LIMA.

Mobil yang di tumpangi oleh Adel dan Angga berhenti di depan sebuah cafe, Angga turun dari mobil dan menuju tempat Adel duduk untuk membukakan pintu mobil untuk Adel.

Adel yang di perlakukan seperti itu hanya menurut saja dan tidak mau membantah. Angga memegang tangan Adel dengan erat sambil tersenyum.

"Kamu kenapa senyum gitu?" Tanya Adel kepada Angga

"Oh gpp sayang, aku hanya senang udah bisa ketemu sama kamu." jawab Angga masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya

Angga membawa Adel menuju salah satu meja di bagian pojok cafe, disana mereka bisa melihat jalan raya yang begitu ramai dan juga di tempat mereka sekarang duduk tidak terlalu ramai pengunjung.

"Sayang mau pesan apa?" Tanya Angga dengan menatap Adel, Angga tidak pernah bosan rasanya melihat wajah wanita yang beberapa bulan lalu ini sudah menjadi istrinya.

"Sama'in aja" kata Adel dengan singkat dan tidak berani menatap Angga

"Ya udah, saya pesan matcha lattenya dua dan stik dua ya" kata Angga kepada pelayan yang berada di samping mereka

Setelah selesai mencatat pesanan Angga pelayan tersebut langsung berlalu dari hadapan mereka. Tidak ada di antara mereka memulai percakapan baik Angga maupun Adel masih melamun. Angga yang melamun memuji kecantikan Adel dan sebagainya tentang wanita itu, sedangkan Adel entahlah apa yang sedang wanita itu lamunkan.

"Habis ini kita ke rumah aku ya" kata Angga setelah beberapa menit tidak ada percakapan di antara ke duanya

"Eh....nga..ngapain?" Tanya Adel dengan tebata-bata, rasanya cukup cangguk bagi Adel, karena ini pertama kali bertemu sedangkan pria itu tidak ada cangguknya.

"Aku mau ngenalin kamu sama keluarga aku" kata Angga

"Bukannya ini tidak terlalu cepat?" Tanya Adel

"Engga lh sayang, lebih cepat lebih baikkan"

"Tapi aku bel----"ucapan Adel berhenti ketika seorang pelayan meletakkan pesanan mereka, lalu pelayan itu berlalu setelah pamit kepada Angga dan Adel

"Kita makan dulu, baru lanjutin obrolannya setelah selesai makan"

Setelah itu mereka makan dalam keheningan, Adel makan dengan pelan rasanya ia tidak memiliki selera sekarang.

"Kenapa makannya seperti itu?" Tanya Angga ketika melihat Adel tidak bersemangat saat menyantap makanannya

"Mmm...aku gak pa pa kok" jawab Adel

Setelah itu kembali hening, beberapa menit akhirnya mereka selesai dengan makanan dan Angga langsung mengajak Adel pergi dari cafe tersebut. Mereka sedang dalam perjalanan, Adel tidak tahu kemana Angga akan membawanya sedari tadi hanya keheningan yang menemani mereka berdua. Sekarang mobil itu berhenti di depan sebuah rumah mewah yang begitu modern dan mewah. Adel yang melihatnya hanya bisa mebelakkan mata karena takjub.

"Ini rumah siapa?" Tanya Adel setelah keluar dari mobil dan berada di sebelah Angga

"Ini rumah papi sama mami aku" jawab Angga dengan santai sedangkan Adel terkejut ketika mendengar hal itu. bagaimana bisa pria ini langsung mengajaknya bertemu dengan kedua orang tua nya tersebut.

"Kenapa gak bilang dulu kalau kita mau ketemu sama papi dan mami kamu" kata Adel dengan cemberut bukanya ia tidak suka namun ia hanya belum siap saja.

"Bukankah aku udah bilang ya tadi pas di cafe?" Tanya Angga sambil mengajak Adel masuk ke rumah mewat itu.

"Aku belum setuju tadi"kata Adel dengan kesal

Angga yang melihat itu hanya tersenyum, Angga tidak akan menyia-nyiakan waktu pada saat ini.

"Mami sama papi ada di dalam gk bi?" Tanya Angga kepada salah satu asisten rumah yang baru saja mendatanginya

"Ada Den, nyonya sama tuan sedang berada di ruang tamu bersama dengan nyonya muda" kata bi minah---nama pembantu rumah tangga Angga

"Ya udah kalau gitu Angga masuk dulu ya bi" pamit Angga

"Iya Den"

Angga menuntunnya menuju ke sebuah ruangan yang lebih besar dan memiliki perabotan yang mewah di sana dan juga foto keluarga Angga.

Adel menggenggam erat tangan Angga yang sedang menuntunnya hal itu membuat Angga sadar bahwa sang istri ketakutan terbukti dengan tangan yang sedingin es dan sedang menggenggam tangannya erat.

Disana tiga orang dewasa yang berbeda usia sedang duduk di sofa mewah sambil mengobrol dan memakan cemilan buatan pembantu rumahnya. Mereka menyadari jika seseorang datang menghampiri ke tempat mereka sekarang.

"Sayang kau sudah datang" kata sang ibu yang terlebih dahulu menyadari kedatangan anak sulungnya.

"Iya mi" jawab Angga dan menarik tangan Adel menuju ke tempat ibunya sekarang

"Mi, pi, amira kenalin ini istri Angga" kata Angga to the poin tanpa membuang waktu lagi, sedangkan Adel diam sambil menenangkan jantungnya yang berdetak tak karuan saking gugupnya.

"HAH!!!" Teriak Amira Adik Angga yang sangat terkejut dan jangan lupa Ayahnya tak kalah terkejut kecuali sang ibu tentunya.

"Sayang bawa istri kamu duduk dulu" kata sang ibu dan memberikan ruan kepada Angga dan Adel

"Makasih mi" kata Angga

Angga tidak menyadari jika tatapan sang ayah begitu tajam melihat ke arahnya dan Adel, sedangkan Amira hanya diam karena masih syok.

"Mami tau ini?" Tanya suaminya dengan suara yang lebih tajam dan berat dari biasanya

"Iya pi, maaf mami gak sempat kasih tau, soalnya papi sibuk dan gak ada waktu" kata sang istri dengan wajah memelas

Antony---ayah Angga meneliti penampilan Adel dari atas sampai bawah, ia tidak menyangka jika sang anak sudah menikah bahkan tanpa restunya, apa Angga sudah tidak menganggapnya lagi. Pikirnya

"Kapan kamu nikah sama dia Angga?" Tanya sang Ayah dan Angga langsung menatap ke arah ayahnya

"Kurang lebih enam bulan pi" jawab Angga sambil mengamit tangan Adel lang berada di samping tubuhnya

"Dan kamu tidak meminta restu ayah"

"Maaf pi" jawab Angga sambil menunduk

"Angga gak sempat, Angga nikah sama Adel lewat online dan belum melaksanakan resepsi kok" jelas Angga

"APA!! Kamu nikah sama dia leawat online"tunjuk Antony ke arah Adel

"Dimana otak kamu Angga"lanjut Antony dengan teriak dan wajah memerah

"Ayah gak boleh seperti itu, Adel adalah menantu kita" kata Istrinya menengahi

"Apa Abang hamilin dia?" Tanya Amira hati-hati, pertanya itu membuat semua orang menatap Adel dan Angga secara bergantian menunggu jawaban dari Angga.

Sedangkan Adel yang mendengar pertanyaan itu langsung tersentak dan mengangkat wajahnya yang sedari tadi tertunduk. Angga yang menyadari ketegangan Adel hanya bisa menyalurkan ketenangannya melewati tangan Adel yang berada di atas pangkuannya.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!