Suami Kaya Rayaku Yang Malang

Suami Kaya Rayaku Yang Malang

Bab 1 Nasib

Suara alarm pukul 9 pagi. Sang empunya kamar masih berselimut dan terlelap tidur. Acara reuni tadi malam membuatnya harus tertidur lama.

Neyza, anak perempuan satu-satunya. Terlahir dari keluarga kaya raya. Pengusaha furniture ternama di beberapa kota. Seperti biasanya, ia terbangun hingga matahari hampir tergelincir di siang hari.

"Neeeey... hei. Sudah mau siang. Ayok sarapan. Mama capek ya tiap hari bangunin kamu. Bentar lagi Mama mau ke bandara.", Mama Neyza membangunkan anaknya dengan semangat.

Neyza berusaha membuka mata. Mau tak mau ia terpaksa bangun karena ajakan mamanya.

Neyza : "Hmm.. Mau kemana sih, ma?"

Mama : "Ke Belitung. Mama sama Ibu-ibu arisan sudah pesan hotel seminggu. Sekalian pameran toko Papa. Kamu bisa nyusul kalo mau."

Neyza menggeleng sambil berjalan keluar kamar. Sementar seorang asisten rumah tangga masuk untuk merapikan kamarnya.

Kini, Mama dan Neyza duduk berdua di meja makan.

Mama : "Ney. Minggu depan kamu bisa ya nemenin Tante Reina ke KL?"

Neyza : "Ngapain?", Neyza mengunyah sandwich tuna kesukaannya."

Mama : "Dia mau beli tas model terbaru merk ZiCto. Dia kan penggemar berat."

Neyza : "Ngapain ke sana, sih? Di Indonesia kan juga banyak tas branded. Buang-buang duit aja. Gak, ma. Tugas kuliahku masih banyak. Sama Kak Debi aja. Dia kan nganggur." Neyza menyebut salah satu anak Tante Reina.

Mama tersenyum dan segera melanjutkan sarapannya. Seorang asisten rumah tangga, Bi Sum, menghampiri Neyza.

Neyza : "Neng. Ini tadi hape neng centang centung. Mungkin penting." Neyza mengambil ponsel yang diberikan Bi Sum.

[+*62-876566932***] : Angkat telponnya. Gak usah sembunyi. Lihat kan, anak-anak kampus pada gak suka sama kamu.

[+62-81234789***] : Hi, Ney. Kamu bisa kok hubungi aku kapan aja. Bahkan nemani kamu semalaman sampai akhir semester aku gak rugi. Pasrah aja :). Bobi.

[+62-8342167***] : Gak usah sok cantik. Disapa aja gak jawab. Sok kaya lu*.

Beberapa pesan random yang ia dapat tidak saja hari ini. Tapi hari-hari lain juga ia rasakan serupa dan menurutnya itu sangat membosankan. Tak ada satu pesanpun yang dibalas oleh Neyza. Ia sesekali membaca. Sisanya ia biarkan saja. Ia tak sungkan menghapus seluruh pesan di kotak masuk ponselnya.

"Aku tuh juga gak mau terlalu cantik, wahai netizen.", batinnya suatu hari saat awal-awal mendapatkan pesan kebencian. Entah dari mana asalnya. Masuk ke kampus bergengsi karena murni dari usahanya tidaklah semulus yang dibayangkan. Kaya, cantik, menawan adalah sebuah keberuntungan Neyza.

Ia pun segera beranjak bersamaan dengan pamitnya sang mama.

Mama : "Ney. Be a good girl. Mama sudah transfer 20 juta ke rekening Ney. Cukup ya buat seminggu?"

Neyza hanya mengangguk seadanya. Inilah mungkin yang membuat para haters membencinya. Dunia sudah ada dalam genggamannya dengan sangat mudah.

**********

Di situasi yang lain. Seorang pria yang baru bangun dengan setelan jas lengkap. Ia nampak kebingungan dengan pakainan yang dikenakan. Nampaknya ia tengah mabuk tadi malam. Perpisahan seorang teman yang akan pergi ke luar negeri membuatnya harus berada pada sebuah pesta hingga dini hari. Ia dibopong oleh dua sahabatnya pulang ke rumah.

Rion, begitu ia dipanggilnya. Adalah anak satu-satunya dari keluarga kaya raya. Hampir semua orang di kota tahu nama besar keluarganya. Ayah dan Ibunya pengusaha dua Plaza dan Mall ternama. Mereka juga mempunyai dua tempat wisata terbesar. Ramai pengunjung hingga pundi-pundi rupiah mengalir begitu saja tanpa bisa ditahan.

Rion dengan sahabat-sahabatnya, menjadi anak muda gaul dengan kehidupan modernnya.

Kriiing.....

Rion mengangkat telepon genggamnya.

"Do. Udah nyampe?", Rion berbicara sambil keluar kamar. Ia turun dari lantai atas ke arah ruang tamu dan membuka pintu utama. Wajahnya sumringah tatkala melihat seorang tamu yang ia tunggu.

"Faldo !!", Rion berteriak dan memeluk sahabatnya itu. Faldo baru saja datang dari luar kota setelah selesai menempuh perkuliahan. Faldo adalah anak yang pintar. Mendapatkan gelar sarjana hanya ia tempuh 3 tahun saja. Karena Ayah Faldo adalah sahabat Ayah Rion, maka ia diminta Ayah Rion untuk bekerja di salah satu perusahaannya.

Rion dan Faldo duduk di ruang makan untuk sarapan pagi.

Faldo : "Rion. Gimana kuliah mu?"

Rion : "Ya kayak gini aja sih. Capek juga gak lulus-lulus."

Faldo : "Bukannya lu capek dikejar cewek-cewek kampus?"

Rion tersenyum tipis. Ia tak mengelak dengan apa yang ada dalam dirinya dan kehidupannya.

Faldo : "Ini beda kalo lu uda kerja atau nikah."

Rion : "Masih jauh. Gak kepikiran gue mah."

Faldo : "Atau lu hidup sederhana."

Rion : "Ada aja lu. Masa iya kayak gitu ceritanya."

Faldo : "Lu kan belum pernah. Makanya gak mungkin untuk saat ini."

Rion diam.

Rion : "Kali aja kalo gak kaya gak ada cewek yang deketin guenya."

Faldo hanya tersenyum geli melihat reaksi Rion dan menghabiskan nasi goreng di piringnya.

Hari itu, Rion ke kampus untuk mengikuti ujian semester. Ia tengah turun dari mobil. Beberapa perempuan mendekatinya.

"Rion. Uda siap? Tadi aku lihat peta kelas kursi kita gak jauhan. Kamu bisa lihat jawabanku nanti.", ujar seorang perempuan dengan genitnya.

"Ini ada vitamin langsung minum biar kamu fit. Jangan sakit.", ungkap seorang lagi dengan senyum paling lebar.

Rion tak begitu memperhatikan. Hanya membalas dengan anggukan lalu berlalu tanpa membawa apa yang ditawarkan. Setenar itu Rion di kampusnya. Ia sedikit risih dengan kehidupannya. Ia mendadak menjadi seperti seleb kampus yang dipuja banyak perempuan. Ia tak berniat sedikit pun untuk mendapatkan seorang kekasih. Apalagi reaksi para perempuan yang dekat dengannya. Menurutnya semua hanya keinginan yang tidak tulus. Mereka hanya terbuai dengan imagenya semata. Andai ia tidak kaya, tidak tampan. Mungkin ia tak dilirik oleh seorang Perempuan pun.

Rion ke kantin untuk bertemu teman-temannya. Ia duduk bersama 5 orang temannya. Rion mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dari sakunya.

Rion : "Beli makanan gih. Laper gue. Kagak pada lapar?"

"Wah. Kebetulan. Kita juga pada lapar. Pada pingin apa?", ujar seorang bernama Harfi. Semua teman-temannya sibuk memesan makanan yang ada di kantin.

***********

Neyza yang sedari tadi duduk di taman dengan kucing peliharaannya nampak sedang menikmati suasana belakang rumah. Kadang ia menghela napas panjang.

Neyza : "Ling. Lama-lama gak enak tahu jadi anak orang kaya. Dari kecil ditinggal mulu. Dekatnya sama baby sitter. Dijauhin teman. Banyak haters. Terus besok kehidupanku kayak apa, ya?"

Ling, si kucing hanya terdiam dan tertidur.

"Heh.. kamu tuh punya sahabat. Enak aja main bilang gak punya teman.", tepukan Weni dari belakang mengagetkan Neyza. Weni adalah salah satu sahabat Neyza sejak duduk di sekolah menengah pertama. Weni seperti saudara kembar Neyza karena apapun kemauan mereka selalu sama. Hobi dan apa yang mereka tak suka hampir banyak kesamaan.

Neyza : "Eh, Wen. Aku pingin pindah."

Wendi : "Pindah kemana?"

Neyza : "Pindah kehidupan, Wen."

"APA?!"

Terpopuler

Comments

V_Z

V_Z

SEMANGAT THOR, SALAM DARI "SANG PENGACARA"

2020-08-31

1

Priska Anita

Priska Anita

Like dari Rona Cinta mendarat disini 💜

2020-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nasib
2 Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3 Bab 3 Aku yang baru
4 Bab 4 Tetanggaku
5 Bab 5 Minyak Air
6 Bab 6 Berbunga
7 Bab 7 Bareng
8 Bab 8 Teman
9 Bab 9 Tamu tak diundang
10 Bab 10 Sana, Rion
11 Bab 11 Siapa kamu?
12 Bab 12 Bukan aku
13 Bab 13 Kejutan
14 Bab 14 Hancur
15 Bab 15 Pilihan Sulit
16 Bab 16 Jangan Lari
17 Bab 17 Jangan Sakit
18 Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19 Bab 19 Kita gak apa-apa
20 Bab 20 Tinggal
21 Bab 21 Selamat Datang
22 Bab 22 Harus bagaimana?
23 Bab 23 Pilihan
24 Bab 24 Double Trouble
25 Bab 25 Jadi siapa?
26 Bab 26 Kamu dimana?
27 Bab 27 Tidak apa-apa
28 Bab 28 Menangislah
29 Bab 29 Pamit
30 Bab 30 Alam penyembuh
31 Bab 31 Hanya sebentar
32 Bab 32 Terkuak
33 Bab 33 Pertemuan awal
34 Bab 34 Bangkit lagi?
35 Bab 35 Terbuka
36 Bab 36 Beda
37 Bab 37 Satu tujuan
38 Bab 38 Dia ternyata
39 Bab 39 Teman Selamanya?
40 Bab 40 Waktu Neyza
41 Bab 41 Kabar Mengejutkan
42 Bab 42 Kenapa datang lagi?
43 Bab 43 Nuansa Putih
44 Bab 44 Sedekat ini
45 Bab 45 Curhat
46 Bab 46 Malam Nanti
47 Bab 47 Malam Bersama
48 Bab 48 Kembali lagi
49 Bab 49 Cerita Malam
50 Bab 50 Mau kamu apa?
51 Bab 51 Tinggal berdua
52 Bab 52 Izin
53 Bab 53 Mama dan Papa
54 Bab 54 Restu Hani
55 Bab 55 Masa Lalu itu
56 Bab 56 Password : Cemburu
57 Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58 Bab 58 Jujur
59 Bab 59 Kota Baru
60 Bab 60 Runyam
61 Bab 61 Sadar
62 Bab 62 Reuni
63 Bab 63 Maaf ya, Ney
64 Bab 64 Tanteku
65 Bab 65 Perkasa
66 Bab 66 Recovery
67 Bab 67 Kelam
68 Bab 68 Sayonara
69 Bab 69 Sebuah cerita
70 Bab 70 Kedatangan Tamu
71 Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72 Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73 Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74 Bab 74 Butuh Bantuan
75 Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76 Bab 76 Akting
77 Bab 77 Merekam jejak
78 Bab 78 Restoran malam ini
79 Bab 79 Jelaskan!
80 Bab 80 Terbuka
81 Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82 Bab 82 Mungkin nanti
83 Bab 83 Tak disangka
84 Bab 84 Dua berita
85 Bab 85 Kusut
86 Bab 86 Gerak cepat.
87 Bab 87 Tambah rumit
88 Bab 88 Minta tolong
89 Bab 89 Cinta mati
90 Bab 90 Ijin sahabat
91 Bab 91 Paruh waktu
92 Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93 Bab 93 Berbunga-bunga
94 Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95 Bab 95 Berdebar
96 Bab 96 Selamat Datang
97 Bab 97 Kotak rahasia
98 Bab 98 Pria itu
99 Bab 99 Tuan Bayangan
100 Bab 100 Ayo lari!
101 Bab 101 Apakah kamu?
102 Bab 102 Serunai bersuara
103 103 Tegas!
104 104 Patah Hati (lagi)
105 105 Cinta segitiga
106 106 Bayangan Maliq
107 107 Takdir apalagi?
108 108 Pertemuan tak terduga
109 109 Sebuah jawaban
110 110 Harapan itu ada
111 111 Ikat
112 112 Ikut
113 113 Hari ini
114 114 Lelah
115 115 Kamu kenapa?
116 116 Bersama
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1 Nasib
2
Bab 2 Dunia (bakal) terbalik
3
Bab 3 Aku yang baru
4
Bab 4 Tetanggaku
5
Bab 5 Minyak Air
6
Bab 6 Berbunga
7
Bab 7 Bareng
8
Bab 8 Teman
9
Bab 9 Tamu tak diundang
10
Bab 10 Sana, Rion
11
Bab 11 Siapa kamu?
12
Bab 12 Bukan aku
13
Bab 13 Kejutan
14
Bab 14 Hancur
15
Bab 15 Pilihan Sulit
16
Bab 16 Jangan Lari
17
Bab 17 Jangan Sakit
18
Bab 18 Manji, ayo beli martabak.
19
Bab 19 Kita gak apa-apa
20
Bab 20 Tinggal
21
Bab 21 Selamat Datang
22
Bab 22 Harus bagaimana?
23
Bab 23 Pilihan
24
Bab 24 Double Trouble
25
Bab 25 Jadi siapa?
26
Bab 26 Kamu dimana?
27
Bab 27 Tidak apa-apa
28
Bab 28 Menangislah
29
Bab 29 Pamit
30
Bab 30 Alam penyembuh
31
Bab 31 Hanya sebentar
32
Bab 32 Terkuak
33
Bab 33 Pertemuan awal
34
Bab 34 Bangkit lagi?
35
Bab 35 Terbuka
36
Bab 36 Beda
37
Bab 37 Satu tujuan
38
Bab 38 Dia ternyata
39
Bab 39 Teman Selamanya?
40
Bab 40 Waktu Neyza
41
Bab 41 Kabar Mengejutkan
42
Bab 42 Kenapa datang lagi?
43
Bab 43 Nuansa Putih
44
Bab 44 Sedekat ini
45
Bab 45 Curhat
46
Bab 46 Malam Nanti
47
Bab 47 Malam Bersama
48
Bab 48 Kembali lagi
49
Bab 49 Cerita Malam
50
Bab 50 Mau kamu apa?
51
Bab 51 Tinggal berdua
52
Bab 52 Izin
53
Bab 53 Mama dan Papa
54
Bab 54 Restu Hani
55
Bab 55 Masa Lalu itu
56
Bab 56 Password : Cemburu
57
Bab 57 Jangan Ganggu Anakku!
58
Bab 58 Jujur
59
Bab 59 Kota Baru
60
Bab 60 Runyam
61
Bab 61 Sadar
62
Bab 62 Reuni
63
Bab 63 Maaf ya, Ney
64
Bab 64 Tanteku
65
Bab 65 Perkasa
66
Bab 66 Recovery
67
Bab 67 Kelam
68
Bab 68 Sayonara
69
Bab 69 Sebuah cerita
70
Bab 70 Kedatangan Tamu
71
Bab 71 Kabar Kabar Bahagia
72
Bab 72 Ta, jangan tinggalin Mama.
73
Bab 73 "Kak, aku di kantor Polisi"
74
Bab 74 Butuh Bantuan
75
Bab 75 Tenang, bersenang-senanglah dulu
76
Bab 76 Akting
77
Bab 77 Merekam jejak
78
Bab 78 Restoran malam ini
79
Bab 79 Jelaskan!
80
Bab 80 Terbuka
81
Bab 81 Pertanyaan-pertanyaan
82
Bab 82 Mungkin nanti
83
Bab 83 Tak disangka
84
Bab 84 Dua berita
85
Bab 85 Kusut
86
Bab 86 Gerak cepat.
87
Bab 87 Tambah rumit
88
Bab 88 Minta tolong
89
Bab 89 Cinta mati
90
Bab 90 Ijin sahabat
91
Bab 91 Paruh waktu
92
Bab 92 Sambut atau tinggalkan
93
Bab 93 Berbunga-bunga
94
Bab 94 Ulang tahun pernikahan
95
Bab 95 Berdebar
96
Bab 96 Selamat Datang
97
Bab 97 Kotak rahasia
98
Bab 98 Pria itu
99
Bab 99 Tuan Bayangan
100
Bab 100 Ayo lari!
101
Bab 101 Apakah kamu?
102
Bab 102 Serunai bersuara
103
103 Tegas!
104
104 Patah Hati (lagi)
105
105 Cinta segitiga
106
106 Bayangan Maliq
107
107 Takdir apalagi?
108
108 Pertemuan tak terduga
109
109 Sebuah jawaban
110
110 Harapan itu ada
111
111 Ikat
112
112 Ikut
113
113 Hari ini
114
114 Lelah
115
115 Kamu kenapa?
116
116 Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!