BAB 2, Dirampas

Di tempat Rama berada. Rama melihat sekeliling, karena dia harus mendapat kan makanan untuk adiknya, ia menyerobot pekerjaan orang dan membantu seorang wanita mengangkat belanjaan nya. 

"Bu, izinkan saya membantu anda," ucap Rama sopan, berharap wanita itu menerima bantuannya.

Ibu itu menatap anak kecil itu, dia bingung menjawab nya. Namun sebelum ibu itu menjawab, seorang pria muda datang dan langsung mendorong Rama karena Rama berdiri di dekat barang belanjaan ibu itu.

Bruk…

Rama terjatuh karena dorongan kuat itu. Pria itu menatap dengan ejekan. "Apa lihat-lihat? Kau mau mengambil pekerjaan ku kan? Jangan mimpi aku akan membaginya untuk mu anak kecil."

Rama berdiri, dan menatap pria itu. Walaupun dorongan pria itu sangat kuat, Rama tidak menangis. "Kak, beri aku sedikit pekerjaan. Aku membutuhkannya," ucap Rama dengan suara yang begitu manis, memohon.

"Tidak akan," jawab pria itu tetap tidak ingin pekerjaan nya di bagi dengan orang lain. Ia tidak ingin membagi upahnya nanti dengan bocah kecil itu, sangat merugikannya menurutnya.

Ibu yang yang berdiri di samping mereka menghela nafas, dan berkata. "Biarkan dia membantu." Ibu itu beralih menatap Rama, dan mengelus kepala itu dengan lembut. "Bawalah yang ringan, biar kakak ini membawa yang berat."

"Terimakasih Bu sudah mengizinkan ku," ucap Rama senang. Namun tidak untuk pria itu, ia nampak kesal. Tapi jika dia tidak menuruti perintah ibu itu, bisa-bisa tenaganya tidak digunakan lagi untuk ibu itu. Dan dengan terpaksa dia pun membagi belanjaan itu, yang ringan untuk Rama dan yang berat untuk dirinya.

Dengan sekuat tenaga, Rama membawa belanjaan itu. Walaupun itu ringan bagi orang dewasa. Tapi tidak untuk nya, tetap berat dan mengeluarkan banyak tenaga.

Dengan tangan yang mencoba membawa belanjaan itu agar tidak jatuh, Rama berjalan dengan perlahan, sampai dirinya tertinggal oleh pria dan ibu itu. Rama terus berusaha agar bisa menghasilkan uang untuk membeli makanan, "Aku harus bisa, harus semangat agar adik bisa makan," gumam Rama sekuat tenaga. Keringat menetes di keningnya karena dia menggunakan semua tenaga nya. 

Pria dan ibu itu yang melihat dari kejauhan hanya diam, melihat Rama yang berusaha membawa belanjaan nya agar baik-baik saja. "Anak yang baik," batin ibu itu.

Sesampainya di depan ibu itu, Rama dan pria itu membantu memasukkan belanjaan ke dalam mobil. Setelah selesai, ibu itu memberikan masing-masing dari mereka upah untuk tenaga mereka.

"Ini untuk kalian. Terimakasih karena sudah membantu," wanita itu menyerahkan uang kepada mereka berdua.

"Terimakasih buk," jawab mereka bersama dan ibu itu pun pergi dari tempat itu. 

Rama melihat uang yang ada di berikan ibu itu, walaupun uang itu tidak lah besar, tapi ia begitu senang karena mendapatkan uang iti, uang yang dihasilkan dari jerih payahnya nya. Ia teringat dengan adiknya yang kelaparan. Rama berpikir setelah ini ia akan mencari makanan untuk adik dan dirinya, karena dirinya pun juga sangat kelaparan sampai gemetaran.

"Kak, aku pergi dulu. Terimakasih karena mau berbagi pekerjaan dengan ku," ucap Rama menundukkan kepala tanda terimakasih.

Rama berbalik untuk pergi. Namun sebelum Rama pergi, tubuh itu ditarik oleh pria itu. 

"Mau kemana kau?" Tanya pria itu dengan wajah tak bersahabat.

"Rama mau pergi kak. Adik Rama sudah menunggu Rama," jawab Rama sedikit takut saat melihat perubahan wajah pria di depannya. Ia menyembunyikan uang di dalam genggaman nya, di balik tubuh nya. Pria itu yang yang melihat tersenyum misterius dan dengan cepat tangan itu menarik tangan Rama, mencoba mengambil uang yang ada di tangan itu.

"Jangan kak, ini uang Rama," tahan Rama mencoba mempertahankan uang yang ada di tangan nya.

"Bawa sini uangmu! Kau tidak pantas mendapatkan nya. Kau tahu, uang ini seharusnya milik ku," pria itu mencoba merebut uang milik Rama.

"Jangan kak, hiks…uang ini milik Rama. Rama yang bekerja tadi. Jangan ambil uang Rama," Rama terus mencoba mempertahankan miliknya.

"Dasar keras kepala," marahnya dan menampar wajah Rama dengan keras.

Plak….

Tubuh Rama langsung terhuyung dan jatuh ke tanah, tangan nya yang mempertahankan uang itu akhirnya lepas. Dan uangnya berhasil diambil oleh pria itu. Rama bangun tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya. Ia mencoba mengambil milik nya lagi. 

"Bawa sini uang ku, itu milik ku," Rama mencoba merebut kembali uang miliknya.

"Kau itu bandel sekali. Kau mau melawan ku bocah sialan!" Pria itu mencekik leher Rama dan mengangkatnya membuat Rama terbatuk-batuk karena cekikan itu.

Uhuk…Uhuk…

"Le-pas kan a-ku," pinta Rama dengan kaki menendang-nendang.

"Melepaskan mu, mimpi!" 

Pria itu bukannya melepas namun malam menampar wajah Rama berkali-kali, membuat wajah itu penuh lebam. Setelah menyiksa anak kecil dengan tanpa perasaan, pria itu melempar tubuh itu ke tanah dalam keadaan kemas.

"Rasain! Makanya jangan membuat masalah dengan ku," ucap pria itu mencium uang hasil rampasannya dan pergi meninggalkan Rama sendirian.

Rama mencoba bangun. Walaupun tubuh nya lemas ia harus segera pergi menemui adiknya agar adiknya tidak khawatir terhadapnya.

Rama menangis, air matanya menetes dengan deras. Dengan berjalan tertatih sesekali ia mengusap matanya yang terus mengeluarkan air mata.

"Hiks…hiks….hiks…maafkan kakak dek, maafkan kakak, hiks…hiks…kakak tidak bisa memberimu makanan," Rama menangis sesegukan karena tidak berdaya.

Sebagai seorang anak kecil yang seharusnya dilindungi, ia malah sebaliknya harus melindungi seseorang dengan usia yang sama dengan nya. Apakah mampu, tentu saja tidak! Tapi dia akan berusaha untuk bertahan demi bertahan hidup bersama adik kesayangannya.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ryni Sutomo

Ryni Sutomo

sedih thor

2022-09-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!