BAB 3 Tangisan Sabil

Tak pernah dia menduga akan melihat kejadian ini, walaupun tidak akur dengan ayahnya Sabil tahu ayahnya sangat sayang pada dirinya, buktinya ketika sahabatnya memutuskan tali pertunangan ayahnya tidak sedikitpun marah.

Tidak peduli rasa takut dia melompat dan mencekik leher tentara Jepang tapi dengan mudahnya tentara jepang menebas tubuhnya dengan samburai dan memukul kepalanya dengan sarung samurai.

Dia roboh dan jatuh pingsan, tapi matanya masih sempat melihat kakak perempuanya diperkosa oleh sigemuk dan kemudian membunuhnya, dendam ini tak terlupakan, akhirnya Sabil tak sadarkan diri

Selang beberapa waktu Sabil sadar dari pingsan, pungungnya sangat perih dan kepalanya masih pusing, tidak ada keributan yang dia dengar, tapi matanya melihat mayat yang bertumpukan.

Dengan menguatkan hatinya dia mencoba bangkit walau terhuyung dan tidak stabil, dia mengambil kepala ayahnya dan mendekatkan ketubuh, hatinya sakit, hancur mentalnya runtuh

" Ayah maafkan Sabil yang tidak pernah menurut dengan kata kata ayah, percayalah dendam ini akan terbalas " rintih Sabil

Dan kemudian dia mendekat kekakak perempuanya yang sudah tak bernyawa di sudut rumah, kakak perempuan dia yang cantik dan soleh sekarang mati dalam keadaan terhina, Sabil sampai munta darah saking merasa marah, memeluk mayat kakaknya dan mengumpulkan dengan mayat ayahnya.

Dengan takut dia melihat keadaan ibunya, hal paling terbesar di takuti oleh anak laki laki tentu saja kehilangan seorang ibu, dia memeluk ibunya, matanya kosong, pikiranya kosong , dia kelihatan seperti orang yang tertekan mental

Ada pergerakan, Sabil kembali sadar dari lamunannya, dia melihat mata ibunya terbuka, dan dengan terengah engah tanganya mencoba membela wajah Sabil

Sabil segera merendahkan wajahnya agar bisa dibelai oleh ibu.

" Nak, sekarang kau sendiri, berubah ya nak, ibu nggak kuat lagi menemani kamu, memasak buat kamu dan menungu kamu pulang, maafkan ibu ya nak " katanya ibu terpatah patah seperti menahan nyawa untuk memberikan wasiat terakhir pada Sabil

" ibu..ibu..." hanya itu yang bisa Sabil ucapkan, dia drop secara mental dan pikiran dia memeluk erat ibunya yang sudah diam tak bergerak, Sabil sadar ibunya juga sudah tiada.

Selama setengah hari dia hanya memeluk mayat ibunya, dia tak mau melakukan apa apa, tapi hatinya yang lain menyuruh dia segera menguburkan keluarga dan orang kampungnya, tidak baik membiarkan mayat berlama lama lagian siapa lagi yang akan menguburkan cuma dia sendiri yang ada disana

Dia melihat sebuah samurai panjang yang masih tertancap di mayat salah satu penduduk

" Maafkan saya, saya butuh samurai ini " sambil menarik samurai dia meminta maaf pada mayat karena takut dianggao menganiaya mayat

Hujan masih turun dengan deras, Sabil mengali lubang besar dengan mengunakan samurai, dan dia menyatukan seluruh mayat dalam satu lubang, dia tidak punya tenaga untuk mengali lubang satu persatu

Setelah selesai, Sabil duduk dan terdiam, masih membekas dalam ingatannya bagaimana sigemuk memotong kaki dan kepala ayahnya, masih terngiang jeritan kakaknya yang dilaknati oleh sigemuk dan juga pada ibunya

" Argggggghhhhh,,,,, Tuhannnnn" tiba tiba dia menjerit dengan histeris, dia mungkin kalut bagaimana cara membayar semua hutang darah ini

" duar...duar.."

Petir menyambar seakan menyambut jeritan hatinya, kilatan cahaya terpencar dimana mana

Ting

" Sistem telah aktif dan penguna telah di verifikasi, sistem akan membantu anda untuk melakukan balas dendam atas terbunuhnya keluarga anda "

Sabil mengeryit, apa ini, suara apa ini, apa dia sudah gila, Sabil tak bisa menenangkan dirinya sendiri, dia merasa sedang berhalusinasi dan tidak baik baik saja.

" Penguna jangan khawatir saya sistem yang dikirim dari masa depan untuk membantu anda, sistem akan memberikan anda pil pemulih dan petunjuk mengunaka. samurai, perhatikan saku anda "

Sabil segera meraba baju kokonya dan memang ada pil dan buku petunjuk tentang keahlian samurai, tanpa ragu dia meminum pil

Sabil merasakan luka robek pungungnya dan seluruh tubuhnya mengeluarkan hawa hitam dan berbentuk lumpur, Selama satu jam Sabil mengalami kondisi ini

Saat sadar Sabil mencium bau yang tidak enak, dia melihat seluruh kulitnya telah ditutupi oleh lumpur hitam, dia segera pergi ke sumur dan kemudian mandi, tidak ada rasa sakit lagi di kepala dan pungungnya.

Sabil masuk kedalam rumah dan mengumpulkan uang serta perhiasaan milik keluarganya, setelah itu dia pergi, dia inggin menyendiri belajar samurai, tujuannya hanya satu balas dendam dan membayar hutang darah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!