Kenan tidak menghiraukannya, ia malah memperhatikan ekspresi wajah wanita di bawahnya, ia menemukan wajah itu terlihat terlihat takut dengan-nya, "hum, akal licik,"gumamnya.
Melihat tatapan itu Diandra gelisah dan tangannya bertumpu di dada bidang milik Kenan yang sudah terbuka dari tadi, bukan untuk membuatnya semakin terangsang tapi untuk melindungi tubuhnya bersentuhan langsung dengan tubuh pria di atasnya.
Diandra semakin takut saat merasa ada tarikan nafas yang tak beraturan entah kenapa hawa semakin dingin namun tidak dengan kenan.
Kenan mengernyitkan saat ia merasa dadanya di sentuh, "apa dia sengaja,"pikirnya. "Tuan tolong! lepaskan,"mohon Diandra.
"Tenanglah sayang hanya untuk malam ini saja, setelah itu kau bisa pergi! aku juga akan memberimu cek sesuai dengan harga-mu!bagaimana?"ucapnya menyeringai. Menurut Diandra itu senyuman yang paling menakutkan di dunia, karena berhasil membuat bulu kuduknya berdiri.
"Bahkan jika kau dapat memuaskan ku akan membayar-mu berkali lipat."
"Kau,"Diandra melotot, "kau anggap tubuhku apa, Apa kau kira tubuhku bisa kau beli dengan uangmu!? kau tidak akan bisa membelinya dengan uang sebanyak apapun karena aku tidak mau,"bentaknya.
"Kalau begitu aku akan memaksamu."
"Tubuhku lebih berharga dari nyawamu tidak akan kubiarkan."ucapnya berusaha menahan tangannya.
"Kenapa sulit menurut, hanya melakukan satu kali dan aku biarkan kamu pergi setelah kita melakukan nya," bujuknya.
"Kau tahu satu kali itu tidak dapat mengembalikan harga diriku,"balas tajam Diandra.
"CK... sombong sekali, bukannya harga dirimu sudah hilang digilir, giliran aku tidak mau, apa punyaku kecil menurutmu? orang seperti apa yang kau inginkan!?.
Bagaimana kalau 1 M,"karena sudah tidak tahan lagi selalu saja mengulur waktu. Melihat Diandra terdiam ia merasa kalau wanita itu menyetujuinya, lalu ia mulai melepaskan ikatan di tangannya, namun saat ini kemarahan hatinya sedang membara, dirinya telah dianggap wanita ******, ia tidak terima diperlakukan seperti itu, harga dirinya telah direndahkan. Ia menutup matanya sejenak, dan air matanya tidak terasa jatuh, karena penghinaan yang begitu kejam.
Melihat nya menutup mata, Kenan tersenyum penuh kemenangan dan wajahnya sudah sedikit lebih dekat, sebuah hembusan angin panas Diandra rasakan sedang mengenai wajahnya.
Diandra bukanlah wanita rapuh dan mudah menangis namun jika hal itu menyangkut harga dirinya, kesucian yang sudah ia jaga dengan nyawanya, siapapun pasti tidak rela jika diambil begitu saja oleh orang lain.
Tiba-tiba saja ia mengingat sebuah belati yang selalu ia bawa ke mana-mana untuk penjagaan, "kenapa aku baru ingat sekarang,"gumam di hatinya. Mengingat akan pisau itu ia pernah membunuh dua orang sekaligus saat masih tinggal di hotel, meski penampilan yang jelek dan kampungan, tapi masih ada saja yang berani mendekatinya, karena terbilang wajahnya cukup cantik.
"Membunuh sekali lagi tidak mengapa." pikirnya,
"Setelah itu ia akan menghilangkan jejak seperti yang sudah pernah dilakukan sebelumnya,."
Daripada harta berharga hilang begitu saja, jika ketahuan tidak masalah meski harus mendekam di penjara, karena ia tahu jelas pria yang sedang bersamanya, pria yang disegani karena kaya, tapi pengorbanan nya tidak sia-sia, publik akan mengetahuinya dan ia akan dikenakan sebagai pahlawan kesucian, dan para wanita akan bangga, pemikiran Diandra.
Diandra merasa hembusan angin itu semakin panas di Wajahnya, saat ia membuka matanya, ia melotot dan menggerakkan seluruh kekuatannya, kedua tangan dan kakinya saling bertarung, namun kekuatan tubuh pria itu terlalu kuat tapi Diandra tidak habis cara, ia dengan cepat meraba belati di pinggangnya dengan cepat hendak menusuk dada Kenan, namun Kenan dapat mengenali pergerakan nya dan berhasil menangkap tangan yang hendak mengambil nyawanya, Kenan menatap tajam penuh kemarahan, namun Diandra berhasil melukai pergelangan tangan kenan, Kenan meringis.
Mendapat kesempatan dengan gerakan cekatan Diandra menendang keras sehingga berhasil membuat pria itu terjatuh dari atasnya, dengan segera Diandra kabur, dan berlari menuju dinding kaca yang terbuka dan terjun ke bawah, melihat hal itu Kenan bangkit segera, ia kaget namun juga marah, saat matanya tertuju ke bawah, ia melihat wanita itu sudah menghilang.
Kenan marah besar, ia memukul keras pembatas, "dasar wanita sialan,"Kenan geram, rasa keinginannya telah menjadi kemarahan. Kenan mengacak-acak tempat tidurnya, "wanita sialan, aku tidak akan melepaskan mu begitu saja, lihat saja aku akan membuatmu menyesal seumur hidup,"tatapan kemarahan.
Daniel datang membuka paksa pintu, dan melihat kenan di selimuti amarah dan melihat seluruh tempat tidurnya telah berantakan, "ada apa denganmu, apa hanya karena wanita itu tidak bisa memuaskan mu! jadinya kau marah,"sahut Daniel dan mendekat.
"Di mana wanita itu,"tanyanya sedang matanya bergerak mencari.
"Dia kabur,"teriak marah Kenan.
"Kabur! bagaimana mungkin,"pikirnya saat ia datang pintu masih tertutup.
"Kau ikut denganku, cari wanita itu sampai ketemu bagaimanapun cara nya, dia tidak bisa lolos, aku akan memberinya pelajaran, agar ia tahu bagaimana jadinya melawan perintahku," Daniel telah berjalan mengikuti langkah Kenan, dan keduanya telah masuk ke dalam mobil, dan Kenan sendirilah yang mengemudikan.
Diandra sudah berada di luar, dengan susah payah ia memanjat pagar, tapi akhirnya berhasil, Diandra terus berlari dengan kaki dan tangan luka-luka akibat kejadian tadi, sesekali ia meringis sambil melihat kebelakang, untuk melihat apakah pria itu mengikutinya.
Brakk....sesuatu telah ia tabrak dan seketika keseimbangan nya hilang dan ia jatuh.
Kenan melajukan mobilnya dengan kencang, Daniel melirik ke arah pria di sampingnya yang terlihat emosi sekali saat ada kerumunan di depannya, Kenan terus membunyikan suara alarm mobilnya berharap orang itu pergi, malahan orang-orang semakin berdatangan, "sial,"geramnya.
Kerumunan orang itu perlahan bubar saat, korban tabrak lari di bawah masuk ke dalam mobil untuk di bawah ke rumah sakit, melihat hal itu, kenan kembali mengingat kejadian yang terjadi sebelumnya, dan ia memegangi-nya kepalanya, "akh...."pekiknya.
"Kenapa denganmu, lebih baik kita pulang,"ucapnya dan mengambil alih kemudi meski awalnya Kenan menolak.
Sejak kejadian itu, Kenan menderita trauma, meski selalu terapi psikologi tapi tetap saja ia tidak bisa menghilangkan ingatan itu. Saat sampai di apartemen nya, Daniel memapahnya masuk, lalu meletakkannya di atas tempat tidur. "Istirahat lah,"ucapnya sebelum ke luar dan menutup pintu.
*****
Diandra telah terbaring di atas brankar tanpa sosok
keluarga di sampingnya, hanya ada perawat yang sesekali datang memeriksanya.
Kenan bangun lebih cepat tidak seperti biasanya, padahal Kenan orang yang paling tidak suka jika harus bangun lebih awal, entah apa yang ada dipikirannya. Ia sudah rapi dengan pakaian CEO ,Lalu ia menyambar jasnya dan menuruni anak tangga. Satu tangannya bergerak mengambil hpnya yang sedang berdering, "tuan, hari ini kita ada rapat penting,"ucap orang di sebarang sana.
"Katakan rapat ditunda, dialihkan besok,"ucapnya.
"Tapi, rapat ini sangat penting."
"Lebih penting yang mana, nyawamu atau perintahku,"balas tajam sebelum menyudahi telfonnya.
Sedang yang memanggil yang tengah bersiap-siap, merasa bingung dengan ucapan tuannya, padahal rapat ini sangat penting, dan iya rela menundanya, ia penasaran urusan apa yang jauh lebih penting.
"CK...CK..."geleng-geleng kepalanya, saat ia menyadari jika ada hubungannya kemarin malam.
Saat ke luar, langkah Kenan telah dihentikan oleh seseorang...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments