Adriana terlibat pembicaraan santai dengan dirutnya Pak David Sumargono, di ruangan meeting. Para peserta rapat yang lain sudah meninggalkan ruangan sejak 10 menit lalu, tapi David terbiasa meluangkan waktu untuk mengobrol santai dengan Adriana, bagi David Adriana sudah seperti keluarga sendiri karena sejak awal dia melihat gadis ini dari wajah culun fresh graduate dan sekarang sudah menjadi level manager yang selalu bisa diandalkannya. David menyayangi Adriana, layaknya seorang kakak kepada adiknya.
"Adri, kamu cutilah lagi. Kemana gitu, adekmu menikah kamu cuma cuti dua hari. Gimana sih? Padahal cutimu masih banyak loh" kata David sedikit melirik Adriana lalu kembali fokus ke handphonenya.
"Kemana pak? Saya suka di kantor" balas Adriana sembari memainkan pipinya dengan pulpen. Alisnya terangkat sambil tersenyum.
"Selalu dengan jawaban yang sama," Dengus pelan bossnya, David prihatin dengan Adriana selama 6 tahun ini benar benar mendedikasinya hidupnya untuk perusahaan ini hingga tak mempunyai kehidupan pribadi. Usianya sudah hampir 30 tahun, David takut jika manager favoritnya tidak memiliki visi tentang masa depan seperti orang lain pada umumnya.
"Bikin story dulu pak" kata Adriana mengambil posisi swafoto untuk inst* story, ia termasuk orang yang paling rajin membuat story walau levelnya belum seperti selebriti indo yang sampai membuat story titik titik saking banyaknya konten yang harus dipamerkan ke pengikut.
Ceramah sore dari bigboss @davidsumargono caption story Adriana
"Mbak Angel reply : iyain saja biar cepet" kata Adriana terkekeh memberitahu bossnya, Angelina adalah istri David, hanya berusia 5 tahun di atas Adriana sementara bossnya berusia 47 tahun. David termasuk lambat menikah, anaknya Felicia baru masuk sekolah dasar.
"Hahaha kalian, oh iyah next saturday kami bikin acara BBQ di rumah, kamu datang yah Adri" ajak David.
"Sepertinya bapak lupa, next week aku ke Sumatera loh" ucap Adriana merapikan alat tulisnya "duluan pak, ini bentar lagi pulang"
"Oh iyah, next time kalau begitu" ujar David yang juga ikut keluar dari ruang meeting. "Nanti aku cocokkan jadwal dengan Angel, sudah lama kamu gak ikut acara di rumah, oke?"
"Ya, Pak David Sumargono... Boss terbaik yang pernah ada," canda Adriana dibalas tawa keras oleh bossnya. Mereka pun berpisah menuju ruangan kerja masing-masing.
Adriana berjalan gontai menuju ruangannya yang harus melewati kubikal para staff, termasuk dua anak buahnya Inka dan Maureen.
"Bu, sudah selesai meetingnya?" Sapa Inka melihat Adriana datang. Wajahnya seperti anak ayam yang melihat induknya.
"Yes, laporanmu tanpa ada kesalahan, thank you. Kalian terbaik" puji Adriana memberikan jempol kepada asistennya yang disambut seruan bahagia dari kedua gadis berusia 5-6 tahun di bawahnya. Menurut Adriana memberikan apresiasi kepada anak buah itu wajib, tidak jarang pula ia agak keras kepada mereka. Adriana sangat tahu menjadi pemimpin, mereka harus naik bersama dan membenahi kesalahan untuk menjadi lebih baik.
"Andai Bu Riana mau menganggapku" gumam Rafael tiba-tiba bergabung di kubikal Inka sesaat Adriana berlalu.
"Duh bow, level kalian itu jauh" jelas Inka "Bu Riana itu manager, kamu baru pegawai kontrak bagian sales" lanjutnya menghancurkan harapan temannya. Inka menggeleng sambil memutar matanya.
"Siapa tahu beliau suka yang lebih muda dan fresh" balasnya lagi memamerkan gigi putih rata yang sudah di veneer. Terlalu putih, seperti cat tembok di dinding kantor.
"Ibu itu Elsa-nya Snow Queen. Beliau tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, walau yang suka ma Ibu itu banyak. Mau tak sebut satu-satu gak?" Sahut Maureen gak mau kalah.
"Siapa??" tanya Rafael penasaran.
"Aku baru tahu nih, Pak Tian Manager Lapangan di Sumatera sudah 2 tahun ini mengejar ibu" bisik Inka memulai pergunjingan hari itu
"Ah masa? Pak Tian kan cakep banget ya ampun" kata Maureen sambil menutup bibirnya heran.
"Cakep mana dibanding aku?" Tanya Rafael sembari menunjukkan pesona terbaiknya, kembali memamerkan gigi putih cat temboknya. Inka meringis melihat gigi Rafael.
"Cakep pak Tian.. kamu cocok di ajak ke mall, Pak Tian cocok di bawa ke ranjang" jelas Maureen dengan senyum mengeringai.
"Iler tuh, dasar ganjen" protes Rafael.
"Siapa sih yang gak mau ma ibu Riana, Tinggi, cantik, mata seperti Miranda Kerr, oh Tuhan jadikan dia milikku" ucap Rafael mengangkat kedua tangannya meminta doa yang kemudian kepala Rafael dikeplak buku oleh Inka.
"Tuhan menjawab -jangan mimpi ketinggian" bisik Maureen di telinga Rafael.
"Dia bisa jadi putri Indonesia yah, andai beliau mau" gumam Rafael yang diikuti anggukan kedua temannya.
"Menurutmu ibu itu normal gak sih?" Bisik Rafael ke telinga Inka
"Hati-hati ma ucapanmu, aku yang pertama menggantungmu di pantry jika pemikiran seperti itu berkembang di kepalamu" bisik sengit Maureen membela managernya
"Aku akan membuat fans club Bu Riana, aku yang jadi fans nomer satunya" kata Rafael sambil berlalu kembali ke kubikalnya" Begitulah hati jika mencinta dan memuja, Rafael tidak peduli dengan perkataan yang didengarnya. Masuk telinga kanan, keluar di telinga kiri. Hatinya masih tertuju kepada Manager PR kantornya.
###
author's note:
pemeran cowoknya belum setrong yah..
hmmm..
nantikan saja sayang 😊
love,
D 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
slow emotion nih, thor..
belum greget ya...
mr HB masih tidur ya...
2021-05-12
0
🔪міноַ⓿⓼ᶫꓸᴬ🦊
Hi @soejung kim aku disini.... tetap semangatttt dubbingnya
2020-04-08
1
Stranger
dubber nya belum muncul,tapi uda kepo sama kelanjutannya... jadiii gue baca ajja dehhhh ..wkwkwk ..
bakal ngalong nih gue...
2020-04-01
1