Suami Kaya Rayaku Yang Malang
Suara alarm pukul 9 pagi. Sang empunya kamar masih berselimut dan terlelap tidur. Acara reuni tadi malam membuatnya harus tertidur lama.
Neyza, anak perempuan satu-satunya. Terlahir dari keluarga kaya raya. Pengusaha furniture ternama di beberapa kota. Seperti biasanya, ia terbangun hingga matahari hampir tergelincir di siang hari.
"Neeeey... hei. Sudah mau siang. Ayok sarapan. Mama capek ya tiap hari bangunin kamu. Bentar lagi Mama mau ke bandara.", Mama Neyza membangunkan anaknya dengan semangat.
Neyza berusaha membuka mata. Mau tak mau ia terpaksa bangun karena ajakan mamanya.
Neyza : "Hmm.. Mau kemana sih, ma?"
Mama : "Ke Belitung. Mama sama Ibu-ibu arisan sudah pesan hotel seminggu. Sekalian pameran toko Papa. Kamu bisa nyusul kalo mau."
Neyza menggeleng sambil berjalan keluar kamar. Sementar seorang asisten rumah tangga masuk untuk merapikan kamarnya.
Kini, Mama dan Neyza duduk berdua di meja makan.
Mama : "Ney. Minggu depan kamu bisa ya nemenin Tante Reina ke KL?"
Neyza : "Ngapain?", Neyza mengunyah sandwich tuna kesukaannya."
Mama : "Dia mau beli tas model terbaru merk ZiCto. Dia kan penggemar berat."
Neyza : "Ngapain ke sana, sih? Di Indonesia kan juga banyak tas branded. Buang-buang duit aja. Gak, ma. Tugas kuliahku masih banyak. Sama Kak Debi aja. Dia kan nganggur." Neyza menyebut salah satu anak Tante Reina.
Mama tersenyum dan segera melanjutkan sarapannya. Seorang asisten rumah tangga, Bi Sum, menghampiri Neyza.
Neyza : "Neng. Ini tadi hape neng centang centung. Mungkin penting." Neyza mengambil ponsel yang diberikan Bi Sum.
[+*62-876566932***] : Angkat telponnya. Gak usah sembunyi. Lihat kan, anak-anak kampus pada gak suka sama kamu.
[+62-81234789***] : Hi, Ney. Kamu bisa kok hubungi aku kapan aja. Bahkan nemani kamu semalaman sampai akhir semester aku gak rugi. Pasrah aja :). Bobi.
[+62-8342167***] : Gak usah sok cantik. Disapa aja gak jawab. Sok kaya lu*.
Beberapa pesan random yang ia dapat tidak saja hari ini. Tapi hari-hari lain juga ia rasakan serupa dan menurutnya itu sangat membosankan. Tak ada satu pesanpun yang dibalas oleh Neyza. Ia sesekali membaca. Sisanya ia biarkan saja. Ia tak sungkan menghapus seluruh pesan di kotak masuk ponselnya.
"Aku tuh juga gak mau terlalu cantik, wahai netizen.", batinnya suatu hari saat awal-awal mendapatkan pesan kebencian. Entah dari mana asalnya. Masuk ke kampus bergengsi karena murni dari usahanya tidaklah semulus yang dibayangkan. Kaya, cantik, menawan adalah sebuah keberuntungan Neyza.
Ia pun segera beranjak bersamaan dengan pamitnya sang mama.
Mama : "Ney. Be a good girl. Mama sudah transfer 20 juta ke rekening Ney. Cukup ya buat seminggu?"
Neyza hanya mengangguk seadanya. Inilah mungkin yang membuat para haters membencinya. Dunia sudah ada dalam genggamannya dengan sangat mudah.
**********
Di situasi yang lain. Seorang pria yang baru bangun dengan setelan jas lengkap. Ia nampak kebingungan dengan pakainan yang dikenakan. Nampaknya ia tengah mabuk tadi malam. Perpisahan seorang teman yang akan pergi ke luar negeri membuatnya harus berada pada sebuah pesta hingga dini hari. Ia dibopong oleh dua sahabatnya pulang ke rumah.
Rion, begitu ia dipanggilnya. Adalah anak satu-satunya dari keluarga kaya raya. Hampir semua orang di kota tahu nama besar keluarganya. Ayah dan Ibunya pengusaha dua Plaza dan Mall ternama. Mereka juga mempunyai dua tempat wisata terbesar. Ramai pengunjung hingga pundi-pundi rupiah mengalir begitu saja tanpa bisa ditahan.
Rion dengan sahabat-sahabatnya, menjadi anak muda gaul dengan kehidupan modernnya.
Kriiing.....
Rion mengangkat telepon genggamnya.
"Do. Udah nyampe?", Rion berbicara sambil keluar kamar. Ia turun dari lantai atas ke arah ruang tamu dan membuka pintu utama. Wajahnya sumringah tatkala melihat seorang tamu yang ia tunggu.
"Faldo !!", Rion berteriak dan memeluk sahabatnya itu. Faldo baru saja datang dari luar kota setelah selesai menempuh perkuliahan. Faldo adalah anak yang pintar. Mendapatkan gelar sarjana hanya ia tempuh 3 tahun saja. Karena Ayah Faldo adalah sahabat Ayah Rion, maka ia diminta Ayah Rion untuk bekerja di salah satu perusahaannya.
Rion dan Faldo duduk di ruang makan untuk sarapan pagi.
Faldo : "Rion. Gimana kuliah mu?"
Rion : "Ya kayak gini aja sih. Capek juga gak lulus-lulus."
Faldo : "Bukannya lu capek dikejar cewek-cewek kampus?"
Rion tersenyum tipis. Ia tak mengelak dengan apa yang ada dalam dirinya dan kehidupannya.
Faldo : "Ini beda kalo lu uda kerja atau nikah."
Rion : "Masih jauh. Gak kepikiran gue mah."
Faldo : "Atau lu hidup sederhana."
Rion : "Ada aja lu. Masa iya kayak gitu ceritanya."
Faldo : "Lu kan belum pernah. Makanya gak mungkin untuk saat ini."
Rion diam.
Rion : "Kali aja kalo gak kaya gak ada cewek yang deketin guenya."
Faldo hanya tersenyum geli melihat reaksi Rion dan menghabiskan nasi goreng di piringnya.
Hari itu, Rion ke kampus untuk mengikuti ujian semester. Ia tengah turun dari mobil. Beberapa perempuan mendekatinya.
"Rion. Uda siap? Tadi aku lihat peta kelas kursi kita gak jauhan. Kamu bisa lihat jawabanku nanti.", ujar seorang perempuan dengan genitnya.
"Ini ada vitamin langsung minum biar kamu fit. Jangan sakit.", ungkap seorang lagi dengan senyum paling lebar.
Rion tak begitu memperhatikan. Hanya membalas dengan anggukan lalu berlalu tanpa membawa apa yang ditawarkan. Setenar itu Rion di kampusnya. Ia sedikit risih dengan kehidupannya. Ia mendadak menjadi seperti seleb kampus yang dipuja banyak perempuan. Ia tak berniat sedikit pun untuk mendapatkan seorang kekasih. Apalagi reaksi para perempuan yang dekat dengannya. Menurutnya semua hanya keinginan yang tidak tulus. Mereka hanya terbuai dengan imagenya semata. Andai ia tidak kaya, tidak tampan. Mungkin ia tak dilirik oleh seorang Perempuan pun.
Rion ke kantin untuk bertemu teman-temannya. Ia duduk bersama 5 orang temannya. Rion mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dari sakunya.
Rion : "Beli makanan gih. Laper gue. Kagak pada lapar?"
"Wah. Kebetulan. Kita juga pada lapar. Pada pingin apa?", ujar seorang bernama Harfi. Semua teman-temannya sibuk memesan makanan yang ada di kantin.
***********
Neyza yang sedari tadi duduk di taman dengan kucing peliharaannya nampak sedang menikmati suasana belakang rumah. Kadang ia menghela napas panjang.
Neyza : "Ling. Lama-lama gak enak tahu jadi anak orang kaya. Dari kecil ditinggal mulu. Dekatnya sama baby sitter. Dijauhin teman. Banyak haters. Terus besok kehidupanku kayak apa, ya?"
Ling, si kucing hanya terdiam dan tertidur.
"Heh.. kamu tuh punya sahabat. Enak aja main bilang gak punya teman.", tepukan Weni dari belakang mengagetkan Neyza. Weni adalah salah satu sahabat Neyza sejak duduk di sekolah menengah pertama. Weni seperti saudara kembar Neyza karena apapun kemauan mereka selalu sama. Hobi dan apa yang mereka tak suka hampir banyak kesamaan.
Neyza : "Eh, Wen. Aku pingin pindah."
Wendi : "Pindah kemana?"
Neyza : "Pindah kehidupan, Wen."
"APA?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
V_Z
SEMANGAT THOR, SALAM DARI "SANG PENGACARA"
2020-08-31
1
Priska Anita
Like dari Rona Cinta mendarat disini 💜
2020-07-22
1