BAB . 3 . WITA MENOLAK , RINTO BERTINDAK

Pagi - pagi sekali Rinto sudah mengisi air di bak - bak kamar mandi untuk mandi kedua orangtua dan ke lima belas saudara nya .

Setelah itu ia mandi , dan dandan rapi . Lalu ia sarapan bersama keluarga nya .

Selesai sarapan, ia menghampiri bapak nya .

" Pak, hari ini aku tidak bisa membantu penuh di toko , aku lagi ada urusan di luar , pak " ucap ku dengan hati - hati agar bapak ku tidak marah .

" Ya sudah tidak apa - apa , asal jangan yang aneh - aneh kamu ya " jawab bapak

" Iya tidak, pak " ucap ku

" Aku tidak aneh - aneh kok pak.. Hanya berjuang untuk calon mantu bapak " batin ku sambil membayangkan wajah Wita

" Ngapain kamu masih senyum - senyum di sini ?" tanya bapak dengan tatapan heran menatap ku

" Eehh anuu , engga pak " jawab ku salah tingkah .

Setelah berpamitan dengan bapak dan ibu, aku segera berjalan ke luar rumah .

Sesampai nya di rumah Wita , aku melihat rumah nya dalam keadaan sepi . Aku pun mencari warung kopi di sekitar situ .

Setelah aku melajukan sepeda ku sekitar lima ratus meter, terdapat sebuah warung kopi sederhana. Dinding nya terbuat dari bilik kayu yang kusam , warung nya tidak begitu luas . Di halaman nya terdapat beberapa meja panjang dan kursi panjang nya . Di atas meja ku lihat aneka kue jajanan dan juga aneka gorengan .

Sudah terdapat beberapa lelaki yang sedang ngopi sambil ngobrol di warung itu . Aku pun menghampiri warung itu ,

" Permisi bapak - bapak , ikutan ngopii yaa " jawab ku sopan . Aku pun mencari posisi yang menghadap ke jalan .

" Oiyaa silahkan dek " jawab seorang pria

" Pak, kopi hitam satu ya " ucap ku kepada pemilik warung sambil mencomot pisang goreng

" Rokok , pak ?" tawar ku kepada sekelompok bapak - bapak itu

" Wuaah boleh juga nih nyobain rokok anak muda " jawab nya sambil cengar cengir ke arah ku

"Boleh pak, silahkan .." jawab ku tersenyum sambil menggeser bungkus rokok ku ke hadapan mereka berikut dengan korek api nya .

" Kopi nya , dek " ucap pemilik kopi membawakan pesenan ku

" oiya terimakasih , pak " jawab ku sopan, ku lihat kopi itu masih panas dengan uap asap yang mengebul

Ku hirup aroma kopi yang menyegarkan , ku seruput sedikit .. " Aahhh sedapp, nikmat sekali .. Apalagi sambil di dampingi dek Wita ngopi nya " pikir ku

Hari menjelang siang , ku lihat dua gadis bersepeda sambil bercanda . Ku perhatikan dengan seksama dari jauh , aku pun terkejut tapi senang ..

" Pak , nanti saya kembali lagi " teriak ku kepada pemilik warung sambil menaiki sepeda ku .

Ku kejar gadis itu , ku dahului lalu ku hentikan sepeda ku satu meter di hadapan nya . Mwmbuat ia dan teman nya menghentikan sepeda nya mendadak ,

Aku pun segera turun dari sepeda lalu menghampiri nya ,

" Siang dek Wita " sapa ku sambil tersenyum menatap nya , aku pun melihat sekilas ke arah gadis yang berada di sebelah Wita sambil menganggukkan kepala ku . Ia pun membalas sekedar nya .

Yang ku sapa hanya diam membisu sambil menatap ku , membuat ku semakin salah tingkah .

" Duuhh galak tapi manis banget.. Gimana nih " batin ku , sambil menggosokkan kedua telapak tangan ku secara otomatis jika aku sedang gugup .

"Anuu dek .. Anuu , ituu .. hhehe ..

A.. Apa saya boleh berteman sama dek Wita ?" tanya ku hati - hati

"Maaf mas, saya tidak boleh punya teman lelaki sama orangtua " ucap Wita tegas dan sedikit ketus

" Permisi " lanjut Wita sambil melanjutkan mengayuh sepeda nya . Erna pun mengikuti ku . Aku menoleh sekilas ke arah lelaki itu , ia masih berdiri menatap ku . Aku pun mengayuh lebih cepat karena rumah ku sudah tidak jauh lagi .

"Sekali lagi bikin ulah , liat aja tuh cowok " batin Wita

Rinto menghela napas , ia kembali ke warung tadi .

" Pak, jadi berapa ?" tanya ku

" dua ribu dek .. Tadi bapak liat kamu menghampiri non Wita , naksir ya ?" goda pemilik warung sambil cengar cengir

" Hehe .. Bapak kenal ?" selidikku

" Ya kenal dek .. Non Wita itu orang nya ramah dan baik hati . Tidak sombong meski pun anak orang berada . Kedua orangtua nya juga baik . Non Wita sering nyuruh pembantu nya beli kue - kue di sini " ucap pemilik warung sumringah

"Oohh gitu, tapi kok setiap ketemu aku galak dan judes ya " batin ku

" Dek Wita itu kalo keluar rumah jam berapa ya pak ?" tanya ku lebih lanjut

"Biasa nya sih setelah kedua orangtua nya pergi .. Sekitar jam sembilan ato sepuluh an . Tapi saya ga tau kemana " jawab bapak itu

" Ya sudah kalo begitu , pak .. Besok saya ke sini lagi ya " ucap ku sambil membayar dan berpamitan .

Bapak itu mengangguk sambil tersenyum .."Hhh , rupa nya ada anak muda lagi jatuh cinta " batin nya

Pengintaian Rinto terus berlanjut , meski pun mendapat penolakan . Ia semakin bertekad untuk dapat memiliki Wita se utuh nya .

Kali ini Rinto sudah siap dengan penyamaran nya . Ia menggunakan topi untuk menutupi wajah nya . Jam delapan pagi ia sudah ngopi di warung seberang rumah Wita , rencana nya ia akan menguntit Wita kembali . Rinto sangat penasaran kemana Wita pergi setiap hari nya .

Betul kata pemilik warung , sekitar jam sembilanan terlihat Wita dan Erna keluar mengendarai sepeda nya . Wita menggunakan celana panjang berwarna coklat polos , blus berwarna coklat muda dengan motif abstrak , kacamata besar . Rambutnya di kepang dua dan di tutupi dengan topi yang model nya mirip topi koboi , hanya ini lebih kecil lagi ukuran nya. Sangat cocok dengan wajah dan penampilan nya .

Rinto menatap takjub dari jauh ,

" Benar - benar modis dan anggun .. Sangat cantik calon istri ku " benak Rinto

Plaakk ,, sebuah pukulan di bahu nya membuat Rinto terkejut dan segera menoleh sambil mengusap - usap bahu nya .

" Senyam senyum sendiri .. Udah sana deketin , nanti keburu jauh orang nya " goda pemilik warung yang sudah mulai akrab dengan ku

Aku pun langsung cengar cengir , tanpa menjawab lagi , segera bergegas mengambil sepeda dan mengejar Wita yang semakin jauh .

Dengan tetap menjaga jarak agar tidak menimbulkan kecurigaan mereka , Rinto mengayuh sepeda nya perlahan .

Hari pun berganti , sudah dua minggu Rinto menjadi penguntit Wita . Kini Rinto mengetahui kemana saja Wita jika tidak di rumah . Rinto sangat terpesona dengan kebaikan hati dan kecerdasan Wita . Bagaimana tidak , mulai dari menjadi pengajar bagi beberapa anak kurang mampu , ia juga mengajari orang dewasa yang buta huruf, semua nya gratis . Wita juga mengambil kursus menjahit dan menyulam . Rinto juga melihat Wita masuk ke sebuah tempat kursus masak , entah dia sebagai murid atau guru di sana . Rinto belum sempat mencari info .

Setelah yakin dengan keputusan hati nya , kini Rinto pun semakin nekat .

Sabtu sore, Rinto memberanikan diri datang ke rumah Wita dengan membawa buah tangan .

Setelah memarkirkan sepeda di halaman rumah Wita ,

Tok tok tok

" Assalamualaikum " sapa Rinto . Ia menunggu sejenak di depan pintu .

Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki dan pintu di buka

" Waalaikumsalam , cari siapa mas ?" tanya Tini

" Masih inget saya , mbak ? Saya mau bertemu dek Wita " ucap nya ramah

" Oohh , ini mas nya yang anak nya pak Sumandjaya ya ?" tanya Tini

" Iya,mbak .. Tolong bantu saya ya mbak, biar bisa ketemu sama dek Wita " ucap ku memohon

" Mas nya tunggu di sini sebentar ya, saya panggilkan non nya dulu " ucap Tini sambil masuk ke dalam . Sementara itu Rinto duduk di kursi teras .

Tini segera menemui Wita yang sedang baca buku di halaman belakang rumah .

" Non , maaf .. Ada tamu mau ketemu non Wita " ucap Tini

Dengan tatapan bingung dan tampak berfikir ,

" Siapa , Tin ? Kan aku ga punya janji mo ketemu orang hari ini . Salah kali kamu Tin , mungkin mau ketemu papa atau mama " jawab Wita sambil mengalihkan pandangan nya kembali ke buku yang sedang ia baca .

"Ee..Engga non .. Memang mau ketemu nya sama non ..,Non temuin dulu ya , saya mau bikin minum " ucap Tini langsung beranjak ke dapur

Wita menghela nafas sambil beranjak dari duduk nya dan berjalan ke depan .

Ia terkejut begitu melihat Rinto sedang duduk di kursi teras , Wita menghampiri nya ..

" Maaf , nunggu siapa mas ? " tanya Wita dengan sedikit malas

Rinto pun segera menoleh , lalu ia pun segera berdiri

" Eehh oohh , mmm.. maaf menganggu dek Wita " ucap Rinto dengan gugup

" Silahkan duduk .. Ada perlu apa ?" Lanjut Wita dengan dingin

Tak lama kemudian Tini keluar membawa minuman dan cemilan .

" Maaf ini ada sedikit , tak seberapa enak mungkin .. Tapi saya harap bisa di terima sama dek Wita " ucap Rinto sambil menyerahkan bingkisan yang ia bawa

" Duuhh ga usah kayak begini an deh , udahlah bawa aja lagi " jawab Wita mulai ketus

Akhir nya Rinto menaruh bingkisan itu di meja .

" Dek, tujuan saya ke sini ingin berteman .. Bila perlu nanti saya minta izin sama kedua orangtua mu ya " bujuk Rinto

Wita menatap dengan malas ke arah Rinto ,

" Orangtua ku sibuk " jawab nya

" Dan kebetulan aku juga saat ini lagi sibuk. Silahkan mas kembali , dan jangan lupa ini di bawa lagi ya " ucap Wita . Wita menolak Rinto terang - terangan

Kemudian ia pun masuk ke dalam dan menutup pintu nya perlahan .

Penolakkan Wita tidak membuat Rinto patah semangat .

Pada hari minggu nya , sekitar jam sembilan pagi , Rinto datang kembali ke rumah Wita .

Ada hal yang tidak di ketahui oleh Rinto , kedatangan nya kali ini mendapat sambutan yang berbeda .

Seperti biasa , ketika Rinto sampai di depan gerbang rumah Wita , ia segera membuka pintu nya , tanpa ia duga tiba - tiba ..

Duuggg

Sebuah kaleng bekas menghantam bokong nya . Membuat ia meringis dan sedikit tersungkur .

Rinto pun membalikkan badan nya , meneliti kaleng bekas yang tertutup rapat . Entah apa isi nya, namun kaleng tersebut lumayan berat ketika ia angkat , dan cukup sakit mengenai bokong nya . Ia melihat ada seutas tali di ikat di kaleng tersebut , Rinto pun mengikuti tali tersebut . Ternyata tali itu ujung nya terikat dengan engsel pintu . Sehingga ketika pintu di buka maka kaleng tersebut akan langsung meluncur dan mengenai siapa pun yang membuka nya .

" Hhmmm , pinter juga yang bikin nih " gumam Rinto

Setelah meletakkan kaleng bekas itu , ia segera masuk menuju ke pintu rumah .

Sementara itu di atas balkon , ada seorang gadis yang sedang mengawasi sambil menahan senyum nya

" Rasain .. Tunggu kejutan selanjut nya " ucap nya

Took took took ..

" Assalamualaikum " sapa Rinto

Hening , tak ada suara .. Akhir nya Rinto pun berjalan mengitari rumah Wita . Di samping rumah ia melihat Tini sedang menyiram tanaman menggunakan selang .

Rinto pun segera berlari menghampiri ,

" MBAAK " panggil nya dengan nada mengejutkan

Tini pun menoleh dengan kaget , selang yang sedang mengalirkan air tersebut ikut mengarah ke Rinto .

Syuurrrr ..

" Eehh eeehhh mbaakkk , kok saya di siram .. yaahhh basaahhh deeh " ucap Rinto sambil mengibaskan pakaian nya yang basah kuyup

" Ealaaahh mas nya sih ngagetin manggil nya , maap mas .. Maap , walah jadi basah ya .. Gimana ya " ucap Tini dengan panik

" Ya sudah kalau gitu , nanti saja saya balik lagi , mau ganti baju dulu mbak" ucap Rinto menahan kesal

Dari balik jendela kamar , seorang gadis tertawa sangat puas .

" Ga sia - sia aku nyuruh Tini nyiram tanaman .. Untung mama sama papa lagi keluar kota , jadi aman ngerjain tuh cowok . Semoga aja kapok dia " ucap nya sumringah.

Sesampai nya Rinto di rumah nya , ia segera ke toko membantu bapak nya .

" Rupa nya kau mau bermain nona kecil , baiklah .. Kita lihat siapa yang akan menang " gumam Rinto

#############################

Haaii para readers terzeyeeng .. ini novel kedua ku , mohon maap jika masih banyak kekurangan 🙏🙏😬

PLiiss bantu aqoh memperbaiki dengan saran2 kalian ya🤩 .. LIKE 👍 tp jgn di bom ya😁🙏 ,,, KOMEN 💕 ,,, VOTE ⚘ Terimakasiih 🙏🙏🤗 luv u all 🤗

Terpopuler

Comments

Yanmu

Yanmu

wkwkwwk lucuuu

2022-09-07

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 32 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!