" Iya." Icha menjawab dengan sedikit gemetaran, kemudian berjongkok mengambil berkas-berkas yang tidak sengaja terjatuh itu. " Ini berkasnya." ucapnya lagi sembari menyerahkan berkas itu ke tangan Nadia. Dan saat Icha ingin berbalik meninggalkan tempat itu, Nadia langsung genggam pergelangan tangannya.
" Maaf Cha! Bisakah kamu yang menjelaskan Desain ini?" Tanya Nadia begitu hati-hati.
" Kenapa harus, aku Nad? bukannya ini tugas Mimi." Icha yang bingung bukannya menjawab justru balik bertanya, kepada Nadia karena yang dia tahu mereka sudah membagi tugas masing-masing.
" Iya aku tahu, tapi pemilik perusahaan ini, adalah lelaki yang kita jumpai di cafe kemarin dan Mimi terlalu takut sehingga dia tidak bisa mengikuti meeting ini, seandainya aku dan Mimi pergi begitu saja, kita harus membayar kompensasi atau kita akan mendapatkan masalah." Jelas Nadia." Tolong Cha! kamu tidak ingin aku dan mimi dipenjara-kan."
Tentu saja Icha tidak ingin kedua sahabatnya terkenal masalah, tetapi dia terlalu takut, belum lagi reaksi tubuhnya." Cha Aku janji semua akan baik-baik saja! tidak akan ada hal buruk di dalam sana, Ayo aku ada di samping kamu." Nadia masih mencoba untuk membujuk Sahabatnya itu sembari menarik tangan Icha masuk untuk masuk kedalam ruangan pertemuan, " Ta-ta tapi Ay aah.." Nadia memberi kode kepada Mimi untuk menemui Ayah! dia tahu Icha takut, Sehingga dia menjadikan ayah sebagai alasannya.
Begitu Icha masuk didalam ruangan itu. dia seperti memiliki daya tarik tersendiri, sehingga pandangan Riyadh tidak terlepas darinya.
Icha duduk di samping Nadia, Ia menunduk sambil terus meremas dan memilin jari-jari tangannya, Menetralisir rasa takut yang mulai menguasai tubuhnya.
"Maaf apa bisa kita mulai meeting nya?" Tanya Nadia, Riyadh dan Asistennya pun langsung mempersilahkan mereka.
" Silahkan." Ucap Riyadh.
" Ayo Cha, kamu bisa." Nadia menggenggam tangan Icha! ia dapat merasakan tangan icha yang dingin dan berkeringat.
Icha yang tak punya pilihan, mulai memperkenalkan dirinya walaupun dengan terbata-bata. Sebelum ia menjelaskan isi rancangan Desainnya itu! pandangannya tetap menunduk, tidak berpindah sedikitpun dari berkas berkas yang ada di hadapannya, seolah tubuhnya akan di sayat-sayat jika ia menaikkan pandangannya. Berlebihan memang tapi ini sudah sedikit lebih baik dari pada beberapa tahun yang lalu! dimana hanya kamarnya tempat yang paling aman untuknya. Walaupun ucapan Icha sedikit terbata-bata namun perlahan tapi pasti Icha bisa menjelaskan semua Desainnya tanpa menatap Riyadh dan maupun Asistennya.
Selesai mem presentasi hasil desainnya, Icha langsung meneguk habis air putih yang ada di hadapannya.
" Aku suka rancangan Desain kalian, Aku akan berkerja sama dengan kalian jika kamu yang turun langsung dalam proyek ini." Ucap Riyadh sambil menunjuk Icha " Bagaimana? apa kamu setuju." Rancangan Icha memang bagus tetapi cara mereka presentasi dan kesiapan mereka dalam proyek ini membuat mereka gagal, Rasa penasaran dari Riyadh terhadap wanita yang ada di depannya, membuat dia menyetujui kerja sama mereka.
" Iya kami setuju." Jawab Nadia membuat mata Icha melotot kearahnya. Bisa-bisanya Nadia menerima tawaran ini tanpa diskusi dulu dengannya. padahal Icha sudah berharap rancangannya di tolak! tetapi dia salah dan Sahabatnya semakin memperburuk situasinya.
" Dua hari lagi kita akan bertemu kembali di ruangan ku untuk menanda tangani kesepakatan kerja samanya." Ucap Riyadh begitu to the point.
"Baiklah kalau begitu saya permisi." Ucap Icha, ia langsung berlari keluar tanpa merapikan beberapa berkas dan Laptopnya. Jika ia berada lebih lama di ruangan itu, rasa takutnya akan semakin meluap.
" Maafkan teman saya! Terima kasih." Ucap Nadia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Riyadh dan Asistennya Setelah membereskan laptop dan berkas berkas yang di tinggalkan Icha.
" No problem." Riyadh membalas uluran tangan Nadia begitu juga dengan Dimas. Nadia melangkah keluar dari ruangan pertemuan itu diikuti Riyadh dan Asistennya.
Begitu Sampai di lobby Nadia melihat Ayah, Mimi dan Icha sedang duduk menunggunya. Tangan Icha menggenggam erat botol air mineral yang tinggal setengah.
" Minum obat lagi." Tanya Nadia, Mimi mengangguk. Obat yang di maksud Nadia disini adalah obat penenang.
" Bagaimana kerjasamanya! dapat." Tanya Mimi.
" Iya! dan Icha lah penanggung jawabnya."
" APA." Ucap Mimi dan Ayah Icha secara bersamaan.
" Nad_"
" Aku tahu Yah." Nadia memotong ucapan ayah, karena dia tahu kemana arah pembicaraan dari ayah Sahabatnya itu. " Mungkin saja dengan begini Icha bisa lebih baik lagi."
" Tapi Nad, semua tidak segampang itu." protes Mimi.
" Sudah kita bahas di rumah saja! Icha butuh istirahat." Mimi dan Ayah Rifky mengangguk mereka pun melangkah keluar dari perusahaan itu.
......🥀🥀🥀🥀🥀......
Sore harinya setelah selesai bekerja Riyadh kembali ke mansion utama. Sesuai permintaan Mamanya. Sebenarnya Riyadh begitu malas kembali ke mansion utama, tetapi mau bagaimana lagi, Mamanya terus merengek kepada sepupunya itu dan mau tak mau Riyadh pun harus kembali ke mansion ini.
Setelah memarkirkan mobilnya, Riyadh melangkah masuk kedalam mansion. " Akhirnya kamu pulang juga! mama hampir saja membuat berita kehilangan anak, jika hari ini kamu tidak pulang juga." Ucap Mamanya sedikit bergurau walaupun terdengar begitu garing di telinga putranya.
" Apa kabar ma." Tanya Riyadh. Tidak menghiraukan guyonan wanita paruh bayah itu, Riyadh memeluk dan mencium kedua pipi wanita yang bernama lengkap Megaina Syafrina Itu.
" Kabar mama baik." Jawab mega wanita itu masih terlihat begitu cantik, walaupun sebagian kulit wajahnya sudah mulai di tumbuhi kerutan. " Iky nggak ikut."
" Nggak mah, dia langsung pulang." Mega membulatkan bibirnya, sedikit mengangguk. " Papa dimana Ma?"
" Di taman belakang, biasa lagi nikmati masa tua."
" Aku ke papa dulu ya ma! ada yang mau aku bahas sama papa."
" Ya udah sana! mama juga mau ke dapur siapin makan malam buat kita." Riyadh pun pergi menemui papanya di taman belakang sedangkan mamanya Kembali melanjutkan niatnya untuk membuat makan malam buat mereka. Hari ini ia ada janji makan malam bersama salah satu Sahabatnya.
Beginilah Mega, begitu ia mendengar anaknya akan pulang, dia pasti mengundang salah satu Sahabatnya yang memiliki anak gadis untuk makan malam bersama, tujuannya cuma satu, memikat hati putranya. Walaupun Selama ini hasilnya selalu gagal tetapi Mega terus berusaha sehingga anaknya cepat menikah.
...🥀🥀🥀🥀🥀...
Begitu pulang dari perusahaan MEGAGEMILANG CROP. Icha langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. Mengunci diri didalam kamar bukanlah hal yang baru untuk Seorang Raicha. Akan aneh jika dia pulang dengan keadaan baik-baik saja.
" Sampai kapan Icha akan seperti ini." Keluh Ayah Rifky begitu sedih melihat nasib putrinya. Ayah Rifky dan kedua sahabat anaknya, saat ini tengah duduk di ruang keluarga.
" Doakan saja yah! Pasti Tuhan punya rencana yang indah untuk Icha kita." Ucap Nadia, menguatkan Ayah Rifky.
"Mau sampai kapan nak! setiap hari ayah selalu berdoa untuknya, tetapi rasanya semua sia-sia Nad! ini Sudah sepuluh tahun berlalu tetapi kenapa Icha belum sembuh juga."Rasanya pria paruh baya itu ingin menyerah dengan kondisi putrinya sendiri. " Jika ayah pergi nanti siapa yang akan menjaga Icha." Lanjutnya lagi.
" Ayah nggak boleh ngomong gitu." Tegur Mimi dan Nadia, namun pria itu mengabaikan mereka dan beranjak dari tempat duduknya." Ayah mau kemana." Tanya Mimi namun hanya di jawab gelengan kepala.
" Ayah mau ke kamar dulu, kalian kalau mau makan siang! makanannya di meja sudah di siapkan! Panggil Icha juga ya." Pria itu kemudian melangkah masuk kedalam kamarnya. Nadia dan Mimi hanya diam, saling pandang. Sebelum suara Mimi mengusik keheningan ruangan itu.
" Ko aku merasa ayah nyebunyiin sesuatu dari kita ya!."
" Kita? Emangnya Lo siapanya ayah, anak bukan saudara juga bukan! kepedean lo." Ucap Nadia seperti biasa selalu mengajak tangannya untuk berkolaborasi di kepala Mimi.
" Ya ya ya! terserah kamu aja! aku mau makan, banyak berpikir membuat perutku keroncongan." Ucap Mimi dengan tidak tahu malu.
" Woii ini bukan rumah Lo, malu dikit donk." Ucap Nadia sedikit berteriak tetapi tidak di hiraukan Mimi.
Nadia pergi ke kamar Icha ia akan mengajak Sahabatnya itu untuk makan siang bersama seperti yang di minta ayah Rifky.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Fiera
senangnya punya sahabat rasa saudara
2023-03-08
0
Nia Kurniawati
heummm Icha lawan lah ketakutan mu itu
2022-08-25
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
persahabatan mereka bertiga sungguh luar biasa 👍👍👍👍 apa ayah Rifky menyembunyikan sesuatu sampai mengatakan hal itu 🤔🤔🤔🤔
2022-08-22
1