Di dalam sebuah ruangan seorang wanita paru Bayah sedang menghitung uang didampingi dua orang bodyguard bertubuh besar dan juga sedikit hitam, hi hi hi.
Semua orang tengah sibuk berpesta meriah terkecuali Diandra yang hanya sedang berada di kamar seorang diri, sedang temannya sesama pelayan sudah kembali ke tempatnya masing-masing, berbeda dengan dirinya yang tinggal menetap, sedang para wanita kupu-kupu malam sedang dalam aksinya, tiba-tiba saja ia terlihat menggeliat keras dan merasa jijik mendengar wanita dengan suara-suara aneh yang sulit diartikan dan menggema di telinganya.
Ceklak pintu terbuka terpampang seorang pemuda memakai kacamata hitam tebal berjas hitam tinggi dan juga rupawan. Mata wanita itu melotot kuat di datangi seorang pria apalagi kalau dilihat dirinya ciri-ciri orang besar. Ia menghentikan aksinya menghitung pemasukan dan memerintahkan bodyguardnya keluar dengan isyarat.
Daniel mendekati wanita itu begitu saja, "ada pria tampan,"ucap wanita itu dengan tersenyum.
Wanita paru Bayah itu berdiri dan memegang dada bidang milik Daniel, namun Daniel menghempaskan dengan kasar, dan dia langsung berbicara ke intinya. "Aku butuh seorang wanita yang bisa memuaskan,"ucapnya dengan dingin tanpa ekspresi. "Bagaimana?"ia menguarkan amplop coklat yang sangat tebal, dan wanita itu menelan Saliva nya dan juga berbinar.
"Hem...tentu tuan, semua wanita di sini bisa memuaskan dan bikin ketagihan, kalau perlu tuan bisa memiliki semuanya!"
"Aku hanya butuh satu orang saja yang benar-benar bisa!"ucapnya dengan dingin.
"Dan juga masih tersegel,"bisik-nya ditelinga wanita itu.
Wanita itu berpikir, jika wanita cantik dan bisa memuaskan banyak namun jika yang itu, sudah tidak ada, wanita itu sedang pusing 7 keliling, jika tidak bisa mengabulkan keinginan pelanggannya itu sama saja ia sedang menolak mentah-mentah berlian di depannya, namun sayangnya jika ia hanya menipu bisa saja ia dalam masalah besar. Namun ia tidak lagi berpikir panjang, karena ia sudah tergiur dengan amplop itu, dan akan segera meraihnya, namun sayang Daniel menariknya kembali saat wanita itu menyentuhnya, "etc...tunggu dulu."
Senyuman cerah wanita itu hilang seketika, "ambillah, dan jangan berani-berani menipuku,"ucapnya. Dengan cepat wanita tua itu menangkap amplop yang dilempar ke arahnya dan ia terlebih dahulu membuka amplop itu dan terlihat sangat bahagia saat melihat isinya. "Baik saya akan membawakan wanita yang tuan inginkan,"ucapnya segera mengantongi dan segera ke luar.
Wanita tua itu berjalan ke luar sambil mengibaskan kipasnya, ia terlihat sangat bahagia mendapatkan hasil yang lebih banyak hanya dari satu orang, jika ada sepuluh pria seperti orang itu, ia sudah pasti panen yang banyak, dia tidak bisa lagi menggambarkan kebahagiaannya, namun ia juga sedang khawatir dan gelisah, di mana ia akan menemukan wanita seperti itu, dia tidak ingin melepaskan uangnya begitu saja.
*****
Tuan muda sahabat Daniel sudah sampai di apartemen miliknya, ia berjalan masuk dengan sempoyongan.
Saat wanita tua itu berjalan dan berpikir keras seseorang sedang menabraknya hingga membuatnya terjatuh. "Maaf Bu Weni, saya tidak sengaja,"ucap Diandra membantu wanita tua itu bangun.
"Maaf-maaf, kalau jalan lihat-lihat,"ucapnya sedikit kesal karena pikirannya buyar.
"Iya Bu, sekali lagi saya minta maaf."belas Diandra
"Ya sudah, sana kerjakan tugasmu,"titahnya.
"Baik bu,"balasnya dan pergi.
Wajah Bu Weni tiba-tiba menjadi sangat cerah, "aku menemukannya,"gumamnya.
"Diandra! tunggu,"panggil nya.
"iya Bu, ada apa?"
"Kau ikut denganku," tanpa berkata diandra mengikuti langkah Bu Dewi.
"Kau tunggu di sini."ucapnya memerintahkan Diandra duduk di kursi di luar ruangannya.
"Baik bu."Diandra hanya menuruti semua perkataan
kepala hotel, karena terbilang Bu Weni orang yang keras dan kasar, jadi dia cari aman-aman saja, namun siapa sangka jika Bu Weni sedang merencanakan sesuatu padanya.
"Bagaimana?"tanya Daniel setelah melihat Bu Weni
tiba.
"Sudah siap."ucapnya sambil menaikkan tangannya tanda ok.
"Di mana?"
"Itu dia!"tunjuk-nya.
"Hah apa kau sudah gila," bentaknya melihat wanita yang di bawah Bu Weni, dengan pakaian jelek seperti orang kampungan dengan celana selutut dan baju kaos dan juga tidak menggairahkan.
"Kau kira aku pria bodoh, kau ingin menipuku,"ucap tajam Daniel.
"Pria jelek saja tidak tertarik, apalagi pria tampan seperti-ku."sahut Daniel angkuh.
"Te- tenang dulu tuan hanya penampilannya saja jelek tapi aku jamin wanita itu bisa memuaskan tuan!"Ucapnya sedikit takut, namun ia berusaha menenangkan karena tidak ingin berliannya hilang.
Daniel tidak menghiraukan ucapan wanita di depannya, mengenai dirinya yang dikira mencari wanita untuknya.
"Tuan bagaimana bisa anda mengatakan wanita itu tidak bisa memuaskan-mu jika tuan belum mencobanya!?"ucapnya lagi.
"Aku tidak bisa! berikan uangku,"memintanya dengan tangan bergerak.
"Tuan begini saja, tuan bisa coba terlebih dulu barang saya, jika tidak sesuai saya akan mengembalikan uangmu bagaimana?"bujuknya sekali lagi.
Ucapannya ada benarnya, mencoba terlebih dahulu itu bagus, jika ia tidak puas, wanita itu akan mencari wanita yang lain, dan keuntungannya berkali lipat, tapi jika ia nekat sama saja ia mengundang kematiannya, karena ia mencari penghangat ranjang bukan untuknya tapi untuk tuannya, masa ia yang mencobanya lebih dulu, dan memberikan sisa untuk tuannya, itu tidak mungkin.
Jika terbukti benar ucapan wanita itu dan ia mencobanya dan benar dapat memuaskannya, itu berarti dia tidak lagi menemukan wanita yang masih perawan karena wanita seperti itu susah di dapat dan yang ini wanita terakhir. Daniel berpikir lain kali bisa mencobanya, kalau wanita itu untuk tuannya saja karena jarang tuannya menginginkan wanita."Baiklah aku akan membawanya, tapi ingat jangan membodohi-ku jika kau tidak ingin kepala dan leher-mu berpisah,"ancamnya sadis dengan menunjuk.
"Te-tentu,"ia terbata dan menelan Saliva nya kasar, namun berusaha tersenyum.
\*\*\*\*\*
Diandra sudah merasa pegal dan capek di suruh menunggu, cukup lama Bu Weni belum ke luar juga, sebuah tangan kasar dan besar tiba-tiba memegang nya, "ikut denganku,"ucap Daniel menyeret Diandra.
"E...e...siapa kamu,"teriaknya sambil memukul tangan Daniel, namun ia tidak merasa sakit. Dan sekarang mereka sudah berada di luar hotel, dengan cepat ia menyuruh orangnya untuk memasukkan wanita itu ke mobilnya, "urus wanita ini,"ucapnya dan dua pria besar maju dan memegangi-nya dan melempar keras masuk ke mobil.
"Auh...,"pekiknya. "lepaskan saya,"teriaknya Diandra berusaha mendobrak pintu mobil namun tidak bisa, ia terus berteriak dan tidak mau diam, Daniel yang sudah berada di kursi kemudi merasa kesal dan turun dan mendekati Diandra, dan menatap nya tajam, sebelum kembali berteriak Daniel menggumpal mulut Diandra dengan labtan dan juga mengikat kaki dan tangannya. Tapi meski begitu Diandra masih saja berusaha memberontak, "diam,"bentak Daniel, seketika Diandra tersentak kaget dan berdiam diri, sedang mobil yang ia tumpangi sudah berjalan di kemudikan oleh sopir dan Daniel dibelakang menjaga wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments