Razeta
Dentuman musik memekakkan telinga, ratusan pasang anak manusia asik meliukkan tubuh dalam ketidak sadaran.
Gadis dengan pakaian super mini, memandang kosong kehadapan para pemuja kenikmatan dunia, dia tidak menemukan apapun di tempat ini. Tak ada kasih sayang ayahnya, tidak juga mengembalikan kehadiran ibunya. Dia sendirian dengan hanya mengenggam segelas jus jeruk, air mata menetes pasrah satu persatu mengalir dipipi mulus Razeta, namun dia sendiri tak tau apa yang membuatnya harus begitu.
Dia meletakkan gelas yang isinya telah ludes dalan sekali teguk itu dengan kasar, dihapusnya sisa air mata lalu berjalan dengan wajah dibuat super bahagia berusaha membohongi diri.
Sama seperti Razeta.
Laki-laki jangkung dengan mata hitam pekat yang duduk di meja sebelah Razeta hanya menarik napas, lalu menggeleng pelan.
Bagaimana bisa air mata yang sedetik lalu masih mengalir bisa dihapus dan berganti tawa bahagia?
...........
Klakson mobil didepan rumahnya membuat Razeta berlari keluar menyerobot buah anggur Unggu dimeja makan rumah besar yang dingin dan kesepian, entah kapan terakhir ada yang duduk bercengkrama melingkari meja besar itu, Razeta sendiri sudah lupa.
"Hey! "
Sapa lelaki tampan yang menyambut Razeta dengan senyuman kebahagiaan.
Ditatap nya Razeta dari ujung kaki hingga kepala. Rok mini, dengan kaos menempel erat ditubuh langsingnya, dengan kerah yang terlampau rendah.
Apa benar Razeta akan pergi ke kampusnya?
Lelaki itu mengecup kiri dan kanan Razeta dengan mesra, tak lupa juga dibukakan pintu mobil sport berwarna hitam miliknya itu, mempersilahkan Razeta untuk masuk.
"Thanks"
Senyum manis berkembang dibibir mungil Razeta.
Alvin, laki-laki yang seminggu lalu menyapa Razeta dilantai dansa.
Pertemuan awal mereka yang berhasil membuat Alvin kini masuk kedalam kehidupan Razeta.
Ini bukan yang pertama, untuk wanita yang baru dewasa hal ini menjadi suatu yang biasa bagi Razeta, bergonta-ganti pasangan semaunya. Wajah cantik, dengan postur bak miss Indonesia, juga harta melimpah milik orang tua, maka mudah saja mendapatkan laki-laki yang dia inginkan.
Razeta. Dia seperti dititipi seisi dunia.
Apapun yang dia inginkan pasti akan didapatkannya.
"Sama-sama".
Jawab Alvin dengan manis lalu melajukan mobilnya menuju kampus dimana Razeta mengemban pendidikan. Kampus swasta ternama.
" Kamu yakin ke kampus?" Tanya Alvin dengan ekpresi wajah tak terjebak
" Maksud l*?" Razeta terlihat bingung dengan pertanyaan Alvin.
"Gak mau jalan aja sama aku?"
" Gak deh, gua harus ketemu dosen today. Hehe,"
"Oke deh."
Dengan terpaksa, Alvin terus melajukan mobilnya menuju kampus.
Razeta memang tidak bisa dikatakan baik, namun baginya pendidikan itu hal yang sangat penting.
Bagaimanapun masa depannya nanti, yang dia tahu hari tetap belajar. Wajah cantik saja tak akan cukup untuk masa depan, dia tak ingin berakhir menjual kecantikannya. Razeta mempunyai mimpi yang besar, kelak dia ingin menjadi wanita yang cerdas dan tak membutuhkan lelaki kaya untuk hidupnya. Lelaki kaya yang bisa sesuka hati mengganti dia dengan wanita cantik lainnya.
Atau menjadi wanita hanya sekadar cantik namun kurang mempergunakan otaknya. Lagi-lagi hanya bisa menjual kecantikan pada lelaki kaya satu ke yang lainnya.
" Come on, Razeta. Kamu lagi sama aku sekarang, jangan ngelamun dong. Aku kan bukan sopir taksi online loh."
" Eee anu iya Alvin, sorry deh."
Razeta merasa tidak enak kepada Alvin
" Nanti kamu mau aku jemput jam berapa? ". Tanya Alvin
" Belum tahu nih, semoga dosennya bisa cepet ditemuin, sekarang aja doi belum keliatan dikampus."
Jawab Razeta sembari mengikat rambut panjang asalnya. Alvin melirik Razeta dengan mata tajam bak elang yang dia miliki, tatapan yang masih tidak bisa dimengerti dan razeta tak juga menyadari bahaya yang ada dideketnya.
Gerbang kampus Razeta terlewat begitu saja, mobil melaju lebih kencang.
"Lo mau bawa gue kemana? Udah lewat tuh kampus gue."
" Ikut aku sebentar, nanti aku anter ke kampus lagi." Ucap Alvin dengan tenang membuat Razeta menurut saja toh dia sudah mendapatkan kabar digrup kelas bahwa dosen pembimbingnya belum dateng.
Mobil terparkir dilobi sebuah hotel bintang lima, Razeta mencium ada yang tidak beres sekarang.
" L* ngapain bawa gue kesini? Anter gue pulang!" Bentak Razeta namun tidak ada respon dari Alvin.
Alvin mencium Razeta secara paksa, Razeta sadar bahwa dirinya dalam bahaya kini memberontak hebat namun hal itu justru membuat Alvin memeluk semakin erat.
" Lepasin gue br******.
Plakkkkkkk
Tangan lembut Razeta mendarat dengan sangat mulus di pipi Alvin.
Alvin yang kaget dengan perlakuan Razeta secara refleks melepaskan pelukan.
"Cihhhhh.berani-beraninya ya lo nampar gu*! perempuan kaya lo bisa seratus gu* dapetin! so suci lo perempuan murahan."
Alvin menatap Razeta dengan remeh, tatapan yang begitu melukai hati Razeta.
" B******* lo."
"Apa? Kenapa? Gue belum ngasih lo uang? Butuh berapa lo biar gue nikmatin semua hidangan yang lo sajiin ini? Haaa??!"
" Alvin! Jaga mulut kurang ajar lo ya!"
Keadaan semakin memanas, Razeta sudah menahan air matanya agar tidak jatuh dihadapan lelaki seperti Alvin. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapapun, terlebih lagi orang yang sudah menghinanya.
Ingin sekitar Razeta meninggalkan mobil terkutuk ini, namun usahanya gagal. Alvin mengunci pintunya.
"Buka!! " Bentak Razeta
Alvin tertawa mengejek kearah Razeta.
" See, Buka pintu mobil gue aja butuh usaha, butuh keluar urat buat teriak.
Sementara lo? Ngaca! Hampir semuanya kebuka! Bukan salah gue kankan? ".
Deg!
Razeta begitu terpukul mendengar perkataan Alvin.
" Gue bilang buka, B*jing*n!!!"
Bukannya membuka pintu Alvin malah mengeluarkan sapu tangan dan membungkam Razeta, gadis itu masih berusaha memberontak kemudian hilang kesadarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Hasanah Amrullah
lanjut
2020-09-06
0
Nurhidayatun 049
yuhuuu
2020-08-17
1
zahra
mampirr
2020-08-07
0