PEREMPUAN ITU (END)
Namaku Alis Anjani. aku berumur 30 tahun. aku seorang ibu yang memiliki putra yang sangat tampan bernama Andi. anakku baru saja berusia 10 tahun dan sekarang dia duduk di kelas 4 sekolah dasar.
Aku seorang Single mom, dan bagiku itu bukan sebuah masalah apalagi aib. Karna menjadi seorang ibu tunggal atau tidak. tak akan mengurangi makna dari kata IBU itu sendiri.
Sejujurnya jika Aku bisa memilih, Aku hanya ingin menjadi wanita biasa saja yang bekerja di rumah dan mengurusi putraku Satu-satunya.
Namun Ternyata,Tuhan mempunyai rencana lain dan lebih menginginkanku menjadi wanita pekerja keras. Kuat dan Mandiri. Terdengar Hebat Bukan?! Padahal itu sangatlah melelahkan.
Pagi ini Ku susuri Jalanan yang tampak lengang,karna waktu masih menunjukkan pukul 06.30 pagi. Beruntunglah ini hari Minggu, jadi aku bisa membiarkan Anakku tidur dengan tenang. setelah meninggalkan selembar Catatan kecil di atas meja makan. hal yang sudah menjadi kebiasaan kami semenjak setahun belakangan ini.
Aku menyetop Salah satu angkutan Umum yang kebetulan melintas. kursi penumpang terlihat lengang, aku memilih untuk duduk di dekat pintu saja, agar lebih mudah untuk segera turun.
"Kemana Lis, pagi-pagi begini?" Sang supir menoleh dan membuka masker yang bertengger di wajahnya. Aku terkesiap sesaat, kupikir siapa karna tiba-tiba menyapaku. "Eh, mang Arif. kirain siapa! biasalah mang,ke tempat kerja." jawabku dengan senyum seramah mungkin.
"Kerja? ini kan hari Minggu. Kerja apa emangnya?" Mang Arif masih nampak serius mengemudikan mobilnya.
"Kerja Di Rumahan mang, kebetulan aku cuma mau ketemu sama Yang punya rumah dulu,kerja nya sih mulai besok," jawabku sembari merogoh beberapa lembar uang di saku baju yang sudah aku siapkan dari rumah.
"Oh begitu,Bukannya dulu kerja di pabrik?" Mang Arif menoleh sesaat, dia hafal betul pekerjaan ku setelah aku seringkali naik kendaraan umum miliknya saat bekerja di pabrik dulu.
"Udah enggak Mang,pabrik jauh dari Rumah. Kasian Andi." tukasku beralasan. "Iya juga yah,mana kamu sering pulang malam lagi. Bahaya sekali buat perempuan Lis." Timpalnya seolah setuju dengan Alasanku.
"Iya mang,Alis juga was-was kalo pulang malem. mang Arif,saya turun di depan aja yah!" aku menunjuk salah satu Tempat yang merupakan kawasan perumahan elit. "Oke,siap" mang Arif bergegas memberhentikan mobilnya. aku mengeluarkan dua lembar uang dua ribuan lalu pergi setelah sebelumnya pamit.
Ku Tatap Lama kawasan Rumah Elit itu, Melihat 4 orang Security berjaga di depan saja sudah membuatku ngeri. Betapa pentingnya orang-orang yang tinggal di kawasan ini.
"Nyari Siapa Mbak?" salah seorang Security Lebih dulu mengintrogasiku
"InI pak, saya mau ketemu dengan Bu Rahayu. yang tinggal di kompleks ini" aku mengeluarkan secarik kertas yang berisikan alamat rumahnya. Security tersebut manggut-manggut sembari mengingat. "Oh,Bu Rahayu Hadiwijaya. silahkan masuk kalo gitu, alamatnya gak jauh dari jalan utama ini kok. rumahnya yang paling besar menghadap ke timur."Jelasnya. aku mengangguk sembari berlalu Melewati Pos Security itu.
Setelah 15 Menit berjalan,aku tiba di depan sebuah rumah yang Sangat besar dibandingkan dengan rumah lainnya yang berukuran 'Normal'.
Baru saja Aku menginjak halaman depan yang terlihat sepi, Niat hati ingin Menekan Bell aku malah dikagetkan dengan suara yang muncul dibelakangku. "Neng Alis yah?!" aku menoleh kaget, dan melihat sosok wanita Paruh baya membawa barang belanjaan ditangannya. "I-iiya, Ibu yang punya rumah ini? Bu Rahayu?" tanyaku tak yakin karna melihat penampilan sederhananya yang tak sebanding dengan rumah mewah itu. wanita tua itu mengulum senyum. "Saya Marni,yang kerja disini. Bu Ayu udah ngasih tau saya soal ART Baru, ayo lewat sini!" ajaknya menarik lembut tangan ku melewati sebuah pintu di samping pagar besar tempat aku berdiri tadi.
"Kamu punya pengalaman Merawat pasien yah?" Tanya bi Marni kemudian.
"Enggak.Emang yang kerja disini harus lulusan keperawatan?"aku balik bertanya cemas. Karna seingatku, Bu Dewi tak menyebutkan persyaratan itu saat memintaku bekerja disini. "Enggak juga sih, bibi cuma penasaran aja." jawabnya singkat. kami melewati pinggir halaman lalu masuk kesebuah ruangan yang bisa ku tebak adalah dapur kotor dan gudang, karna terdapat banyak barang-barang bertumpuk disisi dindingnya. Kami Lalu masuk ke salah satu pintu yang langsung terhubung ke ruangan besar. mungkin itu ruang santai atau ruang keluarga. yang jelas aku terus saja memperhatikan detail tempat itu karna benar-benar memanjakan mata.
"Sini masuk, ganti sandalnya!" Bi Marni menunjuk sendal rumah yang sudah tersedia. "Duduk dan tunggu disini sebentar ya!" pintanya dengan sopan, lalu meninggalkanku dan menghilang di balik ruangan lainnya. Aku menelan ludah getir, siapa saja yang tinggal di Rumah Besar ini? kenapa begitu sepi? apakah semua orang pergi bekerja? Pasti akan sangat melelahkan bekerja seharian di rumah ini. Pikirku tak henti.
Rumah dengan Cat dinding berwarna putih bersih itu dipenuhi perabotan Bagus dan sudah pasti Mahal. Ada Satu Foto besar di tengah ruangan. Foto sepasang suami istri yang mungkin adalah Orang Tua Bu Rahayu ketika masih muda, cantik dan gagah. aku tersenyum tipis,Bagus juga seandainya aku memasang fotoku dan Andi sebesar itu di ruang tengah. "Huh! Pasti biaya cetaknya sangat mahal." aku mengernyit ngilu membayangkan berapa besar uang yang harus ku keluarkan. Lebih baik kupakai saja uangku untuk membetulkan sepeda Andi, dia sudah lama merengek ingin pergi sekolah dengan sepedanya.
"Kamu Alis yah? Maaf lama menunggu," Aku lagi-lagi terkesiap. suara itu terdengar lembut dan mampu membuat otakku membeku sesaat.
"Eh, iya. Bu Rahayu!" Aku memekik kecil. sudah pasti inilah orangnya, Wanita berusia 40 Tahunan itu terlihat cantik dan elegan, bahkan tatanan Rambutnya sangat indah dan modis. Aku Bangkit saat dia mengulurkan tangan untuk bersalaman. bahkan wanita sekelasnya tidak ragu untuk menjabat tanganku. sungguh suatu kehormatan. Aku kembali duduk setelah Bu Ayu mempersilahkan.
"Gimana tadi di jalan? gak nyasar kan?" tanyanya berusaha akrab. sungguh diluar dugaan, ku kira Orang kaya tak akan bertanya Hal-Hal sepele seperti itu.
"Alhamdulillah Enggak Bu."
"Bagus kalo begitu. Oh iya, saya dengar kamu singlemom ya? Maaf." selidiknya
"Iya Bu. Saya punya anak satu,kebetulan sudah kelas 4 SD."
"Wah hebat,berarti anaknya sudah mandiri yah? baguslah,saya harap kamu betah disini. karna saya sudah capek gonta ganti pekerja." Bu Ayu mengakhiri kalimatnya dengan senyuman yang sulit ditebak.
"Iya Bu. Saya akan berusaha sebaik mungkin,agar tidak mengecewakan Ibu" timpalku Tanpa rasa curiga
"Syukurlah.Tapi maaf ya, saya gak bisa lama-lama karna masih harus ke kantor. Nanti sisanya Bi Marni yang kasih tahu. Kalo ada apa-apa kamu ngomong aja." pungkasnya kemudian Lalu bangkit dan memanggil Bi Marni.
Tak berapa lama Bi Marni datang dengan secangkir teh panas. "Diminum dulu, nanti saya kasih tahu dan jelasin apa aja yang harus kamu kerjakan." tukasnya menyodorkan minuman itu yang ku sambut dengan bergegas karna tak sabar ingin segera tahu apa-apa saja hal yang harus Aku lakukan di rumah besar ini.
Setelah berbincang sedikit dengan Bi Marni tentang latar belakangku yang memang tak ada pengalaman menjadi ART, tapi aku pernah bekerja cukup lama di sebuah pabrik besar. aku meyakinkan Bi Marni bahwa aku terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari. jadi dia tak perlu Cemas dengan kinerjaku. Akhirnya aku di ajaknya menuju salah satu ruangan di lantai atas. sebenarnya aku heran, kenapa Bi Marni tak mengajak ku berkeliling ke ruang makan atau dapur atau Binatu. tempat yang biasa ART tinggali untuk bekerja. Tapi dia malah membawaku ke sebuah tempat yang bisa di bilang ruang pribadi. Ada Lima kamar yang berjajar saling berhadapan,satu kamar utama terlihat lebih besar. aku pikir kami akan berjalan menuju kamar itu, tapi nyatanya kami sudah berhenti di kamar kedua.
"Ini kamar siapa Bi?" Tanyaku polos.
"Ayo Masuk! Nanti saya jelaskan di dalam saja." sahutnya bergegas masuk.
Ku langkahkan kakiku perlahan, ruangan yang terasa lebih hangat dibandingkan dengan suhu diluarnya membuatku semakin bertanya-tanya.
Apakah kamar orang kaya seperti ini, memiliki pengatur suhu yang berbeda-beda di setiap tempatnya.
Namun Rasa penasaran ku teralihkan Oleh sebuah Objek yang ku lihat terbaring di atas Ranjang.
• • • • •
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
abdan syakura
Assalamu'alaikum
Salken, kak
Aq mampir nih...
2023-01-28
1