Matahari Terbit

Katakanlah: " Barang siapa yang berada dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang maha pemurah memperpanjang tempo baginya, sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya, baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong -penolong nya".

( Q. S Maryam:75)

Razeta terbangun dengan kepala yang sangat sakit, dia berusaha membuka mata namun tak mampu melawan cahaya.

Ingatan membawanya kepada kejadian kurang ajar Alvin dan Razeta menamparnya kemudian sapu tangan abu-abu milik Alvin membuat Razeta sakit kepala sangat hebat dan tidak sadarkan diri.

"Tidak sadarkan diri?"Tunggu dulu!"

Teriak Razeta, matanya terbuka lebar menyadari ada yang tidak beres.

Razeta kini berada di dalam kamarnya, diselimuti dengan rapih dan pakaian yang sudah rapih dan pakaian yang sudah berganti.

Ada Aurora disana.

" Lo udah bangun? Apa yang terjadi sama lo? Tanya Aurora pada Razeta yang wajahnya sekarang merah padam menahan marah.

"Kenapa gue disini?" Tanya Razeta balik.

" Satpam nemeuin lo tergeletak didepan gerbang, pembantu lo nelepon gue karna mereka ketakutan. Apa yang terjadi sama lo? Kita harus lapor polisi!" Ucap Aurora penuh amarah mengingat kondisi sahabatnya tadi sangat berantakan.

"ENGGAK!" Cegah Razeta cepat.

" Kenapa? Apa yang terjadi sama lo sebenarnya?"

" Jangan lapor polisi, Hidup gue udah ancur, Ra jangan ditambah lagi.

Kalau masalah ini sampai ke kantor polisi maka sampai juga ke media, gue nggak sanggup!" Razeta sesegukan, dia menenggelamkan diri dibalik selimut.

" Kurang ajar! Alvin Baj*ng*n!!!" Teriak Razeta tidak terkontrol, hancur sudah yang dia jaga mati-matian

" Gue benci papa yang udah buat hidup gue jadi seperti ini, kalau dia gak ninggalin mama maka mama gak akan sakit dan ninggalin gue seperti ini, pasti sekarang gue tetap bakal jadi Razeta kecil yang bahagia dan gak perlu mencari kebahagiaan ketempat terkutuk itu. Harusnya gue nggak ketemu si berengsek Alvin! Sekarang gue nggak punya siapapun, gue nggak punya apapun lagi, ini semua karens keegoisan papa!" Razeta menangis dan memaki, Aurora tak bisa melakukan apapun selain berdo'a dalam tangisnya melihat sahabatnya itu sangat menderita.

Hari ini Razeta dibatas akhir

Sangat - sangat membenci ayahnya.

Selama ini dia sendirian, tak ada yang benar-benar bersedia menamainya.

Razeta tahu semuanya hanya berpura-pura. Hidupnya penuh dengan kepura-puraan.

Kamar ini dan Aurora, keduanya tak banyak menuntut Razeta. Dia bisa menjadi dirinya sendiri, dia bisa menangis sesukanya, tak ada yang peduli, tidak cermin dihadapannya, tidak juga dengan lampu diatasnya.

Hari ini dia benar-benar merasa sudah hancur, Razeta yang bergonta-ganti pasangan, yang terlihat nakal dan berantakan sebernarnya adalah gadis yang selalu ditinggalkan dengan alasan karana Razeta tak pernah sudi memenuhi apa yang para lelaki kurang ajar itu inginkan. Tapi kali ini Razeta kalah!

Dia tak menyangka Alvin adalah lelaki sebejat itu.

" Gua ngerasa ancur banget Ra."

Lirih suara Razeta begitu menyayat hati.

Tak ingin bertanya apapun Aurora hanya memeluk sahabatnya itu dengan erat.

Razeta menceritakan semua mulai dari pertama kalinya dia bertemu Alvin, hingga kejadian yang menimpanya pada hari ini.Razeta tersedu dibalik selimut yang membungkus dirinya rapat, begitu juga dengan Aurora, dia tak bisa menahan air mata atas apa yang menimpa sahabatnya, Aurora geram, sejak tadi dia hanya meremas -remas ujung khimar panjang yang dikenakannya. Tak semata-mata pada sikap Alvin tapi dia juga marah dengan Razeta yang tak pernah mendengar nasehatnya itu.

" Gue benci dia Ra, dia cowok b*******k ! ". Maki Razeta. Aurora menarik nafas panjang sebelum merespon perkataan Razeta.

" Razeta sahabatku, laki-laki tetaplah laki-laki. Lelaki sholehah yang ditemui di masjid saja masih punya nafsu, apalagi memang lelaki bejat yang kau temui di club malam? Apa kamu berharap dia lelaki baik dan bisa menahan dirinya?"

Aurora menarik napas panjang sekali.

" Lo yang harus paham, udah berapa kali gue bilang mulai lah hargiin diri lo sendiri. Lo berharap mereka berprilaku baik ke lo? Mimpi! Kalau lo terus- terusan bertingkah seperti ini, Razeta... Please... "

Razeta diam, mengubur dirinya dengan selimut tebal itu.

🌼🌼🌼🌼🌼

Sudah hampir satu minggu, Razeta tidak terlihat dikampus, tak seorangpun yang tahu dan yang peduli dengan keadaannya saat ini selain sahabatnya, Aurora yang setiap hari datang sekedar berbagai cerita kepadanya, Razeta tak beranjak dari ruangan itu sama sekali.

Bagaimana keadaannya tak perlu ditanyakan lagi, kacau sudah pasti.

Aurora turun dari sebuah motor matic, dia tersenyum manis dan mencium tangan si pengendara yang memakai helm serta masker itu dengan hikmat.

"Aku usahain pulang secepatnya hari ini

mas,"

"Iya, yauda mas balik lagi kerja dulu ya.

Asalamualaikum"

" Walaikumsalam warahmatullahi."

Motor itu melaju meninggalkan Aurora di depan rumah abu-abu putih itu dan pagar yang menjulang, bak istana raja dan tuan putri yang tinggal di puncaknya, sendirian dan kesepian.

Langkah kakinya menuju ke pintu kecil pagar tinggi tersebut, seorang laki-laki berbadan tinggi tegap denga seragam security itu mengintip dari celah pintu tersebut, setelah mengetahui yang datang adalah Aurora maka dibukakan pintu pagar tersebut tanpa meminta dibukakan karna memang sudah hafal betul dengan teman dekat tuan putrinya itu.

" Asalamualaikum, pak."

" Walaikumsalam mba, mau ketemu sama mba Razeta kan?" Silahkan mba

Dengan ramah si satpam mempersilakan aurora masuk, dan dibalas senyum oleh gadis cantik nan anggun itu. Aurora masuk disambut oleh pelayanan-pelayan Razeta, dia segera menuju ke kamar tuam putri dilantai atas. Setalah beruluk salam Aurora segera masuk karna tak dapat balasan.

" Astaghfirullahalazim...... Tolonggggg....tolongggggg..!!!" Teriak. Aurora yang mendapati Razeta tergeletak dilantai dengan dipenuhi darah yang segar. Secepat kilat dia menyambar ponsel Razeta untuk menelepon ambulance. Aurora sangat sedih, gadis malang itu mencoba mengakhiri hidupnya lagi.

" Kenapa lo lakuin ini lagi, za?

Kematian gak nyelesain masalah hikss.."

Razeta malang, dengan sisa sisa tenaga dia menghapus air mata Aurora.

Perjalanan ke rumah sakit terasa sangat lama, mereka sampai disambut oleh perawat yang sudah siap dengan berangkar membawa Razeta, masuk ke sebuah ruangan.

Aurora kebingungan tidak bisa melakukan apapun selain duduk dan menekankan terus tasbih digitalnya tidak ada tempat pertolongan selain Allah, Hanya Allah sebaik-baik penolong.

" Hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni' mannasiir" Ucapnya berulang kali.

" Keluarga dari mba Razeta," Ucap perawat yang baru keluar dari ruangan yang menangani Razeta tadi.

"Iya, mba. Gimana keadaan Razeta?"

Tanya Aurora cepat.

"Mba Razeta kehabisan banyak darah, kami butuh 2 kantong darah golongan O tapi PMI sedang kehabisan stok, mba bisa siapakan pendonor segera!"

" Saya jadi pendonor!" Ucap seorang laki-laki dari arah belakang Aurora membuatnya menoleh.

Aurora tidak mengenalnya sama sekali.

"Maaf saya mendengar percakapan kalian, golongan darah saya O, jika dibutuhkan saya ikhlas mendonorkannya," Ucap lelaki jangkung itu.

" Makasih banyak ya, mas." Aurora benar-benar bersyukur karna Allah mendatangkan malaikat penolong disaat yang tepat.

" Siapakan satu pendonor lagi," Ujar si perawat sebelum pergi bersama sang pendonor tadi.

🌼🌼🌼🌼🌼

Razeta sudah sadarkan diri setelah dua hari kritis, tentu saja hal itu membuat Aurora bersinar cerah hari ini

Setelah dua hari hanya tertunduk dan menangis.

" Gue seneng lo bangun," Ucap Aurora tulus, dia baru saja datang melihat sahabatnya sudah bangun dan menatap kosong ke luar jendela.

" Gue nggak seneng, gak tau maunya

Tuhan ini apasih sama gue? Gue hidup menderita, pertama dis rampas papa, terus dia rampas mama dari gue, seakan gak cukup semua penderitaan itu dan sekarang dia rampas kehormatan dan harga diri gue! Gue benci Tuhan! Kenapa harus ada Tuhan kalau hidup gue menderita?

Fungsinya Tuhan tuh apa kalau gak bisa buat gue bahagia sedikit aja?!!"

Terpopuler

Comments

lagi Pesantren.Jannisa Sarania

lagi Pesantren.Jannisa Sarania

semua adil kok. Tapi kamu gak akan tau cara Allah mengadili hidup kamu. Kamu tersiksa sekarang? bisa saja orang yang menyiksa kamu dia juga punya masalah yang menimpa dia. Kalau belum diadil? tenang aja diakhirat bakal diadili kok

2020-08-06

4

Kadek

Kadek

semangt kk like n rate 5 mndarat

2020-08-05

0

Sept September

Sept September

jempollll lagi buat Kakak

2020-08-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!