Bab. 3

Mobil yang ditumpangi Daniel telah tiba, ia segera turun dan lalu menuju pintu satu dan membukanya, kemudian ia menyeret Diandra ke luar, "ke luar,"ucap Daniel sambil menarik.

"Umm...,"sahut Diandra dengan mulut dibekap dan sekuat tenaga ia bertahan, Daniel menggaruk kepalanya, ia pusing dan kesal dengan kelakuan wanita di depannya. "Baik jangan salahkan aku,"ucapnya marah dan langsung membopong diandra di atas tubuhnya.

"Umm..."Diandra kembali memberontak tidak terima, pria itu berani menyentuhnya tidak tahu malu, ia memukul-mukul di punggung Daniel dengan tangannya yang terikat dan juga menggoyang-goyangkan tubuhnya, namun Daniel tidak menghiraukan dengan cepat ia mempercepat jalannya untuk sampai di atas kamar tuannya.

"Kenan,"teriak Daniel sudah berada di luar kamar nya.

Kenan samudra seorang CEO muda pemilik perusahaan AXC grub yang bergerak di bidang ekspor dan impor barang dan juga menjalin kerjasama dengan hotel Kilau Bintang, namun hanya orang-orang menentu saja yang tahu hal itu.

"Masuk,"teriak Kenan dari dalam.

Daniel masuk dengan terburu-buru karena ia tidak bisa lagi menahan tubuh Diandra, dengan cepat melempar Diandra keras di atas kasur empuk karena ia kewalahan dan seluruh tubuhnya telah remuk. "Hah..hah..."hela nafasnya terdengar kasar dan berat, sungguh ia merasa lelah, ia tak habis pikir tubuh kecil seperti itu bisa berat juga.

"Kau kenapa?"

"Kau tidak lihat,"balas Daniel dengan memegangi dadanya.

Kenan mengernyitkan keningnya "siapa wanita yang kau bawa,"tanyanya penasaran sambil menilai dengan bingung.

"Pelayan malam mu,"balasnya datar dan masih sedikit sesak.

"Hah matamu buta! kau tidak lihat dia wanita jelek dan udik kenapa bisa lolos masuk,"melihat tajam ke arah Diandra, sedang Diandra hanya berusaha melepaskan diri dari ikatannya.

"Kau bawa saja pulang ke tempat asalnya."

Daniel merasa kesal dengan susah payah ia mencari dan membawa wanita semacam Diandra.

"Tunggu! kau coba saja dulu bagaimana kau akan menilai jika tak mencicipinya, aku yakin dia bisa memuaskan-mu,"sahutnya dan berhasil membuat Diandra melotot, dia mengerti sekarang kenapa dirinya di tangkap karena ia akan dijadikan pelayan malam untuk pria itu, karena ia sudah dewasa sudah jelas ia mengerti. Seketika Diandra memberontak berusaha untuk bangkit namun tidak bisa.

Sedang kedua pria itu tidak menghiraukannya,

"ya sudah kalau tidak mau, biar aku saja yang menikmatinya, dan akan aku beritahu bagaimana rasanya, jangan menyesal jika aku yang mendapat kan-nya terlebih dahulu,"ucapnya panjang lebar.

Malam semakin larut udara dingin datang menerpa, namun tidak dapat mendinginkan rasa panas yang kian membara di tubuhnya padahal ia baru saja sudah melakukan berbagai macam tindakan awal saat baru sampai di WC untuk menstabilkan hasratnya, namun sia-sia, itu hanya berefek sementara malah rasanya semakin membara dan akan segera meledak dan ia tidak bisa menahannya lagi, "lebih baik aku ledakkan saja pada wanita itu," gumamnya. Kenan pasrah saja, tidak apa dengan wanita jelek dan kampungan menurutnya dari pada ia menjadi gila.

"Tunggu,"sahut saat melihat Daniel akan segera membopong Diandra pergi.

"Tinggalkan wanita itu bersamaku."

"Baik tapi ingat jika kau tidak menyukainya berikan dia untukku,"sahutnya dan meletakkan kembali Diandra

Mereka pria kurang ajar menganggap Diandra seperti barang.

Kenan segera melakukan aksinya saat Daniel keluar dan menutup pintu. Kenan sudah berada di atas kasur, melihat seseorang mendekatinya Diandra memberontak dan berusaha melepaskan diri. Pria itu membuka pengikat tali di kaki Diandra dan sekarang ia sudah berada tepat diatasnya dan melihat tajam sedang tangannya bertumpu pada kasur dan tangan satu bergerak melepaskan penutup mulut dan menariknya dengan kencang.

"Hah..."teriak Diandra kesakitan, "pria sialan! kurang ajar,"makinya.

"Lepaskan aku,"teriaknya saat kenan memegang dagunya dan ia memalingkan wajahnya. Kenan mengernyitkan keningnya, baru ada wanita malam yang menolak disentuh, biasanya wanita seperti itu

dia yang minta duluan.

"Hum...aku tahu kamu pasti malu kan, baiklah aku yang duluan,"sahutnya tersenyum menyeringai dan tangannya akan segera bergerak.

Melihat senyuman pria di depannya, membuat Diandra semakin takut dan merinding, Diandra segera akan bangkit namun malah kakinya tidak sengaja menyentuh junior kecilnya.

"Auh..."pekiknya dan seketika Duduk memegangi. "Apa yang kau lakukan?"bentaknya menatap tajam kearah nya. sedang Diandra bangkit dengan tangan masih terikat berusaha menjangkau pintu.

Diandra dengan cepat menuju pintu untuk membuka pintu berharap bisa kabur namun sayang usahanya gagal karena pintu itu sudah di kunci dari luar, Diandra memukul dan menendang-nendang pintu, berharap pintu itu rusak dan jatuh namun hasilnya nihil, hanya tenaganya saja terkuras.

Beberapa saat setelah merasa baikan Kenan turun dari kasurnya.

"wanita tidak tahu di untung, aku sudah membayar-mu banyak, tapi kau berniat kabur dariku," bentaknya.

"Menurut-lah aku tidak akan menyakitimu,"ucapnya mendekat namun Diandra pergi dari pintu dan Kenan mengikutinya sehingga Diandra jalan mundur dan tersudutkan sisi dinding dan Kenan sudah menjangkaunya dengan segera kedua tangannya melindungi dadanya.

Kedua tangan kenan bertumpu dinding, lalu tangan satunya bergerak memegangi dan membelai halus wajahnya, dan berpindah ke bibirnya, cukup lama tangan bergerak di bibir merekah itu, "aku menginginkan ini,"ucapnya dan telah menyatukan bibirnya dan mata Diandra membulat sempurna.

Merasa sesak, dan tidak rela ia langsung menggigit keras bibir pria itu.

"Hah...hah ..,"hela nafas Diandra sedang Kenan menyentuh bibirnya dan melihat sedikit darah di jarinya.

"Kurang ajar tidak tau diri, ucap Kenan sangat marah sedang tangannya sudah mencekik leher Diandra. Mata Diandra melotot dan mulut menganga.

Ia hampir tidak bernafas dan Kenan segera melepaskannya. "Turuti keinginanku,"ucapnya.

"Aku jamin aku akan memuaskan-mu malam ini, melebihi para pria lainnya," bisik-nya menyeringai.

"Hah maksud kamu apa? kau menganggap aku wanita murahan," marahnya menatap Kenan tidak terima dengan ucapan tidak masuk akal.

"Ia, kalau bukan murahan lalu apa? pelacur! itu sama saja,"Kenan sedikit mendekatkan wajahnya. Diandra menatap tajam ke arahnya, ingin rasanya ia menangis, "berani-beraninya kau menatapku seperti itu, kau hanya wanita murahan yang sudah berulang kali jebol," tangis Diandra pecah.

Mendengar makian pria itu, membuatnya seakan dunianya telah runtuh, entah kenapa pria itu tega melontar kan ucapan pedas dan memfitnahnya, padahal itu semua kenyataan pahit dan salah menduga, Diandra memberontak keras dan berusaha melarikan diri ia tidak tahan lagi, air matanya kembali jatuh dan pergi namun ditahan.

"Aku bukan wanita seperti yang kau kira, tolong lepaskan saya."teriak kencang.

"Tidak bisa kau sudah berada di sini, tidak mudah pergi sebelum menyenangkan aku," ucapnya yang sudah tidak kesabaran karena hasratnya semakin menggebu-gebu dan sudah di atas puncak, sekarang Diandra diangkat dan sudah berada di kasur, "tolong lepaskan! saya hanya di jebak,"ucapnya lirih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!