"AURORA SAHABAT LO INI JATUH CINTA LAGI!!!"Razeta begitu antusias mengguncang-guncang bahu Aurora, sementara Aurora hanya mendelik kesal.
" Sakit, gue heran deh sama lo"
Razeta melepaskan tangannya dari bahu Aurora sambil tersenyum tanpa merasa bersalah atau niatan meminta maaf pada sahabatnya.
" Hehe, heran kenapa lo?"
" Ya heran, Hati lo berubah-rubah cepet banget, tadi dirumah masih sedih sekarang lo bilang jatuh cinta padahal baru lihat beberapa menit doang. Emm kenapa sih lo mudah banget jatuh cinta atau suka seseorang?"
Razeta kali ini menautkan alisnya, dia bingung. Itu pertanyaan atau penghinaan? "Hah? Emang gue pernah ya bilang jatuh cinta sebelum ini? "
"Coba sekarang gue tanya, lo inget nggak berapa jumlah mantan lo?"
"Wait wait wait, apa hubungannya?
Itu kaya bulu idung sama kaya bulu ketek.
Beda! Dan jauh! Gu gapernah tuh jatuh cinta selain selain zaman gue SD dulu,
Yang bahagia banget ditimpukin pake kertas kumel bilang I Love You. Hahaha" Ganti Aurora yang kini menautkan alisnya karna bingung.
"Jadi selama ini lo gak pernah jatuh cinta gitu sama pacar-pacar lo yang jumlahnya sampe serame mau aksi 212?" Tanya Aurora merasa shock.
Razeta tertawa heboh, sementara Aurora tak mengerti apa yang membuat Razeta tertawa sebegitunya.
Dia benar-benar tak habis pikir apa yang terjadi pada Razeta. Baru beberapa waktu menangis dan mengurung diri, hari ini dia datang dengan penampilan yang beda, tersenyum dan bercanda seperti tidak terjadi apapun, namun yang lebih parah dia bisa secepat itu mengucapkan bahwa dia jatuh cinta dengan orang yang baru pertama dia temui? Bagaimana bisa? Dibuangnya kemana lukanya yang kemarin?
"Gila lo, salah kalau selama ini gue nganggep lo sebagai sahabat ya hahaha ternyata lo gak kenal gue"
Perkataan Razeta begitu menusuk hati
Aurora. Ya, Razeta benar. Ternyata dia tak mengenal Razeta selama ini. Rasa bersalah mengusik hati nuraninya.
"Maaf. Mungkin gue emang bukan sahabat baik bau lo. Apa yang lo rasain pun gue gak paham"
Razeta menghentikan tawanya, dia menyadari mungkin dia sudah salah bicara. Sepertinya Aurora terbawa perasaan oleh Kata-katanya barusan.
"Yaelah raaaa, lo kan sahabat terbaik gue dunia akhirat. Dah ah kantin kuy, nih dosen gak dateng deh kayanya"
Ditariknya Aurora menuju kantin namun sedikit ditahan oleh Aurora.
Rasa bersalah Itu mengusik hati.
Aurora memeluk Razeta dengan begitu erat, Aurora tau masalah apa yang dihadapi sahabatnya tapi tak mencoba memahami perasaan Razeta.
"Razeta, Gue janji mulai sekarang gue bakal coba buat mahamin perasaan lo. Gue janji sebisa mungkin gue bakal selalu ada buat lo, lo gak sendirian lagi sekarang. Gue bakal minta langsung sama Allah supaya gak ada lagi yang berani nyakitin sahabat gue dan minta seseorang bisa hadir buat bahagiain lo selalu"
Setitik air mata jatuh di pipi Aurora saat mengucapkan janjinya pada Razeta, begitu pula Razeta yang mematung mendengar perkataan sahabatnya itu, Aurora benar-benar menyayanginya, ternyata masih ada sisa orang yang bisa mencintai Razeta.
Buru-buru Razeta menghapus air mata yang jatuh di pipinya.
"Uhhhhh so sweet, btw lo harus traktir gue sebagai tanda hari jadian kita."
"Yaelah nyesel gue ngomong sama lo"
"Hahahahaha dah ah ayuk kantin, laper
banget gue gak sempet sarapan tadi"
Kembali Razeta menarik lengan Aurora menuju kantin.
Mengambil tempat dipojok karna Aurora tak suka makan ditengah keramaian.
Seperti biasa Razeta memesan Mie ayam dan jus mangga, sementara Aurora hanya memasan mie ayam pangsit dan teh hangat.
"Ra, kenapa sih lo kalau makan harus dipojokan? Lo takut orang-orang tau kalau cewe sekalem dan seanggun lo makan nya banyak?" Tanya Razeta dengan wajah super serius.
"Astaghfirullahhh haha"
Aurora tertawa sambil menutup mulutnya, sahabatnya ini ada-ada aja.
"Coba deh kalau mau nanya itu yang sedikit penting gitu lohhh." Sambung Aurora.
Razeta mencebik," Jadi menurut lo
Pertanyaan gue barusan gak penting?"
Aurora menjawab pertanyan Razeta dengan anggukan kepala, masih dengan tawanya.
"Ihhhh jujur banget sih lo. Oke gue punya pertanyaan penting. Lo wajib jawab demi kelangsungan hidup dan masa depan gue yang cerah "
Lagi, Razeta dengan wajah seriusnya.
"Mau tanya apaan?"
"Siapa nama lengkap, dimana alamat, kenapa nyari lo, apa hubungan kalian, kalau kalian ga ada hubungan lalu berapa nomer telefon, dan kapan lo bisa ajak gue ketemu dia lagi?"
Razeta tersenyum puas setelah menyelesaikan pertanyaan 5W+1H nya.
Sementara Aurora merasa bingung dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
"Dia siapa yang lo maksud?"
"Itu, cogan yang tadi nyariin lo"
"Hoalahh, itu sih mas farzan. Masak lo gak kenal?"
Razeta geleng-geleng dengan wajah polos, jarang terjadi. " Lo tau kan? Mantan gue aja kalau ketemu di jalan gue udah gak kenal. Gimana gue bisa kenal dia?"
"Yeee itu sih karna mantan lo aja yang kebanyakan!"
"Hahahaha. Gue serius dia siapa emang?"
"Dia kan yang punya kafe tempat kita biasanya nongkrong. Akhtar Farzan Wijaya. Dulu dia penerima beasiswa di kampus tapi sekarang ngundurin diri bahkan jadi donatur di yayasan beasiswanya itu, berasal dari keluarga biasa, kuliah di Fakultas bisnis. You know kan di sana gimana? Tapi keren nya dia gak kebawa arus, justru memanfaatkan keadaan yang teman-temannya orkay semua diajakin jadi patner bisnis, kebetulan doi pinter masak jadilah bisnis kuliner." The Classic Cafe" Itu sekarang ada 10 cabang, gak cuma di jakarta tapi juga dibeberapa kota lain di pulau Jawa.
Dia orang yang sangat ulet, itu usaha beliau bareng sahabatnya. Tapi dia juga punya usaha lain, lapangan futsal beberapa lokasi di jakarta timur dan Barat. Dan yang paling utamanya adalah dia itu seorang hafidz "
"Hafidz? Maksudnya?"
"Dia hafal 30 Juz Al-Qur'an. Makanya dia jadi the most wanted nih seantero kampus, dan gue herannya lo gak kenal! Dahsyat! "
"HAH? SERIUS LO? DEMI APA?"
Ekspresi berlebihan dari Razeta hanya di jawab senyum dan anggukan oleh Aurora" Wahhh keren, gak salah gue pilih dia jadi Pendamping hiduuuppp",
Ujar Razeta tersenyum puas.
"Hellooo nona, emang dia mau dampingin lo?"
"Why not? Sepanjang hayat lo kenal gue, emang ada laki-laki yang gak sama gue? Hahaha,"
Kata Razeta sambil terkikik
Mendengar ucapannya sendiri.
"Lo selama ini dapat pacar di club malam, lah doi anak masjid"
"Iya juga sih, mana mau dia sama gue kan? Hmm. Eh tapi kan ada tuh yang hafal 30 juz mau kok nikah sama yang kayak gue"
Razeta kembali tersenyum, dia masih ada harapan.
"Terus yang lo tau ending nya mereka gimana sekarang?"
Razeta lemas.
" Mereka cerai."
"Nah itu poin nya. Kalau kau menikah itu harus yang sekufu yang paling penting dalam agamanya. Biar kita mudah jalanin kehidupan setelah pernikahan."
" Sekufu? Apaan lagi tuh? Coba lo mengeluarkan kata yang bisa gue ngerti aja dong, Ra. Biar gue nggak keliatan ****-**** banget gituuu"
" Gapapa biar sekali- sekali keliatan lebih pinter dari lo hahahaha"
" Oke urusan beginian gue kalah dari lo, cepetan jelasin!"
" Nah gitu, biar obrolan kita faedah dan menambah wawasan dikit hahaha.
Jadi sekufu itu emm apa ya, mungkin selevel, setara gitu. Atau gak minimal ya mendekati deh"
" Gue belum paham," Jawab Razeta dengan wajah penuh dengan tanda tanya.
" IPK 3.98 lo itu hasil nyontek gue jadi wajar kalau otak gue gini. Jadi misal nih yang canntiiiiiiikkkkk baget, ya akan lebih baik kalau nikah sama yang ganteng, yang udah S3 akan lebih baik nikah sama yang minimal S1 deh, yang kaya banget minimal nikah sama yang kaya aja. Jadi gak terlalu ngejomplang gitu. Coba misal aki-aki miskin nikah sama perempuan kaya. Berat sist! Atau si ganteng nikah sama si buruk rupa? Dah kelar idup tuh perempuan di bully netijen hahaha"
" Hmm gitu, ok fix! Dari semua penjelasan lo jadi gue sekufu sama mas farzan. Yeayyy"
Mata Razeta berbinar, kesempatan itu ada untuknya.
" Hufffttt, itu cuma perumpamaan yang beredar di masyarakat kita. Tapi yang paling terpenting adalah agamanya. Coba deh dia ngajak pengajian tapi lo hatinya diskotik. Nyiksa bantin kan walaupun lo pengajian? Atau doi mau puasa sunnah tapi lo gak bangun buat masakin makan sahur, kan magh kronis doi ntar! Haha."
" Lo bercanda tapi dalem banget ya, iya sih soal agama gue sama dia jomplang banget emang, berarti gue bolehnya dapet yang gak beres hidupnya kayak gue gini? Ih ogah deh gua. Terus kapan? Bener nya hidup gue kalau gitu?"
Razeta bergidik ngeri membayangkan kehidupan masa depannya.
" Nah itu, emang lo mau punya suami gaber? Jodoh itu cerminan diri. Lo mau cowok sholeh ya kudu jadi sholeha dong. Karna gue yakin karna ka Farzan juga pasti gamau sama perempuan sembarangan"
Aurora tersenyum puas melihat Razeta mengangguk- anggukan kepala nya. Yang dia yakini, sahabatnya ada pada tahap "akan" berubah, untuknya saat ini itu sudah cukup.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Umay Naila
mantap pake banget nasehatnya👍
2020-08-22
0
Nofa_
semangat thor.
semoga selalu rajin up yaa, salam hangat dari novel KIANA yaa
2020-08-20
0
Sept September
janji suci ❤❤❤❤❤
2020-08-01
0