Di Jebak

Erlon sedang menikmati makan malam yang Ana masak untuk dirinya, tapi ia heran karena tidak melihat keberadaan Ana dari tadi. "Mana tuh cewek dekil, kenapa belum keluar makan malam," gumam Erlon. Ia lupa kalau Ana sedang mencuci pakaian yang tadi ia bawa dari kantor. Saat dirinya sudah selesai makan ia beranjak ingin menaiki anak tangga, tapi Erlon menghentikan langkahnya karena baru mengingat bahwa malam ini teman-teman sekolahnya yang dulu mengajaknya untuk berkumpul, karena sudah terlalu lama mereka tidak bertemu di tambah kata teman-temanya ia harus membawa pasangan.

Tidak mungkin, 'kan aku mengajak dia, bisa-bisa mereka semua menertawakan aku. Kalau ternyata istri seorang Erlon hanya gadis katro … Ah, sial.

Saat Erlon sedang asik dengan isi pikirannya Ana yang sudah selesai dengan tugasnya akan bersiap-siap untuk tidur. Namun, dia yang melihat Erlon yang bengong malah ikut berdiam diri di dekat tangga sambil memperhatikan Erlon.

Sangat tampan, tapi kenapa sifatnya sangat menyebalkan. Ana membatin.

Tanpa sadar ternyata Erlon menatap dirinya sehingga membuat Erlon berdehem beberapa kali. "Sedang apa kau, hmm. Apa kau sedang mengagumi wajahku yang sangat tampan nan rupawan ini," kata Erlon membuat Ana menunduk tidak berani menatapnya lagi.

Ana memang mengagumi wajah tampan Erlon, tapi sampai sekarang ia belum bisa merasakan getaran pada hatinya.

"Sa-saya mau, memberikan Anda ini tuan." Ana memberikan Erlon sebuah kartu undangan yang didapatkan dari saku jas Erlon. "Ini tuan, ambil."

Erlon mengambil undangan itu lalu menyobeknya. "Ini tidak penting, apa kau tidak bisa membacanya." Erlon kembali menuju meja makan, lalu ia menyambar kunci mobilnya. "Kunci pintu, aku malam ini tidak akan pulang."

Ada rasa penasaraan di hati Ana karena Erlon tidak biasanya pergi malam-malam begini. Namun, rasa penasaran itu hanya mampu ditahan di dalam benaknya jasa. "Baik, tuan."

"Apa kau tidak mau menanyakan kemana aku akan pergi?" tanya Erlon saat melihat wajah Ana biasa saja.

"Maaf tuan, saya tidak berhak tahu urusan pribadi Anda," jawab Ana dengan nada suara yang terdengar lirih.

"Baguslah, kalau kau sadar diri."

*

*

Erlon sudah sampai di alamat yang temanya kirimkan melalui google maps, lalu ia turun dari mobil sambil melepas kacamata hitamnya dan ternyata salah satu temannya sudah menunggunya. "Woy Firman, dimana yang lain?" sapa Erlon, saat melihat laki-laki yang sedikit berisi itu.

Ternyata Teman yang menunggunya dari tadi bernama Firman sahabat karibnya. Sewaktu di sekolah dulu, dan juga Firmanlah yang telah mengajarkan Erlon untuk minum-minuman keras sehingga Erlon menjadi kecanduan seperti sekarang ini.

"Hai. Bro, lu makin tampan aja, mana tuh kembaran lu si Erlan?"

"Dia lagi keluar negeri, besok lusa mungkin baru bisa pulang." Saat Erlon sedang mengobrol dengan Firman, seorang wanita menepuk bahunya.

"Hai, Erlon. Sudah lama kita tidak bertemu ternyata lu tambah mempesona," ucap Mila yang sudah sejak dulu menaruh rasa pada Erlon, tapi Erlon pura-pura tidak tahu itu semua.

"Lu Mil, ayo kita masuk. Yang lain sudah menunggu dari tadi," kata Firman. Karena ia juga tahu sampai sekarang Mila masih menaruh rasa yang sama pada Erlon.

Sedangkan Erlon yang mendapat tatapan genit dari Mila merasa tidak nyaman. "Gue masuk duluan ya, guys."

Mila dan Firman yang melihat Erlon masuk dengan cepat mengikutinya dari belakang. Tapi sebelum itu Mila berbisik kepada Firman sambil memberikan Firman sejumlah uang. "Lu bisa 'kan Fir, gue mohon kali ini saja."

"Sorry. gue gak bisa," ucap Firman. Namun, Mila tidak tinggal diam ia tetap berusaha membujuk Firman. Hingga Firman yang terkenal sebagai playboy cap kadal dengan antusias menerima tawarannya.

Boleh juga nih, body bak gitar spanyol. Apa gue terima aja ya.

"Gimana, apa lu setuju?"

"Oke, deh. Tapi ingat rahasia ini hanya kita berdua yang tahu."

Mila mengangguk dan kembali menambahkan Firman sejumlah uang bagi Mila uang bukanlah hal yang sulit baginya, mengingat mamanya adalah satu-satunya anak dari kakeknya yang akan menerima seluruh harta warisan kekayaan sang kakek.

Mereka berdua ikut bergabung bersama teman-teman yang lain, Mila sengaja memilih tempat duduk di sebelah Erlon supaya ia bisa leluasa melihat wajah Erlon yang selalu terbayang-bayang di pelupuk matanya.

Dan ternyata mereka semua tidak ada yang membawa pasangan itu hanya akal-akalan mereka saja. Supaya melihat Erlon membawa pasangannya, tapi ternyata Erlon hanya datang sendiri.

"Wah kalian begitu cocok, kenapa gak pacaran aja sih," seloroh salah satu teman Erlon setelah melihat Mila duduk di sebelah Erlon.

"Gue gak mau pacaran, lebih baik langsung nikah. Gimana Bro," jawab Erlon sambil meninju lengan Firman.

"Cie-cie, yang mau langsung dilamar. Buruan deh lu kasih tahu bokap sama nyokap lu Mil," ucap salah satu teman Erlon lagi.

Pipi Mila sudah bersemu merah, Karena ia mengira apa yang dikatakan teman-temannya adalah kenyataan bukan gurauan. "Kalian bisa aja," kata Mila malu-malu.

"Sudah deh, ngapain bahas hal yang gak penting gini. Bukankah kita kesini untuk bersenang-senang." Nada datar Erlon membuat mereka menatapnya secara bersamaan.

"Jangan-jangan lu g*y ya, Er. Bisa-bisanya lu mengira menikah hal yang yang tidak penting," ucap Firman mulai memanas-manasi Erlon. "Andai lu tau, gimana rasanya surga dunia," sambung Firman.

"Enak aja lu, ngatain gue g*y, gue gini-gini milih pasangan." Erlon menunjuk ke lima teman laki-lakinya dan jari telunjuknya berhenti di depan dahi Firman. "Lu kayak orang yang sudah menikah, bahas-bahas masalah surga dunia." Erlon seketika jadi teringat ucapannya dulu saat dirinya dan Ana baru menikah dengan kalimat yang ia lontarkan surga dunia.

"Gue memang belum menikah Bro, tapi gua bisa tau mana gadis sama janda." Sambil menurunkan jari Erlon, Firman kembali menuangkan minuman keras ke dalam gelas Erlon yang sudah kosong.

Detik demi detik berlalu, tidak terasa malam pun sudah semakin larut Erlon yang sudah teler karena terlalu banyak minum, minta supaya Firman mengantarnya ke panthouse yang dulu Zizi beli. "Gue, duluan kepala gue rasanya sudah muter-muter. Lu Fir, tolong anter gue ke alamat ini." Erlon kemudian memberikan Firman ponselnya.

"Gue juga mau ikut nebeng deh Fir, soalnya supir gue lagi nganter bonyok ke bandara," ucap Mila sambil mengedipkan matanya pada Firman.

—-

Suara isak tangis membuat Erlon mengucek matanya beberapa kali sebelum nyawanya kembali terkumpul. Dan alangkah terkejutnya, ketika ia menoleh melihat Mila yang tubuhnya ditutupi selimut sama seperti dirinya.

"Apa-apaan ini Mila, kenapa lu bisa ada disini," tanya Erlon dengan wajah memerah.

"Gue yang seharusnya bertanya, kenapa lu tega ngelakuin ini ke gua. Padahal niat gue baik mau nganterin lu. Tapi lu malah … ."

Erlon kembali mengingat-ngingat. Dan ingatannya hanya kepada Firman yang mengantarnya. "Gua nyuruh Firman b*d*h, bukan lu," bentak Erlon.

"Apa lu gak inget, hah … Firman nyuruh gue buat ngantar lu," suara Mila menggema. "Gimana kalau gue hamil, apa lu mau tanggung jawab?" tanya Mila sambil menghapus air matanya.

Erlon mencoba mengintip bagian bawahnya ternyata benar ia hanya mengenakan CD. "Sial, kenapa gue gak inget semuanya."

"Jawab Er, apa lu mau tanggung jawab," ucap Mila sekali lagi.

Erlon mengacak rambutnya dengan kasar, ia takut kalau sampai daddy nya tahu. Bisa-bisa ia akan dibunuh.

Daddy bisa membunuhku, ****!! apa yang harus aku lakukan.

"Mana bisa lu hamil, kita ngelakuin itu hanya satu kali. Jangan mengada-ngada."

"Kita lihat saja Erlon, semoga ucapan lu benar."

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cuman Drama jebakan..Erlon gak sampe ngelakuin semua itu,Ini cuman akal licik nih Jalang buat ngejebak Erlon..

2024-12-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

FIRMAN..Nama tak seindah kelakuannya..sayang banget..🤦

2024-12-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ckk dasar Jalang..

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Teman Waktu Di Panti Asuhan
2 Di Jebak
3 Pergi Ke Bar
4 Si Ulet Bulu
5 Bertemu Di Cafe
6 Erlon Mulai Bertingkah
7 Kekasih Lama Aurora Telah Kembali
8 Memiliki Kepribadian Ganda
9 Erlon Ternyata Sama Seperti Kenzo
10 Aurora Di Culik
11 Morgan Si Paling Terobsesi
12 Minta Bantuan Erlon
13 Menemui Pasangan Mesum
14 Rencana Zizi Dan Kenzo
15 Menyamar Demi Membawa Ana Kabur
16 Roti Jepang
17 Mulai Ada Rasa
18 Salah Sasaran
19 Apakah Akan Berakhir
20 Malam Panas
21 Berduka
22 Erlon Ingin Menceraikan Ana
23 Bertahan Atau Harus Pergi
24 Ana Tidak Bisa Menolak
25 Apakah Ana Cemburu?
26 Ana Bertemu Firman
27 Apkah Erika Tewas Karna Bunuh Diri?
28 Aurora Bertemu Gio
29 Terulang Lagi
30 Pilihan Yang Sangat Sulit
31 Gagal Gara-Gara Bunyi Bel
32 Di Perusahaan ZK Community
33 Ungkapan Isi Hati Ana
34 Cinta Yang Tak Terbalas (Bagi Ana)
35 Ternyata Laki-laki Itu ... .
36 Aurora Berterus Terang
37 Gagal Kabur
38 Erlan Menerima Aurora Apa Adanya
39 Morgan Ada Di Mana-mana
40 Pertemuan Nyonya Olive Dan Pak Erwin
41 Penyakit Libido
42 Bimo Berubah Derastis
43 Morgan Menemui Aurora
44 Pagi Yang Panas
45 Sebuah Kejutan
46 Perpisahan
47 Perkara Ana Muntah
48 Di Klinik
49 Positif
50 Mengintip
51 Kehamilan Ektopik
52 Mendapat Hukuman
53 Membangunkan, Macan yang Tertidur
54 Terbunuh
55 Ketika Benci Berubah Menjadi Cinta
56 Ana Meminta Tolong
57 Musuh Tetap Musuh
58 Morgan Si Licik
59 Ana Selamat
60 Kenzo Murka
61 Sama-Sama Suka
62 Kenyataan yang Menyakitkan
63 Bayi yang Malang
64 Season 3 Alra Dan Danesh
65 Season 3 Erlan Sembuh
66 PENGUMUMAN
67 Season 3 Alra Tidak Terima
68 Season 3 Kebenaran yang Terungkap
69 Season 3 Alra dan Erlon Bertengkar
70 Season 3 Erlan ke Indonesia
71 Season 3 Erlon Cemburu
72 Erlan Bertemu Alena
73 Season 3 Happy Ending
74 Promosi
75 Promosi
76 Promosi Novel Baru Netes
77 Promosi
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Teman Waktu Di Panti Asuhan
2
Di Jebak
3
Pergi Ke Bar
4
Si Ulet Bulu
5
Bertemu Di Cafe
6
Erlon Mulai Bertingkah
7
Kekasih Lama Aurora Telah Kembali
8
Memiliki Kepribadian Ganda
9
Erlon Ternyata Sama Seperti Kenzo
10
Aurora Di Culik
11
Morgan Si Paling Terobsesi
12
Minta Bantuan Erlon
13
Menemui Pasangan Mesum
14
Rencana Zizi Dan Kenzo
15
Menyamar Demi Membawa Ana Kabur
16
Roti Jepang
17
Mulai Ada Rasa
18
Salah Sasaran
19
Apakah Akan Berakhir
20
Malam Panas
21
Berduka
22
Erlon Ingin Menceraikan Ana
23
Bertahan Atau Harus Pergi
24
Ana Tidak Bisa Menolak
25
Apakah Ana Cemburu?
26
Ana Bertemu Firman
27
Apkah Erika Tewas Karna Bunuh Diri?
28
Aurora Bertemu Gio
29
Terulang Lagi
30
Pilihan Yang Sangat Sulit
31
Gagal Gara-Gara Bunyi Bel
32
Di Perusahaan ZK Community
33
Ungkapan Isi Hati Ana
34
Cinta Yang Tak Terbalas (Bagi Ana)
35
Ternyata Laki-laki Itu ... .
36
Aurora Berterus Terang
37
Gagal Kabur
38
Erlan Menerima Aurora Apa Adanya
39
Morgan Ada Di Mana-mana
40
Pertemuan Nyonya Olive Dan Pak Erwin
41
Penyakit Libido
42
Bimo Berubah Derastis
43
Morgan Menemui Aurora
44
Pagi Yang Panas
45
Sebuah Kejutan
46
Perpisahan
47
Perkara Ana Muntah
48
Di Klinik
49
Positif
50
Mengintip
51
Kehamilan Ektopik
52
Mendapat Hukuman
53
Membangunkan, Macan yang Tertidur
54
Terbunuh
55
Ketika Benci Berubah Menjadi Cinta
56
Ana Meminta Tolong
57
Musuh Tetap Musuh
58
Morgan Si Licik
59
Ana Selamat
60
Kenzo Murka
61
Sama-Sama Suka
62
Kenyataan yang Menyakitkan
63
Bayi yang Malang
64
Season 3 Alra Dan Danesh
65
Season 3 Erlan Sembuh
66
PENGUMUMAN
67
Season 3 Alra Tidak Terima
68
Season 3 Kebenaran yang Terungkap
69
Season 3 Alra dan Erlon Bertengkar
70
Season 3 Erlan ke Indonesia
71
Season 3 Erlon Cemburu
72
Erlan Bertemu Alena
73
Season 3 Happy Ending
74
Promosi
75
Promosi
76
Promosi Novel Baru Netes
77
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!