Marlen membuka pintu dan masuk kedalam ruangan kerja suaminya. Langkahnya semakin berjalan mendekat, satu tangannya membawa secangkir kopi.
"Suamiku minumlah kopinya" menaruh cangkir kopi diatas meja kerja Alex.
"Biar saja disana, nanti aku akan meminumnya" ucapnya tanpa menoleh.
"Sayang, aku harap kau jangan terlalu keras pada Louis. Anak itu sama kerasnya dengan dirimu." Marlene berjalan mendekati Alex yang masih berdiri di depan jendela.
"Itu karena kau selalu memanjakan anakmu!" menghisap kuat cerutu di sela jemarinya dan di hembuskan kasar.
"Louis adalah anakku satu-satunya, aku menyayanginya sebagai seorang ibu!"
"lihat! apa bukti dari kasih sayangmu? anak itu tetap saja tidak bisa berbakti pada orang tua!"
"Itu karena kau menentang Louis bersama Ellena, wanita yang paling Louis cintai"
Alex melempar cerutu sisa separuh didepannya. Lalu menginjaknya dengan alas kaki. Netranya menatap tajam wajah istrinya dengan ekspresi kesal "Wanita miskin itu! yang tidak berpendidikan dan bukan dari kalangan bangsawan, kau menginginkan Louis menikahi wanita itu?! mau taruh dimana wajah kelurga Alexander Graham!" bentak Alex.
"Mengapa cinta masih memikirkan status sosial? aku tidak ingin Louis terluka karena cintanya yang terbelenggu hingga ia menjadi anak pembangkang!" Marlen membela anak semata wayangnya.
"kau selalu saja menentang ku Marlen! apa kita dulu menikah karena cinta? tidak Marlen! kita menikah karena perjodohan kedua orang tua kita!"
"Jangan pernah kau samakan masa lalu kita dengan masa sekarang! biarkanlah Louis memilih jalan hidupnya sendiri, kita sebagai orang tua seharusnya mendukung dan memberikan yang terbaik untuk anak kita Louis!"
"Sudah cukup Marlen! lebih baik kau keluar! aku tidak ingin berdebat lagi denganmu! seru Alex emosi.
"Kau selalu saja ingin menang sendiri dan keras kepala, Alex!" dengan perasaan kesal Marlen berjalan kearah pintu.
"Drett, Drett, Drett..!
Terdengar getaran ponsel dari atas meja kerja suaminya. Alex mengambil ponsel dan menerima panggilan telepon itu.
"Hallo..!'
"Siang Tuan besar"
"kau membawa berita apa?!
"Tuan, kami sudah menemukan Tuan muda. Ternyata dugaan Tuan besar benar, Tuan muda sudah menikah dengan gadis bernama Ellena!_
"****!!
"Dimana mereka sekarang?!
"Mereka tinggal di pinggiran kota kecil, kota London"
"Bawa Louis pulang tanpa wanita itu! kalian dengar!" teriak Alex dari ujung telepon.
"Baik Tuan besar!"
Telpon terputus, Alex melempar ponselnya keatas sofa, lalu mengangkat cangkir kopi diatas meja, menyeruputnya perlahan.
"Hah! ternyata benar dugaan ku selama ini, Louis menikahi wanita miskin itu tanpa persetujuan dariku!" tukasnya geram.
Marlen yang mendengar pembicaraan suaminya dengan seseorang, melangkah pergi meninggalkan ruangan kerja Alex dengan perasaan sedih.
*
*
Suara deru mobil terdengar nyaring di depan mansion. Marlen berlari keluar dan melihat kedatangan Louis bersama para bodyguard suruhan suaminya.
"Louis, kemana saja kau nak" sambut Marlen yang sudah berdiri didepan anaknya sambil mengelus lembut pipi anak kesayangannya.
"Aku baik-baik saja Mah, maafkan Louis ya, sudah buat Mama khawatir" Louis memeluk Marlen wanita yang paling mengerti dirinya. "Aku akan ceritakan sesuatu pada Mama" bisiknya di telinga Marlen.
"Syukurlah kalau kau tidak apa-apa, kita bicara didalam saja. Ayo masuklah" Marlen merangkul tangan Loius, seketika Louis menghentikan langkahnya.
"Kenapa Nak? kenapa kau berhenti, ayo masuklah"
"Pasti Papa sudah menunggu kedatanganku"
"Kau tidak perlu khawatir, Mama selalu ada bersamamu" Marlen meyakinkan anaknya.
Louis merangkul pundak Marlen "Mama adalah Malaikat ku" ucap Loius tersenyum tipis.
Marlen dan Louis berjalan masuk kedalam mansion. Para pelayan berbaris membungkuk memberi hormat, langkah mereka terhenti saat suara bariton memanggil namanya.
"Berhenti kau Louis!"
Louis bersama Marlen menghentikan langkahnya, ia melihat Alex berjalan menuruni anak tangga yang melingkar dengan ekspresi dingin.
"Sudah puas kau meninggalkan mansion ini? kemana saja kau selama tiga pekan tidak pulang!" seru Alex menatap tajam wajah anak lelakinya.
"Aku? tentu saja berada di kampus Pah! banyak tugas untuk semester akhir"
"Apa aku pernah mengajarimu jadi anak pembohong Louis!" umpat Alex menunjuk wajah Louis yang terlihat tegang.
"Suamiku, kecilkan suara mu" Pinta Marlen menatap penuh permohonan.
Louis menundukkan wajahnya, ia sudah siap apapun yang akan terjadi. Alex berjalan semakin mendekat dan_
"PLAKK!
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi anaknya, Louis menyentuh pipinya yang terasa panas.
"Pah! kenapa kau tampar Louis!" Seru Marlen tak terima, lalu ia mengusap pipi anaknya.
"Kau jangan ikut campur urusan aku dan Loius!
"Kau! Alex menunjuk wajah Louis dengan tatapan tajam dan rahang mengeras "Kau telah berani melawan ayahmu, dengan menikahi gadis miskin itu!"
Louis mengangkat wajahnya, menatap benci wajah ayahnya "Benar pah! aku telah menikahi Ellena! wanita yang aku cintai!"
"Berengsek kau Louis!"
"Plakk!
"Plakk!
Tamparan bertubi-tubi melayang kewajah Louis, hingga Louis jatuh tersungkur di lantai. Darah segar keluar dari sudut bibir dan hidungnya. jempol Louis menyeka ujung bibirnya yang berdarah. Saat Alex ingin menghantamkan Louis kembali, Marlen membentangkan kedua tangannya untuk menghalangi Alex.
"Sudah cukup! jangan kau pukulin lagi Louis! Teriak Marlen membela anaknya.
"Kenapa kau jadi istri pembangkang Marlen! Alex berteriak didepan wajah istrinya.
Louis bangkit dari lantai "Bila papa belum puas memukuli aku, pukul lagi Pah! tapi jangan sakiti hati Mama!"
"Kau berani menikahi wanita yang tidak jelas asal-usulnya?! dimana martabat mu sebagai keturunan bangsawan Alexander Graham! kau telah mencoreng turun temurun kelurga besar kita!"
"Aku mencintainya pah! airmata Louis sudah jatuh berderai "Aku mencintai Ellena, dia gadis baik dan berhati tulus! please terima Ellena sebagai mantu Papa!
"Tidak akan pernah! Aku sudah menjodohkan kau dengan Margaret huxley, gadis bangsawan keturunan keluarga Richard huxley!"
Louis jatuh bersimpuh di depan kaki Ayahnya. "Pah aku mohon, ijinkan aku hidup bersama Ellena. Ellena gadis yang aku cintai dan kami sudah menikah di gereja!"
Mendengar penuturan anaknya, membuat Alex murka. Nafasnya tersenga-sengal dengan amarah yang meletup letup. Emosinya sudah tidak terkendali "Kau berani menentang ayahmu sendiri, Louis! kau pewaris tunggal perusahaan Permata dan Berlian, bahkan kau seorang pangeran Louis!"
"Aku tidak peduli dengan gelarku Pah! biarkan aku hidup bahagia bersama istriku Ellena! teriak Louis.
"Kau harus tinggalkan wanita itu! dia bukan keturunan bangsawan!
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan Ellena! Dia sudah menjadi istri sah ku!"
Sebuah pecut sudah berada ditangan Alex. Dengan amarah meletup-letup, Alex menghantamkan pecut itu ke punggung Louis bertubi-tubi.
"Aarrrgghhh....!!
Suara jeritan Louis menggema di dalam mansion. Para bodyguard dan pelayan yang berdiri disana hanya diam membisu melihat tuan besarnya murka.
"Sudah cukup pah! teriak Marlen lantang, "Kalau kau masih ingin menyakiti Louis, cambuk aku juga sepuas hatimu!"
Alex menghentikan cambukannya, ia membiarkan Marlen mendekati Louis. Louis jatuh tersungkur dilantai dengan goresan banyak luka sabetan di punggungnya. Marlen jatuh terduduk dan merangkul tubuh Louis. ia menangis pilu seraya meratapi nasib anaknya.
"Hiks hiks hiks, Louis sayang maafkan Mama nak, ayo kita ke kamar"
"Kalian! kenapa hanya diam saja disana! angkat anakku dan bawa masuk ke kamarnya!" seru Marlen pada para bodyguar Alex yang hanya berdiri mematung.
Setelah mendapat anggukan dari Alex, para bodyguard itu berani mngangkat tubuh Louis yang sudah terkulai lemas.
Marlen berdiri di depan Alex dengan tatapan benci "Ku harap ini yang terakhir kalinya kau mencambuk dan menyakiti Louis! bila tidak, aku akan meninggalkan mansion ini untuk selamanya!" Ancam Marlen, ia membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan Alex.
🔥🔥🔥
Jangan lupa terus dukung karya Bunda dengan cara: Like, Vote/gift, Rate bintang 5 dan sertakan komentar kalian 😍😘
Follow IG Bunda 😍 @bunda. eny_76
@Bersmbung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Anya🌱🐛
😥😥
2022-11-22
1
Femy Pantow
sedih aku...pernikahan yg tdk direstui orangtua...krn kasta yg berbeda...kasihan sm elena
2022-10-10
1
Yunia Afida
sakit itu pasti
2022-08-22
2