The Transfer Student

Hari yang baru hari yang cerah. Terlihat sekali pada wajah Shizuka. Ia sudah tak memikirkan kejadian semalam. Ia sudah merasa lebih segar dan siap untuk pergi ke sekolah hari ini. Ia segera bersiap-siap dan segera menghabiskan sarapan yang ada di meja makan seperti rutinitas biasanya lalu berangkat ke sekolah.

“Shizuka.” panggil Kishima tepat sebelum Shizuka membuat pintu.

Shizuka hanya membalik badan.

Kishima memeluk Shizuka. “Semoga harimu menyenangkan.” ujarnya.

Shizuka sempat bingung namun ia tersenyum. “Ya. Terima kasih.” katanya lalu keluar dari rumahnya.

Shizuka menghela napas. Semoga saja ucapan ibunya benar, bisa membuat hari barunya menjadi menyenangkan. Ia akan menjalani kehidupan normal seperti biasanya.

Ketika Shizuka hendak memasuki gedung bertingkat itu dan mengganti sepatunya, Himari menyapanya. “Halo, Himari.” jawabnya.

“Shizuka, kau tahu tidak, akhir-akhir ini sedang banyak penjahat di sekitar sini.” ujar Himari sambil melepas sepatunya.

Shizuka terdiam. “B-Benarkah…?”

“Kita harus lebih berhati-hati. Kusarankan sehabis pulang sekolah kita harus cepat pulang ke rumah. Karena kemarin kudengar beberapa penjahat itu muncul lagi.”

Setelah mendengar itu, Shizuka langsung teringat akan kejadian kemarin malam. Ia sudah bersusah payah untuk tidak mengingatnya. “Kau benar. Kemarin aku memang hampir tertangkap mereka. Tapi tenanglah, sekarang aku baik-baik saja. Sudah, jangan dibicarakan lagi.” katanya sambil berjalan melewati Himari.

Himari mengejar Shizuka. “Ha?! Apa?! Tunggu!” teriaknya. “Apa yang kau katakan, Shizuka? Kau hampir di tangkap siapa?”

“Ya yang kau ceritakan. Tapi aku baik-baik saja karena ada yang menolongku.” Shizuka sudah tak bisa menyembunyikannya. Mungkin dengan cerita ke Himari, ia akan menjadi lebih lega.

“Benarkah? Siapa yang menolongmu? Bagaimana kau bisa pulang malam-malam?”

Mereka tiba di dalam kelas dan menaruh tas mereka di atas meja. Namun Himari masih menginterogasi Shizuka. Mereka berdua duduk, dan Shizuka mulai bercerita.

“Aku juga tidak tahu itu siapa. Tapi…”

“Tapi…?”

“Tapi dia mirip dengan teman kecilku.” jawab Shizuka.

Himari langsung melebarkan matanya. “Hahhh? A...Akinawa itu?”

Shizuka hanya mengangguk pelan. “Aku tidak begitu yakin sebenarnya karena waktu itu sudah sangat gelap. Tapi aku sangat familiar dengan wajahnya. Aku tak menanyakan namanya, dia pergi begitu saja setelah penjahat-penjahat itu pergi.”

“Tidak apa-apa, Shizuka. Berkatnya kau baik-baik saja, kan? Kau harus bersyukur. Mungkin dia hanya mirip dengan temanmu itu, tapi kau jangan sampai memikirkannya terus menerus. Dia kan sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Kau harus bisa merelakannya, Shizuka. Aku tak ingin kau tenggelam dalam kesedihan itu terus.” ujar Himari.

Mendengar nasehat Himari seperti itu, Shizuka hampir saja menangis. Ia merasakan matanya yang memanas. Ucapan Himari sangat benar. Dia sudah berhasil bertahan sepuluh tahun. Dia harus bisa menjalani hidupnya lagi dengan normal.

Benar, cerita pada Himari membuatnya jauh lebih tenang. “Terima kasih, Himari.”

Sesaat setelah itu, seorang guru masuk dan semua murid langsung bersiap di tempat duduknya masing-masing.

“Hari ini kalian akan kedatangan teman baru. Nak, silahkan masuk.” ujar seorang guru yang sudah paruh baya itu.

Seseorang masuk ke kelas perlahan. Shizuka memperhatikan dan perlahan matanya melebar. Jantungnya terasa berdegup sangat kencang dan nafasnya terhenti. Matanya tidak berpaling sedikit pun dari murid baru itu.

“Silahkan perkenalkan dirimu.” ujar gurunya.

“Aku Kazuya Fujikawa. Aku dari Tokyo. Salam kenal.”

“Baiklah. Semuanya harap membantu Kazuya dengan lingkungannya yang baru. Kazuya, kau bisa duduk di ujung sana.” Pak Guru itu menunjuk ke meja kosong di paling belakang sebelah jendela. Dan berada di sebelah meja Shizuka.

Seketika murid baru itu berjalan ke mejanya, semua murid tampak memperhatikan dan membicarakannya. Namun Shizuka tak berani untuk menoleh sedikit pun ke samping. F-Fujikawa Kazuya? Ternyata itu adalah namanya… hanya mirip… mereka berbeda.

Saat jam istirahat tiba, semua murid tampak berpencar untuk berkumpul dan memakan bekal mereka, berjalan keluar kelas untuk ke kantin, atau hanya mengobrol dengan teman-teman yang lain. Namun Shizuka terus memperhatikan Kazuya si murid baru itu. Pria itu sudah tidak ada di bangkunya. Kemana dia?

“Shizuka, mari kita cari makan di kantin.” ajak Himari.

“Maaf Himari, aku tak bisa sekarang. Aku pergi dulu.” Shizuka berdiri.

“Shizuka, kau mau kemana?”

“A-Aku ingin mencari murid baru itu, tunggu sebentar.” ujar Shizuka lantas berlari keluar kelas dengan cepat.

Himari hanya kebingungan dengan sikap Shizuka. Tapi ia curiga dengan satu hal. Hanya satu yang membuat Shizuka panik seperti itu. Shizuka...murid baru itu… Himari mulai curiga bahwa ini ada sangkut pautnya dengan cerita Shizuka tadi pagi.

Kemana dia? Aku harus mencarinya. Shizuka terus berlari menyusuri setiap lorong sekolah hingga ke kantin, taman belakang, dan lapangan. Ia tak melihat sedikit pun sosok itu. Shizuka kehilangan arah. Akhirnya Shizuka berjalan ke satu arah yang mengarah ke tempat persembunyiannya. Loteng sekolah. Satu-satunya tempat aman dan nyaman bagi Shizuka. Ia berjalan dengan wajah lemas dan kakinya yang sudah kelelahan karena berlari.

Dibukanya pintu pada lantai paling atas itu. Melihat langit yang sangat cerah dan berwarna biru membuat lelahnya terbayarkan. Ia berjalan ke tepian dan hanya menikmati angin yang berhembus. Lalu ia membalik badan dan hendak kembali ke kelas. Seketika Shizuka melihat seseorang yang sedang duduk dan menyandar pada balik tembok. Karena hanya terlihat kaki orang itu saja, Shizuka berjalan mendekat. Lalu betapa terkejutnya ia ketika orang yang selama ini ia cari, tertidur di sana. Shizuka duduk di samping orang itu dan menatap wajah laki-laki itu.

Kenapa kau sangat mirip dengannya…?

Tak lama kemudian, Kazuya terbangun. Mungkin karena merasakan kehadiran orang lain di sampingnya. “Apa?” katanya.

“M-Maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk mengganggu tidurmu. Aku hanya ingin-”

“Apa yang kau butuhkan?” tanyanya cetus.

Shizuka berdiri cepat. “Aku hanya ingin berterima kasih padamu atas kejadian semalam. Terima kasih telah menolongku, aku tak tahu kalau ternyata kita satu sekolah…”

“Aku hanya kebetulan lewat situ saja.” jawabnya.

“Baiklah. Boleh aku duduk sebentar?” tanya Shizuka.

Kazuya tidak menjawab. Lantas Shizuka duduk perlahan di samping Kazuya. Tidak berdekatan, ada jarak sekitar satu meter di antara mereka.

“Aku Kojima Shizuka.” ujar Shizuka.

Tak ada jawaban. Hening.

“Apa yang membuatmu pindah ke sini?” tanya Shizuka. Ia tak peduli jika Kazuya merasa terganggu atau risih dengan pertanyaan Shizuka.

Tidak ada jawaban lagi.

Shizuka menghela napas ringan agar tak terdengar oleh Kazuya.

“Urusan keluarga.” jawab Kazuya singkat.

Shizuka sempat terkejut. Akhirnya Kazuya menjawab pertanyaannya. “Begitu rupanya. Mungkin sebaiknya kita kembali ke kelas.”

“Duluan saja.”

Shizuka berdiri. “Jangan terlambat.” ujarnya sebelum pergi meninggalkan Kazuya di sana. Namun, ada rasa senang dalam hati Shizuka karena telah mengetahui nama laki-laki itu, dan dimana ia berada jika sedang sendirian. Shizuka tersenyum diam-diam dan kembali ke kelasnya.

“Shizuka, kau langsung pulang, 'kan?” tanya Himari saat mengganti sepatunya.

Shizuka mengangguk. “Ya.”

“Shizuka!” panggil seseorang dari belakang.

Shizuka dan Himari menoleh. “Ah, Igara.” sapa Shizuka.

Kazuo Igara. Laki-laki yang sudah berteman dengan Shizuka dan Himari selama dua tahun. Igara menyukai Shizuka sejak pertama kali mereka bertemu dan ia belum menyatakan perasaannya. Igara ingin menunggu waktu yang pas untuk menyatakan perasaannya pada Shizuka.

“Igara, Shizuka, aku pulang duluan ya! Sampai jumpa besok.” Himari tersenyum licik. Ia akan membiarkan Igara berduaan dengan Shizuka.

“Shizuka, kau akan langsung pulang?” tanya Igara lembut.

Shizuka tahu bahwa Igara selama ini selalu bersikap baik dan memberikan perhatian lebih padanya. Tapi, Shizuka hanya akan menganggapnya sebagai teman. “Ya. Bagaimana denganmu?” tanya Shizuka sambil berjalan keluar setelah mengganti sepatunya.

Igara berjalan di samping Shizuka. “Tidak kalau aku mengantarmu pulang hari ini.” jawabnya.

Shizuka tersenyum kecil. “Aku bisa pulang sendiri.”

“Apakah kau yakin? Kudengar kemarin malam kau dalam bahaya. Aku bisa mengantarmu pulang kali ini saja.”

Pasti Himari cerita padanya. “Tidak, aku yakin bisa pulang sendiri, Terima kasih, Igara. Sampai jumpa.” jawab Shizuka lantas pergi meninggalkan Igara tepat di depan gerbang sekolah.

Igara menghela napas dan membiarkan Shizuka pulang sendiri. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hati Shizuka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!