Pagi itu Nadia juga Mimi telah siap dengan pakaian formal mereka. Mimi sendiri pun telah mempelajari semua materi Desain Icha sehingga dia yakin mereka pasti akan mendapatkan proyek besar ini.
Sebelum pergi mereka sempatkan untuk sarapan terlebih dahulu, setelah itu barulah Nadia dan Mimi menuju perusahaan MEGAGEMILANG CROP.
Begitu sampai di perusahaan yang menjulang tinggi nan megah itu, Nadia dan Mimi langsung menuju resepsionis untuk mengkonfirmasi kedatangan mereka.
" Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu." Sapa salah seorang resepsionis dengan begitu ramahnya.
" Selamat pagi mbak, kami dari Namicha Group. Pagi ini kami ada janji untuk meeting bersama Bapak Dimaz Rezky Saputra." Ucap Nadia tak kalah sopan nya.
" Tunggu sebentar ya mbak, saya konfirmasi dulu dengan sekertaris, pak Dimaz." Wanita itu langsung meraih ganggang Telpon yang ada dihadapannya, menyadarkan alat komunikasi itu ketelingan nya Setelah mendapatkan anggukan dari Nadia.
Setelah selesai berbicara dengan sekertaris pak Dimas melalui telepon yang dia genggam. Resepsionis yang bername Kartika, meletakkan kembali benda itu ketempat nya. " Mari saya antar." Ucapnya kemudian.
Nadia dan Mimi pun mengangguk Sebelum mengikuti langkah Tika menunjuk Lift. Setelah beberapa Detik menunggu akhirnya pintu lift itu terbuka, Mereka pun masuk Tika menekan tombol untuk menutup pintu Lift Setelah itu menekan lagi Angka sepuluh.
Beberapa saat kemudian Lift itupun akhirnya berhenti di lantai yang mereka tujuh dan Pintu lift itu kembali terbuka, Keduanya langsung melangkah keluar mengikuti langkah Tika yang telah lebih dulu keluar dari lift itu, hingga langkah Tika berhenti di depan sebuah ruangan. " Ini ruangannya, silakan masuk." Ucap Resepsionis yang bernama Tika itu, sembari mempersilahkan Nadia dan Mimi untuk masuk kedalam, Setelah mereka masuk wanita yang bernama Tika itu langsung meninggalkan mereka dan kembali ke lobby.
Begitu Nadia dan Mimi masuk dalam ruangan itu, terdapat meja panjang yang memiliki 3 kursi di kedua sisi kanan kirinya, serta 1 kursi saling berhadapan. mengelilingi meja itu.
Ketika akan mendaratkan bokong mereka di kursi yang telah tersedia, pintu ruangan itu terbuka lagi dari Luar, Tampaklah 2 orang lelaki dengan setelan Jas mahal masuk keruang itu.
Nadia yang melihat dua orang lelaki itu tidak dapat berkata-kata, tenggorokannya terasa kering membuat ia berulang kali menelan salivanya. " Ya Tuhan, mampus lah kita."Gumam Nadia dalam hatinya.
Sedangkan Mimi yang duduk disampingnya, sudah seperti cacing kepanasan.
" Selamat pagi, Ternyata kita berjumpa lagi." Ucap Riyadh dengan senyum mengejeknya.
" Se-Selamat pagi."Balas Nadia sedikit gugup. Sedangkan Mimi masih membisu, ia seakan kehabisan kata untuk membalas sapaan Riyadh,
"Membalas sapaannya saja sulit, apalagi melakukan presentasi di depan mereka." Gumam Mimi dalam hatinya.
" Apa rapat ini sudah bisa dimulai." Tanya Rezky selaku assisten Riyadh.
" Nad, kamu aja yang presentasi ya, pliss." Bisik Mimi di telinga Nadia.
" Nggak bisalah mi, kan rancangan Desainnya cuma kamu dan Icha yang hafal." Tolak Nadia, membuat Mimi semakin was-was, Sedangkan kedua orang pria itu tengah menunggu jawaban mereka, seraya menatap Nadia dan Mimi Secara bergantian.
" Saya tidak suka mengaitkan masalah di luar dengan pekerjaan, jadi saya minta kalian Bersikap profesional." Ucap Riyadh begitu tegas, membuat Mimi semakin gelisah. " Lima belas menit waktu kalian, jika dalam Lima belas menit kalian belum siap, maka saya anggap kerjasama kita batal." Setelah mengucapkan itu Riyadh langsung keluar dari ruangan itu, di ikuti oleh asisten sekaligus sepupunya Rezky.
Masih mending kedua wanita itu di berikan kesempatan, tidak langsung di seret keluar dari kantor itu " Nad, minta Icha aja ya! Aku terlalu takut, wajahnya tampan sih tapi ko seram ya." Ucap Mimi.
" Mi jangan aneh-aneh ya kamu! kamu tahu kan kondisi Icha kaya gimana."
" Tapi benar NAD! aku nggak bisa, malu aku! kalau aku salah ngomong gimana."Mimi masih saja bersikeras untuk bertukar dengan Icha.
"Terserah kamu saja deh! Makanya jadi orang tuh, jangan terlalu bar-bar, Terus sekarang kita gimana."Nadia masih sempat-sempatnya bertanya.
"Ya udah kita pulang aja, anggap aja belum rejeki." Nadia benar-benar di buat pusing dengan ulah Mimi saat ini. tadi katanya pengen tukaran dengan Icha, Sekarang ingin pulang. Nggak jelas," Besok-besok kamu juga pelajari materi meeting dan desain yang di buat Icha, buat jaga-jaga aja! jika ada masalah kaya gini lagi kamu tinggal gantiin aku." sambung Mimi lagi.
" Enak aja! Enak di kamu nggak enak di aku donk, lagian kita udah bagi tugaskan, jalani tugas masing-masing dong."
" Tapi kali ini aku benar-benar nggak bisa."
Nadia menarik Nafas panjang, dia tidak tahu harus bagaimana, jika mereka begitu saja meninggalkan meeting ini, pasti dampaknya akan menjalar ke usaha mereka yang baru di rintis itu.
Mimi seolah mendapat ide, ia pun segera menghubungi Icha.
Tut.. Tut.. tut..
" Hallo Cha." Ucap Mimi saat panggilan itu terhubung dengan Icha.
" Iya kenapa Mi."
" Cha sayang Maaf ya." Nadia membulatkan matanya kepada Mimi, seolah bertanya apa yang dia lakukan. Mimi mengangkat tangannya kepada Nadia sebagai isyarat untuk dia tenang dulu.
"Maaf untuk apa mi?"
" Itu Cha."
" Apa sih, jangan bilang kalian nggak dapat proyeknya. Kalau iya, nggak papa mi, mungkin belum rejeki kita, yang penting kalian sudah berusaha." Sahut Icha dari seberang sana.
" Bukan begitu Cha."
" Lah terus apa donk."
" Aku lupa bawah materinya, kamu bisa anterin kesini nggak? pliisss Cha tolong ya."
" Tapi_"
" Icha aku mohon mau ya."
" Baiklah, Aku akan mengantarnya."
" Tolong pakaiannya rapi ya, seperti biasanya saat kamu ke kantor."
" Iya bawel aku juga tahu." Setelah itu panggilan Keduanya pun berakhir.
Icha menyiapkan berkas materi meeting Setelah itu, ia Menganti pakaiannya. cukup lima menit Icha sudah siap.
" Yah tolong Antarin Icha donk." Pinta Icha kepada ayahnya, yang sedang duduk dengan koran di tangannya.
" Mau kemana Nak?"
" Ke perusahan MEGAGEMILANG CROP Yah, soalnya Nadia sama Mimi lupa bawa bahan buat meeting nya." Jelas Icha.
"Ya udah, ayo Ayah Antar." Ayah Rifky pun mengantar Icha menggunakan motornya. Tak butuh waktu lama Icha dan Ayahnya sampai di perusahaan dimana Mimi dan Nadia akan melakukan meeting.
Icha meminta Ayahnya untuk menunggu karena ia hanya mengantar berkas-berkas itu saja, Setelah mendapat persetujuan dari ayahnya Icha langsung bergegas masuk ke lobby perusahaan itu, bertanya kepada Resepsionis, setalah itu barulah Resepsionis mengantarnya keruang meeting.
" Kalau kalian tidak bisa konsisten dengan kerjasama ini, jangan membuang waktu saya." Bentak Riyadh Kepada Mimi dan Nadia. Dan Icha yang berada di luar ruangan itu dapat mendengarnya karena pintu itu sedikit terbuka. " Kalian harus membayar kompensasi karena telah merugikan waktu saya, kalau tidak kalian akan tahu Akibatnya." Ucap Lelaki itu lagi, membuat jantung Icha berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa cemas mulai menyelimutinya! membuat tubuhnya kembali bergetar, map biru yang ada dalam Dekapannya langsung terjatuh! menyadarkan mereka yang ada di ruangan itu.
" Icha." Ucap Nadia. " Cha, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Nadia. Saat melihat peluh mulai menetes dari dahi Icha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Eva Rubani
santai ica..
2023-05-17
0
Rita Mahyuni
icha belum bisa keluar dr kejadian traumaticnya makanya encietas
2023-05-10
0
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
Si Mimi sama Nadia sadar gak sih mereka malah sibuk sendiri gara gara melihat Riyadh yang dia labrak jadi ambyar konsentrasi mereka hHahahahaa 😁😁😁
2022-08-22
1