Kakak Ipar!!

Kring!!!!!!!!

Bel pulang berdering sangat nyaring. Seakan meneriaki kebahagian pada setiap murid yang menanti nantikan suara dering itu.

"Yeay!!!!!!!"

"Baiklah anak anak, pelajaran kita sudahi sampai di sini. Sampai jumpa di hari berikutnya"

"Baik Bu!!!!"

Sinta selesai merapikan peralatan belajar nya, lalu memasukkan ke dalam tas.

"Udah yuk Rei"

Sinta menatap Reina yang terlihat masih membereskan buku buku. Aneh nya, malah terlihat sengaja pelan agar waktu berlalu cepat.

"Ih Rei, kok menyusun buku ke dalam tas aja lama gitu"

"Eh iya" Reina masih memperlambat gerakan nya. Entah sudah menyusun kembali mengeluarkan nya, atau sengaja menjatuhkan peralatan belajar nya ke lantai. Pokoknya Reina sengaja lama.

Karena tidak sabaran, Sinta malah ikut membantu Reina memasukkan buku buku nya ke dalam tas.

"Nah selesai kan" ujar Sinta.

"Makasih" cengir Reina.

"Kamu kenapa sih, sengaja banget lama lama"

"Andai kamu tahu Sin, sekarang pria tua sedang menunggu aku di luar" batin Reina.

"Gak kok, aku nya aja yang gak fokus" kila Reina.

"Oh, yaudah deh yuk"

Reina dan Sinta berjalan keluar dari kelas bersama. Sekolah mulai sepi.

Langkah Reina terhenti, Adam ternyata menunggu dirinya di ujung lorong yang akan Reina dan Sinta lewati.

"Oh, jadi ini yang kamu hindari?"

Sinta berjalan di depan Reina, menatap sinis kearah Adam.

"Rei"

"Diam! jangan dekat dekat! Udah di bilang juga Reina gak mau di ganggu sama kamu!"

"Apa sih Sin, kamu itu minggir, gak ada urusan kamu di sini"

"Ada lah, Reina itu teman aku, gak boleh ada yang sakitin dia, termasuk kamu!"

"Ayo Rei"

Sinta menarik Reina pergi, membuat Adam tidak bisa berbuat apa apa.

Sebenarnya bisa saja Adam menarik paksa Reina dan ikut bersama nya. Tapi, Ada tidak mau menambah perlakuan jelek dirinya di mata Reina.

"Kamu tenang aja Rei, aku gak akan biarkan tu cowo ganggu kamu lagi"

Reina tersenyum, Sinta memang teman yang sangat baik.

"Makasih Yah Sin, kamu memang teman yang baik" ucap Reina.

Sinta tersenyum lebar, menurutnya Reina adalah Tan yang cocok dengan nya, jadi ia harus menjaga teman baik nya ini.

"Andai kamu tahu, aku bukan menghindari Adam, tapi aku menghindari kamu. Aku gak mau kamu tahu siapa yang jemput aku" batin Reina.

Mereka tiba di depan sekolah, Sinta terlihat celingak celinguk mencari mobil supir Reina.

"Kamu gak di jemput? mau bareng aku?"

"Eh aku di jemput kok Sin, kamu duluan aja"

"Mana bisa gitu, aku harus mastiin kamu di jemput atau nggak."

Reina pusing, bagaimana jelasin pada Sinta. Ia yakin, jika Sinta melihat Rico menjemput nya, maka Sinta akan marah dan menganggap dirinya bukan lah teman yang baik, karena Reina tidak berbagi cerita dengan nya.

Sinta melihat ke sana ke mari, ada satu mobil yang tersisa, dan seperti nya ia mengenali mobil itu.

"Eh mobil itu kaya nya aku kenal deh"

Mampus, Reina memejamkan matanya. Tapi, ia bingung juga. Kenapa Sinta mengenali mobil Rico?.

Di dalam mobil, pak Harto memberitahu Rico bahwa Reina sudah keluar.

"Tuan, nona sudah berdiri di depan sekolah"

Rico mengalihkan pandangan matanya dari layar ponsel nya , kearah luar kaca mobil.

Senyum manis terukir di bibir tipis nya.

Rico segera membuka pintu, mendapati Reina yang tengah berjalan pelan bersama seorang teman yang seperti nya Rico juga kenal.

"Kak, Rico!"

Huh? Reina melongo. Sinta mengenali suami nya.

"Kamu kenal om om ini?" tanya Reina heran.

"Iss Reina ini kakak sepupu aku, dia bukan Om Om kali"

"Kamu sekolah di sini juga?" tanya Rico pada Sinta.

"Iya kak. Oh iya kakak ngapain ke sini?" tanya Sinta heran.

Rico melirik kearah Reina, meminta agar Reina yang menjelaskan nya.

Baru Reina akan menjelaskan, Rico langsung menjawab pertanyaan Sinta dengan Jujur.

"Kakak lagi menjemput Istri kakak"

"Huh? jadi bener, kakak nikah sama anak SMA? terus si Lainaya gimana? Tapi bagus lah, aku juga gak suka sama pacar kakak itu. Dia terlalu sombong dan yah aku sangat tidak suka dengan nya" oceh Sinta.

Reina melotot marah pada Rico, bisa bisanya pria itu menjawab seperti itu.

"Terus mana istri kakak? kelas berapa?" Sinta melihat ke sekeliling sekolah, sudah tidak ada orang lagi.

"Di sini hanya tersisa kita berdua kak" gumam Sinta.

Jleb.

Sinta terdiam beberapa detik, ia menatap Reina dan juga Rico secara bergantian.

"Bentar bentar, jangan bilang kalo istri kakak itu Reina?"

"Huh?" kaget Reina.

"Kok kamu pinter sih, gak salah deh kalo kamu itu adek aku" ucap Rico mengacak acak rambut Sinta.

"Huh, jadi bener?"

"Mati ni aku" decak Reina menepuk jidatnya.

"Ya ampun....Rei, ternyata kamu kakak ipar aku? wahhh seneng banget aku tahu" Sinta memeluk meluk Reina, mengungkapkan rasa senangnya.

Reina masih bingung, ia pikir Sinta akan marah karena tidak memberitahu Sinta.

Rico tersenyum senang, ia bersyukur jika teman istrinya adalah adik sepupu nya.

"Yaudah ceritanya nanti di mobil aja. Mau pulang sekalian sama kita gak?" tawar Rico.

"Mau dong, aku bakal bilang sama supir aku biar gak jemput"

Reina dan Sinta masuk ke dalam mobil Rico. Kedua nya duduk di bangku belakang.

"Lah, kok kamu di sini?" tanya Rico heran.

"Lah kenapa kak?"

"Terus kakak di mana?"

"Di depan aja om" sahut Reina menunjuk kursi depan samping pak Harto.

"Udah tuan, sesekali bersebelahan sama bos gak papa lah" sahut pak Harto.

Reina dan Sinta terkekeh mendengar candaan pak Harto.

Rico terpaksa duduk di depan, padahal dirinya ingin duduk di samping istri nya.

"Menyesal aku aja kamu" dengus Rico pada Sinta. Namun, kedua gadis itu malah acuh dan seolah mengabaikan Rico.

"Jadi, kalian di jodohkan?"

Reina mengangguk, ia menjelaskan semuanya pada Sinta tentang pernikahan nya ini.

"Terus si Adam itu selingkuh kapan?"

"Aku pergoki dia ketika pulang antar papi mami ke bandara. Terus om itu ajak aku jalan. Di sebuah cafe aku lihat si brengsek itu sama cewe lain"

"Wah bagus dong, jadi kamu sama kak Rico bisa fokus sama hubungan pernikahan kalian."

"Udah gak usah bahas pria lain, bahas yang lain aja" kata Rico. Ternyata pria ini sejak tadi menyimak pembicaraan dua gadis ini.

Entah mengapa Rico merasa terbakar di dadanya saat mendengar ada pria lain yang Reina cintai.

Sudah memiliki rasa kah Rico??? Apakah terlalu cepat?

Cinta gak lihat usia, waktu, dan tempat. Mungkin itu yang Rico Alami.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!