Sekolah terlihat sudah lebih ramai, Reina melangkah menuju ke kelasnya.
Saat di depan lorong kelas 12 , tiba-tiba seorang laki-laki menghalangi jalan nya.
"Minggir!" usir Reina.
Namun, laki laki itu malah semakin mendekati Reina dan mencoba meraih kedua tangan Reina.
"Rei, dengerin penjelasan aku Rei. Aku terpaksa melakukan semua itu"
"Sudah lah Adam, kita udah putus. Mau terpaksa ataupun enggak. Aku gak peduli lagi"
"Tapi, aku gak mau kita putus Rei"
"Tapi aku gak mau punya kekasih brengsek seperti kamu Adam. Minggir!"
Reina mendorong kuat tubuh Adam, lalu berjalan cepat menuju kelas nya.
"Aku akan tetap bersama mu Rei, apapun yang terjadi kamu pacar aku!"
Reina menutup wajah nya dengan telapak tangan nya, ia malu di liatin oleh anak anak lain yang melihat pertengkaran nya dengan Adam.
"Pagi cantik!" sapa Sinta, teman dekat Reina di sekolah.
Reina duduk di samping Sinta, ia menyimpan tas nya ke dalam laci.
Sinta memperhatikan teman sebangkunya, lalu bertanya kenapa wajah teman baik nya ini cemberut seperti baju yang tidak pernah di setrika.
"Kamu kenapa Rei? berantem sama Adam?"
"Aku sama dia sudah putus!"
Kedua mata Sinta membulat, seakan ingin melompat keluar dari tempatnya.
"Kok bisa sih, Adam kan bucin banget sama kamu. Kenapa bisa putus?"
"Dia selingkuh, aku lihat sendiri dengan mata kepala aku dia bersama cewe kemarin"
Sinta menggeleng tidak percaya, bisa bisanya Adam yang selama ini terlihat sangat manis di depan Reina bermain di belakang Reina.
"Kamu yang sabar yah, aku yakin kok. Nanti bakal ada yang lebih baik" ucap Sinta menyemangati teman nya.
Reina tidak menjawab, ia hanya mengangguk dan memeluk Sinta.
Bel masuk pun berbunyi, seluruh siswa siswi berhamburan masuk ke dalam kelas masing-masing.
Tak lama setelah bel masuk berbunyi, para guru langsung bergerak menuju ke kelas masing-masing.
"Selamat pagi anak anak"
"Pagi Bu.." jawab mereka serempak.
"Hari ini, kita akan memulai pembahasan tentang materi yang mungkin akan ada di soal ujian kalian nanti"
Bu guru menjelaskan semua materi yang berhubungan dengan pelajaran Fisika. Mulai mengulang materi dari kelas 10, hingga ke materi yang terakhir kali mereka pelajari di kelas 12.
Waktu 4 jam, terlalu singkat bagi mereka untuk mengulang kembali materi lama.
"Anak anak, kita lanjutkan di hati berikutnya. Untuk hari ini ibu cukupkan sampai di sini yah"
"Baik Bu!!!"
Bu guru pun keluar dari kelas, seluruh siswa langsung menghembuskan nafas lega.
"Engggg ahhh...." Reina merenggangkan tubuhnya, dengan semua masalah yang mulai muncul di hidup nya membuat tubuh nya terasa pegal pegal.
"Mau ke kantin gak? kan masih ada 10 menit menjelang pergantian pelajaran " ajak Sinta.
"Boleh deh, aku juga lagi haus banget"
Sinta tersenyum lebar, ia menggandeng lengan Reina, lalu berjalan beriringan menuju ke kantin.
"Mau minum apa Rei?"
Reina melihat isi kulkas ibu kantin, melihat lihat minuman mana yang menggiurkan.
"Aku beli orange water aja deh sin"
"Oh yaudah, ambil aja aku bayar dulu"
Reina mengangguk, ia meraih botol minum yang tadi ia sebutkan pada Sinta. Lalu ia pergi mengikuti Sinta yang berdiri di depan meja kasir kantin.
"Makasih yah Bu"
"Sama sama neng"
Sinta dan Reina kembali ke kelas,mereka memilih minum di dalam kelas. Agar nanti tidak terburu buru jika bel pergantian jam berbunyi.
"Rei!"
Adam kembali muncul, ia menarik tangan Reina dan menyeretnya menuju ke belakang sekolah, tapi Sinta menahan nya.
"Adam! kamu apa apaan sih. Jangan tarik tarik Reina seperti itu dong!"
"Apaan sih, kamu gak usah ikut campur?"
"Aku berhak ikut campur, Reina teman aku. Dan aku gak akan biarkan cowo brengsek seperti Lo ganggu teman aku lagi" Sinta menarik tangan Reina dari tangan Adam, lalu membawanya pergi ke kelas.
"Sial!" umpat Adam kesal.
Di dalam kelas, Reina terlihat murung. Ia mengungkapkan terimakasih pada Sinta karena sudah membantu nya.
Jika tidak ada Sinta, mungkin Adam sudah membawa nya pergi.
"Makasih ya Sin, kamu udah bantu aku"
"Selow aja Reina, kamu itu teman aku. Gak mungkin lah aku biarkan kamu di bawa sama brengsek itu"
Pelajaran kedua pun di mulai, guru matematika sudah masuk ke dalam ruangan kelas 12 IPA 1.
Reina tampak serius mendengarkan ocehan guru di depan.
Drrtt.....
Reina mengerut, ia melihat ponsel yang tadi ia simpan di bawa laci bergetar.
Om Rico
Nanti aku jemput, tunggu aku!"
Reina melebarkan matanya membaca pesan yang dikirim kan oleh suaminya.
"Gawat, jika dia menjemput aku ke sini, semua orang pasti mengira aku jalan sama om om" pikir Reina dalam hati, ia mulai panik dan gelisa.
"Hei, ada apa?" tanya Sinta, ia merasakan kegelisahan yang Reina rasakan.
"Gak papa kok" jawab Reina berbohong. Ia masih belum bisa memberitahu Sinta soal pernikahan nya dengan Rico.
Reina kembali berusaha fokus dengan materi, tapi tetap aja ia tidak bisa.
Hingga jam pelajaran pun berakhir.
Kringggggggg
"Wahhhh...."
Semua siswa siswi bersorak senang, mereka langsung berhamburan keluar kelas saat Bu guru sudah keluar.
Reina tengah menyimpan buku buku nya ke dalam tas, lalu menyimpan tas nya ke dalam laci.
"Tuk ke kantin!" ajak Sinta.
"Kamu duluan aja Sin, aku gak lapar"
"Loh kok gak makan sih Rei, nanti kamu sakit"
"Tapi aku beneran gak lapar sin"
"Yaudah aku juga gak mau ke kantin, aku temani kamu di sini yah" Sinta duduk kembali ke kursinya, menatap Reina dengan senyuman.
Huhhh
Reina merasa tidak enak, gara gara dirinya, Sinta jadi tidak mau makan.
"Yaudah yuk aku temani ke kantin" putus Reina.
Sinta langsung sumringah.
"Aku tahu kamu pasti gak tega" kekeh Sinta.
"Dasar!"
Mereka akhirnya berjalan menuju ke kantin. Lagi lagi Adam mendekati mereka, memaksa Reina untuk ikut dengan nya.
"Aku butuh bicara sama kamu Reina, kita harus ngobrol"
"Gak ada yang harus di bicarakan lagi!"
"Tapi aku gak mau putus sama kamu rei!!"
"Aku gak mau sama kamu lagi!" bentak Reina.Ia sudah muak dengan Adam.
"Kamu tuli yah, Reina sudah bilang gak mau yah gk mau. Jangan di paksa!" bentak Sinta.
"Kamu diem deh, aku gak butuh ocehan mu!"
"Tapi aku berhak untuk melindungi Reina dari pria brengsek kaya kamu!"
"Ayo Rei"
Sinta kembali menarik Reina pergi, ia tidak akan membiarkan Reina mengeluarkan air mata hanya karena cowo seperti Adam
"Dia tidak bisa di kasih hati Rei" kata Sinta.
"Hmm.."Balas Reina, ia tak sanggup berkata kata lagi. Setiap kali melihat Adam hatinya terasa sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments