Pagi - pagi sekali Rinto sudah mengisi air di bak - bak kamar mandi untuk mandi kedua orangtua dan ke lima belas saudara nya .
Setelah itu ia mandi , dan dandan rapi . Lalu ia sarapan bersama keluarga nya .
Selesai sarapan, ia menghampiri bapak nya .
" Pak, hari ini aku tidak bisa membantu penuh di toko , aku lagi ada urusan di luar , pak " ucap ku dengan hati - hati agar bapak ku tidak marah .
" Ya sudah tidak apa - apa , asal jangan yang aneh - aneh kamu ya " jawab bapak
" Iya tidak, pak " ucap ku
" Aku tidak aneh - aneh kok pak.. Hanya berjuang untuk calon mantu bapak " batin ku sambil membayangkan wajah Wita
" Ngapain kamu masih senyum - senyum di sini ?" tanya bapak dengan tatapan heran menatap ku
" Eehh anuu , engga pak " jawab ku salah tingkah .
Setelah berpamitan dengan bapak dan ibu, aku segera berjalan ke luar rumah .
Sesampai nya di rumah Wita , aku melihat rumah nya dalam keadaan sepi . Aku pun mencari warung kopi di sekitar situ .
Setelah aku melajukan sepeda ku sekitar lima ratus meter, terdapat sebuah warung kopi sederhana. Dinding nya terbuat dari bilik kayu yang kusam , warung nya tidak begitu luas . Di halaman nya terdapat beberapa meja panjang dan kursi panjang nya . Di atas meja ku lihat aneka kue jajanan dan juga aneka gorengan .
Sudah terdapat beberapa lelaki yang sedang ngopi sambil ngobrol di warung itu . Aku pun menghampiri warung itu ,
" Permisi bapak - bapak , ikutan ngopii yaa " jawab ku sopan . Aku pun mencari posisi yang menghadap ke jalan .
" Oiyaa silahkan dek " jawab seorang pria
" Pak, kopi hitam satu ya " ucap ku kepada pemilik warung sambil mencomot pisang goreng
" Rokok , pak ?" tawar ku kepada sekelompok bapak - bapak itu
" Wuaah boleh juga nih nyobain rokok anak muda " jawab nya sambil cengar cengir ke arah ku
"Boleh pak, silahkan .." jawab ku tersenyum sambil menggeser bungkus rokok ku ke hadapan mereka berikut dengan korek api nya .
" Kopi nya , dek " ucap pemilik kopi membawakan pesenan ku
" oiya terimakasih , pak " jawab ku sopan, ku lihat kopi itu masih panas dengan uap asap yang mengebul
Ku hirup aroma kopi yang menyegarkan , ku seruput sedikit .. " Aahhh sedapp, nikmat sekali .. Apalagi sambil di dampingi dek Wita ngopi nya " pikir ku
Hari menjelang siang , ku lihat dua gadis bersepeda sambil bercanda . Ku perhatikan dengan seksama dari jauh , aku pun terkejut tapi senang ..
" Pak , nanti saya kembali lagi " teriak ku kepada pemilik warung sambil menaiki sepeda ku .
Ku kejar gadis itu , ku dahului lalu ku hentikan sepeda ku satu meter di hadapan nya . Mwmbuat ia dan teman nya menghentikan sepeda nya mendadak ,
Aku pun segera turun dari sepeda lalu menghampiri nya ,
" Siang dek Wita " sapa ku sambil tersenyum menatap nya , aku pun melihat sekilas ke arah gadis yang berada di sebelah Wita sambil menganggukkan kepala ku . Ia pun membalas sekedar nya .
Yang ku sapa hanya diam membisu sambil menatap ku , membuat ku semakin salah tingkah .
" Duuhh galak tapi manis banget.. Gimana nih " batin ku , sambil menggosokkan kedua telapak tangan ku secara otomatis jika aku sedang gugup .
"Anuu dek .. Anuu , ituu .. hhehe ..
A.. Apa saya boleh berteman sama dek Wita ?" tanya ku hati - hati
"Maaf mas, saya tidak boleh punya teman lelaki sama orangtua " ucap Wita tegas dan sedikit ketus
" Permisi " lanjut Wita sambil melanjutkan mengayuh sepeda nya . Erna pun mengikuti ku . Aku menoleh sekilas ke arah lelaki itu , ia masih berdiri menatap ku . Aku pun mengayuh lebih cepat karena rumah ku sudah tidak jauh lagi .
"Sekali lagi bikin ulah , liat aja tuh cowok " batin Wita
Rinto menghela napas , ia kembali ke warung tadi .
" Pak, jadi berapa ?" tanya ku
" dua ribu dek .. Tadi bapak liat kamu menghampiri non Wita , naksir ya ?" goda pemilik warung sambil cengar cengir
" Hehe .. Bapak kenal ?" selidikku
" Ya kenal dek .. Non Wita itu orang nya ramah dan baik hati . Tidak sombong meski pun anak orang berada . Kedua orangtua nya juga baik . Non Wita sering nyuruh pembantu nya beli kue - kue di sini " ucap pemilik warung sumringah
"Oohh gitu, tapi kok setiap ketemu aku galak dan judes ya " batin ku
" Dek Wita itu kalo keluar rumah jam berapa ya pak ?" tanya ku lebih lanjut
"Biasa nya sih setelah kedua orangtua nya pergi .. Sekitar jam sembilan ato sepuluh an . Tapi saya ga tau kemana " jawab bapak itu
" Ya sudah kalo begitu , pak .. Besok saya ke sini lagi ya " ucap ku sambil membayar dan berpamitan .
Bapak itu mengangguk sambil tersenyum .."Hhh , rupa nya ada anak muda lagi jatuh cinta " batin nya
Pengintaian Rinto terus berlanjut , meski pun mendapat penolakan . Ia semakin bertekad untuk dapat memiliki Wita se utuh nya .
Kali ini Rinto sudah siap dengan penyamaran nya . Ia menggunakan topi untuk menutupi wajah nya . Jam delapan pagi ia sudah ngopi di warung seberang rumah Wita , rencana nya ia akan menguntit Wita kembali . Rinto sangat penasaran kemana Wita pergi setiap hari nya .
Betul kata pemilik warung , sekitar jam sembilanan terlihat Wita dan Erna keluar mengendarai sepeda nya . Wita menggunakan celana panjang berwarna coklat polos , blus berwarna coklat muda dengan motif abstrak , kacamata besar . Rambutnya di kepang dua dan di tutupi dengan topi yang model nya mirip topi koboi , hanya ini lebih kecil lagi ukuran nya. Sangat cocok dengan wajah dan penampilan nya .
Rinto menatap takjub dari jauh ,
" Benar - benar modis dan anggun .. Sangat cantik calon istri ku " benak Rinto
Plaakk ,, sebuah pukulan di bahu nya membuat Rinto terkejut dan segera menoleh sambil mengusap - usap bahu nya .
" Senyam senyum sendiri .. Udah sana deketin , nanti keburu jauh orang nya " goda pemilik warung yang sudah mulai akrab dengan ku
Aku pun langsung cengar cengir , tanpa menjawab lagi , segera bergegas mengambil sepeda dan mengejar Wita yang semakin jauh .
Dengan tetap menjaga jarak agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka , Rinto mengayuh sepeda nya perlahan .
Hari pun berganti , sudah dua minggu Rinto menjadi penguntit Wita . Kini Rinto mengetahui kemana saja Wita jika tidak di rumah . Rinto sangat terpesona dengan kebaikan hati dan kecerdasan Wita . Bagaimana tidak , mulai dari menjadi pengajar bagi beberapa anak kurang mampu , ia juga mengajari orang dewasa yang buta huruf, semua nya gratis . Wita juga mengambil kursus menjahit dan menyulam . Rinto juga melihat Wita masuk ke sebuah tempat kursus masak , entah dia sebagai murid atau guru di sana . Rinto belum sempat mencari info .
Setelah yakin dengan keputusan hati nya , kini Rinto pun semakin nekat .
Sabtu sore, Rinto memberanikan diri datang ke rumah Wita dengan membawa buah tangan .
Setelah memarkirkan sepeda di halaman rumah Wita ,
Tok tok tok
" Assalamualaikum " sapa Rinto . Ia menunggu sejenak di depan pintu .
Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki dan pintu di buka
" Waalaikumsalam , cari siapa mas ?" tanya Tini
" Masih inget saya , mbak ? Saya mau bertemu dek Wita " ucap nya ramah
" Oohh , ini mas nya yang anak nya pak Sumandjaya ya ?" tanya Tini
" Iya,mbak .. Tolong bantu saya ya mbak, biar bisa ketemu sama dek Wita " ucap ku memohon
" Mas nya tunggu di sini sebentar ya, saya panggilkan non nya dulu " ucap Tini sambil masuk ke dalam . Sementara itu Rinto duduk di kursi teras .
Tini segera menemui Wita yang sedang baca buku di halaman belakang rumah .
" Non , maaf .. Ada tamu mau ketemu non Wita " ucap Tini
Dengan tatapan bingung dan tampak berfikir ,
" Siapa , Tin ? Kan aku ga punya janji mo ketemu orang hari ini . Salah kali kamu Tin , mungkin mau ketemu papa atau mama " jawab Wita sambil mengalihkan pandangan nya kembali ke buku yang sedang ia baca .
"Ee..Engga non .. Memang mau ketemu nya sama non ..,Non temuin dulu ya , saya mau bikin minum " ucap Tini langsung beranjak ke dapur
Wita menghela nafas sambil beranjak dari duduk nya dan berjalan ke depan .
Ia terkejut begitu melihat Rinto sedang duduk di kursi teras , Wita menghampiri nya ..
" Maaf , nunggu siapa mas ? " tanya Wita dengan sedikit malas
Rinto pun segera menoleh , lalu ia pun segera berdiri
" Eehh oohh , mmm.. maaf menganggu dek Wita " ucap Rinto dengan gugup
" Silahkan duduk .. Ada perlu apa ?" Lanjut Wita dengan dingin
Tak lama kemudian Tini keluar membawa minuman dan cemilan .
" Maaf ini ada sedikit , tak seberapa enak mungkin .. Tapi saya harap bisa di terima sama dek Wita " ucap Rinto sambil menyerahkan bingkisan yang ia bawa
" Duuhh ga usah kayak begini an deh , udahlah bawa aja lagi " jawab Wita mulai ketus
Akhir nya Rinto menaruh bingkisan itu di meja .
" Dek, tujuan saya ke sini ingin berteman .. Bila perlu nanti saya minta izin sama kedua orangtua mu ya " bujuk Rinto
Wita menatap dengan malas ke arah Rinto ,
" Orangtua ku sibuk " jawab nya
" Dan kebetulan aku juga saat ini lagi sibuk. Silahkan mas kembali , dan jangan lupa ini di bawa lagi ya " ucap Wita . Wita menolak Rinto terang - terangan
Kemudian ia pun masuk ke dalam dan menutup pintu nya perlahan .
Penolakkan Wita tidak membuat Rinto patah semangat .
Pada hari minggu nya , sekitar jam sembilan pagi , Rinto datang kembali ke rumah Wita .
Ada hal yang tidak di ketahui oleh Rinto , kedatangan nya kali ini mendapat sambutan yang berbeda .
Seperti biasa , ketika Rinto sampai di depan gerbang rumah Wita , ia segera membuka pintu nya , tanpa ia duga tiba - tiba ..
Duuggg
Sebuah kaleng bekas menghantam bokong nya . Membuat ia meringis dan sedikit tersungkur .
Rinto pun membalikkan badan nya , meneliti kaleng bekas yang tertutup rapat . Entah apa isi nya, namun kaleng tersebut lumayan berat ketika ia angkat , dan cukup sakit mengenai bokong nya . Ia melihat ada seutas tali di ikat di kaleng tersebut , Rinto pun mengikuti tali tersebut . Ternyata tali itu ujung nya terikat dengan engsel pintu . Sehingga ketika pintu di buka maka kaleng tersebut akan langsung meluncur dan mengenai siapa pun yang membuka nya .
" Hhmmm , pinter juga yang bikin nih " gumam Rinto
Setelah meletakkan kaleng bekas itu , ia segera masuk menuju ke pintu rumah .
Sementara itu di atas balkon , ada seorang gadis yang sedang mengawasi sambil menahan senyum nya
" Rasain .. Tunggu kejutan selanjut nya " ucap nya
Took took took ..
" Assalamualaikum " sapa Rinto
Hening , tak ada suara .. Akhir nya Rinto pun berjalan mengitari rumah Wita . Di samping rumah ia melihat Tini sedang menyiram tanaman menggunakan selang .
Rinto pun segera berlari menghampiri ,
" MBAAK " panggil nya dengan nada mengejutkan
Tini pun menoleh dengan kaget , selang yang sedang mengalirkan air tersebut ikut mengarah ke Rinto .
Syuurrrr ..
" Eehh eeehhh mbaakkk , kok saya di siram .. yaahhh basaahhh deeh " ucap Rinto sambil mengibaskan pakaian nya yang basah kuyup
" Ealaaahh mas nya sih ngagetin manggil nya , maap mas .. Maap , walah jadi basah ya .. Gimana ya " ucap Tini dengan panik
" Ya sudah kalau gitu , nanti saja saya balik lagi , mau ganti baju dulu mbak" ucap Rinto menahan kesal
Dari balik jendela kamar , seorang gadis tertawa sangat puas .
" Ga sia - sia aku nyuruh Tini nyiram tanaman .. Untung mama sama papa lagi keluar kota , jadi aman ngerjain tuh cowok . Semoga aja kapok dia " ucap nya sumringah.
Sesampai nya Rinto di rumah nya , ia segera ke toko membantu bapak nya .
" Rupa nya kau mau bermain nona kecil , baiklah .. Kita lihat siapa yang akan menang " gumam Rinto
#############################
Haaii para readers terzeyeeng .. ini novel kedua ku , mohon maap jika masih banyak kekurangan 🙏🙏😬
PLiiss bantu aqoh memperbaiki dengan saran2 kalian ya🤩 .. LIKE 👍 tp jgn di bom ya😁🙏 ,,, KOMEN 💕 ,,, VOTE ⚘ Terimakasiih 🙏🙏🤗 luv u all 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Yanmu
wkwkwwk lucuuu
2022-09-07
0