Bab 5 Minyak Air

Rion sudah akan bersiap-siap untuk pergi ke rumah kontrakan yang baru. Ia sengaja menyewa pick up untuk mengangkut beberapa barang. Bili sudah menunggu di rumahnya untuk mengantar Rion ke rumah barunya.

Sejam kemudian ia sudah bersama Bili dan mereka menuju ke kontrakan Rion. Setelah menurunkan barang-barang, Bili membantu Rion merapikan dan membersihkan rumah.

Rion mengatur beberapa keperluan. Ia tak punya banyak ide untuk hidup secara mandiri. Ia meminta Bili untuk menjenguknya setiap hari untuk memberi tahu apa saja yang ia butuhkan.

Mereka duduk di ruang tamu kecil.

Bili : "Tiap pagi jangan lupa buka jendela biar gak pengap udaranya. Tuh gak butuh kompor apa kulkas gt?"

Rion : "Lha kan gue gak bisa masak, Bil. Pesen aja lah."

Bili : "Lu yuh ye. Mentang-mentang banyak duit gak mikirin kesehatan. Bisa sakit pulang dari kontrakan. Udah, katering aja ama emak gue. Entar lu bisa rikues makanan apa gitu. Tapi inget. Ini makanan rumah. Bukan makanan mewah restoran."

Rion : "Gak masalah gue sama makanan. Wah. Boljug itu, Bil. Pinter lu."

Bili pamit untuk pulang. Rion sedang melihat rumah barunya. Mengatur beberapa perabot. Merapikan karpet ruang tamu. Belum sampai beberapa menit, ia melihat kaca yang tergeletak di lantai. Ia berniat untuk mengantungnya di dinding.

Ia hanya butuh paku dan palu. Ia ingat ada dua paku saat membersihkan dapur bersama Bili. Kini, ia tinggal mencari alat pengganti palu. Ia keluar dan menemukan semua batu. Kini, sebuah masalah muncul lagi.

Rion tak bisa memaku.

Keahlian para pria yang belum pernah ia lakukan seumur hidupnya. Ia mengambil ponsel dan mengetik cara untuk memaku. Sebuah video tutorial ia putar. Ia mengangguk. Sebuah pencerahan telah ia terima. Kini ia bersiap menjadi 'seorang laki-laki'. Paku di tangan kiri, batu di tangan kanan. Rion mengambil napas dalam-dalam. Hitungan telah ia siapkan.

Satu...

Dua...

Tiga...

Dok.

"Aaaaaaaaaaaw....."

Sebuah suara kencang keluar dari rumah kontrakan Rion. Seseorang masuk ke dalam rumah kontrakan Rion yang kebetulan tidak dikunci.

"Kenapaaa?"

Seorang perempuan cantik berada di depan Rion yang sedang kesakitan.

"Uuuugh, sakit nih tangan gue. Makasih uda nolongin gue. Uuugh.", Ucap Rion sambil menahan sakit.

"Mas, saya ke sini bukan buat nolongin. Cuma mau ingetin. Berisik mas. Saya kebangun gara-gara palu sama teriakan mas. Lagi ngapain sih?"

Rion : "Ya elah, mbak. Gak punya hati nurani. Ini sakit beneran. Mau masang kaca gak ada palu. Uuuugh..."

"Mau masang apa gak punya skill sih?"

Perempuan itu mengambil paku dan batu yang tergeletak di lantai. Ia memasang paku itu dengan lima kali ketukan. Kaca pun sudah terpasang di dinding lorong rumah Rion.

"Masa gini aja susah, pake teriak? Yaudah saya lanjut tidur. Lain kali jangan berisik ya, mas. Kedengaran jelas."

Rion : "Lho, mbak....", Belum sampai selesai ia berbicara perempuan tadi meninggalkannya.

"Cantik-cantik kayak singa.", Bisik Rion.

Di kamar, Neyza kembali mencoba tidur karena terganggu oleh tetangga barunya itu. Ia mencoba menutup mata untuk tidur siang. Namun pikirannya melayang pada satu nama. Makanan. Ia rupanya belum makan siang. Makanan yang ia pesan masih ada di kulkas. Ia memanaskan kembali makanan itu, sesuai ajaran Weni. Seminggu di kontrakan, ia mulai terbiasa untuk hidup mandiri. Sesekali ia menelepon Weni atau salah satu asisten rumah tangga yang ada di rumahnya. Walau masih sangat kaku. Ia tetap saja mau melakukan pekerjaan rumah.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Ia mencoba tak menjawab. Ini masih jam tidur siang. Ia tutup kepalanya dengan bantal. Suara ketukan pintu masih ia dengar. Ia bangun dengan muka kesal.

"Siapa sih, ah?", Umpatnya kesal.

Ia membuka pintu. Muka tetangga sebelah dengan senyum lebar.

Neyza : "Ha? Kenapa?", Tanya Neyza kesal.

"Nih. Ucapan terima kasih. Gue Rion. Tetangga baru. Maaf tadi berisik." Sambil memberikan segelas minuman boba.

Neyza : "Ah... Ya. Makasih.", Neyza mencoba masuk ke rumah.

Rion : "Eeee... Tunggu tunggu. Bilang sama-sama, kek. Jutek amat, mbak. Nama situ sapa?"

Neyza menoleh sambil menyeruput minumannya.

"Neyza.", Neyza masuk dan menutup pintu.

Rion : "Oooh. Oke, nek. Makasih ya, nek."

Neyza buru-buru keluar rumah.

Neyza : "Apa? Nek? Nenek? Gak denger tadi aku bilang Neyza?"

Rion : "Iya kayak Nenek². Jutek.", Rion berlalu membalas Neyza.

Kedua pintu teruytup bersamaan karena keduanya mulai jengkel satu sama lain.

Perkenalan yang tak mengenakkan.

Neyza menyeruput habis minuman boba dari Rion. Sedangkan Rion setiap melewati kaca di dinding lorong rumahnya, memperlihatkan muka jengkel.

********

Malam harinya, seperti biasa, para pedagang berada di jalan kontrakan. Ada dua pedagang yang sedang masuk ke kawasan kontrakan. Pedagang bakso dan penjual sate. Rion keluar rumah sambil melihat situasi kontrakan malam itu. Beberapa orang dan anak-anak bermain di depan rumah masing-masing. Ia melihat penjual sate. Ia menatap rumah Neyza. Ia pun memanggil penjual sate agar segera ke depan rumahnya.

Tak berapa lama, penjual sate pun pergi ke depan rumah Rion. "Mang, pingin nyoba kipasin sate mas. Gue bantuin, ya?" Tawar Rion ke penjual sate dan disambung dengan anggukan penjual. Rion mendorong gerobak sate ke depan rumah Neyza. Ia pun mulai mengipas sate yang sudah ada di perapian. Asap yang mengepul mulai keluar dan masuk kedalam jendela rumah Neyza.

Tak lama kemudian, Neyza keluar rumah.

Muka Neyza berubah ketika Rion yang sedang memegang kipas penjual sate tersebut.

Neyza : "Riooon. Kamu ngapain disitu? Ganggu, tahu?"

Rion : "Eh, nenek. Iya nih. Lagi beli sate. Abangnya capek. Jadi gue gantiin. Hehehe..."

Neyza : "Pindah, gak?"

Rion menggelengkan kepala sambil tersenyum. Neyza masuk ke dalam rumah dan keluar membawa segayung air.

Neyza : "Mau ditambahin kuah, gak?"

Rion terkejut. Ia tak tahu kalau Neyza akan melakukan hal itu.

Rion : "Iye udah. Ini pindah. Dasar nenek", Karena takut Neyza menyiram air ke rombong penjual sate. Rion memindahkannya ke depan rumahnya. Neyza kembali masuk ke rumahnya.

Rion : "Mang. Cewek ini pernah beli sate mamang, gak?"

Sang penjual menggeleng.

Rion : "Hati-hati, bang. Serem orangnya."

Si penjual sate tersenyum.

"Aku dengar ya, Rion.", Neyza berteriak dari dalam rumah. Rion dengan cepat menutup mulutnya.

"Cantik tapi galak. Hii..", bisik Rion pada pedagang sate.

Neyza ke kamar untuk menenangkan diri. Kipas angin menyala ke arah luar rumah agar asap sate tadi cepat hilang.

Tut tut... Ponsel yang di silent Neyza nampaknya menandakan sebuah pesan.

[+6289754679***] : "Mau coba kabur?"

Neyza menghela napas dalam-dalam. Kemana pun ia pergi, semua tak lepas dari pembenci.

Tapi, bagaimana harus melawan?

Episodes
1 Bab 1 Nasib
2 Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3 Bab 3 Aku yang baru
4 Bab 4 Tetanggaku
5 Bab 5 Minyak Air
6 Bab 6 Berbunga
7 Bab 7 Bareng
8 Bab 8 Teman
9 Bab 9 Tamu tak diundang
10 Bab 10 Sana, Rion
11 Bab 11 Siapa kamu?
12 Bab 12 Bukan aku
13 Bab 13 Kejutan
14 Bab 14 Hancur
15 Bab 15 Pilihan Sulit
16 Bab 16 Jangan Lari
17 Bab 17 Jangan Sakit
18 Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19 Bab 19 Kita gak apa-apa
20 Bab 20 Tinggal
21 Bab 21 Selamat Datang
22 Bab 22 Harus bagaimana?
23 Bab 23 Pilihan
24 Bab 24 Double Trouble
25 Bab 25 Jadi siapa?
26 Bab 26 Kamu dimana?
27 Bab 27 Tidak apa-apa
28 Bab 28 Menangislah
29 Bab 29 Pamit
30 Bab 30 Alam penyembuh
31 Bab 31 Hanya sebentar
32 Bab 32 Terkuak
33 Bab 33 Pertemuan awal
34 Bab 34 Bangkit lagi?
35 Bab 35 Terbuka
36 Bab 36 Beda
37 Bab 37 Satu tujuan
38 Bab 38 Dia ternyata
39 Bab 39 Teman Selamanya?
40 Bab 40 Waktu Neyza
41 Bab 41 Kabar Mengejutkan
42 Bab 42 Kenapa datang lagi?
43 Bab 43 Nuansa Putih
44 Bab 44 Sedekat ini
45 Bab 45 Curhat
46 Bab 46 Malam Nanti
47 Bab 47 Malam Bersama
48 Bab 48 Kembali lagi
49 Bab 49 Cerita Malam
50 Bab 50 Mau kamu apa?
51 Bab 51 Tinggal berdua
52 Bab 52 Izin
53 Bab 53 Mama dan Papa
54 Bab 54 Restu Hani
55 Bab 55 Masa Lalu itu
56 Bab 56 Password : Cemburu
57 Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58 Bab 58 Jujur
59 Bab 59 Kota Baru
60 Bab 60 Runyam
61 Bab 61 Sadar
62 Bab 62 Reuni
63 Bab 63 Maaf ya, Ney
64 Bab 64 Tanteku
65 Bab 65 Perkasa
66 Bab 66 Recovery
67 Bab 67 Kelam
68 Bab 68 Sayonara
69 Bab 69 Sebuah cerita
70 Bab 70 Kedatangan Tamu
71 Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72 Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73 Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74 Bab 74 Butuh Bantuan
75 Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76 Bab 76 Akting
77 Bab 77 Merekam jejak
78 Bab 78 Restoran malam ini
79 Bab 79 Jelaskan!
80 Bab 80 Terbuka
81 Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82 Bab 82 Mungkin nanti
83 Bab 83 Tak disangka
84 Bab 84 Dua berita
85 Bab 85 Kusut
86 Bab 86 Gerak cepat.
87 Bab 87 Tambah rumit
88 Bab 88 Minta tolong
89 Bab 89 Cinta mati
90 Bab 90 Ijin sahabat
91 Bab 91 Paruh waktu
92 Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93 Bab 93 Berbunga-bunga
94 Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95 Bab 95 Berdebar
96 Bab 96 Selamat Datang
97 Bab 97 Kotak rahasia
98 Bab 98 Pria itu
99 Bab 99 Tuan Bayangan
100 Bab 100 Ayo lari!
101 Bab 101 Apakah kamu?
102 Bab 102 Serunai bersuara
103 103 Tegas!
104 104 Patah Hati (lagi)
105 105 Cinta segitiga
106 106 Bayangan Maliq
107 107 Takdir apalagi?
108 108 Pertemuan tak terduga
109 109 Sebuah jawaban
110 110 Harapan itu ada
111 111 Ikat
112 112 Ikut
113 113 Hari ini
114 114 Lelah
115 115 Kamu kenapa?
116 116 Bersama
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 Nasib
2
Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3
Bab 3 Aku yang baru
4
Bab 4 Tetanggaku
5
Bab 5 Minyak Air
6
Bab 6 Berbunga
7
Bab 7 Bareng
8
Bab 8 Teman
9
Bab 9 Tamu tak diundang
10
Bab 10 Sana, Rion
11
Bab 11 Siapa kamu?
12
Bab 12 Bukan aku
13
Bab 13 Kejutan
14
Bab 14 Hancur
15
Bab 15 Pilihan Sulit
16
Bab 16 Jangan Lari
17
Bab 17 Jangan Sakit
18
Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19
Bab 19 Kita gak apa-apa
20
Bab 20 Tinggal
21
Bab 21 Selamat Datang
22
Bab 22 Harus bagaimana?
23
Bab 23 Pilihan
24
Bab 24 Double Trouble
25
Bab 25 Jadi siapa?
26
Bab 26 Kamu dimana?
27
Bab 27 Tidak apa-apa
28
Bab 28 Menangislah
29
Bab 29 Pamit
30
Bab 30 Alam penyembuh
31
Bab 31 Hanya sebentar
32
Bab 32 Terkuak
33
Bab 33 Pertemuan awal
34
Bab 34 Bangkit lagi?
35
Bab 35 Terbuka
36
Bab 36 Beda
37
Bab 37 Satu tujuan
38
Bab 38 Dia ternyata
39
Bab 39 Teman Selamanya?
40
Bab 40 Waktu Neyza
41
Bab 41 Kabar Mengejutkan
42
Bab 42 Kenapa datang lagi?
43
Bab 43 Nuansa Putih
44
Bab 44 Sedekat ini
45
Bab 45 Curhat
46
Bab 46 Malam Nanti
47
Bab 47 Malam Bersama
48
Bab 48 Kembali lagi
49
Bab 49 Cerita Malam
50
Bab 50 Mau kamu apa?
51
Bab 51 Tinggal berdua
52
Bab 52 Izin
53
Bab 53 Mama dan Papa
54
Bab 54 Restu Hani
55
Bab 55 Masa Lalu itu
56
Bab 56 Password : Cemburu
57
Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58
Bab 58 Jujur
59
Bab 59 Kota Baru
60
Bab 60 Runyam
61
Bab 61 Sadar
62
Bab 62 Reuni
63
Bab 63 Maaf ya, Ney
64
Bab 64 Tanteku
65
Bab 65 Perkasa
66
Bab 66 Recovery
67
Bab 67 Kelam
68
Bab 68 Sayonara
69
Bab 69 Sebuah cerita
70
Bab 70 Kedatangan Tamu
71
Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72
Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73
Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74
Bab 74 Butuh Bantuan
75
Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76
Bab 76 Akting
77
Bab 77 Merekam jejak
78
Bab 78 Restoran malam ini
79
Bab 79 Jelaskan!
80
Bab 80 Terbuka
81
Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82
Bab 82 Mungkin nanti
83
Bab 83 Tak disangka
84
Bab 84 Dua berita
85
Bab 85 Kusut
86
Bab 86 Gerak cepat.
87
Bab 87 Tambah rumit
88
Bab 88 Minta tolong
89
Bab 89 Cinta mati
90
Bab 90 Ijin sahabat
91
Bab 91 Paruh waktu
92
Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93
Bab 93 Berbunga-bunga
94
Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95
Bab 95 Berdebar
96
Bab 96 Selamat Datang
97
Bab 97 Kotak rahasia
98
Bab 98 Pria itu
99
Bab 99 Tuan Bayangan
100
Bab 100 Ayo lari!
101
Bab 101 Apakah kamu?
102
Bab 102 Serunai bersuara
103
103 Tegas!
104
104 Patah Hati (lagi)
105
105 Cinta segitiga
106
106 Bayangan Maliq
107
107 Takdir apalagi?
108
108 Pertemuan tak terduga
109
109 Sebuah jawaban
110
110 Harapan itu ada
111
111 Ikat
112
112 Ikut
113
113 Hari ini
114
114 Lelah
115
115 Kamu kenapa?
116
116 Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!