Pergi Ke Bar

Ana melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi, tapi sang suami belum juga pulang. Saat dirinya sedang bersiap-siap di kamar untuk segera berangkat ke cafe, ia dikagetkan karena suara ketukan pintu dari luar dengan sangat keras.

Siapa ya, padahal aku belum membuka pintu. Jangan-jangan maling.

Ana sudah ketakutan, karena biasanya jam segini security yang di depan pergi sarapan di warung depan komplek perumahan elit itu, terdengar suara gedoran pintu semakin keras sehingga membuat Ana memberanikan diri membuka pintu dengan membawa sebuah raket nyamuk. Tapi sebelum Ana membuka pintu tersebut, pintu itu sudah didobrak dari luar sehingga terlihatlah Erlon dengan penampilan yang acak-acakan.

"Kau, kenapa tidak membuka pintu dengan cepat," pekik Erlon melihat Ana membawa raket nyamuk.

"Tu-tuan, ba-bagimana bi–"

"Kau lupa, aku punya kunci cadangan jadi aku bisa masuk dari mana saja, dan kapan saja … dodol." Erlon berkata begitu sambil menatap penampilan Ana dari bawah sampai atas. Tidak terlihat menarik sedikitpun, dasar cupu.

"Siapkan aku air hangat." Erlon berlalu setelah mengatakan itu. "Dan jangan lupa pilih setelan jas untukku!" perintah Erlon dengan berteriak.

Mata Ana tertuju pada bak sampah yang berisi kemeja yang tadi malam Erlon pakai. Ia heran kenapa Erlon bisa membuangnya padahal itu kemeja kesayangannya.

Kenapa dibuang, apa tuan Erlon sudah bosan memakinya.

Saat Ana mengambil kemeja itu, ia mencium bau parfum seorang wanita yang begitu menyengat di tambah ada beberapa bekas lipstik yang menempel di kemeja yang berwarna putih polos itu.

Apa tuan Erlon, mempunyai kekasih. Siapa kira-kira wanita yang telah mampu meluluhkan hatinya.

"Kau, cepatlah! jangan sampai aku terlambat." Lagi-lagi suara Erlon terdengar berteriak. Sedangkan Ana dengan cepat menyembunyikan kemeja itu. "Apa setelah kau tinggal dirumah ini, gendang telinga kau sudah tidak berfungsi lagi?"

"Sa-saya akan segera kesana tuan."

Tapi Erlon malah melihat Ana menyembunyikan kemeja yang tadi ia buang. Senyum jahat di bibir Erlon terukir.

"Kau tahu, tadi malam aku bertemu dengan wanita yang sangat cantik. Aku rasa dia itu tipeku banget."

Reaksi Ana tetap biasa saja, padahal Erlon ingin melihat Ana akan bersedih atau malah memarahinya. "Wah ... selamat ya tuan, ternyata ada juga yang mau dengan Anda."

Erlon tidak percaya dengan jawaban yang Ana berikan, ia merasa Ana sudah ketularan sang mommy yang bisa menyembunyikan segala hal. "Setelah kau dan aku bercerai, aku akan segera melamarnya."

"Sekali lagi selamat tuan," ucap Ana dengan tulus.

Perempuan aneh, apa dia tidak tertarik kepada ku sedikit saja. Wajahnya selalu terlihat biasa saja.

Ana membiarkan Erlon melamun, ia kemudian masuk ke kamar Erlon untuk menyiapkan air hangat. Namun, ia terkejut melihat semua isi lemari Erlon yang telah ia rapikan kini terlihat berantakan sekali.

Tadi begitu rapi dan wangi, sekarang kenapa jadi begini. Bisa-bisa aku terlambat ke cafe hanya untuk mengulang pekerjaan yang satu ini. Hmm … .

Saat Ana berbalik ingin menanyakan kenapa isi lemari Erlon bisa berantakan begini. matanya malah melotot tidak percaya ternyata Erlon sudah bertelanjang dada ia dapat melihat dengan jelas banyak sekali roti sobek di perut Erlon.

"Apa kau sekarang tertarik dengan tubuh ku. Lihatlah, air liurmu akan menetes." Erlon tertawa renyah sambil melewati Ana.

Ya Tuan, mataku sudah tidak perawan lagi, dasar tuan Erlon.

—-

Setelah Ana sampai di cafe, ia malah terlihat ragu untuk masuk karena merasa dirinya sudah terlambat. "Duh, masuk gak ya, soalnya aku udah telat dua puluh lima menit."

Bimo yang baru datang juga melihat Ana masih berdiri dengan cepat menghampirinya. "Kenapa masih di luar?"

"Kak Bimo, aku terlambat," lirih Ana.

Bimo meraih tangan Ana, lalu mereka bergandengan masuk ke dalam cafe.

"Tidak apa-apa, adik manis. Kamu 'kan bekerja disini hanya untuk menyanyi saja jadi, tidak masalah kamu datang terlambat," kata Bimo dengan suara lembut tidak seperti Erlon yang lebih sering membentaknya.

"Kakak lupa, aku juga 'kan, disini bantu buat bersih-bersih," ucapan Ana membuat Bimo menjewer pipinya dengan ngemes.

"Maksud kakak tuh, kamu bantu bersih-bersih di sekitar ruangan kakak saja. Apa sekarang Ana paham?"

Ana melihat pelayan yang lain menatapnya dengan tatapan yang tidak suka, karena mendapat perlakuan yang berbeda dari yang lain. "Pak," ucap Ana sehingga membuat Bimo kaget.

"Kenapa jadi Pak, aku bukan Bapak-bapak Ana." Bimo memperbaiki poni Ana yang berantakan. "Begini lebih manis."

"Supaya enak di dengar," ucap Ana dengan pelan.

"Tapi aku tidak suka Ana, tetaplah memanggil ku dengan sebutan Kakak bukan Pak."

"Ayolah, hanya untuk di cafe saja." Ana memohon kepada Bimo supaya pelayan yang lain tidak salah paham.

Bimo yang tidak tega melihat raut wajah Ana yang berubah menjadi sendu, ia terpaksa mengiyakan permintaan Ana.

"Tapi ingat, hanya di cafe saja."

"Baik Pak, saya kerja dulu."

Karena Ana yang terlalu bersemangat, tidak menyadari kalau lantai tempatnya berdiri belum kering setelah di pel tadi. Al-hasil ia terpeleset terjadi lah adegan slow motion untung saja Bimo dengan gesit menangkap tubuhnya, semua yang ada di sana membuka mulut lebar-lebar karena baru kali ini Bimo si manager begitu peduli dengan seorang pelayan. Biasanya ia akan selalu cuek bebek meski salah satu dari pelayan mereka mengalami hal yang serupa malah ia lebih sering marah-marah gak jelas, kali ini sungguh amazing.

"Lain kali hati-hati," ucap Bimo.

"Saya terlalu bersemangat Pak, terima kasih telah menolong saya." Ana lalu menunduk tiga puluh derajat.

—-

Erlon yang merasa sekarang bisa bebas pergi ke bar sesuka hati, tanpa takut sang daddy akan marah padanya karena yang Kenzo tahu Erlon sudah berubah tidak mabuk-mabukan lagi sejak menikah dengan Ana. Tapi malah sekarang Erlon semakin sering mengunjungi bar tersebut.

"Tambah lagi, pelayan," ucap Erlon yang baru datang, tapi sudah terlihat ada beberapa botol minuman yang terjejer rapi di atas meja.

Pelayan itu saling pandang, karena melihat isi botol masih penuh. "Maaf Tuan, bukankah Anda belum me–"

"Tamu adalah raja, jadi cepat ambilkan aku lagi!" potong Erlon dengan cepat dan dengan nada suara membentak. Entah kenapa malam ini ia sangat haus ingin meminum-minuman yang dapat membahayakan kesehatannya sendiri.

Pelayan itu kemudian memngambilkan Erlon dua botol lagi, ia takut Erlon akan kembali ngamuk seperti yang dulu-dulu bila keinginannya tidak terpenuhi.

"Bagus … kalian boleh keluar sekarang," perintah Erlon kepada kedua pelayan itu.

Tetapi, kedua pelayan itu malah diam karena terkesima melihat bibir Erlon menyungkingkan senyum.

"Keluar! sebelum botol ini meleyang ke kepala kalian,"cetus Erlon yang tahu dirinya di perhatikan oleh kedua pelayan tersebut. Padahal saat ini ia sedang memperhatikan dederan botol minuman beralkohol itu.

Kedua pelayan itu, langsung kelaur tanpa berani menatap Erlon lagi.

Terpopuler

Comments

Susi Susiyati

Susi Susiyati

erlon2 bodoh tingkat dunia🤦🤦🤦

2023-06-08

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Ana polos banget si thor jadi kasian

2022-10-05

2

teti kurniawati

teti kurniawati

waduhh...

2022-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Teman Waktu Di Panti Asuhan
2 Di Jebak
3 Pergi Ke Bar
4 Si Ulet Bulu
5 Bertemu Di Cafe
6 Erlon Mulai Bertingkah
7 Kekasih Lama Aurora Telah Kembali
8 Memiliki Kepribadian Ganda
9 Erlon Ternyata Sama Seperti Kenzo
10 Aurora Di Culik
11 Morgan Si Paling Terobsesi
12 Minta Bantuan Erlon
13 Menemui Pasangan Mesum
14 Rencana Zizi Dan Kenzo
15 Menyamar Demi Membawa Ana Kabur
16 Roti Jepang
17 Mulai Ada Rasa
18 Salah Sasaran
19 Apakah Akan Berakhir
20 Malam Panas
21 Berduka
22 Erlon Ingin Menceraikan Ana
23 Bertahan Atau Harus Pergi
24 Ana Tidak Bisa Menolak
25 Apakah Ana Cemburu?
26 Ana Bertemu Firman
27 Apkah Erika Tewas Karna Bunuh Diri?
28 Aurora Bertemu Gio
29 Terulang Lagi
30 Pilihan Yang Sangat Sulit
31 Gagal Gara-Gara Bunyi Bel
32 Di Perusahaan ZK Community
33 Ungkapan Isi Hati Ana
34 Cinta Yang Tak Terbalas (Bagi Ana)
35 Ternyata Laki-laki Itu ... .
36 Aurora Berterus Terang
37 Gagal Kabur
38 Erlan Menerima Aurora Apa Adanya
39 Morgan Ada Di Mana-mana
40 Pertemuan Nyonya Olive Dan Pak Erwin
41 Penyakit Libido
42 Bimo Berubah Derastis
43 Morgan Menemui Aurora
44 Pagi Yang Panas
45 Sebuah Kejutan
46 Perpisahan
47 Perkara Ana Muntah
48 Di Klinik
49 Positif
50 Mengintip
51 Kehamilan Ektopik
52 Mendapat Hukuman
53 Membangunkan, Macan yang Tertidur
54 Terbunuh
55 Ketika Benci Berubah Menjadi Cinta
56 Ana Meminta Tolong
57 Musuh Tetap Musuh
58 Morgan Si Licik
59 Ana Selamat
60 Kenzo Murka
61 Sama-Sama Suka
62 Kenyataan yang Menyakitkan
63 Bayi yang Malang
64 Season 3 Alra Dan Danesh
65 Season 3 Erlan Sembuh
66 PENGUMUMAN
67 Season 3 Alra Tidak Terima
68 Season 3 Kebenaran yang Terungkap
69 Season 3 Alra dan Erlon Bertengkar
70 Season 3 Erlan ke Indonesia
71 Season 3 Erlon Cemburu
72 Erlan Bertemu Alena
73 Season 3 Happy Ending
74 Promosi
75 Promosi
76 Promosi Novel Baru Netes
77 Promosi
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Teman Waktu Di Panti Asuhan
2
Di Jebak
3
Pergi Ke Bar
4
Si Ulet Bulu
5
Bertemu Di Cafe
6
Erlon Mulai Bertingkah
7
Kekasih Lama Aurora Telah Kembali
8
Memiliki Kepribadian Ganda
9
Erlon Ternyata Sama Seperti Kenzo
10
Aurora Di Culik
11
Morgan Si Paling Terobsesi
12
Minta Bantuan Erlon
13
Menemui Pasangan Mesum
14
Rencana Zizi Dan Kenzo
15
Menyamar Demi Membawa Ana Kabur
16
Roti Jepang
17
Mulai Ada Rasa
18
Salah Sasaran
19
Apakah Akan Berakhir
20
Malam Panas
21
Berduka
22
Erlon Ingin Menceraikan Ana
23
Bertahan Atau Harus Pergi
24
Ana Tidak Bisa Menolak
25
Apakah Ana Cemburu?
26
Ana Bertemu Firman
27
Apkah Erika Tewas Karna Bunuh Diri?
28
Aurora Bertemu Gio
29
Terulang Lagi
30
Pilihan Yang Sangat Sulit
31
Gagal Gara-Gara Bunyi Bel
32
Di Perusahaan ZK Community
33
Ungkapan Isi Hati Ana
34
Cinta Yang Tak Terbalas (Bagi Ana)
35
Ternyata Laki-laki Itu ... .
36
Aurora Berterus Terang
37
Gagal Kabur
38
Erlan Menerima Aurora Apa Adanya
39
Morgan Ada Di Mana-mana
40
Pertemuan Nyonya Olive Dan Pak Erwin
41
Penyakit Libido
42
Bimo Berubah Derastis
43
Morgan Menemui Aurora
44
Pagi Yang Panas
45
Sebuah Kejutan
46
Perpisahan
47
Perkara Ana Muntah
48
Di Klinik
49
Positif
50
Mengintip
51
Kehamilan Ektopik
52
Mendapat Hukuman
53
Membangunkan, Macan yang Tertidur
54
Terbunuh
55
Ketika Benci Berubah Menjadi Cinta
56
Ana Meminta Tolong
57
Musuh Tetap Musuh
58
Morgan Si Licik
59
Ana Selamat
60
Kenzo Murka
61
Sama-Sama Suka
62
Kenyataan yang Menyakitkan
63
Bayi yang Malang
64
Season 3 Alra Dan Danesh
65
Season 3 Erlan Sembuh
66
PENGUMUMAN
67
Season 3 Alra Tidak Terima
68
Season 3 Kebenaran yang Terungkap
69
Season 3 Alra dan Erlon Bertengkar
70
Season 3 Erlan ke Indonesia
71
Season 3 Erlon Cemburu
72
Erlan Bertemu Alena
73
Season 3 Happy Ending
74
Promosi
75
Promosi
76
Promosi Novel Baru Netes
77
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!