka.

Baik Alden, Zed, Arial, Megan dan Lucia sebagai cucu sang pemimpin utama yang terpilih, tak ada satupun yang tahu asal usul wanita yang melahirkan mereka ke dunia.

---------00---------

Master Cardian meletakkan lima buah map hitam di meja pertemuan.

Map-map itu berisi data target-target operasi untuk para keturunannya yang sudah cukup pantas.

"Cain bawa putramu ke Austria. Ada paket jutaan dolar yang harus kau bereskan!" perintah si tua Cardian dengan tegas

Cain dan Zed membaca data di map itu dengan teliti.

"Randall, kau pergi ke Canada!  Megan, putrimu itu jadilah hadiah yang cantik untuk target kita." perintah kakek tua itu sambil menyeringai geli namun keji.

"Marco! Kau dan Lucia ke Italia!"

"Abraham! Daniel! Paket besar untuk kita disini. Kalian kerjakan dengan hati-hati!

Alden dan Arial disini sama-sama mendapat paket utama!"

Master cardian menyeringai puas melihat satu persatu keturunannya yang luar biasa.

Darahnya menggelegak oleh rasa bangga pada cucu-cucu terbaiknya.

Cardian yakin masa kedudukannya dan keturunannya kelak akan membawa klan Zenoz pada masa terbaiknya.

Dia yakin akan bisa membuktikan kehebatannya pada semua keturunan saudara-saudaranya yang telah dikalahkannya dulu.

Kini giliran cucu-cucunya yang akan bersaing sengit untuk meraih posisi tertinggi klan mereka.

Karena di keluarga ini saling membunuh untuk mencapai tempat tertinggi itu hak yang dianggap wajar

Meski keyakinannya pada kemampuan Alden dan Arial sebagai calon terkuat, Cardian masih tetap berharap juga agar yang lainnya turut berkembang hebat.

"Arial! Kudengar kau mengencani banyak wanita diluar sana. Jangan bertindak gegabah. Berpikirlah sebelum bertindak, anak muda!" tegur Cardian pada salah satu cucunya dengan dingin.

Arial tersenyum kikuk, lalu mengangguk kearah sang master.

"Tentu master. Aku memiliki alasan tersendiri kenapa melakukan hal tersebut," jawab Arial santai dengan tatapan menerawang.

Megan mendengus sebal kearah Arial yang membalasnya dengan seringai tipis tak peduli.

"Gunakan wanita seperlunya. Mereka cuma akan menghambat pekerjaanmu. Percayalah, anak muda! Hidup seorang Zenoz lebih mudah tanpa wanita," ucap Cardian penuh penekanan.

Lucia terbelalak tak setuju mendengar ucapan sang master.

Dia yang dianggap paling manusiawi dan paling lemah di antara lima penerus utama klan Zenoz tampak tak nyaman mendengarnya.

"Master, bukankah aku dan Megan juga wanita?" tanya Lucia hati-hati.

Cardian terkekeh mendengar pertanyaan itu.

"Tentu Lucia my dear, dan kuharap kalian berbeda dari wanita merepotkan diluar sana. Ingatlah, kalian seorang Zenoz terbaik. Dan harus membuktikan itu padaku," kata kakek tua itu dengan tegas.

Lucia terdiam mendengar jawaban sang Master.

---------------00------------

Alden mempelajari data targetnya dengan cermat.

Seorang pengacara terkenal bernama Andrew Douglas dan seluruh anggota keluarganya yang terdiri dari istri dan seorang putra tunggalnya yang berusia empat belas tahun.

Kliennya meminta eksekusi kali ini diketahui sebagai kecelakaan oleh media nanti.

Alden dan timnya hanya diberi data si target, tanpa tahu siapa nama klien peminjam jasanya. Guna mencegah kebocoran informasi dari kedua belah pihak.

Sesuai kode etik mereka, semua hubungan dilakukan melalui perantara yang terpercaya.

Agar kerahasiaan masing-masing pihak tetap terjaga dengan rapi.

"Steve! Bawakan aku catatan aktivitas target selama 24 jam setiap harinya. Cari daftar tempat yang rutin mereka datangi bersama. Cantumkan juga rute perjalanan yang selalu dilalui. Beserta data jenis semua kendaraan yang mereka miliki. Segera!"

Seorang pria berambut coklat tua yang bernama Steve mengangguk patuh dan berlalu secepatnya dari ruang kerja Alden.

Alden Abraham Zenoz, atau yang dikenal publik sebagai seorang pemilik beberapa properti sukses bernama Michael Alden Diaz adalah seorang pria mapan berusia tiga puluhan.

Dengan sosok penuh kharisma dan mata biru yang menyorot tajam, pesonanya mampu membuat begitu banyak kaum hawa begitu mengaguminya di luar sana.

Dan namanya selama ini selalu bersih tanpa ada skandal satupun. Meski cukup banyak wanita yang cukup berusaha ingin dikaitkan dengannya.

Namun sayangnya Alden tak pernah bergeming pada satu pun makhluk yang disebut wanita.

Baginya,ambisi dan tujuannya sebagai Zenoz utama diatas segala hal dan telah jadi prioritasnya.

Saat ini yang tengah duduk dan merancang strategi membunuh adalah seorang Alden Zenoz yang terkenal dengan ketelitian dan kerapihannya dalam membunuh.

Alden selalu berhasil mengarahkan pembunuhan yang dilakukannya sesuai dengan permintaan para kliennya yang tentu tak mau keterlibatan mereka bisa di temukan dengan mudah.

Dan diwaktu lain, Alden berperan sebagai seorang pebisnis muda cerdas yang terkenal cukup ramah pada orang-orang disekitarnya.

Benar-benar perbedaan yang mengerikan di dua kehidupannya.

Disatu sisi Alden adalah seseorang yang bertugas membantu menata masa depan manusia, namun disisi lain dirinya juga bertindak bak malaikat pencabut nyawa bagi sebagian manusia.

Dua sisi bersebrangan dengan begitu ekstrim dari seorang manusia bernama Alden.

Alden memutar-mutar bolpoin hitam ditangannya dengan wajah serius tampak berfikir keras.

Sepertinya dibenaknya kini tengah disusun rangkaian strategi yang akan dia gunakan pada sang target mahalnya kali ini.

Alden berfikir begitu detil dalam merancang pekerjaannya.

Bukan uang yang dicarinya, karena harta yang dibagi keluarga besarnya turun temurun mungkin cukup untuk membeli sebuah pulau pribadi tanpa menyebabkan hartanya habis sama sekali.

Bisa dibilang harta keluarganya itu tak bisa dihitung jumlah pastinya sebab terakumulasi sejak puluhan tahun lalu dari generasi-generasi sebelumnya juga. Meski jelas didapat bukan dari jalan yang halal.

Dan juga karena terus bertambah setiap harinya dari dua profesi yang mapan para anggota keluarganya sebagai kamuflase.

Alden begitu mengejar kesempurnaan dalam setiap hasil kerjanya.

Baik sebagai pembunuh, maupun sebagai pebisnis.

Ditambah pula dengan ambisi utamanya untuk bisa menjadi Master Zenoz generasi selanjutnya membuat Alden begitu memperhatikan keberhasilan tugasnya.

Harusnya Zenoz generasi ketiga saat ini di pimpin oleh ayah Alden, Abraham.

Namun entah karena alasan apa sang Master Cardian tak juga menyerahkan posisinya pada sang putra.

Malah Master Cardian meminta kelima cucunya yang harus bersaing untuk mendapatkan predikat layak untuk menjadi pemimpin tertinggi dari puluhan orang pembunuh rahasia selama nyaris seratus tahun itu.

Dering ponsel menyentak Alden dari kesibukannya.

"Steve?"

"Mr. Alden, Andrew douglas di jadwalkan pergi ke luar kota bersama komunitas Pengguna Transportasi umum besok. Dia akan ada di stasiun kota pada pukul 09.00 pagi."

"Stasiun?"

Alden mendengkus singkat.

"Ya, sepertinya itu salah satu pencitraan yang dilakukannya untuk meningkatkan nilainya di mata publik kota New York menjelang pemilihan nanti," kata pria itu dengan sinis.

Alden terdiam sambil memicingkan mata nya tampak sedang berfikir.

"Akan ku periksa sendiri besok. Kerja bagus steve!" puji Alden pada bawahannya itu.

"Tentu Mr. Alden, terima kasih," jawab Steve.

Alden menyunggingkan senyum tipis sambil menatap dingin foto si pengacara berusia setengah abad itu.

Lalu melemparnya foto itu ke perapian.

----------00---------

Tbc,

Terpopuler

Comments

Ajiba Chan

Ajiba Chan

cerita tentang mafia ya Thor....

2022-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!