"Mana Vir, aku simpan sendiri saja ponselku!" namun Virna tetap diam tak bergeming. Hingga tak berapa lama pesanan kami pun datang.
"Permisi." ucap pelayan itu mulai menyodorkan pesanan kami
"Terimakasih mas."
"Sama sama ibu, oh iya disini lagi mengadakan even pasangan suami istri lo pak bu, jika anda ingin ikut bisa mendaftar di meja depan."
"Even seperti apa itu mas?" ucap Virna bersemangat
"Even ini untuk semua pasangan di mana mereka mampu menghabiskan menu spesial super pedas kami bersama pasangannya maka akan mendapat voucher gratis makan disini sepuasnya selama 10 kali bu. Namun hanya untuk pasangan itu saja ya bu, jika diluar pasangan itu tidak bisa menggunakan vouchernya."
"Maksudnya jika saya menang dan ingin menggunakan voucher itu saya harus bersama dengan pasangan saya untuk makan disini?"
"Iya ibu, benar sekali."
"Kalau dengan orang lain tidak bisa?"
"Tidak ibu, karena kami menghargai perjuangan setiap pasangan yang datang kesini ibu. Jadi dengan diadakannya even ini akan mempererat hubungan pasangan tersebut." jelas pelayan kembali
"Ooohhh" aku mengangguk paham sedangkan Virna hanya membulatkan mulutnya dan menatap ku dengan alis yang diangkat.
"Terimakasih mas, akan kami bicarakan dulu mengenai even ini."
"Baik ibu, saya permisi."
"Gimana mas?"
"Apanya Vir?"
"Mas gak mau ikut even ini? kayaknya seru loh mas. Ayo kita ikutan, siapa tahu kita menang." ucap Virna dengan semangat
"Memang kamu kuat makan makanan pedas?" ucapku sedikit tidak yakin
"Ih mas ini gak tau sih, aku ini mendapat julukan ratu cabe tau mas, karena kenapa karena aku suka banget sama namanya cabe, terutama omongan aku yang sepedas cabe. Hahahahaha" aku hanya bisa menggelengkan kepala mendengar Virna bicara, lama lama bicaranya sedikit melantur.
"Gimana mas?"
"Gimana apanya sih Vir?"
"Yang tadi lo, kita ikut ya?" rengek Virna terus menerus membuatku sedikit malu dengan pengunjung yang lain
"Iya,iya ayo."
"Yee, terimakasih mas"
ha? sejak kapan ia memanggilku mas, perasaan biasanya panggil aku nama saja. Aku hanya menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan Virna.
Virna begitu bersemangat mengikuti even ini hingga ia berlari menuju tempat pendaftaran even ini.
"Mbak saya mau mendaftar even."
"Oh iya mbak, silahkan mengisi daftar nama dan pasangan anda!"
Terlihat Virna begitu sibuk menuliskan sesuati di atas buku itu.
"Ini bagaimana penilaiannya mbak?"
"Jika mbak dan pasangan bisa menghabiskan 5 mangkuk mi super pedas ini mbak jadi pemenangnya."
"Ok saya terima mbak." Virna kembali duduk di kursi sebelahku.
"Kita tunggu sebentar ya mas."
"Hm, ngomong ngomong kalau kita menang bukankah tidak bisa dipakai jika sendirian datang kesini?"
"Iya mas, maka dari itu kita harus berdua jika mau kesini." ucap Virna dengan senyum manisnya
Aku hanya bisa membulatkan mata mendengar ucapan Virna.
"Permisi." ucap pelayan meletakkan 5 mangkuk mie super pedas. Aku mulai menelan air liur yang sudah sangat ingin menetes ketika behadapan dengan sesuatu yang pedas.
"Apa ini diberi waktu mas?"
"Iya bu, waktunya 15 menit."
"Oh oke, mas kamu makan 2 mangkuk saja kalau tidak kuat biar yang lain aku yang makan."
"Kita mulai bu?"
"Ok mas."
"Satu, dua, tiga, mulai!"
Aku dan Virna mulai menyuapkan sesendok demi sesendok mie pedas ke dalam mulut. satu suapan biasa saja, dua suapan tiga suapan hingga suapam ke lima aku mulai merasa seluruh rongga mulutku terbakar. Aku segera mengambil minum yang telah disediakan. Aku melihat Virna makan dengan lahapnya, ia juga tidak kepedasan padahal sudah hampir habis separuh mangkuk. Ia tetap mengunyah dan mengunyah hingga suapan terakhir di mangkuk itu. Virna sudah beralih ke mangkuk yang kedua sedangkan aku masih habis separuh mangkuk.
Aku mengahbiskan mie di mamgkuk pertama dan Virna sudah mengambil mangkuk yang ketiga. terlihat ia juga sesekali meminum air yang ada dalam botol. Mungkin ia sudah tidak tahan dengan pedas nya mie itu. Namun ia terus saja mengunyah hingga hampir habis.
"Kurang 5 menit lagi." ucap pelayan itu bersemangat.
Aku yang sudah hampir menyerah menjadi bersemangat kala Virna turut menghabiskan mie yang ada di mangkukku. Karena memang hanya tersisa dalam mangkuk kedua ku.
"10" teriak pelayan mulai menghitung karena waktu sudah hampir habis
"9"
"8"
"7"
"6"
"5"
"4"
"3" Tepat di hitungan ke 3 aku dan Virna menyelesaikan tantangan itu.
"2"
"1"
"Waktu habis." teriak pelayan dengan bertepuk tangan. Ia mulai melihat kedalam mangkuk apakah masih tersisa mie atau tidak.
"Selamat kepada ibu Virna dan bapak....." pelayan itu mengarahkan microfon ke arahku agar aku berbicara
"Bagas"
"Dan bapak Bagas, karena telah menyelesaikan tantangan ini." riuh terdengar suara tepuk tangan dari beberapa orang yang ada disana. Sedangkan aku dan Virna masih merasa mulut ini terbakar oleh pedasnya mi yang ada.
"Ini voucher yang sudah kami janjikan ya bu, pak. Ingat syarat dan ketentuannya, harus dengan pasangannya jika menggunakan voucher tersebut. Karena jika dengan orang lain maka tidak akan berlaku." ucap pelayan itu menyunggingkan senyum
"Iya mas, te-terimkasih huu haa" ucap Virna dengan kepedasan. Ia juga sih bela belain ikut tantangan akhirnya kepedasan juga.
"Kami boleh minta foto bapak dan ibu?"
"Boleh mas, ayo mas Bagas kita foto dulu!"
Aku mengangguk mengiyakan Virna. Aku duduk di sebelah Virna namun ia malah merangkulkan tangannya di belakang punggungku. Sebenarnya aku sedikit risih dengan perlakuan Virna, namun mau bagaimana lagi sehingga aku diam saja.
"Mas ayo kita pulang, perutku sedikit bermasalah kayaknya." ucap Virna meringis dan memegangi bagian perutnya. Aku hanya menggelengkan kepala melihatnya
"Kamu juga sih nekat ikut tantangan itu, begini kan akhirnya."
"Hehehe tapi seru lo mas." ucap Virna dengan tersenyum lebar.
"Kita ambil motormu di taman dulu ya?"
"Oh iya lupa, motorku masih di taman hahahaha."
"Yaudah ayo, kamu ini masih muda sudah pikun kayak nenek nenek aja."
"Biarin, namanya juga lupa."
Aku dan Virna menuju taman dimana aku tadi berada. Taman teelihat sudah semakin sepi, karena memang sudah sedikit sore. Motor Virna masih setia di tempatnya, iapun melangkah untuk mengambilnya.
"Aku pulang dulu ya mas, sampai ketemu lagi." Virna meninggalkanku dan melambaikan tangannya. Aku pun membalas hal yang sama kepada Virna. Kami berpisah saat ini untuk kembali ke rumah masing masing. Sebenarnya Virna menyuruhku mengantarkannya, namun tidaklah pantas jika aku mengantar seorang wanita, apalagi ia berstatus janda. Sedangkan aku masih memiliki istri dirumah. Bagaimanapun juga aku tetap menyayanginya meski sikapnya selama ini membuatku emosi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments