Bab 2

Hidup seperti dalam mimpimu butuh usaha dan perjuangan, bukan hanya duduk berdiam menantikan sebuah keajaiban.

~Ay Alvi~

Madrid, Spain.

Setelah menikah Fello memboyong Jesica ke Manor miliknya di Madrid. Wanita itu juga menghentikan aktivitasnya sebagai pengacara karena harus menjalani berbagai therapy untuk meminimalisir dampak yang timbul pasca operasi pengangkatan rahimnya.

Tiga bulan sudah usia pernikahan mereka, namun belum sekalipun keduanya melaksanakan malam pengantin mereka. Bukan Fello tidak bergairah melihat istrinya, namun kondisi kesehatan Jesica tetap menjadi prioritas utama pria berkebangsaan Spanyol tersebut.

Jujur Jesica sedikit kecewa, wanita itu beranggapan bahwa Fello belum dapat menerima kekurangannya. Akan tetapi ia juga tidak berani melakukan protes pada suaminya, ia hanya berharap suatu saat nanti bisa memberikan kebahagiaan pada Fello dan juga berharap hubungannya dengan suaminya tetap membaik walau tanpa kehadiran buah hati di tengah-tengah mereka.

Malam ini, seperti biasa Jesica termenung di dalam kamarnya. Wanita itu menanti kepulangan Fello yang akhir-akhir ini selalu terlambat bahkan terkadang pria yang kini kembali merambah dunia tarik suara itu tidak pulang ke rumah.

Pekerjaan selalu menjadi alasan Fello bila terlambat pulang atau bahkan tidak kembali ke kediamannya. Jesica sendiri hanya bisa menerima dengan pasrah. Walau sedikit sesak di dadanya, namun wanita itu tetap ikhlas menjalani kehidupan rumah tangganya.

Suara ketukan di pintu kamar terdengar saat Jesica mulai menitikkan air mata membuat wanita itu bergegas menghapus bulir bening yang sempat menetes di pipinya.

"Masuk!" ucap Jesica mempersilakan sang pengetuk pintu untuk masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu telah selesai menghapus sisa-sisa air matanya.

"Makan malam sudah siap Señora," ucap Dyane sang kepala pelayan di Manor tersebut.

"Apa Señor Fello sudah pulang?" Jesica bertanya keberadaan suaminya yang sejak kemarin tidak menampakkan diri di Manor.

"Maaf Señora, Señor Fello belum pulang sampai sekarang," lapor Dyane kepada majikan perempuannya tersebut.

Sejujurnya Dyane merasa iba kepada sang Señora, wanita itu merasa Jesica kesepian dan juga kurang perhatian dari suaminya. Padahal usia pernikahan mereka masih terbilang baru.

Lagi-lagi kekecewaan yang di rasakan Jesica setelah mendengar ucapan kepala pelayannya. Namun, seperti biasa wanita itu tidak dapat berbuat apa-apa.

"Sebentar lagi Aku akan turun," ucap Jesica sembari menganggukkan kepalanya. Wanita itu tidak ingin seorang pun tahu apa yang tengah di rasakannya.

Dyane pun mengangguk, kemudian wanita paruh baya itu pamit undur diri dari hadapan sang nyonya.

Jesica menghela nafas pelan, wanita itu mematut dirinya di depan cermin merapikan rias wajahnya menyeka sisa-sisa air mata di sana.

Setelah merapikan riasannya, Jesica bergegas turun ke ruang makan. Seperti malam-malam sebelumnya wanita itu selalu makan sendirian tanpa kehadiran Fello sang suami.

Sebelum Jesica memulai makan malamnya, tiba-tiba kegaduhan terdengar dari ruang tamu rumahnya. Wanita itu pun bergegas menghampiri asal suara yang menyebabkan kegaduhan tersebut.

Di ruang tamu, Fello masuk dengan wajah sedikit lebam dan langkah sempoyongan. Pria itu di bantu oleh Steve yang kini menopang tubuhnya.

"Apa yang terjadi Steve?" tanya Jesica yang khawatir melihat keadaan suaminya.

"Nanti akan saya ceritakan Señora, sebaiknya sekarang kita bawa Fello ke kamar, dia butuh istirahat," ucap Steve masih tetap membantu Fello yang kini mulai tak sadarkan diri.

Mendengar ucapan Steve, Jesica pun menghampiri suaminya. Wanita itu bergegas

membantu asisten Fello itu untuk memapah suaminya dan membawa Fello masuk ke dalam kamar.

Mereka berdua pun merebahkan tubuh Fello di atas ranjang, kemudian dengan penuh kasih sayang wanita itu menyelimuti tubuh suaminya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jesica penasaran, baru kali ini dia melihat suaminya pulang dalam keadaan yang memprihatinkan.

"Sebaiknya kita bicara di luar Señora," jawab Steve yang kemudian di balas anggukan kepala oleh Jesica.

Steve pun meninggalkan kamar utama menuju ruang kerja Fello, pria itu memang memiliki akses untuk kesana karena posisinya sebagai manajer Fello sekaligus sahabat baik artisnya tersebut.

Jesica sendiri membuntut di belakang Steve, wanita itu penasaran dengan apa yang terjadi pada suaminya. Mereka memilih ruang kerja agar tidak ada yang mencuri dengar percakapan mereka.

"Fello berkelahi dengan salah satu artis pendatang baru Señora," ucap Steve ketika mereka telah berada di dalam ruang kerja Fello.

Jesica terperanjat mendengar ucapan Steve, wanita itu sama sekali tidak menyangka Fello yang terkenal pendiam dapat berkelahi dengan seseorang. Apalagi suaminya itu adalah tipe pria yang acuh dan tak pernah mau ikut campur urusan orang lain.

"A-Apa yang menyebabkan suamiku berkelahi?" tanya Jesica.

Steve pun menceritakan secara jelas kronologis kejadian yang terjadi tadi saat mereka tengah berada di sebuah acara amal yang di selenggarakan oleh salah satu sponsor Fello.

Mendengar penjelasan Steve membuat Jesica menghela nafas panjang. Wanita itu tidak menyangka jika keadaan dirinya akan menjadi batu ganjalan di karir sang suami. Memang dunia keartisan boleh di bilang sangatlah kejam. Berbagai cara di lakukan untuk menghancurkan saingan, tidak perduli benar atau tidak cara yang mereka tempuh selama bisa menang dan terus maju bersinar mereka tidak akan pernah perduli.

Setelah menjelaskan semuanya Steve pun pamit, pria itu masih mempunyai pekerjaan untuk membersihkan berita-berita yang mungkin beredar akibat perkelahian Fello.

"Ambilkan air hangat dan juga kotak obat!" perintah Jesica pada Dyane sebelum wanita itu memasuki kamarnya.

"Baik Señora," jawab Dyane sopan, kemudian pelayan itu pun segera pergi ke dapur untuk mengambil apa yang menjadi perintah majikannya.

Jesica memandang wajah suaminya yang lebam-lebam akibat perkelahian tadi. Wajah tampan Fello kini telah ternoda oleh luka-luka yang di deritanya.

"Maafkan aku yang telah membuatmu menjadi seperti ini," lirih Jesica merasa bersalah karena mendengar penjelasan Steve bahwa suaminya itu berkelahi demi membela harga dirinya.

Jesica membersihkan luka Fello dengan air hangat yang telah di bawakan oleh Dyane. Dengan sangat hati-hati wanita itu juga mengobati luka-luka yang di derita oleh suaminya.

Selesai mengobati Fello, Jesica juga mengganti baju suaminya yang kotor dan berbau akholol. Setelah selesai wanita itu menutupi tubuh Fello dengan selimut kemudian mengecup lembut kening sang suami.

Jesica merebahkan tubuhnya di samping Fello.Mata wanita itu memandang lekat-lekat wajah tampan suaminya. Dia tidak menyangka bahwa pria itu akan membela dirinya yang mendapat hinaan dari orang lain, padahal ia sendiri tak berada di sana untuk mendengar hinaan tersebut. Dan tanpa terasa sebulir bening kembali menetes membasahi pipinya yang putih dan mulus.

*******

Terimakasih telah membaca TAKDIR CINTA 2, semoga kalian suka dengan cerita yang Ay suguhkan di sini.

Jangan lupa untuk memberikan dukungan kalian dengan memberikan like, coment dan juga votenya, agar Ay lebih bersemangat untuk terus melanjutkan cerita ini.

Dan jangan lupa juga masukan Takdir Cinta 2 ke dalam favorit bacaan kalian, agar kalian bisa segera tahu jadwal up kisah ini.

Sekali lagi terimakasih dan Ay mohon dukungannya, salam sayang dari Ay si Author recehan 😘😘😘.

Terpopuler

Comments

Marni Sumarni

Marni Sumarni

aku udah lupa sama nih sama Felo juga Jesika

2021-04-08

0

🕊️ℰʀᷞᴠͥɪͦɴᷠᴀⷹªᶰᵃᵗᵃˢʸᵃ🕊️

🕊️ℰʀᷞᴠͥɪͦɴᷠᴀⷹªᶰᵃᵗᵃˢʸᵃ🕊️

kasian jesica blum bahagia ,next ,bkin dya bahagia yah kak

2020-12-24

0

Rama Dani

Rama Dani

siapa yang jual bawang sich 😭😭😭😭

2020-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!