Situasi didalam pesawat tampak panik seketika, saat Ara berteriak keras memanggil pramugari.
Qenny yang mendengar teriakkan Ara tersebut, tampak kesal dan panik karena dilihatin banyak orang. Wajah tampannya terlihat memerah, karena diperlakukan seperti pria yang tidak senonoh oleh seorang wanita seumuran dengannya.
Pramugari mendekati Ara, bertanya karena sesuai dengan pekerjaan mereka agar menenangkan para penumpang dalam pesawat, "Ada apa Nona? Apakah ada yang bisa saya bantu?"
Ara menatap benci kearah Qenny, "Periksa pria mesum ini! Karena dia berusaha melecehkan saya!" tegasnya.
Qenny yang mendengar kata 'melecehkan' sedikit terkejut. Wajahnya merah padam, karena seumur hidupnya tidak pernah dipermalukan seperti ini oleh seseorang wanita, "Sial! Siapa yang melecehkan Anda, Nona?" tanyanya membela diri.
Ara menyunggingkan senyumnya, memperlihatkan ketidaksukaannya pada Qenny, kembali menoleh kearah pramugari, memberi perintah, "Cepat periksa dia! Karena pria ini sudah menyembunyikan paspor saya!"
Namun, saat pramugari akan melakukan pemeriksaan ditempat duduk tersebut.
Qenny memegang dadanya, mengalami kejang, membuat tubuhnya seketika menegang.
Sontak pemandangan itu membuat Ara yang tidak pernah dihadapkan dengan kondisi seperti itu, menyentuh lengan Qenny untuk memastikan kondisi pria itu serius atau tengah berpura-pura.
Tapi kedua bola mata Qenny seketika memutih, bahkan tampak seperti akan meregang nyawa dengan tubuh terus bergetar, seperti orang yang mengalami epilepsi.
Pramugari yang melihat kejadian itu, seketika menghubungi team lainnya yang mengerti akan kondisi seperti itu.
Ternyata benar, Qenny mengalami kejang yang sangat menakutkan bahkan seperti orang yang benar-benar tampak akan meninggal dunia. Tubuhnya terasa dingin, membuat Ara semakin ketakutan.
Bergegas salah satu pramugari mengenakan selang oksigen untuk memberikan pertolongan pertama pada Qenny, dan meminta kepada para penumpang lainnya agar tetap tenang karena sesaat lagi pesawat akan take off di Tokyo Jepang.
Saat pesawat berhasil mendarat, Ara masih terlihat sangat panik karena memandang wajah Qenny masih enggan membuka mata, "Kenapa dia? Apakah dia sudah mati?" tanyanya dalam hati, berusaha menyentuh kening pria yang belum dia ketahui namanya itu.
Saat tangan Ara masih menempel di kening Qenny, pria berwajah tampan tersebut terjaga dengan tubuh terlonjak kaget.
"Uhuug-uhuug-uhuug ...!" Qenny terbatuk-batuk, sehingga Ara benar-benar merasa khawatir pada pria muda pesakitan tersebut.
Ara meminta pada pramugari untuk segera memberi Qenny air hangat, untuk memulihkan kondisi tubuhnya yang masih tampak pucat.
"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya Ara saat menanti pramugari membawakan satu gelas air hangat.
Qenny mengusap dadanya yang masih terasa sesak, "Maafkan saya. Karena saya memiliki riwayat yang sedikit aneh. Hingga sekarang belum ditemukan obatnya," jelasnya jujur.
Ara mengangguk meng'iya'kan ucapan Qenny, menerima air hangat yang dibawakan oleh pramugari untuk pria berwajah tampan tersebut.
Ara menghela nafas panjang, merasa lega karena pria itu dalam keadaan baik-baik saja. 'Hmm ... jika dia memang sakit! Kenapa dia tidak didampingi oleh keluarganya?' pikirnya saat menanti Qenny mengembalikan gelas yang masih berada dalam genggaman pria tersebut.
Ara kembali menatap wajah Qenny dengan sedikit perasaan iba, "Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Tuan? Apakah Anda dijemput keluarga atau hmm ...." dia tak melanjutkan pertanyaannya.
Qenny memberikan gelas ketangan Ara, mengeluarkan paspor gadis garang itu agar tidak menjadi kericuhan lagi didalam pesawat, "Aku menemukan paspor mu didalam toilet. Lain kali hati-hati! Permisi!"
Qenny berlalu meninggalkan pesawat. Melewati lorong koridor untuk tiba diruang kedatangan. Wajahnya masih terlihat pucat, karena dia tidak biasa mendengar suara kepanikan wanita yang masih melekat di telinganya.
Suara kepanikan yang sangat khas yang pernah dia dengar saat berusia empat tahun, kala memiliki teman kecil yang menjauhi Qenny karena keisengannya kala itu, hingga dia di benamkan oleh Papa gadis kecil tersebut didalam sungai, sehingga Qenny kecil mengalami perubahan dalam tubuhnya.
Kepanikan wanita, hanya suara kepanikan para wanita yang menyalahkan dirinya membuat tubuhnya mengalami kepanikan luar biasa.
Akan tetapi, keluarga selalu menganggap bahwa itu semua akal-akalan Qenny saja agar mendapatkan perhatian lebih dari kedua orang tuanya yang super sibuk, sehingga kurang mendapatkan kasih sayang kala itu.
Sangat berbeda dengan Qenny saat ini, karena strata sosialnya tinggi. Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan pekerjaan yang diberikan Tuan Besar Hary saat Qenny berusia 19 tahun.
Seorang CEO. Ya, Qenny merupakan pria kaya, tampan dan bergelimang harta, sehingga membuat dia lupa akan penyakitnya. Tak seorangpun berani membentaknya atau berkata kasar padanya.
Qenny juga tidak pernah memiliki keberanian untuk menjalin hubungan relationship serius, berhubung dia enggan percaya dengan sebuah janji suci pernikahan. Dia cukup menjentikkan jarinya pada semua wanita, untuk dapat berkencan dengannya.
Akan tetapi, dia lebih memilih wanita biasa untuk menjadi partner ranjangnya, sehingga semua kegiatan Tuan Muda Qenny diketahui oleh Tuan Besar Hary yang dilihat dari CCTV yang berada di mansion megah Keluarga Subagio.
Qenny melangkah menuju pintu keluar kedatangan, untuk mencari taksi agar dapat membawanya mencari tempat penginapan. Uang yang berada didalam dompetnya saat ini, sangat cukup untuk hidup dalam jangka waktu satu tahun bagi orang biasa, namun tidak untuk seorang CEO sepertinya. Dia lebih sering menghamburkan uangnya dengan para wanita malam, dan beberapa rekan bisnis dalam satu malam.
Saat Qenny akan membuka pintu taksi yang sudah berada didepan nya, dia dikejutkan dengan tangan seorang gadis yang bergegas menutup pintu taksi itu kembali.
Qenny menoleh kearah gadis yang menutup pintu taksi yang sudah diberhentikan nya, "Kamu? Kenapa kamu menutup pintu taksi saya? Apakah kamu akan berteriak dan menyalahkan saya lagi, Nona?" kesalnya.
Ara menunduk hormat, "Maaf Tuan. Sebelumnya saya minta maaf. Tadi kita sudah membuat kesepakatan bahwa Anda akan tinggal di apartemen saya. Sehingga Anda mendapatkan pekerjaan! Saya akan membantu Anda untuk mencari pekerjaan itu!"
Qenny mendengus dingin, dia enggan berdebat dan berbasa-basi dengan wanita kasar dan angkuh. Menurut pandangannya, wanita kasar itu hanyalah nenek lampir yang tidak memiliki teman, atau hantu yang terkenal mengerikan sesuai cerita para pelayannya saat masih kecil.
Akan tetapi, otak Qenny kembali bekerja dengan baik. 'Dari pada aku harus menyewa wanita untuk menemani ku setiap malam, lebih baik aku belajar berbuat baik pada seorang gadis,' pikirnya licik sebagai seorang pria sejati.
Qenny hanya mengangguk, kembali berfikir dalam hati ... 'Bagaimana caranya untuk aku tidur dengannya malam ini? Yang tadi pagi saja belum selesai, sudah dicabut oleh pengawal brengsek suruhan Daddy. Aku harap Daddy akan segera menemukan keberadaan ku!'
Qenny kembali bersemangat. Agar dapat memulai harinya dengan sangat indah dengan kebebasan tanpa diketahui bahwa dia merupakan CEO yang memiliki kekuatan dan kekuasaan di dua negara tersebut.
"Selamat datang kebebasan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
cabut apa
2022-08-20
0
Pemenang YAWW 9 😴🤕
sepertinya kita disuruh mengulangi untuk membaca bab 1...🤣🤣🤣
author kocak...🤣😂😂🤣
2022-08-16
2
Inha Khaerunnisa
apanya yang dicabut yah 🤔🤔✌️
2022-08-16
1