Kesempurnaan Sistem

Kesempurnaan Sistem

Binasa Karena Judi

" Aku masih hidup " sambil melihat keadaan dirinya yang masih tergeletak di tanah.

Dia bangkit, dan duduk bertumpu dengan kedua tangannya, seluruh tubuhnya terasa luluh lantak.

Disela sela ingatanya, dia teringat berjudi dengan beberapa preman kampung yang memang biasanya berjudi.

Dia tidak menyangka mereka berkomplot untuk memukul dirinya. Dia memang lihai bermain dadu, semalam seharusnya dia menang banyak bahkan menurut taksirannya dia bisa membeli beberapa ekor kerbau.

Tidak disangka semalam dia keterlepasan omong menyingung para preman itu, sebenarnya dia tidak ada maksud untuk menyingung mereka dia cuma bercanda, toh biasanya mereka sering bercanda walau kalah ataupun menang.

Entah kenapalah para preman itu memukul dirinya, selain memukul, semua uang taruhan juga mereka ambil.

" Aduh bagaimana ini cara pulang, muka bonyok baju kotor, apa kata ayah nanti" Sabil memang takut dengan ayahnya yang menjadi kepala desa, ayahnya sangat keras dalam mendidik dan tak sungkan sungkan memukul dirinya

Ayahnya bilang dia bandel, keras kepala, malas mengaji dan sembahyang, sudah berulangkali ayahnya menyuruh mengerjakan ajaran ajaran agam tapi dia malas melakukan, hobinya berjudi, apapun judi dia pandai bermain, kalau minum dan perempuan dia tidak ikut serta.

Pemuda ramping bermata sayu dan tampan ini terkenal di kampungnya sebagai tukang judi ulung, sudah banyak penduduk jadi korban, dan sudah banyak pula yang mengadu kepada ayahnya.

Hanya ibunya yang selalu sabar dan menyayangi serta menasehatinya setiap waktu, ibunya mempunyai pikiran sekeras apapun batu jika terkena tetetasan air hujan pasti hancur juga, demikian dengan sifat anaknya.

Dengan mengendap dia pulang kerumah, tak melihat ayahnya ada di rumah dia segera masuk dan bertemu ibunya, ibunya hanya menarik nafas melihat keadaan anaknya, muka babak belur dan pakaian yang kotor.

" Sabil mandi dulu ya setelah mandi pergi ke dapur untuk makan, ibu sudah membuat masakan kesukaan mu nak" tutur ibunya dengan lembut walau hatinya tertekan melihat perangai anaknya ini.

" iya bu..." walau Sabil seorang penjudi dia tidak pernah kasar pada ibunya, terhadap ibunya dia selalu lembut dan patuh, yang penting di depan ibunya dia tidak pernah menolak lain urusan kalau di belakang ibunya, dia sangat menyayangi ibunya.

Terdengar pintu rumah dibuka seorang pria berumur 60 tahun masuk ke rumah, sosok yang berwibawa dan tegas, dijuluki Raden Deli oleh penduduk sekitar.

Raden deli seorang kepala desa dan juga guru silat, tempat mengadu dan bertanya oleh penduduk karena dia terkenal arif dan bijaksana.

Terlihat wajah suram dan geram, apalagi melihat anaknya yang lagi makan, walaupun makan dengan diam Sabil tetap saja dimarahi oleh ayahnya

" Darimana saja kamu!!!! "

" Pak biar anak kita makan dahulu " ibu Sabil cepat cepat meriah tangan suaminya, dia takut Sabil dimarahi oleh bapaknya.

Walaupun orang yang tegas dan keras Raden deli sangat mencintai istrinya terhadap istrinya dia selalu lemah lembut " Saya kehilangan uang membeli kerbau untuk hari lebaran idul adha " keluh suaminya sambil memijit kepalanya

Raden deli heran bagaimana dia kehilangan uang yang merupakab sumbangan dari masyarakat untuk membeli kerbau menghadapi lebaran idul adha yang tinggal beberapa hari lagi

Sabil yang mendengar keluhan bapaknya menjadi panas dingin, dialah yang mengambil uang itu untuk modal berjudi, rencananya begitu dia menang dia akan mengembalikan uang ayahnya diam diam dan mengunakan kemenangannya untuk modal berjudi, entah bagaimana pula dia menyigung preman bodoh itu semalam

" Apa kamu yang mengambil uang ayah " bentak ayahnya dengan kesal ke arah Sabil

" Pak jangan begitu kasihan anak kita jika kamu menuduh tanpa bukti, sudah jual aja perhiasan ibu sebagai ganti uang masyarakat, cukup kok kalau hanya membeli satu atau dua ekor kerbau " Sebenarnya Aminah punya firasat memang Sabil yang mengambil, tapi dia takut Sabil di pukuli oleh suaminya.

Suaminya hanya sayang pada anak perempuan mereka yang memang patuh, soleh dan perhatian pada orangtua, kakak Sabil sebelas dua belas dengab ibunya sering melindungi Sabil jika ketahuan salah, dia sangat iba dan menyayangi adiknya, dia berharap adiknya suatu saat akan berubah

Sebenarnya Sabil sendiri sudah dijodohkan oleh ayah dengan sahabatnya, mereka sepakat anak mereka akan dinikahkan jika Sabil sudah berumur dua puluh empat tahun, tapi begitu mengetahui karakter dan sifat Sabil teman ayahnya langsung memutus tali pertunangan mereka, walau sebetulnya dari pihak gadis sendiri kabarnya sangat mencintai Sabil

Terlepas dari semua cerita, dikampung hari ini kepala desa sibuk mengumpulkan semua pemuda, mereka mendengar tentara Jepang yang kejam sudah memasuki desa mereka, mencari tenaga untuk kerja rodi serta perempuan untuk pelampiasan nafsu mereka.

Suasana kampung begitu tegang, semua sesepuh desa berkumpul dan mengadakan rapat, mereka tidak mungkin mengabulkan permintaan Jepang, satu satunya yang bisa mereka lakukan adalah melakukan perlawanan seperti daerah daerah lainnya.

Para sesepuh sepakat untuk memindahkan keluarga mereka menuju gunung, mereka berencana mengosongkan perkampungan dna hanya meningalkan orang yang sudah tua dan anak anak.

Menurut kabar tentara Jepang tidak mengangu orang tua dan anak anak, mereka hanya butuh pemuda yang segar untuk kerja paksa membuat rel kereta api dan membangun benteng pertahanan dalam menghadapi perang Asia timur raya

Dan yang paling penting adalah perempuan, merek haus akan perempuan, istri mereka jauh di Jepang dan tentu saja tidak boleh dibawa ikut berperang, maka mereka melampiaskan kepada penduduk lokal, bahkan mereka membuat rumah bordil yang di kelola oleh mata sipit yang isinya gadis gadis pribumi yang mereka bawa setiap melakukan pendudukan.

" Kita harus hidupkan kembali surau dan silat, surau untuk sholat dan pertemuan, para pemuda diwajibkan untuk latihan silat secara rutin " bahkan Raden deli juga akan membawa Sabil untuk latihan silat

Tak ada kata menolak dia punya ibu dan seorang kakak perempuan, sudah kewajiban dia untuk melindungi mereka dari kejahatan tentara Jepang, Raden deli yakin kali ini Sabil tak akan menolak dia tahu Sabil sangat menyayangi ibu dan kakaknya.

Tentara Jepang yang sudah masuk ke desa mulai main tangkap, penduduk yang belum sempat mengungsi sudah ditangkap duluan, menurut sesepuh desa sudah sepuluh pemuda dan tiga orang gadis yang sudah di tangkap tentara Jepang, rumah mereka yang ditangkap di bakar oleh jepang

Raden deli yang mendengar berita ini sangat geram sekali, dia langsung mengadakan pertemua. dengan murid silatnya untuk berunding melepaskan penduduk yang di tangkap.

Selepas Ashar, mereka sudah berkumpul di surau sambil membicarakan taktik yang akan dilakukan

" Mumpung tentra jepang baru sedikit dikampung kita masih bisa menghadapi dan melepaskan penduduk yang ditangkap, setelah itu kita lari ke gunung dan membakar seluruh rumah, sehingga mereka tidak bisa mendapatkan apa apa dan kembali ke kabupaten " demikian rencana yang dibuat oleh Raden deli

Terpopuler

Comments

Tara

Tara

Dasar anak kaga Ada akhlak.. Nyuri uang orang Tua.. Awas karma lho😱🤔

2022-09-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!