BAB 2 Taktik Yang Bocor

Setelah berhitung dengan matang dan cermat maka diadakan kesepakatan berkumpul di belakang rumah Raden deli nanti malam, jika terus berkumpul di surau maka tentara jepang akan curiga.

Raden deli bergegas menuju rumah dan memangil istri dan anak gadisnya mempersiapkan segala sesuatu sebelum magrhib, mereka duluan mengungsi bersama penduduk lainnya sedangkan Raden deli harus menyelesaikan misi terlebih dahulu.

" Mana Sabil " tanya Raden deli pada istrinya, dia berharap Sabil ikut dalam misi, jika tak ikutpun setidaknya bisa mengawal ibu dan kakaknya.

" Daritadi belum kelihatan yah " jawab Harum sambil menunduk takut melihat ayahnya marah.

" Dasar anak brengsek kejadian genting kayak gini dia hilang entah kemana " Raden deli mendengus dengan kasar

Tiba tiba beberapa rombongan pemuda datang kerumah dan mengatakan bahwa seluruh sesepuh sudah di tangkap oleh tentara jepang.

" Sudah tak bisa dihindari Pangeran, bahkan tentara Jepang membawa senjata aneh pedang panjang yang melengkung dan sangat tajam, para sesepuh tak bisa menghindari pedang itu " para pemuda menungu instruksi dari Pangeran deli.

" Kumpulkan seluruh penduduk yang sesuai yang kita bahas semalam di surau, dan jangan bawa apa apa selain obor, sangat merepotkan nanti jika dikejar oleh tentara Jepang.

Pemuda yang merupakan murid dari Pangeran deli segera menyalankan instruksi dan mengumpulkan seluruh penduduk terutama anak gadis dan pemuda desa yang tidak pantai bersilat. Tapi naas sewaktu mereka bersiap untuk pergi tentara Jepang sudah menemukan mereka

" Darimana mereka tahu tempat berkumpul ini " bisik Pangeran deli pada lelaki yang berdiri di dekatnya

" Pangeran saya rasa ada yang berkhianat " jawab lelaki itu

Mereka semua merasa terkejut dengan kemunculan tentara jepang, tak seorangpun yang mengetahui tempat perkumpulan mereka kecuali orang orang yang ikut berunding di surau.

" Siapa pemimpin disini " tunjuk tentara Jepang yang gemuk pada kerumunan penduduk, pendudk hanya diam dan tak berani bersuara

Sigemuk merasa kesal dan segera membawa dua orang tua di hadapannya, lalu menyuruh prajurit lain untuk menyiksa kedua orangtua itu.

" Potong tangan dan lidahnya mereka jika masih tak ingin bicara " perintah si gemuk kepada kedua prajuritnya yang memang sebenarnya bertugas sebagi ahli siksa menyiksa

Memang perang membutuhkan pengorbanan tapi Raden deli tidak bisa mengorbankan rakyatnya, cinta dan kasih sayang kepada penduduk desa yang dia pemimpin membuatnya keluar dari barisan penduduk.

" Saya kepala desanya, bisakah tuan melepaskan rakyat saya " Raden deli berdiri dengan tegar dan berwibawa

Dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya, sejak tadi dia sudah mengambil nafas persilatan, menghirup nafas dan menahannya dalam dalam.

Dalam hati dia selalu beristigfar kepada Allah sambil berdoa

" kalau dingin perutmu mengandungku bunda maka selamatkanlah aku dari petaka ini "

Tanpa basa basi si ahli siksa langsung menyerang Raden deli dengan samurainya, selarik cahaya putih membelah dada Raden deli, dengan ringan tubuh Raden deli mundur kebelakang tapi bajunya robek!!!

" Pantas saja para sesepuh bisa dikalahkan dengan mudah, kecepatan prajurit ini sangat lihai sekali " gumamnya dengan muram, dia memandang istri dan anak gadisnya

" Ayah ..." pekik istrinya sambil lari dan memeluk Raden deli

Dengan cepat kesempatan ini digunakan oleh si ahli siksa dengan melakukan dua tebasan satu ke pungung istri Raden satu lagi dibagian leher. Darah muncul dengan deras, tapi sedikitpun Aminah tidak melepaskan pelukannya.

" Aminah...aminah " seru Raden tak percaya dengan apa yang terjadi, matanya memerah dan dengan sekuat tenaga dia terbang dan mengambil kepala si ahli siksa melalui belakang tangannya

kretak..kretak

Kepala itu patah demikian kuat pitingan yang dilakukan oleh Raden deli, dia kembali melompat dan memeluk istrinya, air mata bercucuran membasih keriput tua wajahnya, selama tiga puluh tahun tak pernah dia menyakiti Aminah bahkan membentakpun tidak pernah

Sekarang dengan mudahnya orang asing membanti istrinya bahkan di depan matanya..ya di depan matanya!!!!

" Ayah jaga anak anak aku sudah tak sangup " rintih Aminah....

" Aminah ..Aminah bertahan sayang" Raden deli merinding merasakan tubuh Aminah lambat laun menjadi dingin

" Harum..Harum...pegang ibumu " pangil Raden deli kepada anak gadisnya, dia mau membalaskan dendam ini tak peduli selamat atau mati.

" Tuan saya tidak menyangka moral pasukan militer anda sangat renda, lebih rendah dari binatang, hanya berani pada perempuan yang tidak berdaya " tuturnya penuh kebencian

Sigemuk yang merupakan komandan tentara Jepang tiba tiba merasa malu, di jepang sikap seorang samurai sangat terhormat dan ksatria, mungkin karena sudah biasa menjajah nilai nilai itu sudah mulai luntur digantikan dengan fanatisme kekuasaan dan kekuatan

Dari balik semak semak Sabil menyaksikan apa yang terjadi, tadinya dia mau pergi menemui preman kampung untuk meminta uang yang dia menangkan dan memberikannya kepada ayahnya, tak tega dia melihat ibunya menjual perhiasan

Tapi dia mendengar tentara Jepang telah mengepung rumahnya, dan disinilah dia berdiri dan menyaksikan peristiwa yang tidak pernah dia bayangkan seumur hidupnya, ibunya di bantai tentara Jepang.

Dia mengigil merasa sakit ingin membunuh tentara jepang tapi tidak punya kemampuan, hatinya berdarah darah, air matanya tak berhenti bercucuran

" ibu..ibu " isak tangisnya pelan

Raden deli berdiri dengan kokoh, dia menunjuk sigemuk untuk berduel satu lawan satu, tentu saja sigemuk setuju dia merasa malu menolak apalagi didepan anak buahnya.

Pasukan Jepang membuat lingkaran, di dalam lingkaran hanya ada sigemuk dan Raden deli, Sigemuk membuka bajunya dan menghunus samurai, memberikan salam samurai kepada Raden deli, pun demikian Raden deli memberi salam silat kepada si gemuk

Angin bertipu dengan lembut, hujan turun rintik rintik, tapi bukan rasa sejuk yang dirasakan penduduk melainkan rasa dingin kematian

Sigemuk melakukan tiga pukulan samuria dengan pekik yang kuat, Raden deli mengelak dan mundur kebelakang hasilnya pahanya robek dan leganya terluka

" Pedang itu sangat panjang dan tajam susah sekali menghindarinya " keluh Raden deli

Dengan memekik kuat dia mengambil kesimpulan untuk membunuh sigemuk dengan mengorbankan nyawanya, Raden deli punya pikiran jika sigemuk mati maka anak buahnya bisa dibereskan oleh murid muridnya

Tendangan terbang yang kuat dilakukan oleh Raden deli, tendangan ini sangat dahsyat bahkan anginpun mencicit menuju jantung sigemuk, dengan cepat sigemuk melakukan dua tebasan satu memotong kaki Raden deli satu lagi memotong leher

Kecepatan samurai ini tidak pernah disangka oleh Raden deli, sebuah kaki jatuh melayang ke tanah dan sebuah kepala juga jatuh ke tanah darah berkucuran seperti air kran yang lepas.

" Ayah..ayah.. " pekik Harum dengan histeris dan memeluk kepala ayahnya, dengan cepat sigemuk menangkap Harum dan membawanya kedalam rumah

Pekik serta jeritan penduduk terdengar dimana mana, hari itu penduduk kampung dibantai oleh tentara jepang hanya menyisakan para gadis, selain para gadis semua dibantai termasuk anak anak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!