Chapter 4 Langkah Pertama

"Pak, kepala departemen perencanaan yang baru sudah akan mulai bekerja hari ini, mungkin saat ini beliau sudah di ruangannya." Ucap Robby sesaat setelah Samudera duduk sempurna di dalam mobilnya.

Samudera hanya melirik sekilas ke Robby yang ada di sisinya kemudian meluruskan pandangannya ke depan.

"Jalan!" Perintahnya kepada sopir.

Samudera adalah orang yang sangat menjunjung profesionalitas di dalam bekerja, asisten pribadi ya asisten pribadi, sopir ya sopir. Semua yang bekerja di bawahnya melakukan pekerjaan sesuai dengan job description yang ada pada kontrak kerja.

Salah satu alasan Samudera memecat kepala departemen perencanaan yang lama karena perilakunya yang dianggap tidak profesional.

Bagaimana mungkin office boy di kantor dia jadikan tukang antar jemput anaknya di sekolah? Bahkan sekertarisnya terkadang harus terpaksa cuti hanya demi menemani istri sang atasan ikut arisan.

Robby memang adalah asisten yang direkrutnya dengan tugas khusus yang mewajibkannya harus standby 24 jam di sisi Samudera, tapi Samudera tetap memberi kelonggaran waktu kepadanya. Bahkan Samudera lebih sering meminta Robby untuk tidak terus mengikutinya jika itu tidak berurusan dengan pekerjaan kantor, hanya saja Robby juga sudah ketularan sebagian besar sifat Sam, sehingga membuatnya selalu berada di sisi Sam meski dari jarak jauh. Baginya, Samudera adalah pekerjaan prioritasnya. Selebihnya tidak ada lagi.

"Suruh dia temui saya di ruangan setelah jam istirahat." Ucap Samudera setelah beberapa saat mendiamkan Robby.

Titah Samudera itu hanya dijawab dengan anggukan oleh Robby. Mereka berdua adalah jenis laki-laki yang sangat irit dalam berbicara terkecuali untuk urusan pekerjaan. Namun jika dibandingkan dengan Samudera, Robby lebih pendiam, belum lagi tampangnya yang kelihatan sangar karena meskipun tubuhnya tertutupi oleh setelan jas, tetap saja tidak mampu menutupi garis otot-ototnya yang tercetak dibalik pakaiannya itu.

*****

Tiba juga hari yang dinantikan Venus, hari pertama bekerja di kantor pusat.

Sudah 2 hari dirinya berada di Jakarta. Tak banyak yang dilakukannya disela waktu kosongnya tersebut. Selain karena masih sedikit lelah, ia juga masih bingung harus melakukan apa.

Apartemen tempatnya tinggal cukup mewah, belum lagi ternyata kulkas terisi penuh dengan berbagai bahan makanan dan aneka buah dan cemilan. Ada mall juga di lingkungn apartemennya membuat Venus merasa enggan pergi jauh-jauh dari sini.

Sementara jarak dari kantor juga cukup dekat, kurang dari 10 menit dengan mengandarai mobil sudah sampai, Venus malah berfikir mungkin akan lebih mudah baginya nanti jika menggunakan motor. Kecuali hujan atau dia berencana lembur baru akan memakai mobil, fikirnya.

Ya, satu hal yang dilakukan Venus adalah mendatangi kantor meskipun ia tidak keluar dari mobil. Itupun hanya menggunakan Grab untuk pulang perginya.

Ada getar hangat ketika pertama kali menatap gedung perusahaan yang akan menjadi tempatnya bekerja itu. Bukan karena merasa bangga, tetapi ia teringat bagaimana gedung itu dulu masih terlihat sederhana saat kedua orang tuanya bersama salah satu sahabat ayahnya yakni ayah Sam merintis perusahaan tersebut.

Meskipun Venus saat itu masih di usia sekolah dasar, namun dengan otak pintarnya, ia sudah cukup mengerti sejarah dan perkembangan perusahaan yang didirikan oleh kedua orang tuanya tersebut. Bagaimana tidak, ayah dan ibunya selalu membicarakan setiap aktivitas kerja mereka bak dongeng pengantar tidur yang selalu dinantikannya.

Bahkan, bila di rumah, disela-sela kesibukan ayah ibunya di ruang kerja mereka, Venus kecil selalu dilibatkan bahkan terkadang Venus tertidur di dalam pangkuan ayahnya yang masih sibuk dengan komputer canggihnya.

Kenangan tersebut tidak akan pernah Venus lupakan, karena hanya itulah bagian yang masih dimilikinya jika itu menyangkut kedua orang tuanya. Bahkan hingga kini, ia pun tidak pernah tahu dimana pusara kedua orang tuanya berada.

Kata bunda Aisyah, "tidak aman jika kamu muncul di sana. Bersabarlah, kelak jika musuh ayahmu sudah menerima ganjarannya, maka mudah bagimu mengunjungi pusaranya kapanpun kamu mau. Ini hanya masalah waktu, sayang!"

Venus menarik nafas panjang. Satu ujung jarinya ia pakai menyeka air matanya ketika dirinya telah berdiri di depan gedung megah PT. Central Aerglo Mineral, tbk. Gedungnya bukanlah gedung kantor yang berdiri bak pencakar langit. Sesuai dengan bidang yang mereka geluti, tentu saja gedung ini didesain dengan tidak biasa, sangat estetik dan futuristik. Ah, itu adalah desain milik ibunya. Rupanya, pemilik perusahaan setelah ayahnya telah mewujudkan impian ibunya.

Tidak ada waktu untuk memutar setiap kepingan memori masa lalu yang masih bertengger rapi dalam kenangannya. Di sini, ia sedang menjalankan misi. Tidak boleh ada kesalahan, tidak boleh bersikap lemah apalagi cengeng.

"Permisi...!" Sapanya kepada 2 orang resepsionis cantik dan seksi yang duduk manis di depan meja kerjanya.

"Iya, selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang resepsionis ramah. Sedang yang satu orang lainnya masih sibuk memperbaiki dandanan dan penampilannya.

"Saya Venus dari cabang Maluku Utara, saya diminta untuk menemui ibu Anggi di bagian HRD." Jawab Venus memperkenalkan diri.

Resepsionis yang bernama Nada itu akhirnya mengerti karena memang sejak kemarin sudah diinfokan oleh ibu Anggi akan kedatangan salah satu orang dari cabang.

"Oh..baik. Sudah ditunggu di ruangannya. Ibu Venus lurus aja ke sana," ucapnya sambil menunjuk sisi kiri meja resepsionis. "Kemudian belok kanan, terus aja sampai mentok, di pintunya ada kok tertulis ruang HRD." Ucapnya menjelaskan dengan senyum manis yang tidak lelas dari wajahnya.

Senyum resepsionis cantik tersebut seperti sebuah penyakit menular yang menulari wajah Venus. Ia pun balas tersenyum dan mengangguki instruksinya.

"Oke, terima kasih mba. Permisi!" Pamit Venus.

"Sama-sama."

Venus segera menuju ruangan HRD yang dimaksud. Meskipun masih tersisa 30 menit lagi memasuki jam kerja, namun terlihat suasana kantor sudah sangat ramai. Mungkin benar rumor yang di dengarnya bahwa pimpinan perusahaan pusat itu orangnya sangat disiplin, tegas dan tidak bisa dibantah.

Venus menggelengkan kepalanya ketika mengingat bahwa pimpinan perusahaan ini adalah Samudera Biru, teman masa kecilnya, anak dari sahabat kedua orang tuanya. Samudera yang badannya gembul, pipi seperti bakpao dan sering dibully-nya dulu entah sekarang seperti apa tampangnya. Dalam bayangan Venus, Sam sekarang pasti berpenampilan seperti bapak-bapak dengan perut buncitnya dan mungkin akan kesulitan bergerak karena tubuhnya yang kebesaran.

Sesampainya di ruangan HRD, ia langsung disambut dengan ramah oleh ibu Anggi. Perempuan yang ditaksir Venus mungkin sudah berumur kepala 4 itu juga sangat ramah kepadanya.

Satu poin postitif Venus untuk Aerglo Tech, karyawannya ramah dan bersikap profesional.

Tidak lama berada di ruang HRD karena ibu Anggi langsung membawanya ke lantai 3 dimana ruangannya berada.

Gedung ini hanya terdiri 4 lantai, dimana lantai 4 hanya ada ruangan Samudera dan rooftoop yang dilengkapi dengan green house.

Dengar-dengar, semenjak Perusahaan ini dipimpin Samudera, pihak manajemen perusahaan sangat memperhatikan pola makan karyawannya, karenanya, dari kantin, apa yang dimasak kebanyakan dari hasil kebun sayuran yang berada di green house di rooftoop gedung kantor ini.

Samudera benar-benar mengambil semua tema dan konsep yang ada di dalam desain bangunan milik ibunya. Tambahan poin dari Venus, dua jempol untuk perhatian manajemen perusahaan kepada kesehatan karyawannya.

Terpopuler

Comments

Mersy Loni

Mersy Loni

penasaran sama musuh venus,apa orang tua sam ya.

2022-10-17

0

srietya

srietya

jadi inget pejabat d negeri ku yg suka tiba2 nyapu jalanan... wkwkwk

2022-08-18

0

srietya

srietya

jadi inget pejabat d negeri ku yang suka tiba2 nyapu jalanan... wkwkwk

2022-08-18

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Awal Mula
2 Chapter 2 Bersiap Untuk Kembali
3 Chapter 3 Kebetulan atau Petunjuk
4 Chapter 4 Langkah Pertama
5 Chapter 5 Posisi Baru
6 Chapter 6 Asisten
7 Chapter 7 Terlambat
8 Chapter 8 Emosi
9 Chapter 9 Memalukan
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35 Sah
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chpater 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chaoter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Chapter 1 Awal Mula
2
Chapter 2 Bersiap Untuk Kembali
3
Chapter 3 Kebetulan atau Petunjuk
4
Chapter 4 Langkah Pertama
5
Chapter 5 Posisi Baru
6
Chapter 6 Asisten
7
Chapter 7 Terlambat
8
Chapter 8 Emosi
9
Chapter 9 Memalukan
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35 Sah
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chpater 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chaoter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!