Mike Arendra yang sudah bangun karena ingin mengambil air minum di dapur melihat asisten anak nya menarik koper dari kamar Arjuna, mengerutkan kening. Pikirnya mau kemana mereka? "Mau kemana?" tanyanya sambil melirik koper yang ada di tangan Zay.
Zay melihat ke arah pandang tuan besarnya. "Tuan dan saya akan pergi ke kota Boden, tuan. Ada sesuatu yang harus kami kerjakan disana," jawab Zay jujur bahwa dirinya dan bosnya akan pergi ke kota Boden.
"Kota Boden?" dengan kening mengerut, Mike bingung. Perasaan tidak ada pekerjaan lagi di kota itu setelah bertahun tahun lamanya.
Zay yang melihat tuan besarnya nampak berfikir, menjelaskan, "Tuan muda sebenarnya hanya ingin jalan-jalan, Tuan. Maaf saya tadi mengatakan salah," ucap Zay dan di angguki Mike.
"Baiklah. Aku tahu kau berkata bohong karena tidak ingin aku melarang kalian. Pergilah, aku tahu jika selama ini dia memang butuh liburan. Seorang nikmatilah waktu kalian berdua. Biar aku yang mengurus perusahaan," jawabnya sambil menepuk bahu dan pergi kedapur.
Zay yang melihat tuannya sudah pergi melanjutkan langkahnya, menuju mobil. Memasukkan kopernya di bagasi.
Setelah selesai, Zay menghubungi Arjuna bahwa semuanya telah selesai. Arjuna yang mendapatkan pesan langsung pergi dari kamarnya. Saat di tangga dirinya berpapasan dengan ayahnya.
"Nikmati hari mu selama liburan," ucap Mike pergi ke kamarnya kembali.
Arjuna hanya diam, memandang punggung ayahnya yang semakin menjauh. Setelah itu pergi menuju mobil yang sudah di sediakan oleh Zay.
"Silahkan tuan," ucap Zay membukakan pintu mobil.
"Kamu bilang apa pada papa ku?" tanya Arjuna masuk kedalam mobil.
"Maafkan saya tuan jika saya lancang. Saya mengatakan kepada tuan besar, jika kita akan liburan. Pertama saya bilang ada pekerjaan di kota itu. Tapi sepertinya tuan besar tidak semudah itu percaya, dan akhirnya saya berbohong bahwa kita akan liburan," jelas Zay takut tuannya marah karena dia begitu lancang berbicara mendahului tuan mudanya.
Arjuna tidak menjawab, ia hanya mengangguk. Menurutnya tidak masalah asalkan ayahnya tidak melarang dan tidak curiga dengan apa yang akan di lakukan nya di kota Boden.
Zay yang melihat tuannya diam, langsung menutup pintu itu. Dan masuk kedalam mobil, duduk di kursi pengemudi. Di lihatnya tuan mudanya hanya diam sambil menopang kepalanya. Ia tahu bahwa tuan mudanya saat ini sedang memikirkan tentang kejadian beberapa tahun lalu, tentang seorang wanita yang menghabiskan malam dengannya. Zay hanya menghela napas, setelah itu memakai seat belt dan melajukan mobilnya menuju kota Boden, kota dimana tuan mudanya bertemu dengan wanita itu.
Menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka berdua sampai di kota Boden. Sebelum itu Zay sudah menghubungi seseorang untuk mencarikan tempat tinggal untuk mereka. Sebuah hotel mewah di kota itu.
Saat mereka sampai di hotel mewah itu, Zay turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk tuan mudanya. "Silahkan tuan."
Arjuna mengangguk dan keluar dari mobil, masuk lebih dulu dengan di ikuti oleh Zay yang menarik koper milik tuan mudanya.
Sesampainya di kamar hotel milik Arjuna, Zay meletakkan koper itu di kursi dan setelah itu pamit ke kamar yang lainnya yang sudah ia pesan lewat orang yang di perintahnya tadi.
"Tuan, silahkan anda istirahat terlebih dahulu agar esok hari tubuh anda lebih fit untuk mencari wanita itu."
"Em," Arjuna mengangguk.
"Kalau begitu saya pergi dulu tuan," pamitnya dan pergi meninggalkan Arjuna di kamar itu.
Setelah Zay pergi, Arjuna langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuh nya terlebih dahulu sebelum tidur. Sedangkan di tempat lain, Rama dan Vika sedang tidur bersama di bangunan jelek yang tak lain adalah rumah yang tak berpenghuni.
.
.
Keesokan harinya, Arjuna sudah bersiap dengan pakaian santainya. Memakai celana hitam jeans dan kaos serta jaket yang di bawanya. Ia akan mencari sendiri keberadaan wanita itu. Entah kemana dia akan mencari, namun nalurinya mengatakan ia akan bertemu dengan seseorang itu.
"Anda sudah siap tuan?" tanya Zay dan diangguki Arjuna.
Melihat tuannya sudah siap, mereka berdua akhirnya keluar dari hotel untuk memulai pencarian nya. Di sepanjang jalan di dalam mobil, Zay selalu diam, tidak berkata sama sekali karena tuannya diam fokus pada jalanan yang di lewatinya dari jendela mobil.
"Berhenti!" perintah nya meminta Zay menghenyikan mobilnya.
Zay yang mendapatkan perintah itu langsung menghentikan mobilnya di tepi jalan. "Ada apa tuan?" tanya Zay bingung karena tuannya mmeinta dia berhenti di damping taman. Pikirnya, apakah tuan nya ingin di taman itu. Namun saat bertanya dan tuannya tidak menjawab, Zay melihat arah pandang tuannya yang melihat dua anak yang sedang berjalan sambil membawa nasi bungkus.
Arjuna entah kenapa tiba-tiba keluar dari mobil dan pergi ke supermarket di dekat tempat itu, membeli minuman. Saat sudah membawa botol minuman itu, Arjuna berjalan ke arah dua anak itu. Zay yang melihat tentu saja mengikuti kemana tuannya berjalan.
"Tuan, anda mau kemana?" tanya Zay bingung karena melihat tuannya membawa minuman.
Namun sebelum pertanyaannya di jawab, ia menabrak tubuh tuannya dari belakang karena tuannya tiba-tiba berhenti tepat di depannya.
"Tuan," gumamnya bingung.
Arjuna hanya diam, sambil matanya menatap dua bocah itu yang akan menyebrang jalan. Ia melihat ke arah lain di lihatnya sebuah mobil melaju kencang, dan beralih lagi ke arah dua anak itu. Melihat bocah itu yang nantinya pasti akan tertabrak, Arjuna berlari ke arah dua anak itu dan menarik dua anak itu dari depan mobil yang melaju kencang tadi.
Bruk....
Tubuh Arjuna berguling, mendekap dua tubuh kecil itu. Dua anak itu tentu saja terkejut karena tiba-tiba mereka mengalami hal itu.
Dua anak yang tak lain adalah Rama dan Vika masih syok dengan yang terjadi saat ini. Jika tidak ada yang menolongnya mungkin mereka berdua akan mati hari itu juga.
Rama yang memiliki pikiran dewasa, bangun dan menolong adiknya yang terluka setelah itu mengucapkan terimakasih kepada Arjuna karena telah menolongnya. "Tuan, anda tidak apa-apa? Terimakasih karena telah menolong saya," ucap Rama dan Vika bersama yang sebenarnya mereka juga terluka di siku dan lututnya. Namun mereka tidak menghiraukannya karena menurut nya mengucapkan terimakasih lebih penting dari pada lukanya.
Arjuna yang mendengar bukannya menjawab, namun malah balik bertanya, "Kalian sendiri apakah baik-baik saja?" Zay yang ada di tempat itu sangat terkejut dengan apa yang di lakukan tuannya, karena biasanya tuannya tidak akan semurah hati seperti itu menolong seseorang yang tidak di kenal nya.
Rama dan Vika yang di tanya mengangguk, mengatakan dirinya baik-baik saja. "Kami baik-baik saja tuan." jawab keduanya bersama.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments