Episode 2. Diremehkan

Qenny Tanoe Subagio, merupakan pewaris tunggal sebuah perusahaan besar yang telah dirintis Daddy-nya sejak beberapa tahun silam. Dia merupakan anak laki-laki kesayangan Hary Tanoe Subagio dan Cantika Panduwinata, yang merupakan campuran Indonesia.

Mereka telah lama menetap di Seoul, sejak usia Qenny satu tahun, Hary memilih memboyong semua keluarganya, demi mengembangkan bisnis yang dia rintis hingga ke Jepang.

Musim semi Kota Seoul, membuat Qenny seperti kehilangan arah. Wajah tampan itu terlihat berkeringat, bahkan tampak lelah, saat langkah kakinya membawa dia pergi menuju bandara seorang diri. Tanpa pengawalan, tanpa ada yang peduli, tanpa ada yang tahu siapa dia sebenarnya.

Qenny memasuki bandara internasional yang terletak dikota tersebut. Memesan tiket untuk menghindari pertikaiannya dengan Tuan Besar. Menghilang untuk beberapa waktu, meninggalkan Seoul, agar tidak menjadi bahan hinaan bagi orang lain pada keluarganya.

Saat Qenny berbalik, seketika ...

BRAAAK ...!

Qenny menabrak tubuh seorang gadis dengan sangat keras, membuat gadis itu terjatuh.

"Aaaagh ...!!" ringis wanita itu terduduk dilantai bandara.

Qenny hanya melewati gadis yang dia tabrak tersebut, tanpa mau berbasa-basi ataupun mengucapkan kata 'maaf' ....

Sifat sombong dan angkuh yang tertanam sejak dia kecil, sehingga melupakan siapa dirinya saat ini.

Qenny terus berjalan, menuju ruang tunggu, dengan membawa makanan siap saji yang ada dalam genggamannya.

Bulu mata lentik alami, berkulit putih, membutakan mata hatinya untuk mengenal wanita lebih dekat dan serius dalam menjalani sebuah hubungan, walau usianya sudah lebih matang untuk menjalani hidup berumah tangga.

Dengan segala pertimbangan itulah, Tuan Besar Hary berniat untuk menjodohkan putra kesayangannya dengan gadis cantik bernama Cleo. Akan tetapi, karena kebodohannya kini Qenny harus menelan pil pahit yang harus dia hadapi saat ini, tanpa kemewahan, uang banyak dan kegiatan yang di nonaktifkan secara otomatis oleh sang Daddy.

Qenny tengah asyik menikmati secangkir kopi ginseng, dan hamburger dengan lahap. Sejak pagi tubuhnya tidak terisi nutrisi yang cukup seperti biasanya. Matanya tertuju pada sosok seorang gadis yang tampak tenang dan anggun ...

Duduk dengan kaki menyilang, sambil menikmati musik, tak menghiraukan siapapun yang berada di dekatnya.

Seketika jakun Qenny dibuat kembali turun naik, karena melihat pemandangan luar biasa di hadapannnya.

Akan tetapi, Qenny yang sekarang bukanlah seorang CEO tampan, melainkan seorang pria biasa yang tidak memiliki apapun. Pekerjaan tak punya, apalagi harta benda.  Saat ini yang ada dalam kantong celananya hanya handphone pipih dengan kualitas nomor satu, berikut jam tangan termahal yang menjadi koleksi sejak dulu.

Qenny melihat lagi gadis tersebut, menunduk hormat dan melambaikan tangannya.

Tetapi wanita itu malah berpikir bahwa pria yang melambai padanya hanya pria gila iseng yang tidak memiliki harga diri.

Wanita itu membuang wajahnya, menghindari segala macam dari pria aneh yang tidak memiliki perasaan. Bagaimana mungkin pria yang sudah menabraknya saat melakukan boarding kini melambai tanpa dosa padanya. Dasar laki-laki hidung belang, tidak tahu malu. Sesalnya menggeram dalam hati.  

Pemberangkatan diumumkan, semua penumpang tengah bersiap-siap untuk memasuki pesawat terbang dan memilih tempat duduk sesuai yang tertera di kertas tebal saat melakukan boarding.

Ya ... Qenny akan berangkat menuju Tokyo Jepang. Untuk menghindari pencarian Tuan Besar Hary terhadap dirinya. Kali ini dia harus berjuang sendiri, menghadapi semua tantangan diluar sana, dengan segala kekuatan yang masih tersisa.

Qenny berjalan menuju pintu pesawat, melihat gadis cantik itu telah berjalan lebih dulu, membawa tas ransel yang berisikan baju untuk dia merantau di negara orang.

Ini merupakan hal pertama untuk Qenny, berpergian ke negara orang tanpa pengawalan, dan tidak memiliki uang yang banyak seperti biasanya.

Qenny menghela nafas panjang, saat kakinya melangkah mendekati badan pesawat dan bertemu pramugari cantik di pintu masuk pesawat.

"Selamat datang Tuan, Anda duduk di bangku nomor berapa?" tanya pramugari pada Qenny yang masih enggan membuka masker dan topinya.

Qenny memperlihatkan boarding pass nya, menunjukkan bahwa dia duduk di bangku nomor 22D.

Pramugari cantik itu menuntun Qenny untuk menemukan nomor sesuai dengan boarding pass yang ada dalam genggaman pria muda itu.

Wajah Qenny kembali bersemangat, karena harus duduk bersebelahan dengan gadis yang dia temui diruang tunggu.

Gadis berwajah cantik rupawan, kulit putih dan memiliki bulu mata lentik, sama seperti dirinya.

Qenny memperhatikan bulu halus wanita muda tersebut, sungguh sangat menyejukkan pandangan matanya. 'Ooogh Tuhan, inikah keindahan dunia ...!' bisiknya dalam hati saat beradu tatap dengan sang gadis.

Gadis itu hanya menyunggingkan senyuman tipis, namun kembali menutup telinga dengan earphone, dan penutup mata, agar tidak melihat wajah pria yang masih tertutup masker, namun menunjukkan keisengan dari tatapan matanya.

Qenny memilih duduk dengan tenang, saat pesawat akan tinggal landas meninggalkan kota Seoul menuju Tokyo. Dia yang berdandan seperti orang biasa, untuk menutupi semua identitas dirinya hanya bisa menahan rasa sedih yang teramat sangat saat berjauhan dari sang Mama.

Qenny menoleh kearah wanita yang tampak tenang tersebut. Dengan segala keisengannya, dia melepas earphone dari telinga kiri sang wanita cantik itu, sedikit berbisik, "Bisa kah kamu membantu ku? Aku mau muntah, Nona ...!"

Wanita itu membuka penutup mata yang berbahan kain tersebut, melihat kearah Qenny dengan alis terangkat satu, "Maaf. Saya bukan seorang pramugari, silahkan hubungi wanita itu," tunjuknya menegaskan.

Qenny mendengus kesal saat melihat wanita itu kembali menutup matanya, "Apakah dia tidak mengetahui siapa aku? Aku yakin, jika gadis ini mengetahui siapa seorang Qenny Tanoe Subagio, dia akan bertekuk lutut dihadapan ku," gumamnya dalam hati.

Namun, Qenny kembali teringat dengan kondisi dirinya yang masih tidak terarah, "Siapa yang akan menanggung hidup ku selama disana? Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika aku bertemu dengan orang jahat yang tega menyakiti aku dan memutilasi tubuhku ...!" tambahnya lagi saat menenggelamkan tubuhnya di bangku pesawat.

Qenny membuka meja yang ada di hadapannya, meletakkan handphone yang sejak tadi tidak memiliki fungsi apapun sebagai mana seorang CEO.

Kali ini dia benar-benar merasa direndahkan, dan diremehkan oleh orang-orang yang dia temui. Bahkan seorang gadis muda yang duduk di sampingnya pun tidak mengenalinya. Qenny hanya bisa terdiam, melihat hamparan awan biru yang tampak cerah.

"Apa yang harus aku lakukan selama di Tokyo? Sementara aku tidak membawa apapun agar bisa mencari pekerjaan di sana," rundung Qenny terlarut dalam kesedihan.

Saat pramugari memberikan makan siang untuk para penumpang diatas pesawat, tiba-tiba secangkir teh mengguyur tubuh wanita yang berada disamping Qenny, sewaktu pria tampan itu gagal menyambut gelas dari pramugari.

Sontak kejadian itu menyulut emosi sang gadis, dengan menepuk keras pundak Qenny tanpa perasaan takut.

"Sial! Apa yang Anda lakukan, Tuan?" pekik gadis itu pada Qenny, membuat pria itu menjadi salah tingkah dan merasa semakin terhina karena dibentak dihadapan orang banyak.

"Kenapa tidak seorangpun tahu siapa aku?" kesal Qenny dalam hati.

Terpopuler

Comments

Suesant SW

Suesant SW

next

2022-08-21

0

ririwa

ririwa

semangat

2022-08-21

3

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

tuan Queny kocak 😌

2022-08-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!