Sudah lebih dari tiga hari Qenny berada di apartemen yang sangat kecil. Berbeda sekali kondisinya dengan mansion Keluarga Hary. Jika di mansion semua difasilitasi, bahkan pelayan mengatur semua kebutuhan Tuan Muda. Saat ini Qenny selalu tampak kebingungan ketika akan menyalakan sebuah kompor tanam yang sangat berbeda.
Lebih dari dua jam pria itu berdiri tegak didepan meja kompor untuk menyalakannya. Tangannya membaca satu persatu switch power untuk menyalakan dengan api kecil.
Samyang ... Ya hanya samyang yang ingin Qenny nikmati siang itu. Tetapi semua tidak dapat dia lakukan karena tidak dapat menyalakan apapun yang ada di hadapannya saat ini.
"Aaaagh ... Kemana Ara? Apakah dia tidak membuatkan makanan yang dapat mengenyangkan perut ku?" tanya Qenny dalam hati.
Matanya mencari nomor telepon Ara diseputaran dapur. Semua tertulis kegiatan hariannya, jadwal meeting pada sebuah perusahaan besar yang berada di Tokyo.
Perusahaan ternama yang bergerak di bidang pembangunan apartemen dan hotel ternama tertulis nama 'Agung Tanoe Podomoro' merupakan salah satu perusahaan raksasa milik keluarganya.
Qenny termenung duduk di kursi meja makan, menatap semua desaign dan foto-foto Ara bersama Altezza sang direktur yang memegang perusahaan di Tokyo, "Apakah Altezza orang kepercayaan Daddy yang saat ini sedang diaudit? Banyak uang yang telah raib entah kemana. Kenapa Daddy tidak memberitahu tentang kondisi perusahaan disini ...! Aaaagh ..." sesalnya.
Qenny hanya duduk diam menikmati cemilan yang tersedia berupa dua potong sushi. Mengapa hidup ku menjadi seperti ini? Kenapa Daddy malah mempercayakan perusahaan pada pria brengsek itu? Pikirannya berkecamuk seketika.
Qenny hanya menikmati hidupnya sebagai pengangguran abadi selama beberapa hari, karena tidak memiliki tujuan yang pasti. Hidupnya seketika tidak beraturan membuat pikirannya kembali pada bagian kenyal Ara yang pernah dia lihat di pesawat beberapa waktu lalu.
"Hmm ... Bagaimana jika aku pergi mencari pelampiasan untuk hasrat ku. Sudah tiga hari lebih aku tidak melihat kemolekan tubuh wanita, itu membuat kepalaku sedikit sakit dan merasa tidak bergairah ..."
Qenny bergegas mencari dompet dan handphone miliknya, untuk melacak dimana tempat mencari wanita yang siap untuk melayani hasratnya kala itu. Dia menuruni anak tangga, setelah mengunci pintu apartemen dan berlalu meninggalkan kediamannya.
Saat informasi tempat hiburan dia dapatkan, Qenny memasuki tempat hiburan yang tak pernah ada matinya disebuah kasino terbesar di Tokyo.
Wajah bodoh celingak-celinguk, karena ini kali pertama dia menginjakkan kaki di kota itu selama hidupnya membuat Qenny di datangi seorang bodyguard berotot besi, menggunakan baju kaos hitam dan menggunakan earphone untuk memberi informasi pada team lainnya.
Kehadiran bodyguard, tidak membuat Qenny gentar, karena saat ini dia masih memiliki uang cash untuk membayar satu wanita hiburan.
"Selamat siang Tuan! Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang bodyguard bertuliskan nama Kevin didada kanannya.
"Hmm ... Saya tengah mencari seorang wanita cantik untuk menemani waktu siang ini. Apakah anda dapat mencarikan saya wanita seperti ini?" Qenny menunjukkan satu foto yang berada dalam handphone miliknya.
Bodyguard tampak seperti tengah berbincang dengan rekannya menggunakan kode, yang tak dapat dimengerti oleh pria yang masih melongo mendengar pembicaraan mereka.
"Maaf Tuan, apakah Anda memiliki perusahaan? Jika ya, silahkan masuk karena siang ini jadwal untuk para pengusaha. Kami tidak menerima pengangguran ataupun anak kuliahan saat Anda!" ucap Kevin mendorong tubuh Qenny keluar dari pintu kasino.
Qenny yang tidak terima diperlakukan kasar seperti itu, memilih berontak berteriak keras tepat diwajah Kevin.
"Apakah kau tidak melihat wajah ku sangat tampan? Jam tangan ku, handphone milikku, bahkan pakaian ku! Apa kurang menunjukkan kekayaan ku?" bentak Qenny murka seketika.
Kevin yang masih tampak tenang, tersenyum seketika. Sedikit mendekatkan wajahnya pada cuping kanan Qenny, "Kau tidak menggunakan mobil sport mewah ataupun mobil mewah lainnya Tuan. Kualitas wanita kami disini super semua Tuan, tidak akan mampu untuk Anda membayar wanita yang berada ditempat kami ...!"
Qenny bergidik ngeri ... "Sial, semahal dan secantik apa wanita didalam sana? Brengsek kalian ...! Akan aku balas perbuatan kalian pada ku satu saat nanti!" geramnya meninggalkan kasino terbesar itu dengan langkah gontai.
Bagaimana jika seorang Qenny tidak melampiaskan hasratnya? Akankah dia mati atau jangan-jangan dia akan seperti orang over dosis yang tidak mendapatkan sesuatu sehingga membuat tubuhnya terasa sangat berat dan menggigil.
Benar saja, begitu Qenny memasuki ruang apartemen milik Ara, tubuhnya menggigil seketika. Mungkin karena dia belum mengisi nutrisi yang cukup untuk lambung tengah, sehingga membuat tubuhnya merasa tak berdaya dan terlihat sedikit pucat.
Qenny bergegas memasuki kamar, menutup tubuhnya yang bergetar hebat, membuat dia tak mampu berkata-kata. Dia terlelap dalam menahan sebuah hasrat dalam selimut tebal tanpa membuka pakaiannya yang sangat tebal.
.
Sore menjelang, Ara tengah berjalan kaki membawa banyak makanan untuk makan malam bersama para sahabatnya. Keceriaan tampak terlihat jelas saat dia menaiki tangga dengan nyanyian kecil yang sangat membahagiakan hati seorang gadis.
Mata Ara melebar seketika, saat melihat pintu apartemen yang terbuka lebar.
Ara bergumam sendiri dalam hati, sedikit merinding takut akan tingkat kejahatan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dikota tersebut, "Kenapa pintu apartemen ku terbuka? Apakah pria yang tak bisa apa-apa itu telah menggondol semua barang-barang milikku?"
Ara bersandar di dinding dekat pintu masuk, menyesiasati sekelilingnya, mencari keberadaan pria yang dia beri tumpangan itu tanpa mengetahui siapa nama pria tersebut. Dia memberikan tumpangan hanya berdasarkan sebuah janji pada pemuda itu, karena sudah berhasil menemukan identitas dirinya.
Perlahan Ara masuk kedalam apartemen, dengan langkah mengendap-endap. Matanya sedikit liar saat melihat kamar Qenny juga terbuka sedikit.
Pemandangan yang menjadi kejutan luar biasa bagi Ara saat melihat pria bertubuh tegap itu, tengah memandang cermin kamarnya, sambil meletakkan tangan kanan diarea pribadi miliknya yang besar.
Ara mendelik tajam, ludahnya sangat sulit untuk tertelan, saat melihat benda besar itu tengah berdiri tegak menantang membuat keringat jagung gadis seusianya tak mampu untuk bergerak. Tubuhnya benar-benar bergetar bahkan untuk menutup mata sendiri dia tak kuasa.
'Apa yang dilakukan pria itu? Apakah dia pria pesakitan yang hanya memikirkan sebuah hasrat? Kenapa dia tidak menyibukkan dirinya dengan berbagai macam jenis kegiatan yang sangat menguntungkan?' kesal Ara saat masih berdiri didepan pintu kamar Qenny.
Saat dia akan mundur perlahan, Ara menyentuh satu vas bunga keramik yang terletak di sudut pintu kamar, sehingga menimbulkan sebuah suara yang sangat mengejutkan bagi Qenny juga Ara.
PRAAANG ...!!
Ara terlonjak seketika, bergegas mencari tempat bersembunyi, begitu juga Qenny langsung berhamburan keluar kamar untuk melihat siapa yang masuk kedalam apartemen tersebut.
Tanpa mengenakan pakaiannya, Qenny berjalan pelan, mencari siapa yang telah mengintipnya ...
Dengan langkah mengendap-endap melewati arah yang berlawanan, Qenny di hadapkan dengan bagian bulat belakang milik wanita yang tengah bersembunyi dibalik kursi dengan posisi membelakang.
Tentu ini menjadi sasaran empuk bagi pria yang tengah sulit menahan diri dari rasa sakitnya.
"Aku menemukan mu, Nona ...!"
"Aaaaagh ...!!"
Silahkan mampir juga ke Novel aku yang lain judulnya:
Pesona Perawan
Dilema Diantara Dua Pilihan
Pelakor Pilihan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Chay-in27
woooowh...🤧🤣
2022-08-18
1
Chay-in27
matilah kitah...😂🤣🤣🤣😂... hasrat terus...🤣🤣🤣
2022-08-18
1
Chay-in27
ha-ha-ha 🤣😴... sini aku bantu bang qen...🤣😂
2022-08-18
1