Sabil akhirnya mendapatkan penginapan sederhana yang berdekatan dengan markas tentara Jepang, penginapan itu sebenarnya juga menyediakan para Geisha yang terdiri dari gadis lokal dan mata sipit , hanya bagian atas saja yang dijadikan penginapan
Malam harinya Sabil mencari informasi tentang keberadaan sigemuk kepada para Geisha, dia tidak tahu nama sigemuk, tetapi para Geisha memberikan informasi bahwa sigemuk adalah komandan kempetai jepang di kabupaten ini, dan dia berpangkat Letnan yang bernama Atsasuki, dia sering berkunjung ke penginapan, tetapi beberapa hari ini tidak lagi pernah muncul.
Puas mendaptkan informasi tentang Atsasuki, sebelum kembali ke kamar dia menoleh ke belakang, tentang betapa menyedihkannya peran Geisha ini, tidak satupun perempuan yang mau dijadikan budak nafsu, tetapi mereka terpaksa melayani, mereka tidak lagi punya keluarga, keluarga mereka sudah dibantai oleh tentara jepang.
Tiga tentara Jepang keluar dari penginapan setelah merasakan surga dunia, ini yang ditungu oleh Sabil, ketika mereka bertiga dalam keadaan mabuk hendak kembali ke markas, tiba tiba mereka dihadang oleh seorang pemuda tampan bermata sayu.
" Bagero, mau apa kau " bentak tentara jepang itu dengan kesal, dia inggin segera sampai ke markas karena sudah masuk jam piketnya, jika terlambat dia akan mendapat hukuman militer dari atasannya.
" Saya.? saya malaikat maut yang akan mencabut nyawamu " jawab Sabil dengan pelan tapi jelas terdengar di telinga tiga tentara jepang itu.
Mereka tertawa terbahak bahak, belum ada sejarahnya pribumi yang berani mengertak pasukan jepang di daerah jajahan Jepang. Mereka merasa pemuda ini lagi bermain main tapi mereka tidak punya waktu lagi.
" Kurang ajar..." bentak salah satu tentara jepang sambil berusaha menampr Sabil dengan keras, tapi sebelum tangan itu sampai ke wajah Sabil terlihat selarik cahaya putih yang bergerak dengan cepat, hanya potongan tangan yang terlihat tergeletak jatuh di tanah
Darah menyembur memancur bagai air, dua tentara Jepang yang tadi mabuk segera sadar, ini bukan main main mereka segera menghunus samurai merek.
Belum sempat mereka melancarkan serangan, tiga sabetan kilat menghantam tubuh mereka dengan penuh kekuatan, ketiga tiganya tubuh mereka terbelah dengan pandangan yang rumit ke arah Sabil, seakan bertanya bagaimana bisa pribumi memainkan samurai secepat itu, bahkan menurut mereka tidak ada seorangpun di Jepang yang memiliki kecepatan samurai seperti itu
Mereka mati tanpa mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang belun sempat mereka ucapkan. Sabil melakukan rekayasa seakan akan tiga tentara Jepang saling berkelahi dan terbunuh.
Setelah menyelesaikan rencananya sabil kembali ke kamar dan tidur, belum beberapa terdengar jeritan para Geisha yang melihat keadaan tiga tentara Jepang yang sudah mati dengan tragis. Segera tentara lain berkumpul dan menghubungi markas
Pasukan inspeksi datang memeriksa dan dari hasil investigasi mereka yakin terjadi perkelahian sesama prajurit Jepang dan kemudian terbunuh, luka sayatan itu dari samurai dan tidak mungkin ada yang bisa mengalahkan tentara Jepang dalam bermain samurai.
Walaupun demikian semua tamu dan Geisha di kumpulkan dan diminta keterangan dan informasi, termasuk Sabil.
Mereka menanyakan apa yang dilakukan oleh tamu dan Geisha sewaktu pembunuhan terjadi, walau yakin bahwa terjadi perkelahian antara sesama prajurit mereka tetap harus membuat laporan untuk diteruskan kepada komandan mereka.
Saat itu Sabil segera mempelajari keadaan di markas militer jepang, dia tidak melihat sigemuk Atsasuki, dan menurut perhitungan dia tentara yang berasa di markas ini tidak lebih dari seratus orang, jika dia bertindak dia mampu membunuh semua, tapi dia tidak membawa samurai, membawa samurai walau sudah di kamuflase tentu bencana bagi dirinya.
Setelah mencatat semua keterangan para tamu dan Geisha dibebaskan dengan catatan jika mengetahui sesuatu segera melapor ke markas militer Jepang.
Jikapun ada sesuatu yang mereka ketahui manalah para Geisha ini mau memberitahu militer Jepang, walau menjadi Geisha mereka masih cinta dengan tanah air mereka, jadi Geisha boleg saja karena terpaksa tapi kalau jadi pengkhianat maaf maaf dulu, begitu kira kira prinsip mereka.
Sabil kembali ke kamar, tanganya sudah gatal untuk membantai tentara Jepang yang berada di markas militer, setelah dia timbang dan dia pikirkan dengan seksama dia mengurungkan niatnya, berkelahi dalam ruangan menyebabkan gerakan terbatas, dia tidak yakin bisa membunuh semua jika berada dalam ruangan yang sempit karena peluru lebih cepat daripada samurai
Sabil lebih memilih membunuh satu persatu daripada bertindak frontal, cuma kalau satu persatu militer jepang hilang dan terbunuh bukankah akan menimbulkan kecurigaan bagi militer Jepang, setelah lelah berpikir Sabil tertidur dengan lelap.
Siang hari dia berjalan ke luar dengan memakai tongkat di tangan, dia merasa lapar dan singah di kedai nasi. Dia melihat empat tentara Jepang ikut makan di dalam dan beberapa pribumi juga asik melahap nasinya.
" Non tolong nasi dengan ikan bakar " pintanya dengan lembut dan sopan
Gadis yang melayani tamu itu merasa heran, belum pernah dia melihat pemuda tampan seperti ini selama jualan di kampung, mungkin saja pendatang pikirnya.
Setelah hidangannya sampai, Sabil makan dengan lahapnya, keempat tentara Jepang yang sudah selesai makan membuat ulah, sewaktu mau membayar dia menyeret tangan sigadia sehingga terjatuh dalam pelukannya.
Dia ******* ***** seluruh tubuh sigadis sambil terbahak bahak dengan tiga tentara lainnya, sedangkan pribumi yang lagi makan diam dan tidak berani bertindak, jangankan membantu bersuara saja mereka takut.
Gadis penjual nasi yang cantik itu memohon dan menangis agar tidak dilecehkan oleh tentara Jepang, sudah lama dia berjualan nasi dan selama ini belum ada tentara jepang yang melecehkannya, mungkin tentara Jepang ini baru datang dari daerah lain duga hatinya.
" Amboi anda cantik sekali saya senag sama anda" ujar tentara jepang sambil tak henti hentinya meremas semua badan sigadis, temannya yang lain hanya menonton saja, sigadis hampir menyerah dan pasrah, percuma berteriak toh tidak ada yang akan menolongnya
" Apa tuan tidak tau dengan moral, tuan adalah tentara yang seharusnya mempunyai moralitas yang kuat, bukan bertindak sebagaimana bajingan tengik " walaupun kecil suara itu terdengar jelas dan membuat tentara jepang mesum itu menghentikan kegiatannya, walau berhenti dia tidak melepaskan sigadis dari pelukannya.
Dia melihat pemuda yang tampan sedang membasuh tangannya, mungkin saja baru selesai makan, dia yakin suara tadi berasal dari pemuda ini, karena yang lain sudah menciut ketakutan
" Apa yang anda bilang coba ulangi lagi bangsat " bentak tentara itu ke Sabil
" Anda tidak moral, saya ulangi jika telinga anda tuli, sebaiknya bersihkan dulu telinga anda sebelum mengangu perempuan lain " ujar Sabil dengan tenang
" Bagero!!!!!!
Tentara Jepang itu melepaskan sigadis dan menyerang Sabil dengan samurainya, tapi sebelum sempat mengenai tubuh Sabil, satu larikan cahaya putih berkelebat membelah tubuhnya, dia jatuh ke tanah dan darah mengucur deras, jeritan gadis penjual nasi dan orang yang laki makan terdengar dengan keras.
Tiga tentara Jepang yang tersisa kemudian berdiri dan mengepung Sabil dengan samurai yang terhunus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments