Meski Wita sudah tidak jahil namun ia masih saja galak dan bicara seperlu nya . Ia hanya akan menjawab jika di tanya oleh Rinto .
Hari terus berlalu , suatu ketika saat Wita sedang mengayuh sepeda nya dengan terburu - buru
Bruughh ..
" Aaahhh .. " suara jeritan Wita yang tertahan
Wita terjatuh , ban sepeda nya nyangkut di sebuah akar pohon yang besar .
Rinto yang saat itu habis mengantar barang pesanan juragan Ali terkejut mendengar suara wanita menjerit , tempat itu memang sepi .. Hanya ada jalan setapak untuk lalu lalang sepeda dan dokar . Di sekeliling jalan setapak itu berjajar pohon - pohon , mulai dari pohon bambu , pohon pisang , pohon melinjo , pohon nangka dan masih banyak lagi .
Rinto segera mempercepat laju sepeda nya dan menghampiri wanita tersebut .
" Kamu ga pa pa , dek ?" tanya Rinto sambil menaruh sepeda nya sembarangan . Seketika ia terkejut melihat wajah wanita yang terduduk sambil meringis dan memegani pergelangan kaki nya
" Dek Wita ? " panggil nya sambil berjongkok di hadapan Wita
Wita mengangkat kepala dan menatap lelaki yang ada di hadapan nya . Kemudian ia tertunduk sambil meringis
" Seperti nya kaki mu terkilir, dek .. Aku antar ke tukang urut ya ? " lanjut Rinto
" Tidak usah , aku mau pulang saja .. Biar nanti tukang urut langganan keluarga ku saja suruh datang ke rumah ku " jawab Wita masih meringis menahan sakit
" Ya sudah ayoo , aku antar kamu pulang " ucap Rinto sambil beranjak dari posisi nya
Wita pun segera mendongak kan kepala nya menatap Rinto , ia bingung bagaimana ia pulang . Jangan kan mengayuh sepeda , untuk berdiri saja sakit nya minta ampun .
Rinto yang di tatap oleh Wita pun paham , ia mengerti Wita tidak dapat bergerak . Rinto segera mengambil sepeda Wita dan menyandarkan nya di sebuah pohon . Lalu ia mengambil beberapa helai daun pisang dan menutupi nya . Rinto juga mengikat sepeda Wita dengan tali yang terdapat di sepeda nya . Rinto memang selalu membawa sebuah tali panjang yang terbuat dari karet yang cukup tebal .
Hal itu di lakukan karena ia sering mendapat titipan barang dari bapak nya untuk di kirim ke rumah pelanggan jika ia hendak keluar rumah. Dengan tali itu lah Rinto mengikat barang pesanan di boncengan belakang sepeda nya .
Kali ini ia menggunakan tali tersebut untuk mengikat sepeda Wita ke sebuah batang pohon nangka . Setelah selesai Rinto segera menghampiri Wita kembali , Wita masih duduk di tanah sambil memperhatikan yang di lakukan Rinto.
" Banyak akal juga nih cowok , gesit dan cekatan .. Keliatan ia memang baik dan tulus " batin Wita , tanpa sadar seulas senyum tersungging dari bibir nya
" Yuukk Dek , saya bantu ya .. " ucap Rinto , setelah ia mengambil sepeda nya dan mendirikan sepeda nya dengan besi penyanggah sehingga sepeda tersebut dapat berdiri tegak tanpa perlu di pegangi
Wita pun segera meraih uluran tangan Rinto , ia memberikan sebagian beban tubuh nya ke lengan Rinto dengan tertatih .
Rinto sangat tidak tega melihat Wita yang kesulitan untuk berdiri .
" Biar sama saya saja , maap ya dek .. Permisi .." ucap Rinto yang langsung mengangkat tubuh mungil Wita
" Ee .. Ehh " ucap Wita terkejut ketika tubuh nya di gendong oleh Rinto , lalu mendudukkan nya di sadel belakang sepeda nya .
Rinto melihat wajah Wita yang bersemu merah , tertunduk . Rinto tahu Wita pasti merasa malu dan canggung berada sangat dekat dengan lelaki seperti ini . Rinto pura - pura tidak melihat , ia fokus dengan kaki Wita yang terlihat sudah mulai membengkak .
" Sudah nyaman duduk nya , dek ? kalau belum bilang saja , kamu nyaman nya gimana .. Nanti saya bantu " ucap Rinto sambil menatap Wita dengan penuh cinta , ia pun masih memegangi sepeda nya
" Su .. Sudahh , sudah cukup nyaman kok " jawab Wita sambil menahan malu
" Baiklah kalau begitu , pegangan ya " ucap Rinto
Rinto pun segera menaiki sepeda nya dan mengayuh dengan pelan . Wita yang duduk di belakang nya meringis menahan sakit di kaki nya .
" Duuhh kenapa detak jantung ku kenceng gini ya .. apa karena jatuh jantung ku jadi ikutan kenceng detaknya ?" batin Wita
Wita merasa ada sesuatu yang aneh menyelinap kedalam hati dan jantung nya , membuat ia jadi begitu gugup . Ia juga merasa wajah nya sedikit memanas , dan ia paham kalau saat ini wajah nya pasti sedang memerah seperti kepiting rebus .
" Dek , sepeda mu saya taruh di sana .. Nanti biar saya bawa ke rumah mu ya . Tapi kalau ternyata sepeda mu nanti hilang pas saya mau ambil biar saya gantikan dengan yang baru ya " ucap Rinto membuyarkan lamunan Wita
" Dek .. Deekkk .. " Rinto pun mengulangi panggilan nya karena ia tidak mendengar jawaban dari Wita .
Akhirnya Rinto pun berhenti sejenak , mengambil lengan Wita dan melingkarkan di pinggang nya . Lalu ia pun mengelus sambil memanggil kembali dengan nada yang lembut
" Deekk " suara Rinto kini lebih lembut sambil menggenggam lengan Wita
Wita yang merasa tangan nya di sentuh pun terkejut , ia spontan menarik tangan nya tapi terlambat . Rinto menahan nya , sehingga tangan Wita tetap menempel di pinggang Rinto . Sementara itu tangan Rinto yang satu nya memegang stang sepeda .
" Eh iyaa , kenapa ?" jawab Wita gugup
" Melamun ya .. Atau nahan sakit ?
Tadi saya bilang kalau sepeda mu hilang biar nanti saya ganti dengan yang baru . Karena sepeda mu saya ikat di batang pohon sana " ucap Rinto tanpa melepas genggaman tangan nya dari tangan Wita
" Oohh iyaa ... Eehh tidak usah , maksud nya kalau hilang tidak usah di ganti kan . Tidak apa - apa kok " Jawab Wita serba salah
Rinto tersenyum mendengar jawaban Wita , kini Wita sudah tidak lagi judes nada nya jika berbicara , melainkan lebih banyak gugup dan malu .
" Ya sudah kita liat nanti saja , tidak usah di pikir dulu . Yang penting kaki dek Wita bisa sehat lagi " ucap Rinto
Wita tidak menjawab , ia sibuk menenangkan hati dan jantung nya yang saat ini sangat gaduh .
Rinto pun melepaskan genggaman nya perlahan dan meletakkan tangan Wita di pinggang nya . Kini ia memegang stang dengan kedua tangan nya .
Hari ini Rinto sangat senang , ia mendapatkan kesempatan dalam kesempitan . Meski pun tidak tega melihat pujaan hati nya kesakitan namun ia bersyukur karena peristiwa ini ia dan Wita bisa menjadi semakin dekat . Rinto sama sekali tidak menyangka dapat naik sepeda berduaan , menyentuh tangan nya dan menggendong tubuh mungil Wita .
Sesampai nya di rumah Wita , Rinto segera menurunkan penyanggah sepeda nya .
" Kamu duduk dulu , saya mau ngetuk pintu " ucap Rinto , Wita pun mengangguk kan kepala nya
Tok took tookk
" Assalamualaikum " sapa nya
Tak lama kemudian ,
" Waalaikumsalam " jawab suara dari dalam sambil terdengar suara pintu di buka
Rinto segera kembali ke sepeda nya lalu menggendong tubuh Wita
" Maaf ya Dek , kaki mu sudah mulai bengkak .. Akan sangat sakit kalau di pake gerak apalagi jalan " ucap Rinto sambil mengangkat tubuh Wita dari sepeda
Wita tidak dapat berkata - kata , saat ini ia senang dengan perhatian Rinto namun juga sangat malu di lihat semua orang di rumah nya
Tini yang sudah membuka pintu sangat terkejut melihat Wita yang berada dalam gendongan Rinto
" Ya Tuhan, non Wita kenapa mas ?" tanya Tini dengan panik
" Tolong buka pintu lebih lebar , mbak .. Tunjukkan kamar dek Wita " ucap Rinto dengan mantap
Tini segera tergopoh - gopoh berjalan mendahului Rinto
" Sini mas , sebelah sini " ucap Tini
Rinto pun mengikuti arahan Tini , ia memasuki kamar Wita . Dan meletakkan Wita di atas ranjang nya .
" Non , non kenapa ?" tanya Tini yang hampir menangis
" Saya tadi terjatuh di pepohonan bambu sana ,Tin ... Untung nya mas Rinto sedang lewat jalan itu juga jadi saya di tolong in . Sekarang suruh Erna panggil tukang urut langganan ya Tin " ucap Wita masih meringis
" Iiiyaa non , baik .. Non tunggu dulu ya " ucap Tini yang segera keluar kamar untuk mencari Erna
Rinto berdiri di pintu kamar Wita yang di biarkan terbuka oleh Tini , ia bersikeras akan menunggu sampai Wita selesai di urut .
###############################
Haaii para readers terzeyeeng .. ini novel kedua ku , mohon maap jika masih banyak kekurangan🙏🙏😬
PLiiss bantu aqoh memperbaiki dengan saran2 kalian ya🤩 .. LIKE 👍 tp jgn di bom ya😁🙏 ,,, KOMEN 💕 ,,, VOTE ⚘ Terimakasiih 🙏🙏🤗 luv u all 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments