"Kenapa Allah masih menghidupkan aku hari ini? Karna dosaku terlalu banyak dan Allah masih izinkan aku untuk bertaubat."
```Imam Ghazali```
........
"Gue nggak seneng, gak tau maunya
Tuhan ini apasih sama gue? Gue hidup menderita, pertama dia rampas papa, terus dia rampas mama dari gue, seakan gak cukup semua penderitaan itu dan sekarang dia rampas kehormatan dan harga diri gue! Gue benci Tuhan! Kenapa harus ada Tuhan kalau hidup gue menderita?
Fungsinya Tuhan tuh apa kalau gak bisa buat gue bahagia sedikit aja?!!" teriak Razeta frustasi, dia ingin mati namun berulang kali Tuhan menggagalkan rencananya. Jika dia meninggal saat pertama kali menenggak racun tikus di makam mama tujuh tahun lalu maka tidak perlu dia mengalami kejadian seperti ini.
"Astaghfirullah!"
Plaakkk!
Satu tamparan dari Aurora mendarat mulus di pipi kanan Razeta.
"Cukup! Cukup! Cukup!" Aurora berganti untuk teriak, dia tidak kuat lagi melihat apa yang terjadi padanya.
"Emang lo udah ngasih apa ke Tuhan? Lo pernah sholat? Lo pernah berdo'a ? Kenapa seenaknya nuntut Tuhan? Banyak banget yang udah Allah kasih ke lo, wajah cantik, harta berlimpah, otak yang cerdas, bahkan jantung yang masih berdetak sampai hari ini..."
"Gue nggak butuh semuanya!!!" teriak Razeta
"Karna lo gak pernah mensyukuri apa yang udah Allah kasih. Lo terpaku sama masalah lo sendiri, seakan lo sendiri manusia yang paling menderita di dunia ini. Banyak Ra, yang beban hidupnya lebih berat dari lo tapi lebih milih berjuang dari pada mengakhiri hidup. Setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri, ngeluh cuman bikin kita merasa lebih susah maka lebih baik kita mensyukuri nikmat yang udah Allah kasih dan berlapang dada menerima setiap ujian-Nya yang membuat kita lebih kuat ."
"Lo bisa bilang begitu karna lo punya orang tua yang lengkap, punya adek yang sayang dan nurut banget sama lo, keluarga yang harmonis, lo punya banyak temen yang bersedia ada buat lo kapan aja lo butuhin. Jadi lo gak tau apa yang gue rasain!" Razeta sudah menangis, air matanya begitu turun begitu deras dengan mengingat semua hal yang terjadi dalam hidupnya sejak tujuh tahun terakhir.
"Itu yang lo tau kan? Gue lihat bapak di usia yang udah tua tapi masih harus keliling jual cilok, ibu yang masih kerja jadi tukang cuci gosok di tetangga. Gue disini suka puasa kalau lagi ada tugas makalah yang harus ngeprint dan keluar uang, gue harus kerja paruh waktu demi gak jadi beban keluarga gue dan bisa sedikit gue bantu mereka. Lo gak tau kan?Karna gue gak mau orang lain tau, bukan gue malu dengan kondisi keluarga tapi gue milih untuk nggak ngeluh dan gak dikasihani orang lain. Udah Ra, cukup. Gue gak mau lo coba bunuh diri lagi, hidup itu ya hadapi karna mati gak berarti semuanya berakhir yang ada lebih menderita di alam neraka. Siap?" cecar Aurora.
Razeta tertegun, air mata mendadak berhenti mengalir, malu, sungguh dia malu pada Aurora. Ternyata sahabatnya itu hidup sangat memperhatikan dan Razeta sebagai sahabatnya tidak tau sama sekali karna Aurora terlihat sangat bahagia dan baik-baik saja bahkan selalu menghibur dan mencoba menguatkannya.
Razeta menarik Aurora ke dalam pelukaannya. Dia selalu merasa paling menderita sedang Aurora yang benar-benar dalam penderitaan tidak pernah nampak juga tidak pernah dia tanyakan.
"Maafin gue, gue bukan sahabat yang baik buat lo. Gue egois, maafin gue." ujar Razeta berulang.
"Gue mau lo jangan pernah lagi nyoba bunuh diri, apapun yang terjadi kedepannya Terima dan hadapi. Lo perempuan yang kuat. " Razeta mengangguk masih dalam pelukan Aurora, sahabatnya yang sekuat baja lali kenapa dia bisa selemah ini? Tidak akan lagi.
.........
Sudah hampir sebulan Razeta tidak beranjak dari kamarnya setelah pulang dari Rumah sakit, rasanya belum siap untuk mengahadapi dunia luar.
Aurora menarik selimut yang membungkus tubuh Razeta dengan paksa.
"Lo ngapain sih! diem deh jangan gangguin gue mulu tiap hari."
"Hehehe, gue juga males ya kesini tiap hari, untungnya gue sayang sama lo, dan berniat ngehibur lo yang kesepian bak jomblo mengenaskan ini. Lo harusnya berterimakasih ke gue."
Razeta menggerutu tak suka atas ucapan Aurora barusan.
"Apaansi sih lo, gue nggak mengenaskan! ."
"Tapi jomblo kan?" ucap Aurora dengan mimik wajah yang membuat siapapun tak tahan untuk mencubit kedua pipinya.
" Auroraaaaaa!!!"
Razeta bangkit dari pembaringannya hendak menghakimi. Aurora atas ucapannya barusan, namun aurora sudah tanggap duluan untuk berlari.
"Sini nggak lo?"
"Ogah! Wleee."
Aurora malah semakin meledek Razeta dan berakhirlah mereka kerjar-kejaran di dalam kamar yang luas itu.
"Udah-udah stop! Gue capek nih."
Aurora menghepaskan tubuhnya diatas kasur empuk milik sahabatnya itu dengan napas yang masih terengah-engah, diikuti Razeta yang juga berbaring disebelah Aurora.
"Makasih ya, Ra," Ucap Razeta samar nyaris tak terdengar.
"Untuk?"
"Untuk bikin gue kezelll!!!"
Aurora tersenyum, dia tau bukan itu yang ingin dikatakan oleh Razeta.
"Apaan sih lo, udah sonoh buruan mandi.
Udah berapa hari lo gak mandi? Mata bengkak menghitam, rambut berantakan, bauuuu, bentar lagi juga jadi zombie lo."
"GUE NGGAK SENYEREMIN YANG ADA DI OTAK LO!!! ".
"HAHAHAHA, Udah sono buruan mandi lo sebelum dinobatkan jadi zombie beneran."
Razeta mendelik kesal kearah Aurora. " Sembarangan banget kalau ngomong, lo pasti gak tau kan siapa zombie sebenarnya? Huuuuu kebanyakan diracun sama film si. "
"Ya emang kaya lo gini kan modelannya zombie?"
"Kalau gue zombie, lo orang yang pertama yang gue mangsa!"
"HAHAHAHA, lo makin kurus deh sekarang, cantik juga. Byeeeee gue ke dapur dulu cari sesuatu yang bisa gue mangsa."
Aurora tertawa dan berlari keluar kamar meninggalkan Razeta yang sedang berlaga sepet benar-benar ingin memangsanya.
"Oh ya, minggu depan aku mau kekampung halamanmu, boleh kan?" ucap Razeta
" Bener? Kamu mau ke kampung halaman aku?" ujar Aurora yang masih belum percaya dengan sahabat nya ini.
"Iyaa."
" Yaudah, nanti aku bilang sama ibu kalau kamu mau main ke rumah."
"Ditunggu kabar baiknya,"
......
Razeta melangkah kakinya memasuki koridor kampus, tempat yang sudah hampir sebulan dia tinggalkan. Semua mata menatap aneh pada diri razeta, mereka seakan tak percaya yang datang ke kampus pagi ini adalah seorang Razeta. Tak ada yang aneh sebenarnya, hanya saja mata mereka yang tak biasa melihat ini.
Razeta datang dengan kulot panjang berwana coklat muda dan kemeja warna putih dengan pita di kiri kanan. Tak ada yang aneh kan? Hanya karna yang memakainya seorang Razeta, gadis yang biasa memakai rok diatas lutut dan berbagai dress seksi lainnya, hari ini nampak begitu anggun dengan pakaian sederhana.
Tatapan mereka mulai memuja, kagum bahkan menghina. Razeta menarik nafas panjang. Baru kemudian melanjutkan langkahnya menuju lorong ruang dosen bersama Aurora.
"Lo cantik banget hari ini, liat aja orang-orang sampe segitunya liat lo." puji Aurora menguatkan sahabatnya.
"Yee gue mah dari sononya emang udah cantik."
"Assalamu'alaikum"
Suara salam seorang laki-laki menginterupsikan pembicaraan mereka yang baru saja dimulai. Suara yang tak cukup asing ditelinga Razeta, tapi tidak dengan Aurora.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarokatuh"
Jawab mereka bersamaan, Aurora melirik sekilas lalu tersenyum dan mengalihkan pandangan. Dia masih saja asik menatap wajah tampan lelaki itu, sementara yang ditatap sudah sejak tadi memalingkan pandangan karna risih dengan perlakuan Razeta.
Aurora menyikut-nyikut kecil lengan Razeta kode meminta dia untuk memalingkan pandangannya, sementara Razeta hanya nyengir tanpa merasa bersalah.
"Aurora ?" panggil laki-laki itu.
" Iya dia Aurora kak, kalau saya Razeta. " Sergah Razeta tanpa malu-malu. Kembali Razeta mendapat sikutan dari Aurora.
" Iya ada apa mas?" Ujar Aurora sebelum sahabatnya berulah kembali.
" Ini ketinggalan."
Lelaki itu menyodorkan amplop coklat besar pada Aurora.
" Ma sha Allah iya ketinggalan, terimakasih ya, mas."
"Kalau begitu saya permisi dulu. Oh ya, Aurora sahabat mu lebih anggun menggunakan pakaian tertutup."
Lelaki itu menutup pembicaraannya denger tersenyum manis, sangat manis. Sangat.
Razeta matanya sudah berbinar-binar menatap tanpa berkedip padahal punggung itu mulai menjauh.
"AURORA, SAHABAT LO INI JATUH CINTA LAGI!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
lagi Pesantren.Jannisa Sarania
ada Langit diatas langit. Maka jangan lupakan Langit yang dibawah langit. -Jannisa Sarania
2020-08-06
2
Sept September
jempollll lagi buat Kakak 😀
2020-08-01
0
linanda anggen
boom like + fav + bintang 5 done 😁👍
semangat up 😁👍
salam dari :
-balas dendam cowok kampungan
-perfect Idol
-jebakan terindah (beautiful trap)
2020-06-02
0