Bab 4 Tetanggaku

Malam itu Neyza sangat kelaparan. Tak ada satu makanan pun yang ia akan masak. Padahal di rak dapur sudah tersedia mie instant, kulkas dengan isian lengkap seperti telur, sayur-sayuran beberapa ikat, dan freezer kecil yang memuat ayam fillet yang ia beli di supermarket dengan Weni dan Pak Daniel.

Duk duk duk.

Neyza mengintip keluar jendela.

"Waaaaaa.......", Ucapnya kegirangan.

Neyza : "Ada orang jualan makanan." Dengan cepat kilat ia keluar rumah. Pedagang makanan memang berada di lingkungan Kontrakan. Ia berhenti tepat di depan kontrakan Neyza.

Neyza : "Mas. Jual apa?"

Penjual : "Nasi goreng, capcay, mie goreng, mbak. Mau pesan?"

Neyza : "Iya deh. Semua, ya?"

Sang penjual mengangguk. Harum bawang dan bumbu lainnya membuat mata Neyza berbinar. Ia memandang wajan besar dan keahlian penjual nasi goreng tersebut dengan seksama. Seakan-akan ia belum pernah melihat pandangan ini sebelumnya.

Neyza : "Cooking show biasanya ada di restoran. Tapi di sini orang bisa lihat gratis tanpa beli. Istimewa.", Ia berbicara sendiri.

Tiga bungkus makanan sudah siap. Neyza ke dalam rumah dan membuka semua makanannya.

Tiga piring dengan porsi yang besar kini ada di depannya. Ia merasa ingin melahap semua. Ia mengambil nasi goreng, sayur capcay, dan mie dalam satu piring. Ia makan dengan lahap. Sampai akhirnya ia merasa kenyang. Ia berhenti untuk minum cola dingin yang sudah ia siapkan.

Neyza : "Eh... Terus sisanya ditaruh dimana ya? Gak mungkin dibuang, kan?"

Neyza ke luar rumah. Ia kembali masuk lagi. Ia bingung hendak melakukan apa. Akhirnya ia menaruh makanan itu di atas meja.

Keesokan harinya, Neyza bangun pukul 9. Penat rasanya tidur di tempat baru dan sedikit lebih kecil dari kamarnya. Rumah kontrakannya ini seperti seluas kamarnya saja.

Oke, kini ia merasa lapar dan inggi sarapan pagi. Makanan tadi malam rasanya masih bisa dimakan.

Ia duduk untuk memakan makanan itu.

"Aw...", Neyza memegang mulutnya.

Nasi goreng tadi malam mengeras. Ia kembali mencium dua makanan lainnya. Berbau. Neyza tidak berani mengendus dan memakan semua makanan. Ia memasukkan makanan ke dalam tempat sampah. Ia terduduk dengan perasaan kecewa. Ia membayangkan roti sandwich tuna kesukaannya di pagi hari. Ia mulai rindu rumahnya.

Ia melihat isi kulkas. Ada dua buah pir kesukaannya dan susu cair. Tanpa pikir panjang ia langsung mengeksekusi sarapannya itu. Rak di ruang tamu yang hanya berukuran 2x2 itu ada beberapa cemilan import yang tak lupa ia beli. Setelah kenyang melahap semuanya. Kini ia akan mandi dan membersihkan rumah.

Neyza memegang gagang sapu. Ia ingat salah satu asisten rumah tangganya menyapu dengan alat seperti ini. Gerakan kaku Neyza membuat tangannya menjadi sedikit pegal.

"Capek juga ya nyapu.", Ujarnya. Kini ia hanya menyapu seadanya walau beberapa bagian sudut rumah masih terlihat kotor.

Kini ia memikirkan bagaimana caranya ia makan siang. Ia mengeluarkan ponselnya. Ia menelepon Weni.

Weni : "Ney... Gimana tidurnya tadi malam?"

Neyza : "Lumayan. Berisik ternyata ya tetangga-tetangga ini. Panas. Pake kipas angin. Kayaknya aku masuk angin."

Weni : "Tuh kan. Entar. Habis ini aku kesana."

Sesaat kemudian Weni sudah berada di rumah kontrakan Neyza dengan makanan dan obat-obatan.

Weni : "Nih makan sama minum obat. Gimana sih kok bisa sampe sakit gitu?"

Neyza sibuk memakan makanan.

Neyza : "Kemarin habis beli makanan banyak. Gak tahu pagi uda basi."

Weni : "Masukin kulkas, gak?", Neyza menggeleng.

Weni : "Makanan kalo mau dimakan lagi masukin di kulkas. Besoknya dipanasin. Kamu bisa make kompor, gak?"

Neyza : "Bisa. Tapi takut."

Weni : "Lha... Kayaknya kamu tu butuh kursus, deh."

Neyza : "Ada gitu kursus hidup sederhana?"

Weni : "Ya ampun, princess. Ya gak ada. Yang ada tuh adaptasi. Tanya-tanya."

Neyza : "Tetangga? Malu akuu."

Weni : "Emang uda kenalan?"

Neyza : "Belum."

Weni : "Ish. Cuma beberapa rumah aja."

Neyza : "Iya sih. Sebelah ini ada keluarga sama anak kecilnya. Yang sebelah kananku ini kosong. Terus ada dua rumah ujung."

Weni : "Nha itu tahu."

Neyza : "Iya tapi belum kenalan tukeran nama."

Weni : "Biasanya kalo orang pindahan itu kasih sesuatu ke tetangga-tetangga sekalian kasih tahu nama."

Neyza mengangguk dan mengambil ponselnya.

Satu jam berlalu setelah ia menghabiskan sarapan.

Tok tok tok.

Weni membuka pintu. Seorang kurir makanan dengan 4 kardus pizza besar berdiri di depan kontrakan neyza.

Weni : "Ya mas? Cari siapa??"

Neyza : "Aku tuh. Ambil aja. Makasih, ya mas?"

Weni yang masih terdiam mengambil box pizza dari kurir tersebut memberikannya dan pamit untuk pergi. Weni dengan muka tanda tanya ikut bingung dengan pesanan Neyza.

Weni : "Ini bukan makan 4 hari kan, Ney?"

Neyza : "Tadi katanya suruh kasih tetangga. Gimana, sih?"

Weni : "Yaaa.... Ampun. Kenapa pizza juga? Nanti kalo ada yang tahu kamu orang kaya? Kagak jadi hidup sederhana."

Neyza : "Mana aku tahu. Gpp ah yuk temenin."

Neyza dan Weni berjalan ke kontrakan sebelah kontrakan Neyza.

Setelah mengetuk pintu, seorang wanita tengah menggendong anaknya.

"Ya?", Tanyanya.

Neyza : "Maaf, menganggu. Saya baru tinggal di sebelah mbak. Nama saya Neyza. Ini ada makanan buat Mbak dan keluarga. Semoga berkenan."

"Ah, iya. Saya Rima. Ini anak saya Davina. Masih 8 bulan. Mbak Neyza sendiri? Atau sama mbak satunya ini?"

Neyza : "Ah, ndak. Ini sodara saya. "

Rima : "Mbaknya dari Jawa, ya? Jawa mana?"

Neyza : "Oh, iya, mbak. Saya dari Surabaya."

Rima : "Terima kasih, makanannya. Kalo ada apa-apa gedor saja pintu rumah saya, mbak Neyza."

Neyza : "Terima kasih, mbak Rima."

Neyza dan Weni berjalan ke tetangga yang lainnya.

Neyza mengetuk pintu. Tak ada jawaban.

"Sebentar.", Teriakan seorang dari dalam rumah.

Neyza dan Weni menunggu sang tuan rumah. Lalu pintu rumah tersebut terbuka dan seorang lelaki paruh baya mengeluarkan mukanya yang penuh dengan lipstik dan make up dan bedak putih yang hampir merata di seluruh wajahnya.

Neyza : "Astaga...", Ucapnya singkat.

"Eh, maaf, mbak. Lagi main sama anak-anak. Yang kalah di makeup-in. Saya kalah terus.", Jawabnya agar tidak terjadi salah paham.

Neyza : "Aa... Ehehe... Iya, pak. Kenalkan saya Neyza baru nempatin kontrakan kemarin. Ini ada sedikit makanan buat keluarga."

"Oh iya, mbak. Saya pak Kemal. Istri saya sedang keluar. Anak saya dua ini masih SD. Hehehe... Maaf, ya. Kadang muka saya berubah-ubah karena tuntutan anak-anak. Eh, terima kasih lho, mbak Neyza."

Kali ini Neyza tak banyak bicara. Ia segera pamit untuk melanjutkan perkenalannya.

Ia kini mengetuk pintu satunya.

Seorang lelaki dengan kaos oblong, jeans bolong, rambut gondrong, celak hitam di mata.

Neyza agak sedikit terkejut sehingga hampir ia lari. Namun Weni menahannya.

"Kenapa?"

Neyza : "Eh, saya Neyza, mas. Orang baru di sini. Ini ada makanan.", Neyza memberikan satu box pizza kepada lelaki tersebut.

"Ya Allah, pizzaaaa. Wiiiii... Lama gak makaaan. Makasih ya, mbak. Saya Prio.", Prio mengambil pizza dan menutup pintu rumah.

Braaaak....

Neyza dan Weni terkejut. Sayup-sayup terdengar Prio berbicara.

"Owyeaaaaah.... Pizza, baby. Errrrooooooock."

Neyza menepuk jidatnya. Sedangkan Weni terkekeh dengan tetangga-tetangga Neyza.

Tinggal satu rumah lagi yang perlu mereka datangi.

Beberapakali ketukan itu tak dijawab. Sampai hampir 5 menit mereka menunggu. Akhirnya Weni dan Neyza kembali.

Beberapa saat setelah mereka kembali, suara ketukan di pintu rumah Neyza berbunyi. Suara itu lumayan kencang. Weni dan Neyza yang berada di kamar keluar untuk melihat tamu siapa yang datang.

Neyza membuka pintu. Seorang perempuan dan anak lelaki berdiri di depan.

"Halo, mbak. Saya baru datang dari jemput Manji. Lupa kalo kemarin mau ke rumah mbak. Saya Bu Dewi. Rumah saya di ujung. Tadi barusan kok ada sendal. Saya sengaja mampir."

Neyza : "Ooh, iya tadi ke rumah Bu Dewi. Karena ketuk-ketuk gak ada orang saya pulang. Saya Neyza, Buk."

Bu Dewi : "Manji. Ayok salaman sama Kakak Neyza."

"Gak maoooo, Ma. Aku gak suka sama kakak.", Manji menangis.

Neyza masuk ke dalam rumah untuk mengambil sekotak pizza.

Neyza : "Manji. Ini kakak tadi beli Pizza. Ini semua buat Manji sama Mama, ya?"

Bu Dewi menerima pizza itu dan Manji masih tetap bersikeras tak mau menyapa Neyza. Bu Dewi segera pamit dan kembali pulang.

Weni yang melihat kejadian tersebut tersenyum.

Weni : "Gimana menurut kamu?"

Neyza : "Baru pertama ketuk pintu tetangga. Di rumah malah gak pernah. Seru juga."

Weni : "Tetap jaga jarak dan bicara. Rumah dempetan gini juga rentan ngobrolin sana sini kayak di sinetron."

Neyza mengangguk.

bbhzbz

Terpopuler

Comments

Rosana Hutagalung

Rosana Hutagalung

orang kaya belajar jadi orang miskin haahaa

2020-09-08

1

Karina Margaretha Maskan

Karina Margaretha Maskan

Mantap euy, keren, thor... penasaran sama lanjutannya.
sehat selalu ya, thor.. salam kenal dari tetangga imut

2020-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nasib
2 Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3 Bab 3 Aku yang baru
4 Bab 4 Tetanggaku
5 Bab 5 Minyak Air
6 Bab 6 Berbunga
7 Bab 7 Bareng
8 Bab 8 Teman
9 Bab 9 Tamu tak diundang
10 Bab 10 Sana, Rion
11 Bab 11 Siapa kamu?
12 Bab 12 Bukan aku
13 Bab 13 Kejutan
14 Bab 14 Hancur
15 Bab 15 Pilihan Sulit
16 Bab 16 Jangan Lari
17 Bab 17 Jangan Sakit
18 Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19 Bab 19 Kita gak apa-apa
20 Bab 20 Tinggal
21 Bab 21 Selamat Datang
22 Bab 22 Harus bagaimana?
23 Bab 23 Pilihan
24 Bab 24 Double Trouble
25 Bab 25 Jadi siapa?
26 Bab 26 Kamu dimana?
27 Bab 27 Tidak apa-apa
28 Bab 28 Menangislah
29 Bab 29 Pamit
30 Bab 30 Alam penyembuh
31 Bab 31 Hanya sebentar
32 Bab 32 Terkuak
33 Bab 33 Pertemuan awal
34 Bab 34 Bangkit lagi?
35 Bab 35 Terbuka
36 Bab 36 Beda
37 Bab 37 Satu tujuan
38 Bab 38 Dia ternyata
39 Bab 39 Teman Selamanya?
40 Bab 40 Waktu Neyza
41 Bab 41 Kabar Mengejutkan
42 Bab 42 Kenapa datang lagi?
43 Bab 43 Nuansa Putih
44 Bab 44 Sedekat ini
45 Bab 45 Curhat
46 Bab 46 Malam Nanti
47 Bab 47 Malam Bersama
48 Bab 48 Kembali lagi
49 Bab 49 Cerita Malam
50 Bab 50 Mau kamu apa?
51 Bab 51 Tinggal berdua
52 Bab 52 Izin
53 Bab 53 Mama dan Papa
54 Bab 54 Restu Hani
55 Bab 55 Masa Lalu itu
56 Bab 56 Password : Cemburu
57 Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58 Bab 58 Jujur
59 Bab 59 Kota Baru
60 Bab 60 Runyam
61 Bab 61 Sadar
62 Bab 62 Reuni
63 Bab 63 Maaf ya, Ney
64 Bab 64 Tanteku
65 Bab 65 Perkasa
66 Bab 66 Recovery
67 Bab 67 Kelam
68 Bab 68 Sayonara
69 Bab 69 Sebuah cerita
70 Bab 70 Kedatangan Tamu
71 Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72 Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73 Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74 Bab 74 Butuh Bantuan
75 Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76 Bab 76 Akting
77 Bab 77 Merekam jejak
78 Bab 78 Restoran malam ini
79 Bab 79 Jelaskan!
80 Bab 80 Terbuka
81 Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82 Bab 82 Mungkin nanti
83 Bab 83 Tak disangka
84 Bab 84 Dua berita
85 Bab 85 Kusut
86 Bab 86 Gerak cepat.
87 Bab 87 Tambah rumit
88 Bab 88 Minta tolong
89 Bab 89 Cinta mati
90 Bab 90 Ijin sahabat
91 Bab 91 Paruh waktu
92 Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93 Bab 93 Berbunga-bunga
94 Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95 Bab 95 Berdebar
96 Bab 96 Selamat Datang
97 Bab 97 Kotak rahasia
98 Bab 98 Pria itu
99 Bab 99 Tuan Bayangan
100 Bab 100 Ayo lari!
101 Bab 101 Apakah kamu?
102 Bab 102 Serunai bersuara
103 103 Tegas!
104 104 Patah Hati (lagi)
105 105 Cinta segitiga
106 106 Bayangan Maliq
107 107 Takdir apalagi?
108 108 Pertemuan tak terduga
109 109 Sebuah jawaban
110 110 Harapan itu ada
111 111 Ikat
112 112 Ikut
113 113 Hari ini
114 114 Lelah
115 115 Kamu kenapa?
116 116 Bersama
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 Nasib
2
Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3
Bab 3 Aku yang baru
4
Bab 4 Tetanggaku
5
Bab 5 Minyak Air
6
Bab 6 Berbunga
7
Bab 7 Bareng
8
Bab 8 Teman
9
Bab 9 Tamu tak diundang
10
Bab 10 Sana, Rion
11
Bab 11 Siapa kamu?
12
Bab 12 Bukan aku
13
Bab 13 Kejutan
14
Bab 14 Hancur
15
Bab 15 Pilihan Sulit
16
Bab 16 Jangan Lari
17
Bab 17 Jangan Sakit
18
Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19
Bab 19 Kita gak apa-apa
20
Bab 20 Tinggal
21
Bab 21 Selamat Datang
22
Bab 22 Harus bagaimana?
23
Bab 23 Pilihan
24
Bab 24 Double Trouble
25
Bab 25 Jadi siapa?
26
Bab 26 Kamu dimana?
27
Bab 27 Tidak apa-apa
28
Bab 28 Menangislah
29
Bab 29 Pamit
30
Bab 30 Alam penyembuh
31
Bab 31 Hanya sebentar
32
Bab 32 Terkuak
33
Bab 33 Pertemuan awal
34
Bab 34 Bangkit lagi?
35
Bab 35 Terbuka
36
Bab 36 Beda
37
Bab 37 Satu tujuan
38
Bab 38 Dia ternyata
39
Bab 39 Teman Selamanya?
40
Bab 40 Waktu Neyza
41
Bab 41 Kabar Mengejutkan
42
Bab 42 Kenapa datang lagi?
43
Bab 43 Nuansa Putih
44
Bab 44 Sedekat ini
45
Bab 45 Curhat
46
Bab 46 Malam Nanti
47
Bab 47 Malam Bersama
48
Bab 48 Kembali lagi
49
Bab 49 Cerita Malam
50
Bab 50 Mau kamu apa?
51
Bab 51 Tinggal berdua
52
Bab 52 Izin
53
Bab 53 Mama dan Papa
54
Bab 54 Restu Hani
55
Bab 55 Masa Lalu itu
56
Bab 56 Password : Cemburu
57
Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58
Bab 58 Jujur
59
Bab 59 Kota Baru
60
Bab 60 Runyam
61
Bab 61 Sadar
62
Bab 62 Reuni
63
Bab 63 Maaf ya, Ney
64
Bab 64 Tanteku
65
Bab 65 Perkasa
66
Bab 66 Recovery
67
Bab 67 Kelam
68
Bab 68 Sayonara
69
Bab 69 Sebuah cerita
70
Bab 70 Kedatangan Tamu
71
Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72
Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73
Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74
Bab 74 Butuh Bantuan
75
Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76
Bab 76 Akting
77
Bab 77 Merekam jejak
78
Bab 78 Restoran malam ini
79
Bab 79 Jelaskan!
80
Bab 80 Terbuka
81
Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82
Bab 82 Mungkin nanti
83
Bab 83 Tak disangka
84
Bab 84 Dua berita
85
Bab 85 Kusut
86
Bab 86 Gerak cepat.
87
Bab 87 Tambah rumit
88
Bab 88 Minta tolong
89
Bab 89 Cinta mati
90
Bab 90 Ijin sahabat
91
Bab 91 Paruh waktu
92
Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93
Bab 93 Berbunga-bunga
94
Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95
Bab 95 Berdebar
96
Bab 96 Selamat Datang
97
Bab 97 Kotak rahasia
98
Bab 98 Pria itu
99
Bab 99 Tuan Bayangan
100
Bab 100 Ayo lari!
101
Bab 101 Apakah kamu?
102
Bab 102 Serunai bersuara
103
103 Tegas!
104
104 Patah Hati (lagi)
105
105 Cinta segitiga
106
106 Bayangan Maliq
107
107 Takdir apalagi?
108
108 Pertemuan tak terduga
109
109 Sebuah jawaban
110
110 Harapan itu ada
111
111 Ikat
112
112 Ikut
113
113 Hari ini
114
114 Lelah
115
115 Kamu kenapa?
116
116 Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!