01• Pekerjaan Baru

"Andi,kamu udah selesai makannya nak?" ku dekati andi sembari membawa sebotol air mineral sebagai bekal minumnya di sekolah. aku tahu anakku itu begitu aktif bergerak sehingga dia mudah sekali kehausan.

"Udah ma," Andi mendorong pelan piringnya itu. lalu bangkit dari kursi dan mengambil botol dari tanganku. lalu dia masukkan ke dalam tasnya.

"Buku pelajaran nya udah?"

"Udah ma. hari ini mama kerja kan? pulang jam berapa?"tanyanya serius.

"Mama belum tahu sayang,tapi semoga aja mama bisa pulang cepat! makan siang kamu udah mama taro di kulkas, Uang jajan untuk ngaji juga udah mama simpen di tas ngaji kamu. jangan main jauh-jauh ya! kalo mau main sama Reyhan aja." perintahku yang langsung dibalas anggukan olehnya. Beruntunglah aku memiliki Anak seperti Andi yang sabar dan pengertian. Dia tak banyak mengeluh bahkan dia tak akan pernah melakukan Hal-Hal yang akan membuatku marah. aku bersyukur dengan kehadiran nya disisi ku.

Semalam Aku dan Andi sudah membicarakan soal pekerjaan baruku, dan Beruntunglah dia mengerti. dia hanya memintaku bekerja dengan baik,agar bisa kembali ke rumah lebih cepat. dia sangat senang saat tahu jika aku tak bekerja di pabrik lagi,karna menurutnya aku tak memiliki waktu luang saat libur dan bahkan sering lembur. dia juga marah saat aku bekerja pada malam hari, karna dia harus ku titipkan pada tetanggaku Bu Dewi. setidaknya bekerja sebagai ART tidak akan membuatku menginap, lagipula tempat kerjaku saat ini juga tak begitu jauh dari rumah. hanya membutuhkan waktu 20 menitan jika menggunakan angkutan umum.

Andi sudah pamit dan berangkat sekolah bersama beberapa orang temannya. sementara aku kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas dan ponsel ku.

"Lis, belum berangkat?"suara Bu Dewi terdengar nyaring dari luar, aku segera keluar dan menghampirinya.

"Ini baru mau berangkat Bu. Oh iya,saya titip kunci rumah ya Bu. sekalian titip Andi juga." Pintaku dengan malu-malu. Bu Dewi adalah Ibu dari Reyhan yang juga teman sekelas anakku. Bagiku Bu Dewi sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri. Mereka begitu baik padaku dan juga Andi, namun sungkan rasanya jika terus-terusan meminta tolong dan merepotkan nya.

"Tenang aja," Sahutnya dengan wajah penuh ketulusan.

"Gimana? kamu udah liat kan kemarin rumah majikan kamu? cocok gak?" tanyanya tampak begitu penasaran.

Aku mengangguk Ragu,tak mungkin aku bilang tak cocok. sementara Bu Dewi lah yang menjadi perantara antara Aku dan Bu Rahayu. Dan Akupun tak ingin mengecewakannya. "Udah bu, alhamdulillah cocok"ujarku

"Syukurlah, semoga majikannya baik. Dan kamu juga betah kerja disana. Kalo kata suami ibu sih, Bu Rahayu itu orang baik." tuturnya penuh keyakinan. Dia tahu dengan jelas cerita tentang keluarga Bu Rahayu dari sang suami Pak Yanto yang kebetulan Bekerja sebagai karyawan di salah satu anak perusahaan milik keluarga Hadiwijaya.

Tapi sepertinya Bu Dewi tak tahu menahu soal pasien yang akan ku rawat nanti saat bekerja di rumah bu Rahayu. bahkan dia tak pernah menyinggung soal itu.

"Iya Bu,sepertinya Bu Rahayu orang yang baik,dan semoga saya betah!" jawabku singkat.

"Ya udah, sana berangkat! Nanti telat lagi." Tukasnya yang menyadari jika aku mulai Cemas dengan obrolan kami yang pasti akan sangat lama. Aku tersenyum tipis, lalu pamit dan bergegas menuju jalan utama untuk mencari kendaraan umum.

•••••

Hari ini adalah hari pertama aku bekerja, ku panjatkan sedikit doa dan harapan agar apa yang aku kerjakan hari ini berjalan lancar. Aku masuk melalui pintu samping,Ku langkahkan kakiku dengan perasaan tak yakin apakah aku bisa bekerja seperti apa yang di minta Bu Ayu. Setelah kemarin Bi Marni menjelaskan tugas apa saja yang aku kerjakan. YA! Hari itu Aku benar-benar terkejut saat tahu ternyata Aku harus mengurusi orang sakit. Dua Minggu yang lalu keponakan Bu Rahayu mengalami kecelakaan serius di jalan Raya. bahkan tangan dan kaki sebelah kirinya mengalami retak dan patah sehingga harus di Gips. Wajahnya pun tak kalah parah, dari pelipis hingga dagu terdapat luka memar dan bengkak serta beberapa goresan tipis dari pecahan kaca. "Hufth!" Aku menghela nafas dalam, jika ku ingat-ingat aku tak pernah mengurusi orang sakit sebelumnya. Bahkan Almarhum Suamiku saja tak sempat ku rawat Meski dia mengalami luka parah saat kecelakaan......

"Lis,kamu udah datang! bisa bantu sebentar?!" pinta Bi Marni mengagetkan ku. Aku berlari kecil dan mendekat. ku pegang spatula yang dia serahkan padaku. "Bantuin Saya masak! kamu tolong Bikinin Omlette buat ibu yah. saya mau manasin sup sebentar!" pintanya tergesa. Aku langsung menyambar Teflon di atas kompor, beruntunglah aku pernah belajar membuat Omlette dari video memasak yang pernah ku tonton.

"Syukurlah Kamu datang tepat Waktu Lis," Bi Marni menyajikan semua makanan itu di atas meja makan. aku melihat sekeliling, tampak begitu sepi. "Apa cuma Bu Ayu yang sarapan?" bisikku pada Bi Marni. Dia mengangguk dengan tangan tetap berfokus menata meja.

"Sebentar lagi Bu Ayu keluar,sebaiknya kamu segera masuk ke kamar Mas Sandy! Jangan lupa,sarapannya juga di bawa!" pintanya sembari terus melihat kearah jam dinding. aku mengangguk dan segera berlari menuju dapur lalu mengambil nampan berisi sarapan untuk 'Pasien' baru ku.

Setibanya di depan pintu,Aku berhenti sejenak. AH! sialnya jantungku terasa panas dingin rasanya. Takut jika Mas Sandy ini akan terganggu dan marah, Karna yang Aku dengar dari Bi Marni, tiga ART yang kemarin di pecat adalah atas permintaan Mas Sandy sendiri. Semoga saja Suasana hati Mas Sandy sedang Bagus hari ini. sehingga aku tak terkena Pelampiasan Emosinya.

KLEK,

"Permisi Mas,sudah waktunya sarapan!" Aku membuka pintu dan menyapa nya dengan suara selembut Mungkin. Ku lihat Mas Sandy masih terlelap,apakah semalaman dia tak tidur? Pikirku. Atau memang dia terbiasa bangun siang? Aku menyimpan nampan itu di atas meja,ku tatap Ragu wajahnya yang masih sedikit bengkak itu. Bengkak saja masih terlihat jelas Bahwa 'Pasien' ku ini tampan sekali. Apalagi jika luka-luka di wajahnya sudah menghilang.

Astagfirullah Lis!! Desisku menggeleng tak percaya dengan isi kepalaku barusan. Tapi kenapa Mas Sandy bisa kecelakaan yah? Apa dia ngebut-ngebutan? Atau dia mabuk seperti Almarhum suami ku?

"A-Aairrrh!" Gumamnya yang langsung membuatku terkesiap.

"Hah! kenapa Mas?" Aku mendekat panik.

"Aairrrrrr..Haus! Airrrr!" pintanya nampak susah membuka mulut.

"Oh,Air minum ya Mas. Ini Mas!" Ku raih dengan segera gelas yang ada di nakas lalu ku arahkan sedotan itu ke dalam mulutnya. "Pelan,pelan aja Mas. Biar Enggak keselek!" Pintaku cemas.

"Baweeel.." Dengusnya kesal

"Hah?! kenapa mas?" suaraku agak meninggi. sepertinya sifat panik ku ini memang sulit hilang, aku mudah berteriak jika tengah gusar. Mas Sandy memalingkan muka dan menyudahi aktivitas minumnya.

"Maaf Mas,saya terlalu panik!" Aku menyimpan kembali air minum itu,dan beralih membawa sup jamur dam bubur.

"Mas Sandy harus sarapan dulu Mas, biar obatnya bisa diminum." Aku mendekat,namun dirinya masih menoleh kearah berlawanan dan tak menyahutiku. Aku menghela nafas dalam. Bingung juga harus seperti apa menghadapi orang yang sakit seperti ini. Bi Marni bilang,Mas Sandy sangat syok dengan kecelakaan yang menimpanya sehingga Emosinya menjadi tidak Stabil setelah perawatan. Bahkan dia Memaksa ingin pulang dari Rumah Sakit meski para Dokter sudah melarangnya.

"Kalau Mas Sandy, tidak makan. gimana saya bisa kerja Mas?" keluhku. Kemudian pemuda itu tampak mengangkat sebelah tangan kanannya dan mengisyaratkan Aku untuk pergi.

Aku menatapnya bingung.

"Maaf Mas,saya gak akan pergi sebelum Mas Sandy mau sarapan dan minum obat!" Aku bersikukuh.

BUUKGH!

Mas Sandy memukul keras Bantalnya tentu dengan tangan kanannya yang masih leluasa itu. Aku tersentak kaget, ku pikir orang dalam keadaan seperti itu tak memiliki tenaga untuk sekedar marah-marah atau bahkan memukul sesuatu. Apa benar dia ini sakit? Atau hanya berpura-pura? lagi-lagi akal sehatku bertanya-tanya.

"Atau Mas Sandy perlu sesuatu? ke toilet misalnya? saya bisa bantu kok Mas?" aku menawarkan diri. Bagiku sudah tak ada perasaan Risih jika melihat orang dalam keadaan tak berdaya begini.

Akhirnya Mas Sandy berbalik badan dan Mencoba Bangkit dengan sisa tenaga dari tangan sebelah kanannya.dia tampak meremas sisi ranjang sekuat tenaga,Aku mencoba membantu dan mengambilkan Kruk.

"Mas yakin bisa bangun?" tanyaku cemas.

"Saya gak Cacat!" Dengusnya seakan tak suka jika aku mengkhawatirkan kondisi nya.

"Ini Kruk-nya Mas," Aku mencoba mengekorinya perlahan dan tak mempertanyakan hendak kemana dia pergi, karna Ku pikir Mood -nya sedang tidak stabil.

"BUKA!" pintanya dengan suara agak tinggi. seketika aku paham saat wajahnya mengarah ke kamar mandi.

"Baik Mas," Kubuka pintu itu perlahan dan menunggu Mas Sandy masuk ke dalam kamar mandi.

"Mas Mau Mandi? Atau buang air?" Aku menatapnya penasaran. Pemuda itu terlihat melirik kearahku dengan Tatapan tajam seolah Kesal dengan pertanyaanku. Meskipun Rasanya, tak ada yang salah dengan pertanyaanku. setidaknya itu yang ku tangkap dari ekspresi wajahnya barusan.

"Keluarrr!" Perintahnya sinis.

Aku bergegas keluar kamar mandi dan menunggunya di kursi yang sudah tersedia di dekat jendela. jendela kamarnya memiliki sisi yang strategis sehingga bisa melihat luas kearah jalan raya yang biasa ku lewati. bahkan atap gedung sekolah Andi pun bisa terlihat.

AH! Aku jadi teringat Andi,di jam-jam Segini biasanya para murid akan melakukan pembiasan dengan berbaris di depan kelas. Aku kembali menoleh kearah pintu kamar mandi. kenapa Mas Sandy begitu lama,apa dia kesulitan? tapi tak mungkin dia diam saja, setidaknya dia bisa berteriak minta tolong. atau menghentak-hentakan Kruk nya jika terjadi sesuatu.

BYURRRR!

Terdengar suara air tumpah. Aku bangkit dan mendekati Pintu kamar Mandi.

"Mas, Mas Sandy baik-baik aja kan?" tanyaku sembari menempelkan telinga pada sisi luar daun pintu.

PRAKK!

Detik Berikutnya terdengar suara Kruk yang terjatuh.

"Mas! Mas Sandy?!" Ku coba memanggil namanya, meski tak ada jawaban apapun dari dalam sana.

• • • • • • •

Episodes
1 ~PROLOG~
2 01• Pekerjaan Baru
3 02•Tatapan Iba
4 03•Pemarah
5 04•
6 05•
7 06•
8 07•
9 08•
10 09•
11 •10
12 •11
13 •12
14 •13
15 •14
16 •15
17 •16
18 •17
19 •18
20 •19
21 •20
22 •21
23 •22
24 •23
25 •24
26 •25
27 •26
28 •27
29 •28
30 •29
31 •30
32 •31
33 •32
34 •33
35 •34
36 •35
37 •36
38 •37
39 •38
40 •39
41 •40
42 •41
43 •42
44 •43
45 •44
46 •45
47 •46
48 •47
49 •48
50 •49
51 •50
52 •51
53 •52
54 •53
55 •54
56 •55
57 •56
58 •57
59 •58
60 •59
61 •60
62 •61
63 •62
64 •63
65 •64
66 •65
67 •66
68 •67
69 •68
70 •69
71 •70
72 •71
73 •72
74 •73
75 •74
76 •75
77 •76
78 •77
79 •78
80 •79
81 •80
82 •81
83 •82
84 •83
85 •84
86 •85
87 •86
88 •87
89 •88 --
90 SANDY HADIWIJAYA POV
91 •90
92 •91
93 •92--
94 •93--
95 •94--
96 •95--
97 •96--
98 •97--
99 •98--
100 •99--
101 •100--
102 •101
103 •102
104 •103
105 •104
106 •105
107 •106
108 •107
109 •108
110 •109
111 •110
112 •111
113 •112
114 •112
115 •113
116 •114
117 115• Hari pertama menjadi istri
118 •116
119 •117
120 •118
121 •119
122 •120
123 •121
124 •122
125 •123
126 •124
127 •125
128 •126
129 •127
130 •128
131 •129
132 •130
133 •131
134 •132
135 •133
136 •134
137 •135
138 •136
139 •137
140 •138
141 •139
142 •140
143 •141
144 •142
145 •143
146 •144
147 •145
148 •146
149 •147
150 •148
151 •149
152 •150
153 •151
154 •152
155 •153
156 •154
157 •155
158 •156
159 •157
160 •158
161 •159
162 •160
163 •161
164 •162
165 •163
166 •164
167 •165
168 •166
169 •167
170 •168
171 •169
172 •170
173 •171
174 •172
175 •173
176 •174
177 •175
178 •176
179 •177
180 •178
181 •179
182 •180
183 •181
184 •182
185 •183
186 •184
187 •185
188 •186
189 •187
190 •188
191 •189
192 •190
193 •191
194 •192
195 •193
196 •194
197 •195
198 •196
199 •197
200 •198
201 •199
202 •200
203 •201
204 •202
205 •203
206 •203
207 •204
208 •205
209 •206 END
210 ••Ekstra Part••
Episodes

Updated 210 Episodes

1
~PROLOG~
2
01• Pekerjaan Baru
3
02•Tatapan Iba
4
03•Pemarah
5
04•
6
05•
7
06•
8
07•
9
08•
10
09•
11
•10
12
•11
13
•12
14
•13
15
•14
16
•15
17
•16
18
•17
19
•18
20
•19
21
•20
22
•21
23
•22
24
•23
25
•24
26
•25
27
•26
28
•27
29
•28
30
•29
31
•30
32
•31
33
•32
34
•33
35
•34
36
•35
37
•36
38
•37
39
•38
40
•39
41
•40
42
•41
43
•42
44
•43
45
•44
46
•45
47
•46
48
•47
49
•48
50
•49
51
•50
52
•51
53
•52
54
•53
55
•54
56
•55
57
•56
58
•57
59
•58
60
•59
61
•60
62
•61
63
•62
64
•63
65
•64
66
•65
67
•66
68
•67
69
•68
70
•69
71
•70
72
•71
73
•72
74
•73
75
•74
76
•75
77
•76
78
•77
79
•78
80
•79
81
•80
82
•81
83
•82
84
•83
85
•84
86
•85
87
•86
88
•87
89
•88 --
90
SANDY HADIWIJAYA POV
91
•90
92
•91
93
•92--
94
•93--
95
•94--
96
•95--
97
•96--
98
•97--
99
•98--
100
•99--
101
•100--
102
•101
103
•102
104
•103
105
•104
106
•105
107
•106
108
•107
109
•108
110
•109
111
•110
112
•111
113
•112
114
•112
115
•113
116
•114
117
115• Hari pertama menjadi istri
118
•116
119
•117
120
•118
121
•119
122
•120
123
•121
124
•122
125
•123
126
•124
127
•125
128
•126
129
•127
130
•128
131
•129
132
•130
133
•131
134
•132
135
•133
136
•134
137
•135
138
•136
139
•137
140
•138
141
•139
142
•140
143
•141
144
•142
145
•143
146
•144
147
•145
148
•146
149
•147
150
•148
151
•149
152
•150
153
•151
154
•152
155
•153
156
•154
157
•155
158
•156
159
•157
160
•158
161
•159
162
•160
163
•161
164
•162
165
•163
166
•164
167
•165
168
•166
169
•167
170
•168
171
•169
172
•170
173
•171
174
•172
175
•173
176
•174
177
•175
178
•176
179
•177
180
•178
181
•179
182
•180
183
•181
184
•182
185
•183
186
•184
187
•185
188
•186
189
•187
190
•188
191
•189
192
•190
193
•191
194
•192
195
•193
196
•194
197
•195
198
•196
199
•197
200
•198
201
•199
202
•200
203
•201
204
•202
205
•203
206
•203
207
•204
208
•205
209
•206 END
210
••Ekstra Part••

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!