"Papa dan Mama sudah datang. Eh, bersama calon menantu tersayang. Selamat datang, calon istriku" kata Jerry sambil menuruni anak tangga sambil tersenyum sinis ke arah Yura.
"Kamu ini, Jer. Sejak kapan kamu pulang dari kantor? Ada-ada saja akal kamu ya" Kata Pak Yudo.
"Tadi Jerry pulang cepat, Pa, tidak jadi meeting. Mendadak kepala Jerry pusing" kata Jerry terkekeh.
"Alasan aja kamu, Jer", kata Bu Mery.
Dua Jam kemudian..
"Jer, kamu antar Yura ke apartemen kita ya. Karena Yura tidak mungkin tinggal disini, serumah dengan kamu, kan kalian belum menikah. Yaa walaupun ada Papa dan Mama disini" kata Bu Mery kepada Jerry.
"Kenapa harus aku yang antar, ma? Kan ada Pak Ujang" protes Jerry.
"Jer.. tidak usah banyak protes" seru Pak Yudo kepada anaknya.
Akhirnya Jerry pun menghantarkan Yura ke apartemen mereka.
Selama di perjalanan, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka berdua.
Dua puluh menit terasa seperti dua puluh jam bagi Yura karena kesunyian selama di mobil.
"Sudah sampai" kata Jerry cuek.
"Bisa bantu aku menurunkan barang-barangku? jawab Yura lembut.
"Kamu turun dulu dari mobilku. Kamu masih punya dua tangan kan? Pergunakan tanganmu itu untuk menurunkan barang-barangmu dan mengangkatnya ke kamar apartemen. Oh iya, ini kunci apartemen nya " Kata Jerry dengan ketus.
"Tapi kan..." belum selesai Yura berbicara, Jerry langsung memotongnya "Tidak Usah Manja!".
Yura pun tiba di kamar apartemen keluarga Pak Yudo.
"Akhirnya... aku bisa istirahat." Yura berbicara sendiri.
"Huffth, apakah aku akan bahagia setelah menikah dengan pria galak itu nanti? Saat ini aja dia sudah begitu tega denganku", batin Yura sambil dia mengemasi barang-barangnya.
"Ah sudahlah. Semua demi Papa dan Mama. Aku yakin mereka selalu memberi yang terbaik kepadaku. Termasuk tentang perjodohan ini. Kuatkan aku, Tuhan" batin Yura lagi.
Yura pun membersihkan dirinya lalu dia beristirahat karena sudah sangat lelah lahir dan batin (iya, Yura lelah batin menghadapi tingkah Jerry).
Keesokan harinya..
"Aku sampai apartemen 5 menit lagi, segera tunggu di lobby, kita ke kantor bersama" kata Jerry yang menelepon Yura.
Belum sempat Yura menjawab, Jerry sudah mematikan teleponnya.
"Astaga, pria galak ini" gerutu Yura sambil melihat layar handphonenya.
Untung saja Yura sudah siap dari tadi untuk berangkat ke kantor. Dan memang dia baru saja akan menelepon Jerry, karena Yura tidak tahu alamat kantor baru nya ini. Tapi ternyata Jerry menelepon dia duluan. (Hahaha.. ciyee, ada kontak batin nii Jerry dan Yura)
Yura pun sudah di lobby apartemennya.
Tidak lama kemudian Jerry datang dan mereka ke kantor bersama.
Masih sama seperti semalam, tidak ada satu kata pun di antara mereka selama di dalam mobil. Hening. Sunyi. Begitulah.
"Kita sudah sampai. Turunlah. Aku akan meminta satpam memarkirkan mobilku" kata Jerry memecah keheningan ketika tiba di depan kantor.
Yura pun takjub melihat bangunan yang sangat mewah itu.
"Wawww, bagus banget" , batin Yura.
"Selamat Pagi Pak Jerry. Mari saya parkirkan mobilnya, Pak" kata Pak Dito, salah satu Satpam kantor Jerry menghampiri mereka.
"Heh, kamu jangan seperti orang norak begitu, donk. Kantor saya memang bagus. Tapi kamu bisa kan bersikap biasa saja" kata Jerry dengan ketus kepada Yura, karena dari tadi Yura tidak berhenti menggeleng mengagumi kantor yang begitu mewah.
"Ayo ikut aku", kata Jerry lagi.
Dan Yura pun menurut, berjalan di belakang Jerry.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments