Bab 2 Dunia (bakal) terbalik

Weni : "Pindah kehidupan gimana sih?"

Neyza : "Capek aku jadi kayak raya gini. Ini bukan hasil kerja kerasku. Tapi imbas negatif selalu aja datang. Bete aku ah."

Weni : "Mau kamu apa sih, Ney?"

Neyza : "Hmm.. Gak tahu juga sih. Nanti lah. Kalo ada hidayah ide. Aku pasti cerita.", Neyza menyerahkan Ling kepada Weni.

Weni : "Kamu gak kepikiran bikin sesuatu yang hila lagi kan, Ney?"

Neyza menggeleng sambil tersenyum. Ia tahu sahabatnya itu sedang mencoba membaca pikirannya.

Sebuah pesan masuk ke telepon genggam Neyza. Ia membacanya lalu berlalu meninggalkan Weni dengan Ling.

Neyza mengendarai mobil mewahnya ke sebuah restoran. Ia duduk di sebuah meja di sudut restoran.

Ia melihat jam tangannya. Pesan tadi datang dari dosennya. Yang pernah menawarkan beberapa pekerjaan sampingan seperti menjadi asisten dosen. Proyek magang juga akan dibantu oleh Bu Mei untuk semester depan. Ia beruntung. Banyak dosen yang membantunya karena Neyza adalah mahasiswa yang rajin dan pintar.

Seorang pelayan datang membawa dua piring cemilan dan secangkir kopi Americano.

"Mbak Neyza? Bu Mei memesan meja ini untuk pertemuannya dengan Mbak Neyza ini pesanan dari Bu Mei sambil menunggu. Mungkin sebentar lagi Bu Mei datang." Neyza yang mendengar informasi itu langsung meneguk beberapa tegukan kopi dan memakan beberapa kue dari piring saji.

Sepuluh menit berlalu, Bu Mei tak kunjung datang. Neyza mencoba menghubungi tapi tak diangkat. Ia kembali menjelajah media sosial sebagai pengganti rasa bosan untuk menunggu. Namun kali ini tak lama. Kepalanya berat. Matanya mulai kabur. Ia seperti ingin pergi ke kamar dan tidur. Rasa kantuk ini berat. Samar-samar, ia melihat sesi bayangan mendekatinya. Warnanya masih jelas. Bukan baju pelayan. Ia sepertinya seorang lelaki. Matanya perlahan mulai tertutup. Ia sempat mendengar orang tersebut berbicara. "Tidurlah, Neyza ".

Neyza pun tertidur pulas. Ia tak tahu apa yang terjadi. Apakah ia mungkin ditemukan oleh pelayan tadi atau Bu Mei yang terkejut melihat Neyza terkulai lemas di kursi tersebut.

************

Rion masuk ke dalam mobilnya. Ia hendak pulang. Tiba-tiba seseorang mengetuk jendela mobilnya.

Rion membuka jendelanya.

Rion : "Lha, ini dicariin daritadi. Kemana aja lu?"

"Maaf ye. Tadi ujian gak kelar-kelar. Mana yang jaga satpam kampus lagi." Bili, sahabat Rion yang lain.

Rion : "Hahahahha... Lha ngapain satpam jagain orang ujian?"

Bili : "Itu dia. Mana dia bawa tongkat segede terong di kampung emak gua. Ah.. udah. Bete. Cabut ayuk."

Bili masuk ke dalam mobil Rion.

[Di dalam mobil]

Bili : "Jadi, bung Rion. Berapa ciwi-ciwi yang deketein lu hari ini?"

Rion : "Gak hitung. Sepuluh ada kayaknya. Uda kayak artis aja gue. Duh. Ketenaran yang gak bisa gue pungkiri."

Bili : "Gue nanya ya kenapa lu jadi malah ngelunjak sumbungnya, bre?"

Rion tertawa.

Rion : "Abis lu lucu ah. Eh, Bil. Lu kan tinggal di Kampung nih. Ceritain gue kehidupan lu?"

Bili : "Kenapa tiba-tiba lu tanya gitu sih? Kayak gak ada tema lain aja?"

Rion : "Lha gue anak Ekonomi. Skripsi gue gak jauh-jauh dari kehidupan manusia. Gue kan gak pernah hidup di kampung. Penting ini. Puyeng juga lama-lama di kampus."

Bili : "Halah paling jawaban lu. Pusing karena ciwi-ciwi pada kejar gue. Iiiih... tabiat lu gue faham bin hapal."

Rion kembali tertawa. Sahabatku ini bukan seorang yang kaya raya. Namun ketulusan hatinya membuat Rion ingin dekat dengannya.

Bili : "Kalo lu pingin tahu, lu bisa coba hidup kayak gue, bre. Jadi lu benar-benar tahu aslinnya kehidupan di kampung kayak gimana."

Rion : "Hmmm.."

Bili : "Lu gak bisa !!." Bili langsung memberikan keputusan kepada Rion.

Rion : "Bukannya gue gak bisa. Tapi gue belum mampu kalo hidup sendiri. Apa-apa semua sendiri. Semua dikerjain sendiri."

Bili : "Heloooo... Bre lu cowok. Bukan ciwi. Gak usah centil dan manjah. Yang boleh manjah cuma Princess Syahrainih."

Rion kembali dibuat geli dengan jawaban Bili.

Rion : "Oke. Gue stay di kampung buat skripsi gue nanti."

Bili : "Emang lu uda tahu judulnya apa?"

Rion : "Biar gini-gini gue tuh pemikir, Bil. Dari semester kemarin gue uda konsul malah sama Pak Ardi. Dia oke kok sama bakal judul skripsi gue. Dia juga nyaranin kalo mampu ya gue tinggal lah di kampung 5-6 bulan gitu."

Bili : "Ck... Maha dahsyat Paman lu itu. Pantesan."

Rion : "Ya kan belum tentu dia jadi pembimbing gue. Tapi dia oke kok dukung pemikiran gue tadi. Nha... Udah ya konfirmasinya. Sekarang lu ajak gue ke kampung lu kita cari kontrakan. Rumah agak gedean dengan 2 kamar. Satu kamar ada kamar mandi dalam. Tamannya gak usah lebar-lebar. "

Bili : "Ish anak orang kaya ini. Oi, rumah gue kampung ya bukan perumahan. Lagian kagak ada kamar mandi jadi satu sama kamar. Emang hotel?"

Rion : "Gak ada ya? Yaudah gampang. Yuk cabut cari kontrakan dulu."

Rion dan Bili akhirnya pergi ke kampung Bili untuk melihat situasi yang ada.

**************

Neyza membuka mata. Pelan-pelan ia menatap langit-langit kamar berwarna putih. Lampu kamar dan sebagian perabotan lainnya. Ini bukan kamarnya. Ia terbangun. Ia merasakan badannya pegal. Tidurnya sangat pulas. Ia terkejut bukan main. Ia bangun dengan baju yang terbuka. Kasurnya berantakan. Sepatunya tercecer di lantai.

"Astaga. Kenapa aku?"

Ia berusaha nampak tenang. Ia merapikan bajunya. Mencoba berpikir dari awal hingga yang terjadi saat ini. Ia menghela napas.

"Dasar jahat." Ia tahu sebuah kejahatan yang datang dari orang-orang yang tak suka padanya akhirnya datang juga.

"Pasti aku dapatin kamu." Ucapnya geram.

Ia mengambil ponselnya. Sengaja dimatikan. Ia menghubungi seseorang.

Sore harinya. Ia tengah duduk dengan seorang lelaki di ruang tamunya.

"Mbak Neyza mungkin harus menenangkan diri. Saya harap kasus ini bisa segera diusut.", Pak Daniel. Pengacara keluarga yang menangani banyak kasus. Pengacara yang sedang naik daun.

Weni memegang tangan Neyza.

Neyza : "Aku gak apa-apa, Wen. Yakin deh mereka memang uda sengaja merancang ini semua."

Pak Daniel segera pamit untuk menyelesaikan semuanya.

Weni : "Harusnya tadi kamu ajak aku, Ney. Kan gak jadi kayak gini." Weni menangis di sebelah Neyza.

Neyza : "Aku juga shock. Siapapun dia. Ah yang pasti ini bukan satu orang. Pasti ketangkap juga."

Weni : "Terus tadi kenapa gak konfirmasi ke dosen yang lain?"

Neyza : "Setelah bangun tadi sempat telepon Bu Tari. Ternyata tadi itu bukan nomor Bu Mei. Orang ini tahu kehidupan dan jadwal kampusku kayak gimana. Truely haters."

Weni tak bisa berkata-kata. Ia yakin sebuah pencerahan akan datang.

[+62874679***] : Tadi itu menyenangkan, ya?

Pesan itu membuat mata Neyza semakin membesar. Segera ia screenshot pesan itu dan mengirimnya kepada Pak Daniel.

"Tunggu aja, penjahat." Ucap Neyza geram.

Terpopuler

Comments

maura shi

maura shi

ney d kerjain kali ya

2020-10-13

1

Firchim04

Firchim04

Hai author, aku datang membawa like dan rate5 😊

Jangan lupa mampir juga di karyaku ya
"Dosenku Sahabatku"
"Suamiku Adik Kelasku"

2020-09-13

1

Bundanya Naz

Bundanya Naz

apakah neyza di lecehka

2020-08-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nasib
2 Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3 Bab 3 Aku yang baru
4 Bab 4 Tetanggaku
5 Bab 5 Minyak Air
6 Bab 6 Berbunga
7 Bab 7 Bareng
8 Bab 8 Teman
9 Bab 9 Tamu tak diundang
10 Bab 10 Sana, Rion
11 Bab 11 Siapa kamu?
12 Bab 12 Bukan aku
13 Bab 13 Kejutan
14 Bab 14 Hancur
15 Bab 15 Pilihan Sulit
16 Bab 16 Jangan Lari
17 Bab 17 Jangan Sakit
18 Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19 Bab 19 Kita gak apa-apa
20 Bab 20 Tinggal
21 Bab 21 Selamat Datang
22 Bab 22 Harus bagaimana?
23 Bab 23 Pilihan
24 Bab 24 Double Trouble
25 Bab 25 Jadi siapa?
26 Bab 26 Kamu dimana?
27 Bab 27 Tidak apa-apa
28 Bab 28 Menangislah
29 Bab 29 Pamit
30 Bab 30 Alam penyembuh
31 Bab 31 Hanya sebentar
32 Bab 32 Terkuak
33 Bab 33 Pertemuan awal
34 Bab 34 Bangkit lagi?
35 Bab 35 Terbuka
36 Bab 36 Beda
37 Bab 37 Satu tujuan
38 Bab 38 Dia ternyata
39 Bab 39 Teman Selamanya?
40 Bab 40 Waktu Neyza
41 Bab 41 Kabar Mengejutkan
42 Bab 42 Kenapa datang lagi?
43 Bab 43 Nuansa Putih
44 Bab 44 Sedekat ini
45 Bab 45 Curhat
46 Bab 46 Malam Nanti
47 Bab 47 Malam Bersama
48 Bab 48 Kembali lagi
49 Bab 49 Cerita Malam
50 Bab 50 Mau kamu apa?
51 Bab 51 Tinggal berdua
52 Bab 52 Izin
53 Bab 53 Mama dan Papa
54 Bab 54 Restu Hani
55 Bab 55 Masa Lalu itu
56 Bab 56 Password : Cemburu
57 Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58 Bab 58 Jujur
59 Bab 59 Kota Baru
60 Bab 60 Runyam
61 Bab 61 Sadar
62 Bab 62 Reuni
63 Bab 63 Maaf ya, Ney
64 Bab 64 Tanteku
65 Bab 65 Perkasa
66 Bab 66 Recovery
67 Bab 67 Kelam
68 Bab 68 Sayonara
69 Bab 69 Sebuah cerita
70 Bab 70 Kedatangan Tamu
71 Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72 Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73 Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74 Bab 74 Butuh Bantuan
75 Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76 Bab 76 Akting
77 Bab 77 Merekam jejak
78 Bab 78 Restoran malam ini
79 Bab 79 Jelaskan!
80 Bab 80 Terbuka
81 Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82 Bab 82 Mungkin nanti
83 Bab 83 Tak disangka
84 Bab 84 Dua berita
85 Bab 85 Kusut
86 Bab 86 Gerak cepat.
87 Bab 87 Tambah rumit
88 Bab 88 Minta tolong
89 Bab 89 Cinta mati
90 Bab 90 Ijin sahabat
91 Bab 91 Paruh waktu
92 Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93 Bab 93 Berbunga-bunga
94 Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95 Bab 95 Berdebar
96 Bab 96 Selamat Datang
97 Bab 97 Kotak rahasia
98 Bab 98 Pria itu
99 Bab 99 Tuan Bayangan
100 Bab 100 Ayo lari!
101 Bab 101 Apakah kamu?
102 Bab 102 Serunai bersuara
103 103 Tegas!
104 104 Patah Hati (lagi)
105 105 Cinta segitiga
106 106 Bayangan Maliq
107 107 Takdir apalagi?
108 108 Pertemuan tak terduga
109 109 Sebuah jawaban
110 110 Harapan itu ada
111 111 Ikat
112 112 Ikut
113 113 Hari ini
114 114 Lelah
115 115 Kamu kenapa?
116 116 Bersama
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 Nasib
2
Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3
Bab 3 Aku yang baru
4
Bab 4 Tetanggaku
5
Bab 5 Minyak Air
6
Bab 6 Berbunga
7
Bab 7 Bareng
8
Bab 8 Teman
9
Bab 9 Tamu tak diundang
10
Bab 10 Sana, Rion
11
Bab 11 Siapa kamu?
12
Bab 12 Bukan aku
13
Bab 13 Kejutan
14
Bab 14 Hancur
15
Bab 15 Pilihan Sulit
16
Bab 16 Jangan Lari
17
Bab 17 Jangan Sakit
18
Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19
Bab 19 Kita gak apa-apa
20
Bab 20 Tinggal
21
Bab 21 Selamat Datang
22
Bab 22 Harus bagaimana?
23
Bab 23 Pilihan
24
Bab 24 Double Trouble
25
Bab 25 Jadi siapa?
26
Bab 26 Kamu dimana?
27
Bab 27 Tidak apa-apa
28
Bab 28 Menangislah
29
Bab 29 Pamit
30
Bab 30 Alam penyembuh
31
Bab 31 Hanya sebentar
32
Bab 32 Terkuak
33
Bab 33 Pertemuan awal
34
Bab 34 Bangkit lagi?
35
Bab 35 Terbuka
36
Bab 36 Beda
37
Bab 37 Satu tujuan
38
Bab 38 Dia ternyata
39
Bab 39 Teman Selamanya?
40
Bab 40 Waktu Neyza
41
Bab 41 Kabar Mengejutkan
42
Bab 42 Kenapa datang lagi?
43
Bab 43 Nuansa Putih
44
Bab 44 Sedekat ini
45
Bab 45 Curhat
46
Bab 46 Malam Nanti
47
Bab 47 Malam Bersama
48
Bab 48 Kembali lagi
49
Bab 49 Cerita Malam
50
Bab 50 Mau kamu apa?
51
Bab 51 Tinggal berdua
52
Bab 52 Izin
53
Bab 53 Mama dan Papa
54
Bab 54 Restu Hani
55
Bab 55 Masa Lalu itu
56
Bab 56 Password : Cemburu
57
Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58
Bab 58 Jujur
59
Bab 59 Kota Baru
60
Bab 60 Runyam
61
Bab 61 Sadar
62
Bab 62 Reuni
63
Bab 63 Maaf ya, Ney
64
Bab 64 Tanteku
65
Bab 65 Perkasa
66
Bab 66 Recovery
67
Bab 67 Kelam
68
Bab 68 Sayonara
69
Bab 69 Sebuah cerita
70
Bab 70 Kedatangan Tamu
71
Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72
Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73
Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74
Bab 74 Butuh Bantuan
75
Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76
Bab 76 Akting
77
Bab 77 Merekam jejak
78
Bab 78 Restoran malam ini
79
Bab 79 Jelaskan!
80
Bab 80 Terbuka
81
Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82
Bab 82 Mungkin nanti
83
Bab 83 Tak disangka
84
Bab 84 Dua berita
85
Bab 85 Kusut
86
Bab 86 Gerak cepat.
87
Bab 87 Tambah rumit
88
Bab 88 Minta tolong
89
Bab 89 Cinta mati
90
Bab 90 Ijin sahabat
91
Bab 91 Paruh waktu
92
Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93
Bab 93 Berbunga-bunga
94
Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95
Bab 95 Berdebar
96
Bab 96 Selamat Datang
97
Bab 97 Kotak rahasia
98
Bab 98 Pria itu
99
Bab 99 Tuan Bayangan
100
Bab 100 Ayo lari!
101
Bab 101 Apakah kamu?
102
Bab 102 Serunai bersuara
103
103 Tegas!
104
104 Patah Hati (lagi)
105
105 Cinta segitiga
106
106 Bayangan Maliq
107
107 Takdir apalagi?
108
108 Pertemuan tak terduga
109
109 Sebuah jawaban
110
110 Harapan itu ada
111
111 Ikat
112
112 Ikut
113
113 Hari ini
114
114 Lelah
115
115 Kamu kenapa?
116
116 Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!