"Namaku Hansel Jerry, usiaku 29 tahun, aku seorang pengusaha", kata Jerry dengan wajah datar dan nada sombong sambil menjabat tangan Yura.
"Sombong sekali dia", batin Yura.
"Oh, usiaku 28 tahun", Yura menjawab Jerry dengan wajah yang tidak kalah datarnya.
Tingkah mereka berdua pun membuat orangtua mereka tertawa. "Ahh kalian berdua tegang sekali", kata Pak Yudo.
"Baiklah, berhubung ini sudah siang, jadi kita makan siang dulu ya, sambil kita berbincang santai. Setelah makan baru kita membahas hal yang serius", kata Bu Sinta kepada semua yang ada di ruang tamu.
Dengan sigap Yura membantu bibinya menata makanan yang sudah dimasak Bude Rum, Asisten rumah tangga yang sudah mereka anggap seperti keluarga sendiri, di meja makan, ikut pula Bu Mery menyusul mereka.
"Mari para Bapak-Bapak yang tampan, makanan sudah siap, kita makan dulu ya", kata Bude Rum kepada para lelaki yang duduk di ruang tamu.
"Siap, Bude Rum. Terimakasih", balas Pak Bram.
Setelah makan siang, mereka pun kembali ke ruang tamu.
"Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Mas Jerry, dan Non Yura, saya buatkan jus jeruk ya supaya tidak tegang nanti pembahasan mengenai pernikahannya, heheheh", kata Bude Rum, tiba-tiba.
Bude Rum orangnya sangat ramah. Beliau selalu memiliki cara untuk membuat orang tertawa.
"Dengan senang hati, Bude Rum, sekalian cemilan juga ya", kata Pak Bram.
"Siap Pak Bos", jawab Bude Rum sambil memposisikan dirinya seperti sedang hormat bendera.
Sembari Bude Rum sedang menyiapkan jus jeruk dan cemilannya, Pak Yudo menggoda Jerry yang sedari tadi hanya diam menatap layar handphonenya. Entah apa yang dia perhatikan dari tadi.
"Jer, besok ajak Yura jalan-jalan ya, sambil kalian mengenal satu sama lain. Jangan dianggurin donk gadis secantik Yura".
"Papa apa-apaan sih, tidak lucu ahh", jawab Jerry dengan wajah datar tanpa senyum sedikit pun.
"Iya Jer, Papa kamu benar, Nak. Kalian kan sudah sama-sama dewasa, rencananya pernikahan kalian akan dilaksanakan dua bulan lagi. Jadi kalian bisa saling mengenal mulai sekarang ya. Paling tidak, kamu tau apa saja yang disukai dan tidak disukai Yura, begitu pun sebaliknya. Supaya nanti setelah kalian menikah, kalian tidak saling terkejut dengan pribadi masing-masing", tambah Bu Mery.
Jerry membuang nafasnya kasar, "Iya, Ma, asal Papa dan Mama bahagia, Jerry turutin apa kemauan kalian", jawab Jerry.
Bude Rum pun sudah menyelesaikan jus jeruk dan cemilannya. Dan sudah diletakkan di meja ruang tamu. Setelah itu Bude Rum kembali ke belakang untuk membersihkan piring kotor yang sudah menumpuk.
"Mari kita lanjutkan pembicaraan serius ini", kata Pak Bram.
"Jadi kami bermaksud ingin melamar Yura menjadi menantu kami. Rencananya pernikahan akan dilaksanakan dua bulan lagi bertepatan dengan ulang tahun Jerry yang ke-29 tahun dan akan dilaksanakan di Bali", kata Pak Yudo.
"Dengan senang hati kami menerimanya", jawab Pak Bram dengan tersenyum sambil melihat Yura.
"Kamu tidak keberatan kan, Nak?", tanya pamannya kepada Yura.
"Eemmm, Yura mau, Papa. Apapun itu, yang penting Papa dan Mama bahagia, Yura pasti bahagia", kata Yura dengan lembut.
"Terimakasih, Sayang", kata Bu Sinta.
Keesokan harinya..
"Yura, selamat ya, saya dengar kamu mau menikah", kata Pak Frans, Bos Yura, membuyarkan lamunan Yura yang duduk di bangku kantin kantor.
"Oh iya, Pak. Terimakasih. Tapi Bapak tau dari mana?", tanya Yura.
"Tadi Pak Jerry menelepon saya, katanya kalian akan menikah dua bulan lagi. Maka dari itu dia meminta saya untuk memindahkan kamu ke kantor Pusat", jawab Pak Frans.
"Hah, kantor pusat Pak? Maksudnya apa ya? Kenapa saya harus dipindah kesana?", Yura bertanya dengan heran.
"Iya, Yura. Pak Jerry meminta kamu menjadi sekretaris pribadinya di kantor pusat dan dia minta minggu depan kamu harus sudah disana", jawab Pak Frans.
"Emangnya siapa Pak Jerry itu, Pak? Kenapa dia bisa meminta saya dengan seenaknya? Saya kan karyawan Pak Frans Juanda", tanya Yura yang semakin bingung.
Pak Frans tersenyum menjawab Yura, " Dia adalah CEO Jerryan Corps, Yura. Dan perusahaan ini sangat berhutang budi dengan Jerryan Corps karena Pak Jerry juga banyak menanam saham disini. Jadi saya harap kamu bisa mengerti, ya", jawab Pak Frans.
"Yasudah, kamu jangan melamun lagi, calon pengantin tidak boleh banyak melamun, pamali. Saya duluan kembali ke ruangan saya ya, Yura", kata Pak Frans lalu berjalan kearah ruangannya.
Yura hanya terdiam sambil menganggukkan kepalanya lemah. "Hah, dia CEO?", batin Yura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments