Rumah Allah

Razeta ke luar dari ruangan dosen pembimbingnya dengan wajah sumber sumringah.

"Kenapa lo?" Tanya Aurora

" GUE ACC seminar hasil!" Katanya begitu bersemangat.

"Hah serius?"

" Iya serius!"

"Alhamdulillah, yuk ntar malem gue bantuin lo urus syarat-syaratnya tapi sekarang ikut gue dulu!" Paksa Aurora.

"Kemana?"

"Udah ikut dulu." Aurora sudah jalan lebih dulu.

"Aurora, tunggu" Razeta mengejar sahabatnya, Aurora pun berhenti menunggu Razeta.

"Ayo dong, Razeta buruan."

"Mau kemana sih lo tumben buru-buru banget?? Tadinya gue mau ajak lo ke kafe ka Farzan."

Aurora terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum secerah matahari sungguhan.

"Lo ikut gue dulu, setelah itu kita ke kafe ngedit syarat Semhasnya disana. Setuju?" Tawar Aurora.

"Kemana?"

"Kajian."

Razeta nampak berpikir sejenak.

Kajian?KAJIAN? Dia ingat terakhir dia ikut kajian, ceramah atau apapun itu saat SD kelas 4 waktu itu dia masih tinggal dikampung ibunya.

"Emmmm, lo aja deh sana gue mager pengen balik aja."

"No no no, ayuk ikutt. Katanya mau dapet ka Farzan. Tapi kajian doang ogah."

Razeta diam, iya dia ingin mendapatkan Farzan. Tapi mereka tak sekufu kata Aurora, sahabatnya itu bilang juga dia bisa dapet Farzan asal dia mau berubah, belajar agama. Dan satu lagi, berpakaian aneh seperti Aurora.

"Ntar deh raaa, belum siap ikut-ikut kajian gitu. Di sana Kan orang-orang yang pake pakaian model lo semua. Ntar gue pasti keliatan aneh disana. No way!"

Razeta menggeleng-gelengkan kepala membayangkan di sana dia akan jadi pusat perhatian dan di pandang sinis.

"Suudzon banget si lo, coba dulu. Ntar lo baru tau, lagian sekarang lo rapih gini gak pake rok mini atau pake baju kurang bahan lo itu kok. Everything will be fine, percaya sama gue." Bujuk Aurora. Razeta nampak berfikir lagi, masih ada keraguan dalam hatinya. Dia belum siap dengan semua ini.

"Alah dah deh, kebanyakan mikir lo. Yuk lah, kalau kajian doang lo gak mau gue nyerah nyomblangin lo sama kak Farzan."

Aurora sudah berjalan lebih dulu meninggalkan Razeta yang memanyunkan bibirnya, berjalan mengikuti Aurora sambil menghentak-hentakan kakinya.

"Iya iya gue ikut. Anceman lo serem banget"

"Gak ada ancaman yang lebih mengerikan dari ancaman masuk neraka."

Timpal Aurora dengan nada datar.

Kemudian hening. Heniingg. Aurora memang selalu begitu, tiga tahun lebih dia bersahabat dengan Razeta namun tidak pernah sekalipun menjudge Razeta hanya sesekali dia mengingat itupun dia selipkan di antara percakapan mereka sehingga tidak seperti menggurui. Menurut Aurora dakwah adalah cinta, tidak. Dapat di sampaikan kecuali dengan cinta. Dakwah bukan memaksakan kehendak apalagi jika tak sejalan lalu di tinggalkan, bukan seperti itu jalan dakwah yang dia setujui. Aurora memilih bersabar lebih dari tiga tahun dan sekarang Allah beri jalan hidayah untuk sahabatnya.

..........

Mobil Razeta terparkir di masjid kampus, tapi mereka berdua belum juga beranjak keluar, Razeta masih sibuk bergulat dengan hatinya yang di menangkan oleh bujukan Aurora.

Entah apa yang membuat hatinya begitu bergejolak saat ini, langkah kakinya terasa begitu berat. Ada rasa takut, malu, belum siap, dan tak pantas berada di tempat seperti itu.

Ya, ini kali pertamanya datang ke tempat ini setelah dulu saat menjadi mahasiswa baru dia menginap di masjid ini dalam rangkaian acara yang di adakan jurusannya.

Asing. Ya tentu saja.

Begitu ramai orang berlalu lalang dari parkiran menuju pintu masuk, semuanya menggunakan jilbab meski tak semua berukuran besar seperti Aurora.

Beberapa orang menyapa Aurora, tersenyum dan menebar salam, tak sedikit juga yang bersalaman dan mencium pipi sahabatnya itu, lalu melihat aneh dengan wajah penuh tanda tanya yang di susul senyum Aurora memperkenalkan Razeta.

Mereka member salam dan juga mencium pipi Razeta kanan dan kiri. Razeta terlihat begitu canggung dan gugup menerima sambutan hangat dari teman-teman Aurora.

" Aurora, gue pulang aja ya. Rasanya gue gak pantes disini. Aneh."

Aurora langsung melotot ke arah Razeta yang sudah ciut.

"Udah, ayo!"

Dengan pasrah Razeta mengikuti langkah Aurora menuju pintu masuk.

Tempat ini terlalu indah, Razeta merasa tak pantas kaki kotornya menapak di sini,

Pakaiannya yang hanya celana jeans panjang yang lebih seperti sobek sedikit di lutut, serta kemeja sesiku yang begitu pas di tubuhnya.

Dia tak merasa pantas duduk bersanding

Dengan orang-orang di dalam sana yang menggunakan pakaian rapih berupa gamis atau rok longgar dengan jilbab menutupi bokong dan dada. Dia berbeda.

Di tempat ini, Razeta merasa begitu kecil. Dia bukan apa-apa. Dengan Aurora kini dia benar-benar malu. Kenapa gadis sebaik Aurora mau bersahabat dengannya? Aurora bukan tak memiliki teman yang lain. Begitu banyak orang yang pantas di jadikan sahabat oleh Aurora di tempat ini, tapi dia memilih bersahabat dengan Razeta.

"Razeta, udah mau dzuhur. Kita sekalian wudhu yuk."

Tak menjawab, Razeta mengikuti langkah Aurora.

Sholat. Apa dia masih pantas untuk menghadap Tuhannya? Sementara untuk mentaatinya saja enggan. Terlebih atas kejadian berapa waktu lalu dengan lelaki brengsek itu, kejadian yang selalu membayangi Razeta akhir-akhir ini. Dia tidak suci lagi. Salahnya berpakaian yang memancing nafsu laki-laki.

Tuhan tidak membantunya sama sekali, jika Tuhan benar ada harusnya dia tidak membiarkan Alvin berbuat demikian pada Razeta. Tapi Aurora benar, Razeta tak pernah memberikan apapun untuk Tuhan, bagaimana dia bisa menuntut Tuhan membantunya?

" Lo ngelamunin apaan sih?" Tanya Aurora.

"Gue lupa cara Wudhu. Udah deh gue nunggu di mobil aja kan masih kedengeran kanjiannya dari parkiran"

Razeta mencoba bernego dengan Aurora.

"Ayo wudhu ikutin gue, gak usah banyak alasan lagi." Tegas Aurora.

Dengan hati yang gelisah akhirnya Razeta mencontoh gerakan Aurora dalam wudhu, dia pernah melakukan ini dulu saat kecil masih ada sedikit sisa ingatannya.

Aurora memilih shof pertama, Razeta memisahkan diri. Dia ada di shof bagian terakhir berada jauh dari jangkauan Aurora.

Allahuakbar....

Tiap takbir di ucapkan oleh imam seperti menggoyangkan hati Razeta.

Allah

Allah

Allah

Air mata mengalir di pipinya. Seluruh tubuh terasa lemas tak punya tenaga. Di selesaikan nya sholat yang entah sudah berapa lama tak di lakukan nya itu.

Hanya tubuhnya yang bergerak, tidak ada bacaan sholat yang Razeta baca karna dia tidak tau bacaan sholat, dulu pernah belajar tapi belum sempat hafal lalu tidak pernah melaksanakan sholat lagi. Sejak tadi Razeta hanya beristighfar dan dosa-dosanya seperti sebuah film yang terputar jelas.

Seusai salam buru-buru Razeta menghapus airmata dan mencoba bersikap biasa agar nanti Aurora tak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.

Baru saja dia menoleh ke sebalah kiri saat seorang gadis dengan rok di atas lutut serta baju nyaris tak berlengan melipat mukena di sebelahnya.

Razeta kaget. Dia tak habis fikir, gadis yang nyaris telanjang ini sholat berjamaah di masjid. Dia pun beberapa waktu lalu masih menggunakan pakaian seperti ini tapi tak pernah sekalipun menginjakkan kaki di masjid.

Bahkan sekarang kakinya sekarang bergetar memasuki tempat suci ini.

Razeta terus memperhatikan perempuan itu dari samping, rambut ombre nya menutupi wajah, Razeta seperti tak asing.

Gadis itu menoleh.

"Razeta?"

"Eh, hai."

Benar saja, dia mengenalnya. Mereka cukup dekat bahkan sering berada di club yang sama. Rita. Dulu Razeta sempat terpana dengan gadis itu. Dia bisa meneguk satu botol alkohol tanpa mabuk...

"Eh Ra, gak nyangka kita bisa ketemu di masjid hahaha. Lo udah jarang pergi ke club ya sekarang?"

" Iya speechless gini gue. Iya gue udah males ke sana."

"Kenapa?"

Tanya Rita dengan wajah tak percaya.

Pasalnya Razeta jarang absen dari tempat itu. Tak ada yang tau tentang apa yang menimpa Razeta waktu itu karna Razeta sendiri memilih merahasiakan dan tidak melapor pada polisi wajar saja jika Rita tidak tau.

"Gakpapa. Oh ya gue mau tanya sesuatu.

Tapi lo jangan tersinggung ya?" Ada rasa penasaran yang besar dalam diri Razeta sejak tadi.

"Selama lo kenal gue emang gue suka tersinggung?"

"Ya gak pernah si, emm gini. Anu emm lo gak ada rasa apa gitu dateng sholat di masjid dengan pakaian yang kayak gitu, dan perilaku kita kayak gini?"

"HAHAHA gue kira lo mau nanya apaan.

Ya kagak lah. Ngapain malu? Emang Allah itu Tuhan buat mereka yang baik doang? Tuhan gue juga kalik!" Jawab Rita santai.

Razeta nampak tak paham dengan jawaban yang di berikan Rita.

"Gini, awalnya gue gak pernah sholat.

Dosa gue terlalu banyak, malu rasanya ngadep Allah. Tapi gue denger ceramah yang penting tetap sholat itu bakal memperbaiki kita. Katanya gitu, jadi sejak saat itu gue sholat lagi. Pernah dengar juga orang sholat aja bisa masuk neraka, apalagi yang nggak sholat kan? Gue takut banget masuk neraka jadi Gue mikir ya sholat bisa ngimbangin lah dosa gue selama ini hahaha." Canda Rita

Razeta diam. Yang sholat aja bisa masuk neraka apalagi yang gak sholat.

Kalimat itu tergiang-giang di telinganya.

"Jadi sebenarnya gue udah capek sama dunia gua yang sekarang ini. Tapi gak tau gimana cara berhenti nya. Siapa tau lewat sholat gue nemuin jalan terangnya hahahaha"

Razeta masih diam saja tak merespon apapun. Dia masih larut dengan pikirannya sendiri.

"Eh btw gue duluan deh ya, udah di tungguin anak-anak mau shoping. Atau lo mau gabung?" Tawar Rita.

"Emm gak dulu deh, Rit. Salam ya sama yang lain," Ujar Razeta basa-basi.

"Oke deh kalau begitu, bye...."

"Bye." Jawab Razeta singkat.

**Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan karena saya bukanlah orang yang sempurna. Saya hanya manusia biasa tak luput dari kesalahan.

Jangan lupa Follow_Vote_Share**

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Semangat update Thor~~
Salam dari Serendipity ✨

2020-09-11

0

Sept September

Sept September

😇😇😇😇😇😇😇

2020-08-01

0

Suharnik

Suharnik

ngak pa2 thorrr manusia tempat nya salah dn lupa semangat authorrrr👍👍👍💪💪💪❤❤

2020-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!